You are on page 1of 15

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Action Research menunjuk

pada action, artinya tindakan, dalam penelitian ini, peneliti melakukan

tindakan secara khusus diamati terus menerus, kemudian diadakan

pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk

tindakan yang paling tepat.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau

visi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

ini merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru

di lapangan. Singkatnya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian

praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik

pembelajaran yang ada.

Kemmis dan Carr (1986, dalam M. Hafidz Jamil 2008:28)

mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku

dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki


27

pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan

ini dilakukan.

Elliot (1982, dalam M. Hafidz Jamil 2008:29) mendefinisikan

penelitian tindakan kelas sebagai tentang situasi sosial dengan maksud

untuk meningkatkan kualitas praktik penelitian tindakan melibatkan

proses telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

menjalin hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan

pengembangan profesional.

Definisi yang dikemukakan oleh Ebbut (1985, M. Hafidz Jamil

2008:29) adalah sebagai berikut penelitian tindakan merupakan studi

sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik

dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari

tindakan tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah model siklus dari

Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu :

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Hokpins 1993 dalam M.

Hafidz Jamil 2008:29).

a. Rencana : Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk

memperbaiki meningkatkan, atau perbuatan perilaku dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan.

c. Observasi : Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.


28

d. Refleksi : Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

atas hasil atau dampak dari tindakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi

ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap

rencana awal.

Bagan 3.1
Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Observasi

Pra Siklus

Refleksi

Rencana

Refleksi Siklus I Tindakan

Observasi

Rencana

Refleksi Siklus II Tindakan

Observasi

Rencana

Refleksi Siklus III Tindakan

Observasi
Dan seterusnya
2. Teknik Penelitian

a. Kegiatan Pra Siklus


29

1). Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati proses

kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia berdasarkan

kebiasaan guru atau kondisi nyata dalam pembelajaran

membaca cepat.

2). Refleksi

Dalam kegiatan ini guru dan peneliti melakukan diskusi

dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru, yang

dihasilkan melalui observasi, selanjutnya memberikan

refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan

masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi untuk

merumuskan siklus I (satu).

b. Siklus I

1). Perencanaan Tindakan Kelas

Dalam tahap perencanaan tindakan kelas, sehari

sebelum menyampaikan materi, peneliti mendiskusikan

kegiatan untuk dilaksanakan hari selanjutnya, antara lain

mendiskusikan tentang rancangan pembelajaran Bahasa

Indonesia tentang membaca cepat dalam mengidentifikasikan

tanda-tanda baca yang ada dalam bacaan/wacana.

2). Pelaksanaan Tindakan Kelas


30

Dalam kegiatan ini, peneliti mempersiapkan lember

observasi beberapa buku cerita yang diberikan kepada siswa

untuk membaca dengan cepat wacana atau bacaan yang ada.

3). Observasi

Pada tahap ini guru selaku pelaksanaan tindakan dan

peneliti yang melakukan pengaamtan terhadap aktivitas guru

dalam mengajar siswa dalam belajar.

4). Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan dan

mengevaluasikan tentang permasalahan-permasalahan yang

timbul pada saat tindakan dan memberikan refleksi sebagai

bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah pada siklus II

yang berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan

tindakan kelas Siklus I.

c. Siklus II

1). Perencanaan Tindakan Kelas

Peneliti membahas mengenai kekurangan-kekurangan

yang terjadi pada Siklus I, yaitu tentang memahami isi

cerita/wacana.

2). Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pada Siklus II ini adalah kelanjutan dari Siklus I, di

mana guru harus mengulang pembelajaran yang masih

kurang, dan melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu mengisi


31

pertanyaan-pertanyaan dari wacana yang telah disediakan

oleh guru ( buku-buku bacaan atau teks wacana yang

diberikan oleh guru ).

3). Observasi

Pada kegiatan ini peneliti memantau proses belajar

mengajar, dan memuat kegiatan yang berhubungan dengan

dan guru.

4). Refleksi dan Revisi

Pada tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan dan

mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan hasil

temuan yang timbul pada saat tindakan Siklus II dan

memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan

pemecahan masalah pada siklus III yang berdasarkan hasil

observasi pelaksanaan kegiatan tindakan Siklus II.

d. Siklus III

1). Perencanaan Tindakan Kelas

Pada kegiatan Siklus II ini, guru dan peneliti

memfokuskan bahasan pada pemahaman isi bacaan dan

menjelaskan kembali isi bacaan.

2). Pelaksanaan Tindakan Kelas

Siswa diberi tugas oleh guru untuk membaca cepat

dalam hati dan satu persatu ke depan untuk tes kemampuan


32

membaca cepat setelah itu menjawab/mengisi pertanyaan-

pertanyaan yang ada di wacana.

