You are on page 1of 14

BAB I

PENGARUH SIKAP TERHADAP PRILAKU

PEBDAHULUAN
Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.
Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur
sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian
pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose
terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula penelitian telah
dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya baik sebagai variabel
bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung.
Terdapat beberapa teori tentang sikap (Mann, 1969; Secord and Backman, 1964)
antara lain adalah teori keseimbangan (balance theory) oleh Heyder; terori kesesuaian
(congruity priciple) dari Tannenbaum; terori disonansi kognitif (cognitive dissonance)
yang dikemukakan oleh Festinger maupun teori afektif-kognitif dari Rossenberg, serta
beberapa teori lain.
Di samping teori-teori tersebut di atas, kemudian dikembangkanlah theory of
reasoned action yang relatif baru yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980).
Teori ini lebih menekankan pada proses kognitif serta menganggap bahwa manusia
adalah makhluk dengan daya nalar dalam memutuskan perilaku apa yang akan
diambilnya, yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.

1.1. Kepuasan Kerja


1.1.1. Definisi dari kepuasan kerja
Suatu organisasi atau Perusahaan terdiri dari input, proses dan
outcomes. Input adalah komponen-komponen yang ada di luar lingkungan
organisasi antara lain sumber daya manusia dan peraturan pemerintah.
Proses meliputi komponen-komponen antara lain motivasi, persepsi,
komunikasi, kepemimpinan dan konflik. Sedangkan komponen outcomes
antara lain meliputi kinerja individu dan kelompok, serta efektivitas
organisasi.

1
Memahami lebih dalam mengenai salah satu komponen dari
organisasi ini, maka kita perlu memahami bahwa setiap individu sebagai
sumber daya, manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki
nilai-nilai kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi seorang
pekerja tentang hasil apa yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan
bagaimana seharusnya dia berprilaku dalam bekerja.
Nilai-nilai kerja dibadi 2 yaitu nilai kerja intrinsik (intrinsic work
values) dan nilai kerja ekstrinsik (extrinsic work value). George & Jones
memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam

Nilai kerja intrinsik Nilai kerja ekstrinsik


✔ Kerja yang menarik ✔ Gaji tinggi
✔ Kerja yang menantang ✔ Keamanan kerja
✔ Belajar sesuatu yang baru ✔ Keuntungan kerja
✔ Membuat konstribusi ✔ Status pada komunitas
penting yang lebih luas
✔ Kontak sosial
✔ Berpotensi tinggi ✔ Waktu dengan keluarga
✔ Tanggung jawab dan ✔ Waktu untuk hobi
otonomi
✔ Menjadi kreatif
tabel:

Menurut para ahli bahwa kepuasan kerja adalah :

2
1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the
favorableness or unfavorableness with employes view their work”.
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung
yang dialami (pegawai) dalam bekerja.
2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an
employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja
adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong
atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan
kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang
berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi
kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana
para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
4. Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan
individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan
ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum
yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan
sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut
terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu
yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah
kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai
makan nasi goreng

1.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja


Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :

3
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan
suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai
pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai
figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan
dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan
pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4. Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan
ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama
bekerja.
5. Gaji atau Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup
pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Dari aspek-aspek diatas terdapat pula aspek-aspek lain yang dapat


mempengaruhi kepuasan kerja seseorang yang biasanya setiang orang akan
merasakannya berbeda-beda. Diantaranya adalah :
1. Kerja yang secara mental menantang, Kebanyakan Karyawan
menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan
untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik
mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental
menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan
kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan
perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan
karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
2. Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah
dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan
segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik
didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu,

4
dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan
dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang
bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam
lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang
menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja
yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang
manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula
karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang
lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu
individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi
dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan
mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3. Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan
kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih
menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain
seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4. Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih
daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan
menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.
Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari
kepuasan.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang
yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan
pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi
tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar
kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena
sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.

