Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN KECERDASAN
MORAL (MQ) DAN KECERDASAN
SPIRITUAL (SQ)
Friday, January 30, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan, memegang peranan penting dalam
mengembangkan kecerdasan intelektual tersebut, kurikulum sebagai perangkat
pengajaran sangat memfokuskan pada peningkatan kecerdasan ini. Kecerdasan lain
seperti kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan moral (MQ), kecerdasan spiritual (SQ) kurang
diperhatikan bahkan hanya sebagai pelengkap. Sebagai contoh, pelajaran matematika,
fisika ( ilmu pengetahuan sain), biologi, bahasa Inggris diberikan 4 – 5 kali jam pelajaran
dalam seminggu sedangkan pelajaran agama, moral hanya 2.
Tuhan tidak hanya menganugerahkan otak pada manusia, namun juga emosi, dan
batin. Kecerdasan Otak (IQ) berperan sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun
kecerdasan emosilah (EQ) yang sesungguhnya menghantarkan seseorang menuju puncak
prestasi . Fakta membuktikan seorang Andrie Wongso yang pendidikan hanya sekolah
dasar itupun tidak lulus, mampu meraih sukses dengan menjadi seorang motivator yang
mampu mempengaruhi emosi dan mengubah tingkah laku banyak orang. Sangat ironis
dengan seseorang yang berpendidikan tinggi namun tidak bisa memberi kebaikan pada
orang lain justru yamg terjadi adalah ketidakadilan, kerusakan dan lain-lain. di sinilah
kecerdasan emosi (EQ) membuktikan keberadaannya dan peranannya.
BAB II
PEMBAHASAN
“Kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan yang salah:
artinya, memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan
tersebut” Michele Borba
Kecerdasan yang sangat penting ini mencakup karakter utama seperti kemampuan
memahami penderitaan orang lain dan tidak bertindak jahat; mampu mengendalikan
dorongan dan menunda pemuasan; mendengarkan dari berbagai pihak sebelum memberi
penilaian; menerima dan menghargai perbedaan; bisa memahami pilihan yang tidak etis;
dapat berempati; memperjuangkan keadilan dan menunjukan kasih sayang dan rasa
hormat terhadap orang lain.
Ada krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat kita saat ini dan
melibatkan milik kita yang paling berharga yaitu anak-anak kita. Semua orang sepakat
kita menghadapi persoalan; para pembuat kebijakan, dokter, pemuka agama, pengusaha,
pendidik, orang tua, dan masyarakat umum, semuanya mensuarakan kekhawatiran yang
sama. Kita memang harus khawatir. Setiap hari berita-berita berisi tragedi yang
mengejutkan dan statistik mengenai anak-anak membuat kita tercengang, khawatir, dan
berusaha mencari jawaban atas persoalan tersebut. Tak terhitung kasus-kasus kejahatan,
kekerasan, dan tindak kriminal lain yang pelakunya adalah anak-anak.
Tantangan semakin besar karena pengaruh buruk tersebut muncul dari berbagai
sumber yang mudah didapat. Televisi, film, video, permainan, musik pop, dan iklan
memberikan pengaruh terburuk bagi moral mereka karena mensodorkan sinisme,
pelecehan, materialisme, seks bebas, kekasaran, dan pengagungan kekerasan, ditambah
lagi dengan dunia internet yang memudahkan anak-anak mengakses hal-hal negatif
seperti pornografi, penyiksaan dll.
Membangun kecerdasan moral sangat penting dilakukan agar suara hati anak bisa
membedakan yang benar dan mana yang salah, sehingga mereka dapat menangkis
pengaruh buruk dari luar. Kecerdasan moral dapat dipelajari dan kita bisa mulai
mengajarkannya sejak balita, sekolah juga tidak boleh lepas dari peran ini. Karena,
seorang anak yang sudah duduk di bangku sekolah, akan menghabiskan sebagian dari
waktunya di sekolah, berinteraksi dengan guru –guru yang berperan sebagai pengajar dan
pendidik dan teman-teman yang dapat memberikan pengaruh positif dan juga negatif.
1. Empati, merupakan inti emosi moral yang dapat membantu anak memahami
perasaan orang lain. Kebajikan ini membuat anak menjadi peka terhadap
kebutuhan dan perasaan orang lain, dan mendorongnya menolong orang yang
memerlukan bantuan, serta memperlakukan orang dengan kasih sayang.