3). Observasi

Pada kegiatan ini peneliti hanya memantau saja

Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung.

4). Refleksi dan Revisi

Pada tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan dan

mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan hasil

temuan yang timbul pada saat tindakan Siklus III. Dari hasil

pemantauan pada siklus ini diharapkan hasil belajar siswa

meningkat dari sebelumnya, sehingga memperoleh nilai yang

maksimal. Pada siklus ini tidak diadakan revisi hasil

pembelajaran dianggap sudah berhasil.


33

Bagan 3.2
Aplikasi Model Kemmis dan MC. Tanggart dalam Pembelajaran Membaca
Cepat dengan Menggunakan Model Literature Based Intruction

 Mengamati kondisi nyata dalam


pembelajaran membaca cepat

PRA SIKLUS

Refleksi
 Guru dan peneliti melakukan
diskusi dan evaluasi tentang
permasalahan yang dihadapi
 Memberikan refleksi sebagai
baan rancangan kegiatan pemecahan
masalah berdasarkan hasil diskusi
 Evaluasi untuk merumuskan
sikus I (satu)

Rencana
 Mendiskusikan tentang
rancangan pembelajaran bahasa
Indonesia tentang membaca cepat dalam
memahami tanda baca dan menjawab
pertanyaan dalam wacana

Refleksi Tindakan
 Mendiskusikan dan  Meletakan rancangan
mengevaluasi tentang kegiatan yang ada dalam
permasalahan yangtimbul pada SIKLUS I perencanaan siklus I
saat tindakan
 Memberikan refleksi
sebagai bahan rancangan kegiatan
pemecahan masalah pada siklus II

Observasi
 Melakukan pengamatan terhadap aktivitas
guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar.

Rencana
 Mendiskusikan tentang rancangan
pembelajaran bahasa Indonesia tentang membaca
cepat dalam mengidentifikasikan kata-kata dalam
bacaan/wacana
34

Refleksi Tindakan
 Mendiskusikan dan SIKLUS II  Mengulang
mengevaluasi tentang pembelajaran yang masih kurang
permasalahan yang timbul pada dipahami oleh siswa
saat tindakan

Observasi
 Melakukan
pengamatan terhadap aktivitas
guru dalam mengajar dan siswa
dalam belajar

Refleksi
 Memfokuskan bahasan
pada pemahaman isi bacaan dan
mengidentifikasi kata-kata sulit
dalam sebuah bacaan

Refleksi Tindakan
 Pada siklus II ini tidak SIKLUS III  Mengulang
diadakan revisi karena hasil pembelajaran yang masih kurang
pembelajaran dianggap sudah dipahami oleh siswa
berhasil

Observasi
 Memantau saat
Kegiatan Belajar Mengajar
berlangsung
35

B. Instrumen Penelitian

1. Tes

Dalam proses pengukuran, penelitian dan peningkatan hasil belajar

siswa di sekolah, tes dapat dipandang sebagai teknik dan alat utama.

Pernyataan ini berdasarkan kenyataan yang rumit, hal ini bisa dilihat

bagaimana pengukuran, penilaian dan peningkatan hasil belajar siswa

dari yang dilakukan oleh guru. Sekolahpun pada dasarnya menggunakan

tes dalam proses pengukuran, penilaian dan peningkatan hasil belajar

siswa.

Dari tiga jenis tes yang ada yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tertulis

perbuatan, maka penelitian ini menggunakan jenis tes tertulis. Dalam

pelaksanaan tes tertulis persoalan-persoalan tersebut secara tertulis pula.

Disini ada dua perangkat alat yang harus disiapkan : pertama, lembar

soal yang sudah lengkap dengan petunjuk pengerjaannya. Kedua, lembar

yang akan diisi oleh siswa. (Cece Rakhmat dkk, 2006:28).

Dalam penelitian ini, jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis

bentuk objektif yang berupa tes isian menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang tujuannya untuk menjawab masalah yang diangkat pada penelitian

ini dan mengukur keberhasilan tujuan penelitian.

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membaca cepat

siswa dalam memahami apa yang siswa baca sehingga dapat

menceritakan kembali juga dapat menjawab soal-soal yang ada dalam

bacaan.
36

2. Observasi

Suharismi Arikunto (1999:30) mengatakan bahwa pengamatan

atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.

Observasi dilakukan untuk memantau jalannya proses belajar

mengajar, dengan menggunakan lembar observasi dari pedoman buku

PPL Tahun 2008. Hal ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar

mengajar sehingga tergambar aktivitas guru dan siswa selama kegiatan

mengajar berlangsung.

