REGIONAL DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH PENDAHULUAN
Perencanaan wilayah merupakan
perencanaan penggunaan ruang wilayah (termasuk perencanaan pergerakan di dalam ruang wilayah) dan perencanaan kegiatan pada ruang wilayah tersebut • Perencaan penggunaan ruang wilayah diatur dalam bentuk perencanaan tata ruang wilayah, sedangkan perencanaan kegiatan dalam wilayah diatur dalam perencaan pembangunan wilayah. Misalnya, dalam bentuk perencanaan pembangunan jangka panjang (25 s.d 30 tahun), perencanaan jangka menengah (5 s.d 6 tahun), dan perencanaan jangka pendek (1 s.d 2 tahun) • Perencanaan pembangunan wilayah tidak mungkin terlepas dari apa yang sudah ada saat ini di wilayah tersebut. Pelaku pencipta kegiatan wilayah adalah seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah tersebut dan pihak luar yang ingin melakukan suatu kegiatan di wilayah itu, termasuk pula pemerintah. • Pemerintah memiliki peranan yang cukup penting dalam perencanaan pembangunan wilayah karena pemerintah memiliki wewenang sebagai regulator (pengatur/pengendali). Walaupun pemerintah memiliki peran sebagai regulator, pemerintah tidak dapat berbuat semena-mena karena apabila pemerintah tidak pandai menarik hati para investor, pertumbuhan ekonomi akan melambat. • Dalam hal perencanaan pembangunan wilayah secara keseluruhan (pada level makroregional), pelaku cenderung untuk menggunakan pendekatan meramalkan pertumbuhan disebabkan mayoritas faktor- faktor produksi yang ada di daerah adalah milik swasta atau kalaupun faktor produksi milik pemerintah, sebagian besar wewenang pengendaliannya ada pada pemerintah pusat. RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Perencanaan wilayah biasanya
dituangkan dalam perencanaan tata ruang wilayah sedangkan aktivitas biasanya tertuang dalam rencana pembangunan wilayah, baik jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek. Dalam perencanaan pembangunan nasional maupun dalam perencanaan pembangunan daerah, pendekatan perencanaan dapat dilakukan dengan dia cara, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional. • Pendekatan Sektoral adalah di mana seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianisis satu per satu.
• Pendekatan regional dalam arti sempit adalah
memperhatikan ruang dengan segala kondisinya, setelah melalui analisis diketahui bahwa masih ada ruang yang belum dimanfaatkan atau penggunaanya masih belum optimal, kemudian direncanakan kegiatan apa sebaiknya diadakan di lokasi tersebut. • Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi dan misi wilayah. • Visi adalah cita-cita tentang masa depan wilayah yang diinginkan. Visi seringkali bersifat abstrak tetapi ingin menciptakan ciri khas wilayah yang ideal sehingga berfungsi sebagai pemberi inspirasi dan dorongan dalam perencanaan pembangunan wilayah. • Misi adalah kondisi antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi merupakan kondisi ideal yang setingkat dibawah visi tetapi lebih realistik untuk mencapainya. PENDEKATAN SEKTORAL • Pendekatan Sektoral adalah di mana seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianisis satu per satu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut • untuk menganalisis sektor dibidang pertanian, sektor tersebut dapat dibagi atas subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan rakyat, dan subsektor perkebunan besar. • Untuk masing-masing subsektor dapat lagi diperinci atas dasar komoditi. Analisis atas masing-masing komoditi lebih mudah baik dari aspek produksi maupun aspek pemasarannya. • Analisi sektoral tidaklah berarti satu sektor dengan sektor yang lain terpisah total dalam analisis. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus melihat kaitan pertumbuhan antara satu sektor dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan nama analisis masukan-keluaran (input-output analysis). • Analisis masukan-keluaran ini baru bisa digunakan apabila tabel masukan-keluaran untuk suatu daerah sudah tersedia. • Apabila tabel koefisien input dari berbagai sektor yang saling terkait dapat dibuat, selanjutnya dapat diolah untuk menghasilkan tabel matriks pengganda tersedia, apabila kita dapat memproyeksikan permintaan akhir sektor-sektor yang dominan, dengan proses tertentu, pertumbuhan keseluruhan sektor dapat diproyeksikan. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa input-input yang dibituhkan masih tersedia. • Untuk menghindari kemungkinan penggunaan input yang tumpang-tindih (melebihi dari yang tersedia) maka dapat dilakukan pendekatan linear programing. Pendekatan ini adalah agar tujuan dapat tercapai secara optimal dengan mengalokasikan faktor-faktor yang terbatas pada berbagai kegiatan. PENDEKATAN REGIONAL • Pendekatan regional adalah pendekatan yang pada mulanya mengabaikan faktor ruang (spasial). • Pendekatan regional dalam arti luas selain memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperkirakan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta merencanakan jaringan- jaringan penghubung berbagai konsentrasi kegiatan dapat dihubungkan secara efesien. • Analisis regional adalah analisis atas penggunaan ruang saat ini, analisis atas aktivitas yang akan mengubah penggunaan ruang dan perkiraan atas bentuk penggunaan ruang di masa yang akan datang. • Pendekatan regional juga merupakan pendekatan ekonomi dan pendekatan ruang. Analisis ekonomi regional dapat dikombinasikan dengan pendekatan tata ruang, sehingga harus dibarengi dengan peta-peta untuk mempermudah dan memantapkan analisis. • Pendekatan ruang adalah pendekatan dengan memperhatikan : » Struktur ruang saat ini, » Penggunaan lahan saat ini, » Kaitan suatu wilayah terhadap wilayah tetangga MEMADUKAN PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Perencanaan pembangunan wilayah
mestinya memadukan kedua pendekatan tersebut. Pendekatan sektoral tidak saja akan mampu melihat adanya kemungkinan tumpang-tindih dalam penggunaan lahan (kecuali melakukan pendekatan komprehensif seperti linear programing) yang akan terjadi sebagai akibat dilaksanakannya rencana sektoral tersebut. • Pendekatan regional saja juga tidak cukup karena analisisnya akan bersifat makro wilayah sehingga sehingga tidak mampu membahas sektor per sektor apalagi komoditi per komoditi. • Langkah-langkah penggabungan kedua pendekatan tersebut, misalnya dalam penyusunan RPJM secara umum di kemukakan sbb :
1. Menetapkan visi dan misi PW serta tujuan umum serta strategi
untuk mencapai visi misi tersebut. 2. Melakukan pendekatan sektoral terlebih dahulu. 3. Untuk setiap komoditi setidaknya harus menyangkut luas penanaman;wilayah penanaman;luas panen;dsb 4. Untuk setiap komoditi dihitung parameter tertentu seperti produktivitas per hektar;produktivitas per pekerja;dsb. 5. Proyeksi kebutuhan atau prospek pemasaran dari masing- masing komoditi untuk masa 5 (lima) tahun. 6. Atas dasar prospek pemasaran dan berbagai pertimbangan makro lainnya. 7. Memproyeksikan perubahan atas berbagai parameter seperti produktivitas per hektar;produktivitas per tenaga kerja;dsb. 8. Mengrekapitulasikan kebutuhan lahan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan pupuk/pestisida, dan kebutuhan modal. 9. Menggabungkan kebutuhan input setiap komoditi secara keseluruhan sehingga diperoleh kebutuhan sektor. 10. Menghitung apakah kebutuhan laha, tenaga kerja, pupuk/pestisida masih tersedia.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro