Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi kepera
watan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang
mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan kebuda
yaan dan kebiasaan-kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop, tissue untu
k para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika berjalan
dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, mengikuti perkemban
gan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiat
an profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi ba
gian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan
keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting da
lam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi. Pemili
k dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan yang sama sekali tidak memili
ki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profe
si dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yan
g ada. Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingan para Perawat Indonesia bila
di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipina dan India. Pemicu yan
g paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih meng
gunakan â Bahasa Indonesiaâ sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut ya
ng membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global.Disisi lain dengan berk
embangnya pola pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan kesempatan pada peraw
at untuk memperluas peran dan fungsinya, sehingga perlu ditunjang dengan latar b
elakang jenjang pendidikan tinggi dalam bidang keperawatan termasuk pendidikan s
pesialistik, sehingga mampu bekerja pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Isu hangat di berbagai pertemuan keperawatan baik regional maupun nasional adala
h isu tentang jasa keperawatan. Hal ini merupakan kebutuhan mendesak, karena dap
at menimbulkan dampak serius, seperti penurunan mutu pelayanan, meningkatnya kel
uhan konsumen, ungkapan ketidakpuasan perawat lewat unjuk rasa dan sebagainya. I
su ini jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat m
enghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan ja
sa pelayanan kesehatan, menghambat perkembangan rumah sakit serta menghambat upa
ya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi. Hal ini juga terkait dengan ke
siapan Indonesia menghadapi AFTA 2003.
Menurut Muhammad (2005) dan kompas (2001), Ada beberapa hal yang bisa dilakukan
untuk mengatasi masalah tenaga perawat yang menganggur , antara lain :
1. Mengembangkan praktik mandiri keperawatan secara berkelompok maupun indi
vidu untuk konsultasi, melakukan kunjungan rumah, home care untuk pasien termina
l
2. Perawat bisa bekerja di perusahaan untuk menjaga kesehatan pekerja dan
kecelakaan kerja
3. Perawat dapat melakukan dan terlibat secara aktif dalam melakukan riset
dan penelitian di bidang keperawatan
4. Pemerintah memfasilitasi dan menggalakkan penempatan tenaga perawat di l
uar negeri bagi perawat yang memenuhi kualifikasi.
5. Memberi sangsi kepada rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan ya
ng memberikan gaji di bawah standar.
Pada akhirnya keperawatan yang bermutu adalah suatu bentuk pelayanan yang mampu
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai pelanggan. Untuk mencapainya Pera
wat dapat memulai dari dirinya sendiri, Perawat harus bekerja sesuai standar pr
aktek pelayanan keperawatan sesuai wewenang dan tangung jawabnya, selalu berupay
a mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan sert
a sistem jenjang karir.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah menejemen d
an kepemimpinan dalam keperawatan yang menjadi beban studi di semester III. Sela
in itu untuk menambah pengetahuan penulis tentang pengembangaan staff dan pertu
mbuhan dalam praktek keperawatan sehingga dapat diterapkan dalam tatanaan nyata.
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini mengguanakan metode kepustakaan dimana bahannya berasal da
ri browsing di internet.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, berisikan latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sist
ematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI, yang berisikan pengembangan staff dan pertumbuhan dalam
praktek keperawatan
BAB III : PENUTUP yang terdiri kesimpulan dan penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sistem Pengembangan Karir Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional dan dapat menunj
ang pembangunan kesehatan, hal tersebut memberi dampak langsung pada mutu pelaya
nan di rumah sakit sehingga pelayanan yang diberikan akan berkualitas dan dapat
memberikan kepuasan pada pasien sebagai penerima pelayanan maupun perawat sebaga
i pemberi pelayanan. Pemberdayaan sumber daya manusia mulai dari proses rekruitm
en, seleksi dan penenpatan, pembinaan serta pengembangan karir harus dikelola de
ngan baik, agar dapat memaksimalkan pendayagunaan tenaga perawat dan memberikan
kepuasan kerja bagi perawat.
Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya
tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual, tehnikal da
n interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan kaidah etik
dan moral (Hamid, 2000). Pada kenyataannya saat ini tenaga perawat yang ada dila
pangan masih belum memenuhi standar. Pelayanan keperawatan yang berkualitas sang
at dipengaruhi oleh faktor balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang tepat
sesuai dengan keahliannya, berat ringannya pekerjaan dan sifat pekerjaan yang m
onoton, suasana dan lingkungan pekerjaan, peralatan yang menunjang, serta sikap
pimpinan atau supervisor dalam memberikan bimbingan dan pembinaan.
