You are on page 1of 19

LBM IV

KATA KUNCI:
1. Praktek keperawatan
2. Cairan
3. Kondisi kritis
PEMBAHASAN
1. Definisi praktek keperawatan
• Praktek kepertawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerja sama bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawab (CHS, 1992)
• Praktek keperawatan mandiri adalah praktek profesional yang didasari oleh
landasan ilmu atau teori yang kokoh dan dengan menggunakan pendekatan
ilmiah dalam penyelesaian masalah dan dilakukan oleh seorang yang
mempunyai keahlian dan kewenangan tertentu dalam melaksanakan asuhan
keperawatan,dilakukan secara mandiri, dan menggunakan kode etik dan
ketentuan perundangan sebagai landasan melaksanakan praktek.

2. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan profesional


• Asuhan keperawatan pada klien anak
Dari usia 28 hari sampai usia 18 tahun, usia bayi baru lahir sampai usia 12
tahun.
• Asuhan keperawatan maternitas
Asuhan keperawatan klien wanita pasangan usia subur yang berkaitan dengan
reproduksi tanpa kehamilan, wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas,
wanita diantara dua persalinan baik kondisis normal atau beresiko dan bayi
baru lahir sampai dengan usia 40 hari yang sehat.
• Asuhan keperawatan medikal bedah
Asuhan pada klien usia diatas 18 tahun sampai 60 tahun dengan gangguan
fungsi tubuh baik oleh karena trauma atau kelainan fungsi tubuh.
• Asuhan keperawatan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan klien pada semua usia, yang mengalami berbagai
masalah kesehatan jiwa.
• Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan pada klien keluarga unit terkecil dalam masyarakat
sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat,sehingga tidak
terpenuhinya kebutuhan keluarga.
• Asuhan keperawatan komunitas
Asuhan keperawatan pada klien masyarakat pada kelompok di wilayah
tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat.
• Asuhan keperawtan gerontik
Asuhan keperwatan pada klien pada usia 60 tahun keatas, yang mengalami
proses penuaan dan permasalahannya.

3. Bentuk praktek keperawatan


• Rumah sakit
Model asukan keperawatan yang diberikan di tatanan rumah sakit, dimana
klien mendapatkan pelayanan keperawatan dari tim keperawatan profesional,
kolaborasi dengan tim profesi terkait secara optimal.
• Praktek keperawatan di rumah dalam konteks perpanjangan pelayanan
rumah sakit
Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada klien atau
keluarga, penekanan kepada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
• Praktek keperawatan berkelompok
Tindakan mandiri perawat profesional mencakup observasi, pendidikan
kesehatan, pelayanan keperawatan melalui kolaborasi dengan klien (individu,
keluarga dan kelompok).
• Praktek keperawatan individu/perorangan
Praktek keperawatan secara perorangan dengan menyediakan pelayanan
secara otonomi kepada masyarakat di rumah/ruang praktek pribadi atau
tempat khusus yang disediakan untuk memberikan pelayanan yang diberikan
kepada klien sepenuhnya oleh perawat tersebut.
4. Standar praktek keperawatan perawat profesional
Ada di lampiran

5. Tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dalam praktek keperawatan


• Memenuhi kebutuhan O2
• Memenuhi kebutuhan nutrisi
• Memenuhi kebutuhan integritas jaringan
• Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
• Memenuhi kebutuhan eliminasi BAB
• Memenuhi kebutuhan eliminasi urin
• Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
• Memenuhi kebutuhan obat-obatan
• Memenuhi kebutuhan sirkulasi
• Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan
• Memenuhi manajemen nyeri
• Memenuhi kebutuhan aktivitas dan latihan
• Memenuhi kebutuhan psikososial/spiritual
• Memenuhi kebutuhan interaksi sosial
• Memenuhi kebutuhan tentang perasaan kehilangan, menjelang ajal, dan
menghadapi kematian
• Memenuhi kebutuhan seksual
• Memenuhi kebutuhan lingkungan sehat
• Memenuhi kebutuhan post partum
• Memenuhi kebutuhan pasangan usia subur
• Memenuhi kebutuhan remaja putri
• Memenuhi kebutuhan pra nikah
• Memenuhi kebutuhan menopause
6. Syarat praktek keperawatan mandiri
• Tempat, berupa fisik/gedung dengan syarat:
- Ukuran luas min 6x4 m
- Jenis ruangan: ruang periksa, ruang tunggu, ruang administrasi,
KM/WC umum.
- Spesifikasi gedung: dinding permanen, lantai tidak licin, ventilasi
cukup, penerangan cukup, persediaan air cukup
- Peralatan: berupa alat tenun, alat keperawatan medik, alat rumah
tangga, alat pencatatan dan pelaporan
• Standar pendidikan
- Minimal S1 + profesi
• Izin
- Harus mempunyai SIK (praktik sarjana pelayanan kesehatan)
SIK diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan:
a) fotocopy SIP yang masih berlaku
b) surat keterangan sehat dari dokter
c) pas photo 4x6 cm sebanyak 2 lembar
d) surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang menyatakan
tanggal mulai bekerja
SIK hanya berlaku 1 tahun
- Harus mempunyai SIPP (praktik perorangan/kelompok)
SIPP diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/kota setempat. SIPP diberikan pada tingkat Pendidikan Ahli Madya
Keperawatan dan Pendidikan Keperawatan, diperoleh dengan melampirkan:
a) fotocopy Ahli Madya Keperawatan/ijazah pendidikan
b) surat keterangan pengalaman kerja min 3 tahun dari pimpinan sarana
tempat kerja, khusus bagi ahli madya
c) fotocopy SIP yang masih berlaku
d) surat keterangan sehat dari dokter
e) pas photo 4x6 cm sebanyak 2 lembar
f) rekomendasi dari organisasi profesi
Dalam KepMenkes 1239 tahun 2001 pasal 23 perawat yang menjalankan
praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:
a) memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan
b) memiliki perlengkapan untuk tindakan ASKEP maupun kunjungan rumah
c) memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan
kunjungan, formulir catatan, tindakan ASKEP serta formulir rujukan

7. Peran PPNI dalam praktek keperawatan (sebagai organisasi profesi keperawatan)


• Peran pembinaan anggota profesi
Peran ini dilakukan dengan cara menentukan kualifikasi anggota, menetapkan
legislasi dan kode etik, serta mengembangkan karir dan kesejahteraan anggota.
• Peran dalam pengembangan iptek keperawatan
Peran ini dilakukan melalui penelitian yang meningkatkan profesionalisme
keperawatan.
• Peran dalam menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan
Peran ini meliputi perumusan standar, registrasi dan pemberian lisensi bagi profesi.