Tabel 3.1
Format Observasi Kemampuan Guru dalam Mengajar

Skor Nilai
No Apek yang Dinilai
1 2 3 4
Kegiatan Pra KBM
a. Menarik perhatian siswa
b. Membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar
1. c. Melakukan apersepsi bermakna :
membangkitkan keingintahuan dan
pengetahuan awal siswa
d. Memberi acuan materi belajar yang
disajikan
Rata – rata
Sikap guru dalam proses pembelajaran
a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa
dengan jelas.
b. Gerakan anggota tubuh dan posisi badan
2. tidak mengganggu perhatian siswa.
c. Antusiasme, penampilan dan kinerja
dalam KBM kondusif bagi siswa.
d. Mobilitas dalam kelas dilakukan dengan
luwe dan hangat.
Rata - rata
37

Penguasaan bahan ajar


a. Penyajian bahan pembelajaran sesuai
dengan SK, KD, indikator dan sumber
belajar yang ditetapkan.
b. Penguasa materi ditekankan kepada
3. pemberian teks wacana.
c. Menunjukan penguasaan yang luas dan
mendalam terhadap bahan pelajaran
d. Dapat merespon pertanyaan atau
mengatasi masalah yang berasal dari
siswa (questioning)
Rata - rata
Proses Pembelajaran
a. Memberikan waktu 1-3 menit untuk
membaca cepat.
4.
b. Menyebutkan banyaknya kalimat yang
dibaca.
c. Membingbing siswa membaca.
Rata – rata
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
a. Memperhatikan prinsp-prinsip
penggunaan jenis alat peraga/media.
b. Ketepatan memilih alat peraga/media
5.
yang sesuai dengan metode yang
digunakan (model literature based
intruction).
c. Menguasai keterampilan dalam
mengoperasikan alat peraga/media.
Rata – rata
Evaluasi
a. Melakukan tes membaca dengan
6. memberikan waktu 1- 3 menit.
b. Menjawab pertanyaan yang ada pada teks
bacaan.
Rata – rata
7. Kemampuan Menutup Pembelajaran
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
memberikan kesimpulan tentang konsep
yang dibahas (refleksi)
b. Memberi balikan terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh siswa (refleksi).
c. Melakukan tindak lanjut berupa dampak
pengiring yang dikaitkan dengan
pembentukan sikap dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari
38

d. Menata kembali kerapihan/susunan kelas


agar kondusif bagi KBM berikutnya.
Rata – rata
Jumlah Rata – rata
Skor = Jumlah rata-rata
Banyak Aspek

Standar Penilaian :
> 3 - ≤ 4 = Sangat baik
> 2 - ≤ 3 = Baik
> 1 - ≤ 2 = Cukup
0 - ≤ 1 = Kurang

Tabel 3.2
Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Skor Nilai
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 Ket
Keterlibatan dalam proses
1.
pembelajaran/minat
2. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan
3. Pemahaman materi pembelajaran
Aktivitas membaca :
a. Membaca cepat.
4.
b. Menghitung banyaknya kalimat
yang di baca.

Untuk mengetahui nilai di atas, maka digunakan rumus sebagai

berikut :

Skor Nilai = Nilai yang diperoleh x 100


Banyaknya Siswa

3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan

dianalisis.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis

hasil penelitian adalah sebagai berikut :


39

a. Menyeleksi data untuk mendapatkan gambaran tentang hasil

penelitian.

b. Mengelompokan data berdasarkan tujuan untuk memudahkan

pengolahan data dalam mengambil keputusan.

c. Setelah data diklasifikasikan kemudian ditabulasikan dalam bentuk

tabel, untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternative

jawaban dan mempermudah membaca data. Pada tes membaca ini

dilakukan dengan cara sebagai berikut : Siswa dapat membaca

cepat, menghitung banyaknya kalimat yang dibaca, dan dapat

memahami teks yang di baca sehingga dapat menjawab pertanyaan

dengan benar pula

d. Imprementasi hasil penelitian dari tiap siklus, untuk mendapat

kesimpulan dan menjawab tujuan penelitian.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan di kelas IV SDN

Sukaseneng I Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang.

Dilaksanakannya penelitian di kelas IV SDN Sukaseneng I ini karena

sebagian siswa belum mempunyai kemampuan dalam membaca cepat

dengan baik disamping itu SDN Sukaseneng I ini adalah tempat

peneliti mengajar.
40

2. Subjek Penelitian

Adapun yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan model Literature

Based Intruction di kelas IV SDN Sukaseneng I Kecamatan Cikeusik

Kabupaten Pandeglang yang berjumlah 28 siswa. Terdiri dari 16 siswa

laki-laki dan 12 siswa perempuan.

You might also like