2. Hati Nurani adalah suara hati yang membantu anak memilih jalan yang benar
serta tetap berada di jalur yang bermoral; membuat dirinya merasa bersalah ketika
menyimpang. Kebijakan ini merupakan fondasi bagi sifat jujur, tanggung jawab,
dan integritas diri yang tinggi.
3. Kontrol Diri, membantu anak menahan dorongan dari dalam dirinya dan berpikir
sebelum bertindak, sehingga ia melakukan hal yang benar. Kebajikan ini
membuat anak menjadi mandiri.Sifat ini akan membangkitkan sifat murah dan
baik hati dan tidak egois.
4. Rasa Hormat, mendorong bersikap baik dan menghormati orang lain, sehingga
mencegah anak berbuat jahat, tidak adil, bertindak kasar dan bersikap memusuhi,
dan juga anak akan memperhatikan hak-hak serta perasaan orang lain.
6. Toleransi membuat anak mampu menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang
lain, terbuka terhadap pandangan dan keyakinan baru dan menghargai tanpa
membedakan suku, gender, penampilan, budaya ,dll.
7. Keadilan menuntun anak agar memperlakukan orang lain dengan baik, tidak
memihak serta adil.
Moral secara bahasa bermakna tingkah laku, kebiasaan, sedangkan dalam bahasa
agama, dalam hal ini Islam, Moral sama dengan Akhlak.
Secara bahasa, akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan (as-
sajiyah) dan tabiat (at-thab’u).Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah sifat-sifat yang
diperintahkan Allah kepada seorang muslim untuk dilaksanakan ketika ia melakukan
aktivitasnya. Sifat-sifat akhlak ini tampak pada diri seorang muslim tatkala ia
melaksanakan berbagai aktivitas seperti ibadah, mu’amalah dan lain sebagainya.
Akhlak merupakan bagian dari syariat Islam, yakni bagian dari perintah dan
larangan Allah yang berhubungan dengan sifat-sifat seperti :
1. Jujur
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. (QS At Taubah:119) .
2. Sabar
yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#rçŽÉ9ô¹$#$
(#rã�Î/$|¹ur (#qäÜÎ/#u‘ur (#qà)¨?$#ur ©!$#
öNä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇËÉÉÈ
3. Lemah lembut
Karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka,
sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. (QS.’Ali Imran:159)
6. Adil
bÎ) ©!$# öNä.ã�ãBù'tƒ br& (#r–Šxsè?¨ *
ÏM»uZ»tBF{$# #’n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur
OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAô
‰yèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3
¨bÎ) ©!$# tb%x. $Jè‹Ïÿxœ #ZŽ�ÅÁt/ ÇÎÑÈ
7. Kasih Sayang
Dan dia termasuk orang-oarng yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar
dan saling berpesan untuk berkasih saying. (QS.Al Balad:17)
Sifat –sifat ini hanyalah sedikit contoh dari akhlak/moral yang ada dalam Islam.
1. Akhlak Islam tidak mungkin dipisahkan dari hukum-hukum syariat lainnya seperti
ibadah, muamalah, artinya terikat dengan perintah-perintah dan larangan-larangan
Allah lainnya.
2. Akhlak Islam tidak tunduk pada keuntungan materi artinya sifat akhlak Islam
kadang membawa pada kemudlaratan dan kadang mendatangkan
manfaat.Misalnya, berkata jujur di depan penguasa zhalim akan menanggung
siksa. Rasulullah saw. bersabda:
3. Akhlak Islam selaras dengan fitrah manusia, misalnya memuliakan tamu. Selaras
dengan naluri mempertahankan diri , misalnya membantu orang yang sedang
membutuhkan. Selaras juga dengan naluri untuk melestarikan keturunan,
misalnya kasih sayang dan berbuat kebajikan.
Islam adalah agama yang paripurna, Islam mengatur setiap sisi kehidupan
manusia tidak terkecuali akhlak. Akhlak kepada:
1. Orang tua
Dan Kami telah perintahkan kepada manusia(untuk berbuat baik) terhadap kedua
orang tuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah
bertambah lemah serta menyapihnya selama 2 tahun. Maka bersyukurlah
kepada-Ku dan kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.