8. Aspek hukum dalam praktek keperawatan


• UU no.23 tahun. 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat 2,3,4
- Ayat 2 : penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan
- Ayat 3 : pengobatan dan atau perawatan dapat
dilaksanakan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan/cara lain yang
dapat dipertanggungjawabkan
- Ayat 4 : pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan hnya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
• SK Menkes RI no. 648/Menkes/SK/4/2005 tentang registrasi dan
praktek keperawatan pada bab 4 pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktek berwenang untuk:
- Melaksanakan askep
- Tindakan keperawatan
sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi; intervensi, observasi keperawatan
pendidikan, konseling kesehatan
- Dalam melaksanakan
askep sebagaimana dimaksud di atas harus sesuai standar asuhan keperawatan
yang ditetapkan organisasi profesi
- Pelayanan tindakan
medik hanya dapat dilakukan berdasar permintaan tertulis dari dokter
• KepMenkes RI no. 1239/Menkes/SK/XI/2001, pasal 15 (isinya sama
dengan di atas)
9. Konsep informed consent
• Definisi
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah
diberi penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan pada pasien
tersebut.
• Bentuk
- Tersirat atau dianggap telah diberikan (implied consent)
a) keadaan normal
b) keadaan darurat
- Dinyatakan (expressed consent)
- Lisan
- Tulisan
• Informasi
Bagian yang paling penting dalam informed consent adalah informasi atau penjelasan
yang perlu disampaikan kepada pasien atau keluarga, yang mencakup:
- Apa yang perlu disampaikan (what)
Segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien, tindakan apa yang akan
dilakukan, prosedur tindakan yang akan dijalani pasien baik diagnostik maupun
terapi (bentuk, tujuan, resiko, manfaat, alternatif terapi)
- Kapan disampaikan (when)
Tergantung waktu yang tersedia setelah dokter memutuskan akan melakukan
tindakan invasif dimaksud. Pasien atau keluarga pasien harus diberi waktu yang
cukup untuk menentukan keputusannya
- Siapa yang harus menyampaikan (who)
Tergantung dari jenis tindakan yang akan dilakukan. Dalam Permenkes dijelaskan
dalam tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh dokter
yang akan melakukan tindakan. Dalam keadaan tertentu dapat pula oleh dokter lain
atas sepengetahuan dan petunjuk dokter yang bertanggung jawab. Bila bukan
tindakan bedah atau invasif lainnya, dapat disampaikan oleh dokter lain ataupun
perawat
- Informasi yang mana yang perlu disampaikan (which)
Dalam Permenkes dijelaskan haruslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter
menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau
pasien menolak diberikan informasi. Bila perlu informasi dapat diberikan kepada
keluarga pasien.
• Persetujuan
- Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien yang sudah dewasa (di atas 21
tahun atau sudah menikah) dan dalam keadaan sehat mental.
- Untuk pasien di bawah usia 21 tahun, dan pasien penderita gangguan jiwa yang
menandatangani adalah orang tua/wali/keluarga terdekat atau induk semang.
- Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar atau pingsan serta tidak didampingi oleh
keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang
memerlukan tindakan medik segera, maka tidak diperlukan persetujuan dari siapa
pun (Bab 11 Bab IV PERMENKES no. 585).
- The Medical Defence Union dalam bukunya Medicolegal Issues in Clinical
Practice menyatakan ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya informed
consent yaitu :
a) diberikan secara bebas
b) diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian
c) telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan
sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan
d) mengenai sesuatu hal yang khas
e) tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama
• Tanggung jawab
- Dokter
Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan mengenai persetujuan
tindakan medik
- Rumah sakit
Rumah sakit ikut bertanggung jawab atas pemberian persetujuan tindakan medik
yang dilaksanakan di rumah sakit
• Sanksi
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari
pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administrasif berupa pencabutan
Surat ijin prakteknya

10. Fungsi organisasi profesi


• Penyusun standar
• Penyusun kode etik
• Mempengaruhi kebijakan nasional dan internasional
• Mendukung riset
• Sebagai pusat informasi
• Memproteksi kesejahteraan
• Pengembangan PKB
• Collective bargaining
• Memelihara komunikasi dan publikasi
• Berperan sebagai advokat konsumen
• Mewakili dan berbicara untuk profesi/komunitas

11. Fungsi hukum dalam keperawatan


• Sebagai kerangka kerja dalam melakukan kegiatan keperawatan dalam pelayanan
keperawatan pada klien secara legal
• Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
• Membantu menegakkan kemandirian perawat dalam beraktivitas
• Berperan dalam penegakan standar praktek keperawatan yang membuat perawat
bekerja di bawah perlindungan hukum

12. Undang-undang perlindungan konsumen dan penerapannya


Bab I : ketentuan umum
Bab II : asas dan tujuan
Bab III : hak dan kewajiban
Bab IV : perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
Bab V : ketentuan pencantuman klausula Baku
Bab VI : tanggung jawab pelaku usaha
Bab VII : pembinaan dan pengawasan
Bab VIII : badan perlindungan konsumen
Bab IX : lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
Bab X : penyelesaian sengketa
Bab XI : badan penyelesaian sengketa konsumen
Bab XII : penyidikan
Bab XIII : sangsi administratif
Bab XIV : ketentuan peradilan
Bab XIV : ketentuan penutup