5
1.1. Produktivitas
1.1.1. Devinisi
Kata Produktivitas merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu
Productivity. Productivity = Product + Activity yang berarti kegiatan untuk
menghasilkan sesuatu (Barang atau Jasa).
Definisi dari produktivitas menurut para ahli, yaitu :

1. Menurut J. Ravianto, bahwa: ”Produktivitas adalah suatu konsep


yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja”.
2. Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa: ”Produktivitas
adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa)
dengan masuknya yang sebenarnya, misalnya produktivitas ukuran
efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan
hasil masukan”.
3. Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskan
”Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri
dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan
sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena
peningkatan produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga
manusia.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil
masukan. keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang
dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas
kerja yaitu jumlah produksi yang dapat dihasilkan dalam Waktu tertentu.
Konsep Siklus produktivitas adalah suatu proses yang kontinyu
(berkelanjutan), yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari 4 tahap

6
utama untuk dipergunakan sebagai peningkatan produktivitas tersu
menerus, antara lain :
a. Pengukuran produktivitas
b. Evaluasi produktivitas
c. Perencanaan produktivitas
d. Peningkatan produktivitas

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pengkuran produktivitas


antara lain :
a. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber dayanya, sehingga dapat
meningkatkan produktivitasnya melalui efisiensi penggunaan smber
daya tersebut.
b. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif melalui
pengukuran produktifitas, baik perencanaan jangka panjang/pendek.
c. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu
dipandang dari sudut produktivitas.
d. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengkuran tingkat
produktivitas sekarang.
e. Strategi peningkatan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan
berdasarkan tingkat perbedaan (gap) antara tingkat produktivitas
yang direncanakan dengan tingkat produktivitas yang diukur/aktual.
f. Memberikan informasi berupa tingkat produktivitas diantara
organisasi perusahaan/industri sejenis.
g. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna dalam merencanakan tingkat
keuntungan perusahaan.
h. Akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya
peningkatan produktivitas secara terus menerus.
i. Aktivitas perundingan bisnis (tawar menawar) secara kolektif dapat
diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran
produktivitas.

7
1.1.1. Model Pengukuran Produktivitas
Ada 2 model pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Pendekatan rasio output/input
Model Pengukuran Produktivitas ini akan menghasilkan 3 jenis
ukuran produktivitas, yaitu :
1. Produktivitas parsial/faktor tunggal Adalah rasio dari output
terhadap salah satu jenis input.
Contoh :
a. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas
bagi input tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output
terhadap input tenaga kerja.
b. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap
input modal.
c. Produktivitas material diukur berdasarkan rasio outpu
terhadap inout material, dll.
1. Produktivitas faktor total Adalah rasio dari output bersih terhadap
banyaknya input tenaga kerja dan modal yang digunakan. Output
bersih (net output) adalah output total dikurangi barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi. Jadi jenis input yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas factor total hanya
faktor tenaga kerja dan modal.
2. Produktivitas total Adalah rasio dari output total terhadap input
total (semua input yang digunakan dalam proses produksi).
Pengukuran produktifitas parsial, produktivitas faktor total dapat
menggunakan satuan fisik dari output dan input (ukuran berat,
panjang, isi, dll) atau satuan moneter dari output dan input (dolar,
rupiah,dll).

a. Pendekatan angka indeks


Angka indeks adalah suatu besaran yang menunjukkan variasi
perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu.
Penggunaan angka indeks secara umun dalam bidang ekonomi

8
adalah indeks harga dan indeks produksi biasanya dipergunakan
untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi. Dengan
demikian angka indeksyang diperoleh dapat dibandinngkan dewngan
periode dasar, dari angka indeks akan terlihat apakan perubahannya
naik, tetap, atau turun.
Model dalam pendekatan angka indeks :
1. Model Mundel
2. Model APC (The American Productivity Center)
3. Model Kendrick dan D. Creamer, dll

