Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN AUDIT
Apabila salah satu dan dari tiga kondisi di atas menunjukkan gejala
penyimpangan yang bernilai material, maka laporan selain laporan wajar tanpa
syarat harus diterbitkan. Tiga jenis utama laporan audit yang diterbitkan sesuai
dengan ketiga kondisi tersebut adalah laporan wajar dengan pengecualian
(qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), serta menolak
memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Materialitas
Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentukan
jenis laporan audit yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu. Sebagai
contoh, jika kesalahan penyajian relatif tidak material terhadap laporan keuangan
suatu entitas selama periode berjalan, maka tepat untuk menerbitkan pendapat
wajar tanpa syarat.
Situasinya akan berubah total apabila jumlahnya signifikan sehingga
keseluruhan laporan keuangan akan dipengaruhi secara material. Dalam kondisi
ini, auditor perlu menolak memberikan pendapat atau menerbitkan pendapat
tidak wajar, tergantung pada sifat salah saji tersebut. Dalam situasi-situasi yang
tingkat materialitasnya lebih rendah, akan lebih tepat jika menerbitkan pendapat
wajar dengan pengecualian.
Tingkat Materialitas
Definisi umum dan materialitas yang diterapkan dalam bidang akuntansi
dan juga berlaku dalam pelaporan audit adalah sebagai berikut : Kesalahan
penyajian laporan keuangan dapat dianggap material jika kesalahan penyajian
tersebut mempengaruhi keputusan para pengguna laporan. Dalam penerapan
definisi ini, terdapat tiga tingkat materialitas digunakan untuk menentukan jenis
pendapat yang akan diterbitkan.
Jumlahnya tidak Material Jika terdapat salah saji dalam laporan
keuangan tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan, hal
tersebut dianggap sebagai tidak material. Karena itu, pendapat wajar tanpa
syarat layak untuk diterbitkan.
Nilainya Material tetapi Tidak Mempengaruhi Keseluruhan
Penyajian Laporan Keuangan Tingkat materialitas yang kedua terjadi apabila
terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan mempengaruhi
keputusan para penguna laporan, namun laporan keuangan secara keseluruhan
tetap disajikan secara wajar dan karenanya masih berguna.
Nilai Sangat Material sehingga Kewajaran Seluruh Laporan
Keuangan Dipertanyakan
Tingkat materialitas tertinggi terjadi ketika terdapat probabilitas yang
sangat tinggi bahwa pengguna laporan akan membuat keputusan yang tidak
benar jika pengguna laporan menyandarkan dirinya pada keseluruhan laporan
keuangan dalam pembuatan keputusan mereka.
Saat menentukan tingkat materialitas dari suatu kesalahan penyajian,
maka auditor harus memepertimbangkan seberapa besar pengaruh kesalahan
penyajian tersebut terhadap bagian-bagian laporan keuangan lainnya. Hal ini
disebut sebagai tingkat resapan (pervasiveness).
Terukur
Nilai uang dari sejumlah kesalahan penyajian tidak dapat diukur secara
akurat. Contohnya ketidaksediaanya seorang klien untuk mengungkapkan suatu
gugatan pengadilan yang sedang berlangsung atau pembelian sebuah
perusahaan baru yang dilakukan setelah tanggal neraca adalah sulit dilakukan,
jika memungkingkan, untuk diukur dalam satuan uang.
Kondisi yang
memerlukan
penyimpangan dari
Laporan Bentuk Baku
Wajar dengan
Menolak
Lingkup audit dibatasi oleh Wajar tanpa pengecualian atas
memberikan
klien atau kondisi lain syarat lingkup, paragraf
pendapat
tambahan
Paragraf
Penyusunan laporan tambahan dan
Wajar tanpa Pendapat tidak
keuangan tidak sesuai wajar dengan
syarat wajar
dengan GAAP/PSAK pendapat
pengecualian
Auditor tidak independen Menolak memberikan pendapat
Proses Pembuatan Keputusan Auditor untuk Penerbitan Laporan Audit
Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik dalam
memutuskan laporan audit yang tepat pada serangkaian situasi tertentu.
Pertama auditor harus menilai apakah ada kondisi yang menyebabkan
penyimpangan. Jika kondisi tersebut ada, auditor kemudian harus menilai
materialitas kondisi tensebut dan menentukan jenis laporan audit yang tepat.
Langkah-langkahnya yaitu :
1. Menentukan apakah terdapat kondisi yang memerlukan
penyimpangan dari laporan audit bentuk baku
Apabila ada kondisi tersebut, auditor mengevaluasi pengaruh potensialnya
terhadap laporan keuangan dan mengidentifikasikan kondisi-kondisi
tersebut beserta informasinya ke dalam kertas kerja auditor sebagai bahan
diskusi untuk menentukan laporan audit apa yang tepat untuk diterbitkan.
2. Memutuskan Tingkat Materialitas tiap-tiap kondisi
Dalam kondisi terdapat penyimpangan dari GAAP atau pembatasan lingkup
audit, auditor harus memutuskan apakah hal tersebut tidak material,
material , atau sangat material. Memutuskan tingkat materialitas
merupakan hal yang sulit dan membutuhkan pertimbangan yang matang.
3. Memutuskan jenis laporan audit yang tepat bagi kondisi tertentu,
pada tingkat materialitas tertentu
Setelah memutuskan kedua hal yang pertama, maka merupakan hal yang
mudah untuk memutuskan jenis pendapat yang akan dikeluarkan dengan
bantuan suatu alat pembantu pembuat keputusan.
4. Menuliskan laporan audit
Mayoritas kantor akuntan publik telah memiliki file komputer yang telah
berisi kalimat yang tepat untuk masing-masing kondisi yang berbeda yang
dapat membantu auditor dalam menuliskan laporan auditnya.
Auditor sering kali menghadapi situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi
yang membutuhkan penyimpangan dari laporan wajar tanpa syarat atau
modifikasi dari laporan audit bentuk baku. Situasi-situasi berikut merupakan
contoh ketika diperlukan lebih dan satu modifikasi kalimat untuk dicantumkan
dalam laporan:
• Auditor tidak independen dan mengetahui jikaa perusahaan tidak mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Terdapat pembatasan ruang lingkup audit dan ada keraguan akan
kemampuan perusahaan untuk terus bertahan (going concern).
• Terdapat keraguan akan kelangsungan hidup perusahaan, namun informasi
mengenai penyebab ketidakpastian ini tidak diungkapkan secara memadai
pada catatan laporan keuangannya.
• Terdapat deviasi (penyimpangan) terhadap GAAP dalam penyusunan laporan
keuangan dan ketidak konsistenan penerapan prinsip-prinsip akuntansi
tersebut.