• Hak konsumen :
- hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam hal mengkonsumsi
barang dan jasa
- hak untuk memilih
- hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur
- hak ntuk didengar
- hak untuk mendapat advokasi
- hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
- dilayani secara benar, jujur, dan tidak diskriminatif
- hak untuk mendapatkan ganti rugi
• Hak produsen :
- hak menerima pembayaran sesuai kesepakatan
- hak mendapat perlindungan hukum dari konsumen yang beritikad tidak baik
- hak melakukan pembelaan diri dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen
- hak mendapatkan rehabilitasi
• Kewajiban produsen :
- beritikad baik dalam usahanya
- memberi informasi yang benar, jelas, dan jujur
- menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi
- memberi jaminan/garansi terhadap barang/jasa
- memberi ganti rugi

Ketidaksesuaian UU prlindungan konsumen dalam praktek pelayanan kesehatan: ada


dilampiran

13. Hak-hak pasien


• hak atas informasi (tujuan, metode, faedah, kemungkinan bahaya,
ketidaknyamanan)
• hak untuk memilih dokternya secara bebas
• hak untuk menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi
dengan jelas
• hak untuk mengakhiri/memutuskan hubungan dengan dokternya
• bebas untuk memilih/mengganti dengan dokter lain
• hak untuk dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinisnya dan penilaian etis tanpa campur tangan pihak luar
• hak ata privasi yang harus dilindungi
• hak atas sifat kerahasiaan data-data medis serta dara pribadinya
• hak untuk mati secara terhormat
• hak untuk menerima/menolak bimbingan moril dan spirituil, termasuk
petugas agama menurut keyakinannya
• hak untuk mengadu/komplai dan penyelidikan atas pengaduannya
serta diberitahukan hasilnya
• hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang adil, memadai, dan
berkualitas
• hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang
menolong
• hak untuk mempunyai pendapat kedua
• hak untuk diperlakukan dengan hormat
• hak untuk memilih integritas tubuh
• hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal

14. Malpraktek
• Malpraktek adalah cara mengobati suatu penyakit atau luka secara
salah karena disebabkan sikap tindak yang acuh tak acuh, sembarangan atau
berdasarkan motivasi kriminil (Stedman’s Medical Dictionary Malpractise cit
Guwandi, 1994)
• Malpraktek adalah sikap tindak yang salah; (hukum) pemberian
layanan terhadap pasien yang tidak benar oleh profesi medik; tindakan yang
illegal untuk memperoleh keuntungan sendiri sewaktu dalam posisi
kepercayaan (Guwandi, 1994)
• Malpraktek :
- melakukan kesalahan suatu hal yang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan
- tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan
kewajiban (negligence)
- melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan
• Beda malpraktek dengan medical error adalah :
- medical error dikarenkan kesalahan jujur atau kecelakaan
(ketidaksengajaan)
- malpraktek sebagai hasil kelalaian/kealpaan, pengabaian, dan tindakan
kriminal (sengaja)
• Bidang pekerjaan perawat yang berisiko
melakukan kesalahan:
Caffee (1991) dalam Vestal,K.W.(1995) mengidentifikasi 3 area yang
memungkinkan perawat berisiko melakukan kesalahan,yaitu:
- Tahap pengkajian keperawatan
(assessment errors)
Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien
secara adekuat atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan
seperti sdata hasil pemerikasaan lab,TTV,atau keleuhan pasien yang
membutuhkan tindakan segera.Kegagalan pengumpulan data akan
berdampak pada ketidaktepatan diagnosis keperawatan dan lebih lanjut
akan mengakibatkan kesalahan atau ketidaktepatan dalam tindakan.Untuk
menghindari kesalahan ini,perawat seharusnya dapat mengumpulkan data
dasar secara komprehensif dan mendasar.
- Perencanaan keperawatan (planning
errors)
Termasuk hal hal berikut ini:
o Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian
menuliskannya dalam rencana keperawatan
o Kegagalan mengkomunikasikan secara efektif rencana
keperawtan yang telah dibuat,misalnya menggunakan bahasa dalam
rencana keperawatan yagn tidak dipahami perawat lain dengan pasti
o Kegagalan memberikan askep secara berkelanjutan yang
disebabkan kurangnya informasi yang dipeoleh dari rencana
keperawatan
o Kegagalan memberikan entruksi yang dapat dimengerti
oleh pasien
o Untuk mencegah kesalahn tersebut,jangan hanya
menggunakan perkiraan dalam membuat rencana kepetawatan tanpa
mempertimbangkannya dengan baik. Renana harus realistis
berdasarkan standar yang telah ditetapkan
- Tindakan intervensi keperawatan
(inervention errors)
Termasuk kegagalan menginterpretasikan dan melaksanakan tindakan
kolaborasi, kegagalan melakukan askep secara hati hati,kegagalan
mengikuti atau mencatat order atau pesan dari dokter atau dari
penyelia.Kesalahn pada tindakan yang sering terjadi adalah kesalahan
dalam membaca pesan atau order, mengidentifikasi pasien sebelum
dilakukan tindakan, memberikan obat dan terapi pembatasan.
• Beberapa contoh kesalahn perawat:
Pasien usila mengalami disorientasi pada saat berada di ruang perawatan.
Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan
mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat
tidur. Sebagi akibat disorientasi, pasien kemudian jatuh dari tempat tidur pada
waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai
• Pada pasien pasca bedah disarankan untuk
melakukan ambulasi. Perawat secara drastis menganjurkan pasien melakukan
mobilisasi berjalan, padahal di saat itu pasien menglami demam, denyut nadi
cepat dan mengeluh nyeri abdomen.Perawat melakukan ambulasi pada pasien
sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat tanpa mengkaji
terlebih dahulu kondisi pasien.

