You are on page 1of 20

ILMU TENTANG PENERBANGAN

Berikut adalah daftar beberapa singkatan yang sering digunakan dalam penerbangan:

AAL : Above Aerodrome Level


ABN : Abnormal
ACARS : ARINC Communications and Reporting System
ARINC : Communications and Reporting System
ACM : Air Cycle Machine
ACP : Audio Control Panel
ACT : Additional Center Tank
A/C : Aircraft
AGL : Above Ground Level
AH : Alert Height
AIP : Aeronautical Information Publication
ALS : Approach Landing System
ALT : Altitude
ALTN : Alternate
AMSL : Above Mean Sea Level
AOM : Aerodrome Operating Minima / Aeroplane Operating Matters/Manual
A/P : Auto-Pilot
APU : Auxiliary Power Unit
ASAP : As Soon As Possible
ASR : Air Safety Report
APCH : Approach
ATA : Actual Time of Arrival
ATC : Air Traffic Control
ATD : Actual Time of Departure
AWO : All Weather Operations
AWY : Airway
BC : Back Course
BCM : Back Course Marker
BCN : Beacon
BDRY : Boundary
BKN : Broken
BLDG : Building
CAT : Clear Air Turbulence
CAT 1 : Landing Category 1 (2 or 3)
CAT 2 : Category 2 All Weather Operations
CAT 3 : Category 3 All Weather Operations
CAVOK : Ceiling and Visibility OK
C/B : Circuit Breaker
CL : Centerline Lights
COM : Communications Equipment
CRM : Crew resource Management
CRZ : Cruise
D : Day
DA : Decision altitude
DEST : Destination
Dev : Deviation
DH : Decision Height
DIST : Distance
DME : Distance Measuring Equipment
DOW & I : Dry Operating Weight and Index
E : East
EDP : Electronic Data Processing
ELEV : Elevation
EMER : Emergency
ETA : Estimated Time of Arrival
ETD : Estimated Time of Departure
ETOPS : Extended Twin Operations
ETP : Equi Time Point
EXP : Exit Point (ETOPS)
F : Fahrenheit
FIR : Flight Information Region
FISFlight Information Services
FLFlight Level
FLTFlight
FMSFlight Management System
ftFeet
GAGo-around
GMTGreenwich Mean Time
GNDGround
G/SGlide Slope
GSGround Speed
HHour
H2424 Hour Service
HFHigh Frequency (3 to 30 MHz)
HIHigh / High Intensity Light
HgMercury
hPahecto Pascal
HrsHours
HzHertz (cycles per second)
IALInstrument Approach and Landing Chart
IASIndicated Air Speed
IATAInternational Air Transport Association
ICAOInternational Civil Aviation Organisation
IFPSIntegrated Flight Planning System
IFRInstrument Flight Rules
ILSInstrument Landing System
IMCInstrumental Meteorological Conditions
ininch(es)
ISAInternational Standard Atmosphere
ISOInternational Standard Organisation
KCASKnots Calibrated Airspeed
kgkilogram
kHzkilohertz
kmkilometer
ktsknots
LLight / Left
LCTRLocator (Compass)
LDLanding Distance
LDALanding Distance Available
LDGLanding
LLZLocalizer
LMCLast Minute Changes
LMTLocal Mean Time
LPCLess Paper Cockpit
LOCLocalizer
LVPLow Visibility Procedures
mmeter
MAPMissed Approach Point
MAXMaximum
mbMillibar
MDA/HMinimum Descent Altitude / Height
MHzMegahertz
MIDMiddle Runway Portion
MLWMaximum Landing Weight
MmMillimeter
MNPSMinimum Navigation Performance Specification
MOCAMinimum Obstruction Clearance Altitude
MORAMinimum Off-Route Altitude
MSAMinimum Safe (or Sector) Altitude
MSLMean Sea Level
MTOWMaximum Take Off Weight
MZFWMaximum Zero Fuel Weight
NNorth
NANot Applicable
NAVNavigation
NENortheast
NMNautical Miles
NDBNon Directional Beacon
NOTAMNotice To Airmen
NWNorthwest
OATOutside Air Temperature
OCA (H)Obstacle Clearance Altitude (Height)
OEWOperating Empty Weight
OMOperations Manual / Outer Marker
OPSOperations
PAN-OPSProcedures for Air Navigation Services - Aircraft Operations
PAPIPrecision Approach Path Indicator
PARPrecision Approach Radar
PCNPavement Classification Number
PERFPerformance
PFDPrimary Flight Display
PPRPrior Permission Required
QDMMagnetic Bearing to facility
QDRMagnetic Bearing from facility
QFEActual atmosphere pressure at airport elevation
QFUMagnetic Orientation of Runway
QNESea level standard atmosphere (1013 hPa or 29.92’’ Hg)
QNHActual atmosphere pressure at sea level based on local station pressure
RARadio Altitude / Radio Altimeter / Resolution Advisories
REFReference
RFFRescue Fire Fighting
RHRight Hand
RPLRepetitive Flight Plan
RNPRequired Navigation Performance
RORRecord of Revision
RPLRepetitive flight plan
RTORejected Take Off
RTOWRegulated Take Off Weight
RVRRunway Visual Range
RVSMReduced Vertical separation Minima
RWYRunway
SSouth
SARSearch and Rescue
SESouthwest
SIDStandard Instrument Departure
SIGMETInformation concerning en-route weather phenomena, which may affect the
safety of aircraft operations
SNOWTAMSnow Notice to Airmen
SPDSpeed
SRASurveillance Radar Approach
SRESurveillance Radar Element of Precision Approach Radar System
STARStandard Terminal Arrival Route
STDStandard
SWSouthwest
TATraffic Advisories
TAFTerminal Aerodrome Forecast
TASTrue Air Speed
TATTotal Air Temperature
TBCTo Be Confirmed
TBDTo Be Determined
TBNTo Be Notified
TCASTraffic Collision Alert System (Traffic Collision and Avoidance System)
TDZTouch down Zone
TEMPTemperature
TEMPOTemporary
T/OTake-Off
TOCTop Of Climb
TODTop Of Descent
TODATake-Off Distance Available
TOGATake-Off / Go-Around
TOGWTake-Off Gross Weight
TORATake-Off Run Available
TOWTake-Off Weight
TWRTower
TWYTaxiway
UHFUltra High Frequency (300-3000 mHz)
U/SUnserviceable
UTCCo-ordinated Universal Time,sama dengan GMT
VASIVisual Approach Slope Indicator
VFEMaximum Speed Flaps / Slats Extended
VFRVisual Flight Rules
VFTOSpeed Final T/O
VHFVery High Frequency (30-300 MHz)
VISVisibility
VMCVisual Meteorological Conditions
VORVHF Omni-directional Range
V/SVertical Speed
WWest
WPTWay-point
WXWeather
WXRWeather Radar
ZZulu Time (UTC/GMT)
ZFCGZero Fuel Centre of Gravity
ZFWZero Fuel Weight
Fasilitas Navigasi dan Pengamatan, adalah salah satu prasarana
penunjang operasi bandara, dibagi menjadi dua kelompok peralatan,
yaitu : 1. Pen

