You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena tanpa rahmat
dan Izin-Nya tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang selalu
menjadi tauladan bagi kita.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas ini,
diantaranya yaitu :
1. Keluarga Besar, Orang tua dan suami yang selalu memberikan support
kepada penulis.
2. Bapak Riyanto, S.Pd. selaku Kepala SD Sukaseneng I
3. Teman-teman yang selalu meluangkan waktunya ketika penulis dalam
kesulitan
4. Guru-guru SDN. Sukaseneng I yang telah ikut mendukung dengan
pendekatan yang penulis gunakan.
Semoga Allah selalu membalas apa yang mereka berikan untuk penulis
dengan imbalan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari di dalam penyusunan proposal ini, masih banyak
kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan proposal ini. Mudah-mudahan proposal ini
bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi semua guru-guru yang
berusaha meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

Cikeusik, Februari 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Abstraksi Penelitian
Lay out Penelitian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Judul
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
Definisi Operasional
Kerangka Teoritik Konseptual dan Hipotesis
Metode Penelitian
Jadwal Penelitian
Subyek dan Lokasi Penelitian
Personalia Peneliti
Daftar Pustaka
Lampiran
A. JUDUL
”Penerapan Model Literatur Based Intruction dalam Pembelajaran Membaca
di Sekolah Dasar (PTK di Kelas IV SDN. Sukaseneng I Kecamatan Cikeusik
Kabupaten Pandeglang”.

B. LATAR BELAKANG
Lahirnya undang-undang sistem Pendidikan Nasional Nomor. 20 Tahun
2003, telah memberikan angin segar dan mempertegas produk undang-undang
sebelumnya (Nomor. 2 Tahun 1989), terutama kaitannya dalam usaha
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan. Dalam usaha pembaharuan dan
peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan salah satu kunci pokok, meningat Bahasa Indonesia. Mata pelajaran
Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan berbahasa Indonesia, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia,
serta sebagai sarana pengembangan bernalar dan pelatihan pemesahan masalah.
(Depdikbud, 1993:1).
Sejak diberlakukan kurikulum 1994, pembelajaran Bahasa Indonesia sudah
menggambarkan karakteristik :
1. Menggunakan pendekatan komunikatif, CBSA, keterampilan, tematis,
integrative, dan lintas kurikulum.
2. Mengutamakan kevariasian
3. Kealamian
4. Kebermaknaan
5. Fesibilitas
6. Pengayaan penggunaan metode
7. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar.
Karakteristik kurikulum Bahasa Indonesia ini menggambarkan adanya
situasi belajar bahasa dalam latar alami. Pembelajaran bahasa yang berlatar alami
tidak dilakukan dengan pengkotak-kotakan keterampilan berbahasa. Pembelajaran
seperti ini mengutamakan keutuhan, kevariasian, keterpaduan, kebermaknaan,
kerelevanan, disesuaikan dengan konteks, lingkungan belajar diupayakan seperti
lingkungan anak dirumah dan menghormati dorongan setiap individu pembelajar
(Suyuno, 1995).
Berdasarkan GBPP, Pengajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek,
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Adapun kurikulum Bahasa
Indonesia pada umumnya bertujuan agar siswa Sekolah Dasar mempunyai
kemampuan dasar dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi, alat pengembangan ilmu pengetahuan, mempertinggi kemampuan
berbahasa, dan sebagai alat pemersatu dari beragam suku yang ada di Indonesia.
(Kurikulum 2004, Depdiknas 2003).
Dari keempat aspek pengajaran Bahasa Indonesia itu salah satunya adalah
membaca. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia membaca adalah melihat
memikirkan dan memahami isi dari apa yang ada dalam tulisan. Tujuan utama
pembelajaran membaca adalah guru dapat menciptakan suatu kondisi atau situasi
yang mendukung siswa untuk belajar membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan
apabila guru dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang
bisa diterima oleh siswa sehingga mendapatkan hasil yang positif.
Dalam konteks pendidikan moderen, pengajaran lebih berorientasi kepada
aktivitas siswa belajar (learning activity oriented) dimana siswa berperan sebagai
obyek pengajaran, termasuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Hal ini tentu saja menurut dukungan fasilitas dan sumber belajar yang
memadai.
Aktivitas siswa akan berkembang apabila berbagai sumber belajar yang
relevan dan terkoordinasi. Oleh karena itu, perlu ditata dan digali berbagai
alternativ sumber belajar yang ada di sekolah, mulaidari kelas, perpustakaan
sekolah, halaman/kebun sekolah, media pembelajaran yang tersedia, serta orang-
orang yang ada di sekitarnya dalam hal ini guru dan siswa secara keseluruhan.
Namun kecenderungan yang terjadi di lapangan, setelah dilakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru masih
menggunakan metode yang pasif dan tidak bervariasi, sehingga siswa tidak
termotivasi untuk belajar membaca. Selain itu faktor kemampuan yang dimiliki
siswa sangatlah kurang, diantaranya keinginan untuk menggali ilmu-ilmu dari
membaca, dan kurangnya fasilitas dan teks yang digunakan, guru hanya terpaku
pada buku paket saja.
Pembelajaran membaca sangat perlu untuk diajarkan dengan baik, sebab
pembelajaran membaca adalah tolak ukur siswa dalam pelajaran apapun. Agar
siswa dapat membaca dengan baik, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka
penggunaan model literature Based merupakan salah satu alternative dalam
membantu dan menimbang siswa dalam membaca.

C. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa permasalahan diatas, penulis merumuskan masalahnya
sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model Literature Based Intruction dalam membaca akan
meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran membaca ?
2. Apakah pengetahuan siswa mengenai tanda-tanda baca dapat meningkat,
dan dapat membaca menggunakan tanda baca dengan benar ?
3. Apakah model Literature Based Intruction efektif dan dapat merangsang
minat siswa untuk meningkatkan hasil belajar membaca siswa ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan kemampuan membaca siswa
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang tanda-tanda
baca dan bisa menggunakannya pada saat membaca.
3. Mengetahui kefektifan model Literature Based Intruction
dalam kegiatan pembelajaran membaca.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat mengetahui kekurangan siswa dan guru dalam pelajaran Bahasa
Indonesia tertuama dalam pembelajaran membaca serta cara mengatasi
kekurangan tersebut.
2. Manfaat Bagi Guru
Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya membaca menggunakan tanda baca yang baik dan benar dan
mengetahui kekurangan guru dalam mengajar.
3. Manfaat Bagi Siswa
Dapat meningkatkan keterampilan membaca menggunakan tanda baca
dan memahami apa yang dibaca, baik pada pelajaran membaca maupun pada
pelajaran-pelajaran lainnya dan siswa dapat memanfaatkan buku yang ada
lebih optimal.

F. DEFINISI OPERASIONAL
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh siswa sejak dini, namun tidak semua siswa memiliki kemampuan
yang sama dalam hal membaca. Oleh karena itu, perlu adanya proses belajar dan
latihan yang berkesinambungan.
Penerapan model Literature Based Intruction merupakan suatu teknik yang
dapat membantu siswa dalam belaajr dan berlatih keterampilan membaca
menggunakan tanda baca dengan baik.