15. Kode etik keperawatan


Ada di lampiran

16. Macam-macam cairan


Ada dilampiran
17. Cara memonitor cairan
• Ukur perbedaan intake dan output
- Ukur perbedaan tersebut (urin,muntah,drainase,dll)serta kebutuhan minum
perhari
- Perbedaan intake output sebaiknya tidak >200-400 ml/hari
- IWL kira kira 15 Ml/Kg BB/hari
- Kehilangan akibat demam 10C/hari ±10%perhari
• Bila tidak ada pengukuran intake output,maka:
- Hitung selisih BB sebelum dan sekarang
- Kurangi dengan hasil katabolisme normal selama puasa (0,5 Kg/hari),1 kg
sebanding dengan 1 L
• Menghitung kebutuhan elektrolit

18. Keadaan yang menyebabkan kurang cairan


Orang dengan resiko dehidrasi termasuk lansia dan klien lemah yang mempunyai
penurunan respon haus atau yang mempunyai penurunan kemampuan ginjal dalam
memusatkan urin. Sebagai tambahan, klien lansia yagn memiliki proporsi massa tubuh
yang tinggi mempunyai cadangan yang terbatas ketika terjadi kekurangan air. Klien
dengan diabetes insipidus, penurunan sekresi ADH, sering memiliki banyak kehilangan
cairan karena ketidakseimbangan hiperosmolar. Administrasi dari larutan hipertonik
yang meningkatkan jumlah larutan dalam aliran darah.

19. Tanda-tanda dehidrasi


Tanda dan Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat
gejala
Penampilan Haus, giat, Haus, gelisah/letargik, Mengantuk,
dan gelisah ritatif terhadap lembek, dingin,
KU(bayi&u sentuhan, mengantuk berkeringat, tungkai
sia muda) yang sianotik,
mungkin koma
Anak Haus, giat, Haus, giat, hipotensi Biasanya sadar,
berusia gelisah postural kelihatan cemas,
lebih dingin,
lanjut&dew berkeringatsianotik,
asa kulit&jari tangan
keriput, kejang otot
Denyut nadi Kecepatan & Cepat dan lemah Cepat, sangat
radialis volume normal lemah, adang tak
teraba
Pernafasan normal Dalam, mungkin Dalam & cepat
cepat
Fontanel Normal Cekung Sangat cekung
depan
Tekanan Normal Normal/rendah < 90mmHg,
darah mungkin tidak
sistolik dapat dicatat
Kelenturan Cibutan segera Cubitan kembali Cubitan kembali
kulit kembali normal dengan lambat sangat lambat
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Selaput Basah Kering Sangat kering
lender
Pengeluaran Normal Jumlah berkurang dan Tidak ada yang
air kemih warna gelap keluar selam
beberapa jam,
blader kosong