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana kar
ir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keah
liannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan da
n potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan ber
usaha mengontrol karirnya dan memilih karir yang lebih baik sehingga ia terus be
rprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000). Sehubungan deng
an hal tersebut manajemen rumah sakit harus berusaha mencitakan kepuasan kerja s
ebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan disiplin perawat menin
gkat serta mendukung terwujudnya rumah sakit (Hasibuan, 2003).
Menurut Gibson (1996) bahwa peningkatan jenjang/ posisi dan peningkatan penghasi
lan merupakan hasil kerja staf yang produktif. Menurut pendapat penulis penerapa
n dan pemberlakuan pengembangan jenjang karir di lahan klinik merupakan suatu pe
rubahan yang mendasar bagi suatu organisasi pelayanan kesehatan dan merupakan up
aya manajer keperawatan untuk terus mengembangkan diri perawat, sehingga perawat
dapat mencapai kepuasan karir dan kepuasan kerja. Hal ini merupakan salah satu
tantangan yang berat bagi manajemen rumah sakit saat ini, karena dalam pelaksana
annya membutuhkan kerjasama dan partisipasi antara pihak manajemen rumah sakit d
an staf keperawatan (Marquis, 2000)
1. Pengertian Karir
Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan
usianya (Robbins ,2001) Hal ini didukung oleh pendapat Saroso (2003), bahwa kar
ir adalah suatu jalur yang dipilih atau kontrak yang dibuat seseorang untuk berk
ontribusi dalam suatu profesi dengan memuaskan.
Menurut pendapat penulis untuk mendapatkan karir yang berhasil harus dibangun ol
eh diri perawat sendiri dan penilaian dari lingkungan terhadap analisa pekerjaan
ya dan sehubungan dengan hal tersebut perawat harus terus memelihara dan menjaga
pengetahuan dan ketrampilannya tetap mutakhir. Pemilihan karir secara bertahap
akan menjamin individu untuk mempraktikkan bidang profesinya karena karir merupa
kan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan jasa.
2. Pengembangan Karir
Robbins (2001) menyatakan bahwa perawat menpunyai tanggung jawab utama terhadap
karirnya sendiri. Selanjutnya ia menguraikan bahwa karir keperawatan mempunyai t
iga komponen utama yaitu jalur karir, perencanaan karir dan pola karir.
Komponen pertama adalah jalur karir, yaitu lintasan yang dapat ditempuh oleh seo
rang perawat mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, yang mungkin
dapat dicapai apabila perawat mampu bekerja secara produktif, loyal kepada organ
isasi, menunjukkan perilaku yang profesional, serta mampu untuk tumbuh dan berke
mbang dan memberi kesempatan kepada perawat untuk berprestasi dan meniti karir k
e jenjang yang lebih tiinggi, serta berhak mendapat imbalan sesuai jalur yang pr
ofesional.
Komponen kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan tanggung jawab perawat s
endiri untuk melakukan evaluasi diri atau menseleksi jalur karir tentang pencapa
ian pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan
penyusunan tujuan karir, dan bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga
dapat mengembangkan profesionalisme. Dalam perencanaan karir dibutuhkan seorang
perawat konselor karir/ supervisor/ staf pengembangan yang akan menolong perawa
t pelaksana mengkaji dan menganalisa minat, keterampilan, dan pilihannya, sehing
ga dapat membantu memudahkan perawat pelaksana mencapai karirnya.
Komponen ketiga adalah pola pengembangan karir, merupakan suatu metoda atau sist
em dimana manajer keperawatan membantu perawat profesional memilih tujuan karir,
mengarahkan dalam merencanakan karir untuk meraih kepuasan karir dan mencapai t
ujuan karir yang telah ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan keahliannya.
Ada enam prinsip pengembangan karir perawat (Direktorat Keperawatan Depkes RI, 2
004) Yaitu:
a. Kualifikasi
Kualifikasi perawat dimulai dari lulusan D.III Keperawatan, saat ini sebagian be
sar lulusan SPK, sehingga perlu penanganan khusus terhadap pengalaman kerja, lam
anya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan sertifikasi.
b. Penjenjangan
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan kepe
rawatan yang akontebel dan etis sesuai dengan batas kewenangan praktek dan kompl
eksitas masalah pasien.
Penerapan asuhan keperawatan
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatan langsung sesuai
standar praktik dan kode etik.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.asuhankeperawatan.com/blog/2008/10/31/langkah-langkah-membentuk-komi
te-keperawatan/
http://irwannursing.multiply.com/journal/item/1/
http://perawatblog.blogspot.com/perawatindonesia/34
http://scrib.com/tantangan-dalam-praktek-keperawataan-profesional/
http://www.poltekestniau.ac.id/node/29