You are on page 1of 8

Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan

1. Kewarganegaraan Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Berbagai Aspek Kehidupan


2. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan Kedudukan Warga
Negara dan Pewarganegaraan Indonesia Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Menghargai Persamaan Kedudukan
Warga Negara Kedudukan dan Status Warga Negara Kewarganegaraan Indonesia Cara
Memperoleh dan Hilangnya Warga Negara Syarat dan Tata Cara Memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Politik Persamaan
Kedudukan Dalam Bidang Hukum Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Ekonomi
Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Sosial Budaya Persamaan Kedudukan Dalam Bidang
Hankam
3. Kedudukan Dan Status Warga Negara RAKYAT PENDUDUK BUKAN PENDUDUK WARGA
NEGARA BUKAN WARGA NEGARA
4. Kewarganegaraan Indonesia Kewarganegaraan Indonesia Menurut Undang-undang No.3
Tahun 1946 Menurut Persetujuan Keewarganegaraan dalam KMB Menurut UU No.62
Tahun 1958 Menurut UU NO. 12 Tahun 2006 Menurut UUD 1945
5. Cara Memperoleh Warga Negara

Keturunan

Jika orang tua berkewarganegaraan Indonesia, anak yang dilahirkanakan memperoleh


kewarganegaraan Indonesia.

Kelahiran

Seseorang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena dilahirkan di Indonesia.

Pengangkatan

Anak orang asing berumur dibawah 5 tahun, diangkat oleh seorang warga negara Indonesia
dapat menjadi warga negara Indonesia dengan disahkan oleh penngadilan neghri setempat.

Pewarganegaraan atau Naturalisasi

adalah cara untuk memperoleh kewarganegaraan bagi orang asing yang ingin memperoleh
kewarganegaraan indonesia

Melalui perkawinan

Seorang perempuan berkewarganegaraan asing yang menikah dengan laki-laki warga negara
indonesiadapat memperoleh kewarganegaraan indonesia setelah satu tahun melangsungkan
perkawinan.

8. Hilangnya Warga Negara

memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu

dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang


bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan; masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden

secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia;

secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut;

tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing; mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya; atau

bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu
5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal
Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ayah tidak dengan sendirinya
berlaku terhadap anaknya yang mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya sampai dengan
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu tidak dengan sendirinya
berlaku terhadap anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya sampai
dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia karena memperoleh kewarganegaraan lain


bagi seorang ibu yang putus perkawinannya, tidak dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya
sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
9. Syarat Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negaraRepublik


Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh)
tahun tidak berturut-turut;

sehat jasmani dan rohani;

dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;

jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi


berkewarganegaraan ganda;

mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap dan

membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

10.Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam


bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepadaPresiden melalui Menteri.

Berkas permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan


kepada Pejabat.Menteri meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak permohonan diterima. Permohonan pewarganegaraan dikenai biaya. Biaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan.

Pengabulan permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan


dengan Keputusan Presiden. Keputusan Presiden mengenai pengabulan terhadap permohonan
pewarganegaraan berlaku efektif terhitung sejak tanggal pemohon mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.

Paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon,
Pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Dalam hal setelah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan ternyata pemohon tidak hadir tanpa
alasan yang sah, Keputusan Presiden tersebut batal demi hukum.
Dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu
yang telah ditentukan sebagai akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat mengucapkan sumpah
atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain yang ditunjuk Menteri. Pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dilakukan di
hadapan Pejabat.

Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat berita acara pelaksanaan pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia.

Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia, Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan berita
acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia kepada Menteri.

Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib menyerahkan
dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.

11.Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan


Bernegara

Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Politik

Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Hukum

Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Ekonomi

Persamaan KedudukanDalam Bidang Sosial Budaya

Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Hankam

12.Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara

Dalam kehidupan bermasyarakat, kedudukansetiap warga negara adalah sama, yaitu menjadi
anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa harus dibeda-bedakan.

Menghargai persamaan kedudukan dapat menumbuhkan sikap saling mencintai sesama


manusia.