20. Penanganan dehidrasi


• Penanganan awal
Untuk mengobati serta mengatasi keadaan syok atau mencegah timbulnya keadaan
yang demikian itu, dengan cara melakukan perluasan cepat volume cairan luar sel,
terutama plasma penderita. Dianjurkan penggunaan larutan elektrolit yang
mempunyai konsentrasi natrium yang sama dengan konsentrasi yang ada adalam
darah normal.Volume yang diberikan harus sebanyak 20-30 ml/kg BB
• Penanganan selanjutnya
Begitu peredaran darah dapat dipulihkan, maka penggantian kalium yang hilang
dapat dimulai tetapi tidak essensial kecuali pada keadaan hipovolumia yang telah
dibuktikan atau keadaan yang diketahui berkaitan dengan terjadinya kehilangan
kalium yang parah
• Penatalaksanaan kolaboratif
- Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa
dan eletotrolit. Jenis cairan yang biasa digunakan:
a) Dektrosa dan air: memberikan hanya air bebas dan akan
didistribusikan dengan merata keseluruh CIS dan CES,digunakan hanya untuk
mengatasi kekurangan cairan tubuh total
b) Normal salin isotonik: hanya memperbanyak CES, tidak masuk CIS.
Biasa digunakan sebagai penambah volume intraseluler atau untuk
menggantikan kehilangan abnormal
c) Darah dan komponen darah: hanya memperbanyak bagian intra
vaskuler
d) Larutan elektrolit/salin campuran: memberikan tambahan elektrolit
dan buffer. Biasanya,larutan hipotonik digunakan sebagi cairan pengganti
karena kebanyakan kehilangan cairan abnormal adalah isotonik
- Pengukuran TV, hemodinamik dan data klinis
- Pemberian volume cairan awal sesuai program atau peprotokol
- Pasien dikaji lagi setelah 10 menit

21. Asuhan keperawatan:


• Diagnosa: Defisit volume cairan bd kehilangan cairan tubuh atau penurunan masukan
• Hasil yang diharapkan:
Pasien memenuhi masukan cairan dan elektrolit adekuat yang dibuktikan
oleh:keluaran urine >30 ml/jam, BB stabil, BJ urine 1,010-1,030, tak ada tanda klinis
hipovolemia (lidah keringdll), TD dbn, CVP 2-6 mmHg. Na serum 137-147 mEq/L,
BUN dbn
• Intervensi:
- Pantau masukan dan keluaran setiap jam
- Pantau TV dan tekanan hemodinamik terhadap tanda hipovolemia berlanjut
- Timbang BB setiap hari
- Berikan cairan peroral dan IV sesuai program
- Pantau pasien terhadap kehilangan cairan secara tersembunyi
- Beri tahu dokter tentang penurunan hematokrit yang dapat menandakan
perdarahan
- Baringkan pasien pada posisi terlentang dengan kaki ditinggikan 45 derajat
untuk meningkatkan aliran balik vena
- Amankan dengan plester semua sambungan dengan non-Luer-Lok pada jalur IV
untuk mencegah terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh terlepasnya
sambungan secara tak sengaja

• Diagnosa: perubahan perfusi serebral,ginjal,dan perifer bd hipovolemia


• Hasil yang diharapkan:
Pasien mempunyai perfusi adekuat dibuktikan dengan kesadaran, kulit hangat dan
kering, TD dbn, HR<100 permenit, keluaran urine >30 ml/jam selam 2 jam berturut-
turut, WPK<2 detik
• Intervensi:
- Pantau terhadap tanda penurunan perfusi serebral: vertigo, sinkop, kekacauan
mental, gelisah, ansietas, agitasi, kelemahan, mual, kuklit dingin dan kusam
- Lindungi pasien yang mengalami kekacauan mental; pusing atau lemah
- Hindari vasodilatasi yang tak perlu, atasi demam dengan segera
- Tenangkan pasien dan orang terdekat bahwa perubahan sensorium akan
membaik dengan terapi
- Pantau masukan dan haluaran urine dan waspadakan dokter terhadap keluaran
urine <30 ml/jam selama 2 jam berturut-turut
- Evaluasi WPK
- Palpasi nadi perifer bilateral pada lengan dan kaki