1.1. Cognitive Dissonance (Disonansi kognitif)


Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh
memegang dua ide yang saling bertentangan secara bersamaan. "ide" atau
"kognisi" yang dimaksud mungkin termasuk sikap dan keyakinan, kesadaran
perilaku seseorang, dan fakta. Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa orang-
orang yang memiliki motivasi dorongan untuk mengurangi disonansi dengan
mengubah sikap mereka, keyakinan, dan perilaku, atau dengan mencari
pembenaran atau rasionalisasi sikap mereka, keyakinan, dan perilaku. Teori
disonansi Kognitif adalah salah satu yang paling berpengaruh dan ekstensif
mempelajari teori-teori dalam psikologi sosial.
Disonansi biasanya terjadi ketika seseorang merasakan adanya inkonsistensi
logis di antara kognisi nya. Hal ini terjadi ketika satu ide menyiratkan kebalikan
dari yang lain. Sebagai contoh, sebuah keyakinan dalam hak-hak binatang dapat
ditafsirkan sebagai tidak konsisten dengan makan daging atau memakai bulu.
Melihat kontradiksi akan mengakibatkan disonansi, yang dapat dialami sebagai
kegelisahan, rasa bersalah, malu, marah, malu, stres, dan emosi negatif lainnya.
Ketika ide-ide orang yang konsisten dengan satu sama lain, mereka berada dalam
keadaan harmoni, atau harmoni. Jika kognisi tidak berhubungan, mereka
dikategorikan sebagai tidak relevan satu sama lain dan tidak mengarah ke
disonansi.
Sebuah penyebab kuat disonansi adalah sebuah ide dalam konflik dengan
elemen mendasar dari konsep-diri, seperti "Saya orang yang baik" atau "Saya
membuat keputusan yang tepat." Kecemasan yang datang dengan kemungkinan
telah membuat keputusan yang buruk dapat mengakibatkan rasionalisasi,

9
kecenderungan untuk menciptakan alasan tambahan atau pembenaran untuk
mendukung salah satu pilihan. Seseorang yang hanya menghabiskan terlalu
banyak uang untuk membeli mobil baru mungkin memutuskan bahwa kendaraan
baru jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mendobrak daripada-nya mobil tua.
Kepercayaan ini mungkin atau mungkin tidak benar, tapi kemungkinan akan
mengurangi disonansi dan membuat orang merasa lebih baik. Ketidaksesuaian
dapat juga menyebabkan bias konfirmasi, penolakan disconfirming bukti, dan
mekanisme pertahanan ego.

Contoh :

Versi klasik dari gagasan ini diungkapkan dalam fabel Aesop, The Fox dan
Anggur, di mana rubah melihat beberapa buah anggur yang menggantung tinggi
dan keinginan untuk memakannya. Namun, tidak dapat memikirkan cara untuk
mencapai mereka, ia surmises bahwa anggur mungkin tidak layak makan pula
(bahwa mereka belum matang atau bahwa mereka terlalu asam). Dalam cerita,
disonansi dari keinginan untuk sesuatu yang tak terjangkau (keinginan versus
unfulfillment) dikurangi dengan kesanggupan merasa - dengan tidak rasional
memutuskan apa yang harus diinginkan cacat (asam buah anggur).
Kasus yang paling terkenal dalam studi awal disonansi kognitif
digambarkan oleh Leon Festinger dan lain-lain dalam buku Ketika Nubuatan
Gagal. Para penulis disusupi kelompok yang dekat mengharapkan akhir dunia
pada tanggal tertentu. Ketika itu prediksi gagal, gerakan itu tidak hancur, tetapi
tumbuh sebaliknya, sebagai anggota bersaing untuk membuktikan ortodoksi
dengan merekrut mereka bertobat (lihat diskusi lebih lanjut di bawah).
Merokok sering dipostulatkan sebagai contoh disonansi kognitif karena
diterima secara luas bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru, namun hampir
semua orang ingin hidup yang panjang dan hidup sehat. Dari segi teori, keinginan
untuk hidup lama adalah disonan dengan kegiatan melakukan sesuatu yang
kemungkinan besar akan memperpendek hidup seseorang. Ketegangan yang
dihasilkan oleh ide-ide yang saling bertentangan ini dapat dikurangi dengan
berhenti merokok, menyangkal bukti kanker paru-paru, atau membenarkan
seseorang merokok. Sebagai contoh, perokok bisa merasionalisasikan perilaku
mereka dengan menyimpulkan bahwa hanya beberapa perokok menjadi sakit,
bahwa ia hanya terjadi pada perokok sangat berat, atau bahwa jika tidak merokok

10
membunuh mereka, sesuatu yang lain akan. Sementara kecanduan kimia dapat
beroperasi selain disonansi kognitif para perokok yang ada, perokok baru dapat
memperlihatkan kasus sederhana yang kedua.
Disonansi kasus ini juga bisa ditafsirkan dalam bentuk ancaman terhadap
konsep-diri. berpikir, "Aku meningkatkan resiko saya kanker paru-paru" adalah
disonan dengan kepercayaan diri yang terkait, "Aku yang pintar, akal orang yang
membuat keputusan yang baik. " Karena sering lebih mudah untuk membuat
alasan daripada untuk mengubah perilaku, teori disonansi membawa kita pada
kesimpulan bahwa manusia adalah rasionalisasi dan tidak selalu makhluk rasional.

BAB II
PENUTUP

2.1. Kesimpulan

11
Kepuasan Kerja adalah keadaan psikis yg menyenangkan yg dirasakan oleh
pekerja dl suatu lingkungan pekerjaan krn terpenuhinya semua kebutuhan secara
memadai.
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
1. Teman sekerja (Workers),
2. Atasan (Supervision),
3. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),
4. Promosi (Promotion),
5. Gaji atau Upah (Pay),

Dari aspek-aspek diatas terdapat pula aspek-aspek lain yang dapat


mempengaruhi kepuasan kerja seseorang yang biasanya setiang orang akan
merasakannya berbeda-beda. Diantaranya adalah :
1. Kerja yang secara mental menantang,
2. Ganjaran yang pantas,
3. Kondisi kerja yang mendukung,
4. Rekan kerja yang mendukung,
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan,

Kata Produktivitas merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu


Productivity. Productivity = Product + Activity yang berarti kegiatan untuk
menghasilkan sesuatu (Barang atau Jasa).
Konsep Siklus produktivitas adalah suatu proses yang kontinyu
(berkelanjutan), yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari 4 tahap utama
untuk dipergunakan sebagai peningkatan produktivitas tersu menerus, antara lain :
a. Pengukuran produktivitas
b. Evaluasi produktivitas
c. Perencanaan produktivitas
d. Peningkatan produktivitas

Ada 2 model pengukuran produktivitas, yaitu :


a. Pendekatan rasio output/input
1. Produktivitas parsial /faktor tunggal Adalah rasio dari output terhadap
salah satu jenis input.

12
2. Produktivitas faktor total Adalah rasio dari output bersih terhadap
banyaknya input tenaga kerja dan modal yang digunakan
3. Produktivitas total Adalah rasio dari output total terhadap input total
(semua input yang digunakan dalam proses produksi).
a. Pendekatan angka indeks
Model dalam pendekatan angka indeks :
1. Model Mundel
2. Model APC (The American Productivity Center)
3. Model Kendrick dan D. Creamer, dll

Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh


memegang dua ide yang saling bertentangan secara bersamaan. "ide" atau
"kognisi" yang dimaksud mungkin termasuk sikap dan keyakinan, kesadaran
perilaku seseorang, dan fakta. Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa orang-
orang yang memiliki motivasi dorongan untuk mengurangi disonansi dengan
mengubah sikap mereka, keyakinan, dan perilaku, atau dengan mencari
pembenaran atau rasionalisasi sikap mereka, keyakinan, dan perilaku. Teori
disonansi Kognitif adalah salah satu yang paling berpengaruh dan ekstensif
mempelajari teori-teori dalam psikologi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Yuri. Angelina. 2009 : Analisis Teori Kepuasan Kerja. Makalah.


Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:
2007 : Jakarta
www.wikipedia.org/kepuasan kerja dan produktifitas.
www.scribd.com//kepuasan kerja.

13
one.indokripsi.com/cognitive dissonance.

14

You might also like