G. KERANGKA TEORITIL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS


1. Kerangka Teoritik Konseptual
Pendidikan Bahasa Indonesia di SD adalah tolak ukur siswa pada
pelajaran lainnya. Pendidikan Bahasa Indonesia menekankan pada membaca
dan menulis, Pendidikan Bahasa Indonesia juga diarahkan pada proses
pembelajaran yang bisa membuat siswa bisa mengerti dan memahami
sehingga bisa untuk dikerjakan. Dengan demikian pada pembelajaran ini,
guru yang harus ekstra untuk mengajarkan kepada siswa dengan metode dan
strategi apapun, termasuk dengan strategi atau model Literature Based
Intruction ini.
Guru perlu memahami dan dapat memilih sumber belajar yang tepat.
Pada waktu mengajar di kelas memilih sumber belajar, harus didasarkan
kriteria tertentu yaitu kriteris umum dan kriteria itu berlaku baik untuk yang
dirancang maupun sumber yang dimanfaatkan, kriteria itu berlaku baik
untuk yang dirancang maupun sumber yang dimanfaatkan, kriteria umum
dalam dalam memilih sumber belajar bahasa merupakan ukuran kasar yang
dapat dijadikan patokan, ketika seorang guru memilih sumber belajarnya.
Kriteria umum tersebut sebagai berikut :
- Sumber belajar harus ekonomis, artinya sumber yang digunakan tidak
terlalu mahal, kalaupun harganya agak mahal harus bermanfaat dalam
jangka panjang sehingga akan tetap terhitung murah.
- Sumber belajar harus prkatis dan sederhana, artinya tidak memerlukan
pelayanan yang langka dan khusus sehingga tidak akan menyulitkan
guru sendiri.
- Sumber belajar harus mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu
dekat tidak perlu diadakan atau dibeli di toko. Sumber belajar yang
tidak dirancang lebih mudah diperoleh karena dapat dicari di
lingkungan sekitar.
- Sumber belajar harus bersifat fleksibel artinya bisa dimanfaatkan untuk
beberapa tujuan dan tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya kemajuan
teknologi, nilai budaya dan berbagai keinginan pemakai sumber
belajar itu sendiri.
Metode mengajar adalah cara operasional dalam lingkup strategi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Edy Yusnandar, Efendy
Zulkifly, 2004:2). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia banyak metode
yang bisa digunakan, salah satunya Model Literature Based dalam
pembelajaran membaca.
Literature Based Intruction yaitu pembelajaran yang bersandar pada
buku bacaan, atau dengan kata lain bacaan dijadikan landas tumpu (spring
board) pembelajaran Bahasa Indonesia. Bacaan yang bervariasi
dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa.
(Rothlein, 1991:222, Wisman, 1993: Waren, 1996. dikutip dari jurnal
Pendidikan Dasar Volume : V-Nomor : 7 April 2007, Ali Sudin). Model
Literature Based Intruction yang bertumpu pada pendekatan whole language
ini berupaya mengitegrasikan berbagai keterampilan berbahasa di kelas.
Adapun komponen model ini seperti diungkapkan Rhotlein (1991) meliputi :
a. Penjelasan guru sebagai strategi kearah pengajaran
b. Membaca keras atau bercerita
c. Membaca dalam hati
d. Menulis berbagai pengalaman membaca (sharing)
e. Aktivitas mandiri
f. Diterapkannya model Literature Based Intruction ini menurut beberapa
penelitian membuahkan hasil yang positif.
Hasil penelitian memperhatikan bahwa murid yang banyak dihadapkan
pada bacaan akan mempunyai prestasi lebih baik dalam belajar Bahasa
Indonesia khususnya membaca. Keuntungan lain dalam memanfaatkan
bacaan ini bukan saja dapat membangkitkan minat baca siswa tapi juga para
gurunya. Buku-buku yang ada bukan untuk digunakan namun untuk dibaca.
Hal ini penting, karena seperti diungkapkan NH Dini, gemar ini merupakan
modal utama bagi bangsa untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

2. Hipotesis
Hipotesisi dalam penelitian yang konvensional dengan hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan kelas sangat berbeda E. Yusnandar
mengemukakan bahwa : ”Hipotesis konvensional menyatakan adanya
hubungan antara satu variable atau lebih sedangkan hipotesis tindakan
adalah suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dengan
pendekatan lain jika kita melakukan tindakan ini, kita percaya tindakan kita
akan merupakan suatu pemecahan yang kita miliki (E. Yusnandar :64).
Atas dasar itulah peneiti merumuskan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
”Jika penerapan model Literature Ased digunakan dalam pembelajaran
membaca menggunakan tanda baca, maka keterampilan membaca siswa
dalam membaca menggunakan tanda baca dapat meningkat”.
H. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualtatif dengan menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Penelitian ini
bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya sesuai dengan karakteristik
penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Bog dan Biklen (1992), dikutip dari
jurnal Pendidikan Dasar Volume : V-Nomor : 7 April 2007, Ali Sudin) yaitu
1. Latar belakang penelitian sebagai sumber pengambilan data bersifat
alamiah.
2. Analisis data bersifat deskriftif dan induktif
3. Manusia sebagai instrument utama
4. Memperhatikan pentingnya proses bukan hanya hasil
5. Makna merupakan sesuatu esensial.
Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Hal ini
sesuai dengan karakteristik peneliti tindakan kelas yaitu masalah penelitian yang
harus dipecahkan berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas (Suyanto,
1997:5).
Langkah penelitian tindakan kelas secara umum terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Kemmis, 1998:9-15, Sudarsono, 1997:16,
Langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1). Refleksi Awal
Bersama Guru SD khususnya guru kelas yang akan diteliti mengadakan
diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan di kelas. Selain
itu dilakukan pula observasi di kelas. hasilnya

I.

You might also like