22. Pengertian kondisi kritis


Pasien kritis adalah pasien dengan perubahan fisiologi yng cepat memburukyang
mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya
sehingga merupakan keadaan yang kritis yang dapat menyebabkan kematian (keadaan
yang mnegancam kehidupan)

23. Tingkatan kondisi kritis


• Exigent (Gawat Daruarat I, perlu pertolongan segera)
Meliputi pasien dengan obstruksi jalan nafas, vibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi
dan kardiak arrest
• Emergent (Gadar II, perlu pertolongan secepat mungkin dalam
beberapa menit)
• Meliputi IMA, aritmi tak stabil dan pneumotorak
• Urgent (Gadar III, waktu lebih panjang dari Gadar II)
• Meliputi eksaserbasi asma, perdarahan gastrointestinal, keracunan
• Minor atau non urgent (Gadar IV)
• Meliputi semua penyakit yang tergolong kedalam yang tidak
mengancam kehidupan

24. Fasilitas yang digunakan untuk menangani kondisi kritis (di ICU)
Meliputi alat pemantau (monitor) dan alat pembantu lainnya
• Alat radiologi
- Mesin X-Ray portable
- USG
- Ct Scan
- MRI
• Alat respirasi
- Alat pertolongan respirasi
- Masker oksigen
- Alat intubasi
- Ventilator
- Bronkoskopi
- Alat WSD
- Entrakorporal support respirasi
- Sirkuit
- Self inflating bag
- Bronkoskop fiber optik
- Mesin anestesi
- Alat pembantu respirasi
- Pengukuran lembab udara (humidifier)
- Gas analisa dan analisa asam basa
• Alat pertolongan kardiovaskuler
- DC kardioversi
- Pompa intra aortik balon
- Cardiac pacing
• Alat pemantauan
- Monitor jantung bedside
- Monitor jantung sentral
- Monitor jantung portable
- Monitor hemodinamik invasif
• Alat kardiovaskuler
- Defibrilator
- Balon pompa intra aortik
- Pompa infus dan pompa spuit
- Pacemakers
• Alat ginjal
- Alat analisa peritoneal
- Alan continous arteriovenus hemodiafiltrasi
- Mesin hemodialisa
• Perlengkapan lainnya
- Kasur bertekanan
- Selimut untuk panas dan dingin
- Standar infus
- Trolley
- Tirai berpindah
- Analisa elektrolit dan gula darah
- Hb meter
- Analisa asam laktat
- Analisa oksigen darah
- Analisa gula darah
- ECG
- Monitor faal paru
- Timbangan BB

25. Penanganan pasien kritis


Rangkaian kerja untuk mengatasi pasien kritis:
• Pre hospital
Meliputi pertolongan pertama pada tempat kejadian, resusitasi kardiak pulmoner,
pengobatan gawat darurat, teknik untuk mengevaluasi, amannya transportasi, akses
telepon kepusat
• Triage
Memprioritaskan pasien yang paling gawat dan harapan hidup yang tinggi
• Prioritas gawat darurat
Mengklasifikasikan kondisi pasien
• Survei primer
Meliputi prinsip ABCDE
• Resusitasi
Bisa dilakukan bersama-sama survei primer, meliputi: Pemberian oksigen, infus,
monitor pada ICU
• Survey sekunder
Untuk mengetahui etiologi gawat darurat. Lakukan pemeriksaan head to toe, lab,
radiologi dll. Setelah dilakukan resusitasi dan keadaannya stabil. Bisa dilakuakan
bersama survey primer dan resusitasi
• Stabilisasi
Adalah usaha restorasi biologis dan hemostatis
• Perawatan defensif
Semua aspek medis yang meliputi evaluasi, pemeriksaan, diagnosa, prosedur
tindakan, pengobatan, pemantauan keadaan.
• Disposisi
Memindahkan pasien dari ruangan gadar ke perawatan biasa bila kondisinya sudah
stabil

You might also like