(QS.Luqman:14)
2. Manusia
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karea
sesungguhnya kamu tidak akan dapat menebus bumi ini dan juga sekali-kali
kamu tidak akan mencapai tingginya gunung.(QS.Al Isra:37)
Dari buah kurma dan anggur kamu buat miniman yang memabukkan serta rizki yang
baik. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda(kebesaran
Allah) bagi orang yang memikirkannya.(QS.An Nalh:67)
Spiritual diambil kata spiritus yang artinya sesuatu yang bisa memperkuat
vitalitas hidup kita. Spiritual atau spiritus itu menurut teori dasarnya memang berbeda
dengan agama. Spiritus adalah bawaan manusia dari lahir, sedangkan agama adalah
sesuatu yang datangnya dari luar diri kita. Agama memiliki seperangkat ajaran yang
dimasukan ke dalam tubuh kita. Ajaran agama, sejauh itu diserap dari kulit sampai isi
maka akan meningkatkan spiritual kita.
Pada tahun 1997 ahli saraf VS Ramachandran dan timnya dari California
University menemukan eksistensi God Spot (Titik Tuhan) dalam otak manusia yang
terbangun sebagai pusat spiritual yang terletak di bagian depan otak.
Firman Allah :
Suara hati adalah suara yang cocok dengan sifat-sifat Tuhan (Allah) yang terdapat
dalam Asmaul Husna seperti Maha Penolong, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha
Melindungi. berikut sebuah contoh yang menunjukan bahwa salah satu sifat Allah
ditiupkan dalam hati manusia.
Suatu hari kita melihat seorang teman yang sedang bersedih, kita bertanya apa
yang terjadi dengannya kemudian ia menceritakan bahwa ia sedang memerlukan uang
untuk biaya operasi anaknya. Mengetahui teman kita sedang dalam mendapat
cobaan,muncul suara kita untuk menghibur, memberi semangat, dan juga memberikan
bantuan.
Suara hati yang keluar tersebut adalah salah satu sifat Allah yang ditiupkan dalam
hati manusia. Suara hati yang sama akan dirasakan oleh manusia di seluruh dunia baik ia
orang kaya, miskin, penganut agama apapun jika ia berada dalam kondisi fitrah.
Manusia memiliki nilai yang 1 (satu) bersifat universal dan ihsan
Menurut Al Qur’an, sebelum bumi dan manusia diciptakan, ruh manusia telah
mengadakan perjanjian dengan Tuhannya.
“Bukankah Aku Tuhanmu?’ Lalu ruh menjawab: “Ya, kami bersaksi!” (QS.Al
A’raf:172). Menurut Muhammad Abduh bukti perjanjian tersebut ialah adanya fitrah
iman dalam diri manusia dan menurut Prof Dr N Dryarkara SJ hal ini juga dikuatkan
dengan adanya suara hati manusia yaitu yang mana itu adalah suara tuhan.Oleh karena
itu, jika manusia berbuat keburukan, kemungkaran, suara hati nurani akan melarang. Jika
manusia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan nurani, ia akan menyesalinya.Menurut
Mac Scheler, penyesalan adalah tanda kembalinya seseorang kepada tuhan.
Adakalanya suara hati terbelenggu dan hati nurani menjadi buta. Ary Ginanjar
mengungkap ada 7 belenggu yang menghalangi munculnya suara hati pada God Spot
yaitu Prasangka, Prinsip hidup, Pengalaman, Kepentingan, Sudut pandang,
Pembanding, dan Fanatisme. Belenggu-belenggu ini mempengaruhi cara berpikir
sehingga membuat manusia pasif, tidak produktif, tidak kreatif, berpikir sempit, tidak
maju, tidak sinergi, tidak bahagia, dapat membawa manusia pada kesengsaraan bahkan
kehancuran. Lalu bagaimana??
Suara Hati adalah sifat-sifat Tuhan yang ditiupkan dalam diri manusia, agar suara
hati selalu muncul dan menjadi kekuatan dalam diri, harus kita ketahui maknanya,
sehingga ketika kita mengucapkannya terus menerus hal tersebut akan membangun
kekuatan pikiran bawah sadar ynag akhirnya membentuk sebuah kekuatan yang mampu
mengikis belenggu-belenggu. inilah yang disebut Repetitive Magic Power yaitu zikir
dan tasbih .Misalnya ucapan Subhanallah , dengan mengingat kesucian nama serta sifat
Tuhan setiap,akan terus membantu mengendalikan kejernihan hati, tanpa didasari latar
belakang, sudut pandang dan belenggu lain yang mengkotori kejernihan hati.