Fasilitas Navigasi dan Pengamatan, adalah salah satu prasarana penunjang operasi
bandara, dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

1. Peralatan Pengamatan Penerbangan


2. Rambu Udara Radio

1. Peralatan Pengamatan Penerbangan


Peralatan pengamatan penerbangan terdiri dari :

a. Primary Surveillance Radar (PSR) PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan
mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat
tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut
dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di sistem penerima radar.

b. Secondary Surveillance Radar (SSR) SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan
mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat
ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa
pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa
tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke sistem penerima radar.

c. Air Traffic Control Automation (ATC Automation) terdiri dari RDPS, FDPS, ADS-B
Processing dan ADS-C Processing.

d. Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan Automatic Dependent


Surveillance Contract (ADS-C) merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan
pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.

e. Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS)

f. Multilateration

g. Global Navigation Satellite System

2. Peralatan Rambu Udara Radio

Peralatan Rambu Udara Radio, yaitu Peralatan navigasi udara yang berfungsii
memberikan signal informasi berupa Bearing ( arah ) dan jarak pesawat terhadap Ground
Stastion peralatan dan memberikan informasi berupa IDENT.
a. Non Directional Beacon (NDB)

Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low
frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau diluar lingkungan
Bandar udara sesuai fungsi.

b. VHF Omnidirectional Range (VOR)

Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan
dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udar sesuai
fungsinya.

c. Distance Measuring Equipment (DME)

Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/imformasi


jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance).

Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) dengan VOR atau Glide Path
ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara tergantung fungsinya.

Fasilitas Bantu Pendaratan

Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara, dan
dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

1. Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)

2. Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)

1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :

A. Instrument Landing System / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non
visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur
pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara.

Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :

a. Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai


kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi
108 MHz hingga 111,975 MHz

b. Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur
pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.
c. Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap
titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.

Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

· Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker
dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz.

· Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan frekuensi 1300 Hz.

· Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan
dengan kategori I.

B. Runway Visual Range (RVR) adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di
sekitar runway

2. Alat Bantu Pendaratan Visual terdiri dari

2. Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi
dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar
dapat bergerak secara efisien dan aman.

Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu
yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi
tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang
hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.

b. Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang
batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu
memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas
akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan
cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

d. Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan
cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan
berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan
pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang
diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang
menginap atau parkir.

f. Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada
perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi,
arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope
Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi
informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu
penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon, yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2
(dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar,
sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada
umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light, yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini
terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang
memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas
pinggir Apron.

k. Sequence Flashing Light (SQFL), yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada
arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.

l. Traffic Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan
kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap
pesawat terbang yang sedang mendarat.

m. Obstruction Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan
ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada
penerbangan.

n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau
lepas landas suatu pesawat terbang. Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu
prasarana penunjang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

1. Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)

2. Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)


1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :

A. Instrument Landing System / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual)
yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan
pendaratan pesawat di suatu bandara.

Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :

a. Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai


kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi
108 MHz hingga 111,975 MHz

b. Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur
pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.

c. Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap
titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.

Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

· Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker
dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz.

· Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan frekuensi 1300 Hz.

· Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan
dengan kategori I.

B. Runway Visual Range (RVR) adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di
sekitar runway

----------------------------------------

2. Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi
membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan
taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.
Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu
yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi
tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang
hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.

b. Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang
batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu
memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas
akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan
cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

d. Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan
cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan
berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan
pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang
diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang
menginap atau parkir.

f. Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada
perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi,
arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope
Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi
informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu
penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon, yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2
(dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar,
sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada
umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light, yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini
terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang
memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas
pinggir Apron.
k. Sequence Flashing Light (SQFL), yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada
arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.

l. Traffic Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan
kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap
pesawat terbang yang sedang mendarat.

m. Obstruction Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan
ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada
penerbangan.

n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau
lepas landas suatu pesawat terbang. Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu
prasarana penunjang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

1. Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)

2. Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)

1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :

A. Instrument Landing System / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual)
yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan
pendaratan pesawat di suatu bandara.

Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :

a. Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai


kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi
108 MHz hingga 111,975 MHz

b. Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur
pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.

c. Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap
titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.

Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

· Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker
dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz.

· Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan frekuensi 1300 Hz.
· Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan
dengan kategori I.

B. Runway Visual Range (RVR) adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di
sekitar runway

----------------------------------------

2. Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi
membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan
taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.

Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu
yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi
tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang
hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.

b. Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang
batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu
memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas
akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan
cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

d. Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan
cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan
berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan
pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang
diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang
menginap atau parkir.

f. Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada
perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi,
arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.
g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope
Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi
informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu
penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon, yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2
(dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar,
sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada
umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light, yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini
terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang
memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas
pinggir Apron.

k. Sequence Flashing Light (SQFL), yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada
arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.

l. Traffic Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan
kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap
pesawat terbang yang sedang mendarat.

m. Obstruction Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan
ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada
penerbangan.

n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau
lepas landas suatu pesawat terbang. Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu
prasarana penunjang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

1. Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)

2. Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)

1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :

A. Instrument Landing System / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual)
yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan
pendaratan pesawat di suatu bandara.

Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :


a. Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai
kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi
108 MHz hingga 111,975 MHz

b. Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur
pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.

c. Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap
titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.

Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

· Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker
dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz.

· Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan frekuensi 1300 Hz.

· Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan
dengan sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan
dengan kategori I.

B. Runway Visual Range (RVR) adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di
sekitar runway

----------------------------------------

2. Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi
membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan
taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.

Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu
yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi
tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang
hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.
b. Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang
batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu
memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas
akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan
cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

d. Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan
cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan
berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan
pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang
diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang
menginap atau parkir.

f. Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada
perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi,
arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope
Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi
informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu
penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon, yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2
(dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar,
sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada
umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light, yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini
terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang
memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas
pinggir Apron.

k. Sequence Flashing Light (SQFL), yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada
arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.

l. Traffic Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan
kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap
pesawat terbang yang sedang mendarat.
m. Obstruction Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan
ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada
penerbangan.

n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau
lepas landas suatu pesawat terbang.

Bagian - bagian pesawat terbang:


Cockpit tempat pilot mengendalikan dan mengontrol pesawat
Fulsage merupakan badan atau rangka pesawat
Jet engine (mesin jet) yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga yang akan mendorong
pesawat
Elevator berfungsi untuk menaik dan menurunkan hidung pesawat
Rudder berfungsi untuk membelokan pesawat kekanan dan kekiri
Stabilizer berfungsi untuk menjaga pesawat stabil terhadap arah angin

Bagian-bagian sayap pesawat terbang

Wing (sayap) berfungsi untuk membagnkitkan gaya angkat. Sayap pesawat terdiri dari
beberapa bagian berikut[Photo]Spoiler (9) berbentuk plat kecil yang terletak di sayap
pesawat berfungsi untuk mengurangi gaya angkat pesawat sesaat setelah
mendaratAileron (2,3) berfungsi untuk membuat gerakan memutarFlaps (4) berfungsi
untuk menambah gaya angkat saat pesawat dalam kecepatan rendahSlats (6) berfungsi
untuk memperluas area sayap pesawat agar gaya angkat pesawat bertambah

ILS

Fasilitas Bantu Pendaratan

Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu prasarana penujang operasi bandara, dan
dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)


Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)

1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :

A. Instrument Landing Syatem / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual)
yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan
pendaratan pesawat di suatu bandara. Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :

a. Localizer,
yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan pesawat
terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga
111,975 MHz
b. Glide Slope,
yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada
frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.

c. Marker Beacon,
yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan.
dioperasikan pada frekuensi 75 Hz. Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

Outer Marker (OM)


terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan dengan
sinyal 400 Hz.

Middle Marker (MM)


terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300
Hz.

Inner Marker (IM)


terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal 3000 Hz.

B. Runway Visual Range (RVR)


adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk memperoleh informasi meteorologi
(cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di sekitar runway

2. Airfield Lighting System (AFL)


adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat
terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara
efisien dan aman.

Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light,


yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada
jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada
penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca
buruk, atau pada malam hari.

b. Threshold light,
yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan,
dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan cahaya
hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light,


yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan,
dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila
dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.
d. Taxiway light,
yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan cahaya biru yang
dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi
memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke
dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light,
yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu siang
hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang menginap
atau parkir.

f. Approach light,
yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan landasan
pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan
jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope
Indicator System),
yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada
penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan
pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon,
yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber cahaya
bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat
memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada umumnya Rotating
Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light,


yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini terdapat tempat
pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light,
yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang memancarkan cahaya merah
yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas pinggir Apron.

k. Sequence Flashing Light (SQFL),


yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada arah pendekatan. SQFL dipasang pada
Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.

l. Traffic Light,
yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan kendaraan umum yang
dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap pesawat terbang yang sedang
mendarat.

m. Obstruction Light,
yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan ketinggian suatu
bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada penerbangan.

n. Wind Cone,
yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau lepas landas suatu
pesawat terbang.

You might also like