Menghargai persamaan kedudukan dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tenggang


rasa dan tepo seliro. Sikap tenggang rasa dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan
menghormati perasaan orang lain, sedangkan tepo seliro berarti
Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia

a. Makna Persamaan
Saling menghargai dan menghormati orang lain tanpa membedabedakan
suku,agama,ras,dan antargolongan
b. Jaminan Pendekatan Hidup ( Pendekatan Kultural )
Beberapa nilai cultural bangsa Indonesia yang dapat dilestarikan
1. Nilai Religius
2. Nilai Gotong Royong
3. Nilai Ramah-tamah
4. Nilai Cinta Tanah Air
c. Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara
Jaminan Persamaan Hidup Warga Negara di dalam Konstitusi Negara
adalah :
1. Pembukaan UUD 1945 Alinea 1
2. Sila-sila Pancasila
3. UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya

Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap


individu mendapat perlakuan yang sama dari
negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggi kita, yaitu UUD
1945 Bab X sampai Bab XIV pasal
27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskan secara lebih rinci terntang persamaan
kedudukan warga negara, dalam
berbagai bidang kehidupan.
1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.” Pasal ini juga
memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasi dalam bidang hukum
dan politik.
2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
(ekonomi)
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan keadilan sosial
dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi
ekonomi warga negara dijamin dan diatur pelaksanaanya.
3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)
Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis dan
memberi kebebasan yang
bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya untuk melaksanakan hak dan
kewajibannya dalam bidang politik.
4. Persamaan dalam HAM
Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara
memberikan dan mengakui
persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan
HAM secara jelas ditetapkan
melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.
5. Persamaan dalam agama
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.” Berdasar
pasal ini tersurat jelas bahwa begara menjamin persamaan setiap penduduk untuk
memeluk agama sesuai dengan
keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dijalankan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
6. Persamaan dalam upaya pembelaan negara
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.” Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan
pertahanan dan keamanan negara.
Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwa negara memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap
warga negara yang ingin membela Indonesia.
7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan Pasal 31 dan 32 UUD
1945 menyatakan bahwa setiap warga
negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam masalah pendidikan dan
kebudayaan. Kedua pasal ini
menunjukan bahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan
warga negara Indonesia. Setiap
warga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.
8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial
Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur
dalam Bab XIV pasal 33 dan 34.
pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
atas asas kekeluargaan dengan
prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Selanjutnya
pasal 34 memuat ketentuan
tentang kesejahteraan sosial dan jaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara (pasal
1) dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang
layak (pasal 3).
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang
ekonomi, politik, hukum, sosial,
budaya, agama dan pertahanan keamanan.
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di
indonesia dalam berbagai bidang
kehidupan.
1. Bidang ekonomi
a. Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti
berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa,
dsb. Untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
b. persamaan kedudukan di bidang ekonomi untuk menciptakan sistem ekonomi
kerakyatan yang berkeadilan dan bersaing sehat,efisien,produktif,berdaya saing,serta
mengembangkan kehidupan yang layak anggota masyarakat
c. setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja atau
perbaikan taraf hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan dharma baktinya yang diberikan kepada
masyarakat,bangsa,dan negara.

2. Bidang sosial budaya


1. Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni,
misalnya berkreasi dalam seni tari, seni
Lukis seni musik seni pahat seni bangunan dsb.
2. memperoleh pelayanan kesehatan
3. kebebasan memgembangkan diri
4. memperoleh pendidikan yang bermutu
5. memelihara tatanan sosial

3. Bidang politik
1. Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih, menjadi
anggota salah satu partai, atau
mendirikan partai politik.
2. mengembangkan sistem politik nasional yang demokratis, termasuk
penyelenggaraan pemilu yang berkualitas
3. meningkatkan partai politik yang mandiri dengan pendidikan kaderisasi yang intensif
dan komprehensif

4. Bidang hukum
setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk
mengadakan pembelaan,
penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.

Setiap warga negara adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan,
tidak pilih kasih. Gagasan tentang persamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan sebenarnya sudah ada sejak berabad yang lalu.
Khususnya di Indonesia bertitik tolak dari pendapat bahwa:
Tiap negara hukum, sumber kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat.
Sementara hukum merupakan perwujudan rasa kesadaran hukum dari rakyat yang
didasarkan kepada persamaan derajat dan kedudukan antara warga negara dengan
pemerintah atau penguasa.

Ini berarti di negara kita tidak dibenarkan ada istilah “Orang yang kebal terhadap
hukum”. Contoh: Anda membawa kendaraan bermotor di jalan yang terlarang,
maka Anda diadili karena melakukan pelanggaran. Kalau yang melanggar itu
seorang TNI misalnya, ia pun harus diadili.

UUD 1945 tidak mengenal perbedaan antara warga negara biasa, anggota pegawai
negeri, pejabat dan lain-lain, semua warga negara sama kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan.

5. Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam
memeluk agama, menjalankan ibadah
dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar tentang agama tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun.
Sebagai warga negara yang baik serta guna terwujudnya persamaan harkat dan
martabat warga negara sebagai
manusia, secara bersama-sama kita wajib saling menghargai , menghormati prinsip
persamaan kedudukan sesama
warga negara.

You might also like