Allah berfirman : “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati
menjadi tentram.” (QS.Ar Ra’d : 28)
Dengan berzikir kita akan menjadi tenang dan memiliki harapan atas apa yang
Allah janjikan, dalam sebuah hadits Nabi bersabda :
“Barangsiapa yang membaca: “Maha Suci Allah dan aku memujiNya” dalam
seratus kali maka kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut”.
Suara hati manusia adalah kunci spiritual, dalam Islam, ia adalah pancaran sifat-
sifat Ilahi. Misalnya, keinginan diperlakukan adil, hidup sejahtera, ingin mengasihi dan
dikasihi adalah sifat-sifat Allah. Al Qur’an menyebutkan ada 99 sifat-sifat Allah yang
dikenal dengan Asmaul Husna. Ary Ginanjar menyederhanakan sifat-sifat ini atau
menjadi 7 nilai dasar dalam mengasah kecerdasan spiritual yaitu : Jujur, Tanggung
Jawab, Disiplin, Kerjasama, Adil, Visioner, Peduli.
Sifat-sifat ini harus dijadikan dasar dan nilai yang akan memberikan “ meaning”
(nilai ) bagi yang melaksanakan sehingga hidup menjadi lebih terarah dan bermakna bagi
diri sendiri dan juga orang lain.Agar sifat-sifat ini mendarah daging dalam diri, kita perlu
melatih diri,kita perlu mengasah kecerdasan spiritual kita. Sukidi, dalam bukunya yang
berjudul Kecerdasan Spiritual, Rahasia Sukses Hidup Bahagia memberikan langkah-
langkah cara mengasah kecerdasan spiritual yaitu:
1. Kenali diri sendiri. Karena orang yang sudah tidak bisa mengenal dirinya sendiri
akan mengalami krisis makna hidup maupun krisis spiritual.
3. Aktifkan hati secara rutin. Dalam konteks orang beragama ini disebut mengingat
Tuhan, karena Dia adalah sumber kebenaran tertinggi dan kepada-Nya kita
kembali. Mengingat Tuhan dapat dilakukan melalui sholat, berzikir, dan lain
sebagainya yang dapat mengisi hati manusia dengan sifat-sifat Tuhan.
Setelah kita mengingat Sang Khalik, kita akan menemukan keharmonisan dan
ketenangan dalam hidup. Misalnya kita tidak akan takut rezeki kita akan hilang karena
rezeki kita sudah dijamin, namun kita justru harus takut untuk melakukan perbuatan yang
dilarang. Kita tidak akan lagi menjadi manusia yang rakus akan materi, tapi dapat
merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian dalam hati dan jiwa, sehingga kita
mencapai kesseimbangan dalam hidup dan merasakan kebahagiaan spiritual.
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan ini tidak hanya mencakup hubungan vertikal yaitu hubungan manusia
dengan Tuhannnya, tetapi juga hubungan horizontal yaitu bagaimana perilaku atau nilai-
nilai yang dianut dalam interaksinya dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk
lainnya. Inilah yang dinamakan kecerdasan moral (MQ). Kecerdasan moral menjadikan
hidup manusia memiliki tujuan.
Kecerdasan spiritual yang merupakan kecerdasan yang berasal dari suara hati
nurani yang ada pada diri manusia diejawantahkan dalam perilaku, yang sesuai dengan
sifat-sifat Tuhan. Inilah kecerdasan moral.
B. Saran
Pendidikan yang bercorak kapitalis, akan membentuk pribadi anak didik menjadi
kepribadian yang pecah(split personality), Sudah saatnya kita benahi sistem pendidikan
kita yang hanya mengedepankan aspek intelektual, melunturkan nilai-nilai humanis.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Kariim
Agustian Ginanjar Ary. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. The ESQ Way 165 Jakarta Agra Publishing.
Sentanu Erbe. 2007. Quantum Ikhlas Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati. Jakarta Elex
Media Komputindo.
Abdullah Husain Muhammad. 2002 Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam. Bogor Pustaka
Thariqul Izzah.
Sa’id Syaikh. Kitab “Husnul Muslim” Kumpulan Do’a dan Dzikir dari Al Qur’an &
Sunnah.