You are on page 1of 19

penalitian imunisasi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program
pembangunan kesehatan di indonesia dalam rencana pembangunan jangka menengah
nasional 2005 – 2009, mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
dimana salah satu target nya adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita (Fadilah
diakses dari www.Depkes.go.id. 2005).
Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian Bayi
(AKB) baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran
hidup. Departemen Kesehatan menargetkan pada atahun 2010 angka kematian bayi
baru lahir menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup (www.Depkes.go.id.November 2004).
Departemen kesehatan menargetkan pengurangan
angka kematian bayi. Angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per
1000 kelahiran hidup yang di capai pada tahun 2009. sementar angka harapan hidup
berkisar rata – rata 70,6 per tahun (Grehenson:diakses dari Protal,UGM. 2007).
Pencegahan nya antara lain dengan kegiatan
imunisasi pada bayi harus di tingkatkan dan dipertahankan atau ditingkatkan
cakupannya. Sehingga mencapai Universal Child Imunization (UCI), sampai
di tingkat desa merupakan modal awal untuk sehat (Azwar diakses dari www.Depkes.go.id.April
2005).
Tanpa imunisasi kira – kira 3 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena penyaki campak. 2 dari 100 kelahiran anak
akan meninggal karena penyakit batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit tetanus. Dan dari setip 200.000 anak, 1 akan
menderita penyakit polio.imunisasi akan dilakukan dengan memberikan vaksin
tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit – penyakit tertentu.Walau pun
pada saat ini fasilitas pelayanan untuk vaksinasi ini telah tersedia di
masyarakat, tetapi tidak semua bayi telah di bawa untuk mendapatkan imunisasi
yang lengkap. Bila mana fasilitas pelayanan Kesehatan tidak dapat memberikan
imunisasi dengan perkembangan tertentu (http://www.unicef.org/indonesia/id/media.html.Februari
2007)
Program imunisasi merupakan cara yang penting
untuk melindungi anak. tapi ini bukan jalan satu –satunya. Imunisasi harus di
berikan dengan bijaksana (Biddulph, 398:1999)
Penyakit yang Dapat di Cegah dengan Imunisasi
(PD3I) seperti TBC, Dipteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, Hepatitis b, merupakan
salah satu penyebab kematian anak di negara – negara berkembang termasuk
indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian anak,5% pada balita di Indonesia
adalah PD3I (Profil Kesehatan, Depkes
Sumbar 2005).
Agar target nasional dan global untuk
mencapai eradikasi, eliminasi, harus di petahankan tinggi dan merata sampai
mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga
tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) PD3I. Program nasional
imunisasi anak ini menargetkan peningkatan cakupan imunisasi di Indonesia
menjadi 80,5% yang di ukur melalui peningkatan imunisasi Dpt dan Campak pada
bayi dan anak.Tujuan penyelengaraan peningkatan angka cakupan imunisasi
membangun komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan terhadap
program peningkatan cakupan imunisasi. Lebih memasyarakatkan program
peningkatan cakupan imunisasi sebagai salah satu program peningkatan kesehatan
masyarakat lebih meluas dalam rangka pencapaian visi masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat, dimana salah satu target nya untuk menurun kan angka kematian bayi (Profil
Kesehatan, Depkes
Sumbar 2005).
Dalam kegitan imunisasi yang dipakai sebagai
indikator imunisasi lengkap adalah imunisasi campak berdasarkan laporan yang di
terima cakupan imunisasi campak rata – rata telah melebihi target yang di
tetapkan. Sehingga target Universal Child Imunization (UCI) pada tingkat kabupaten dan kota
masih
dapat dipertahankan. Secara keseluruhan Propinsi Sumatera Barat cakupan
imunisasi adalah sebesar 91,84%. Untuk jangkauan imunisasi suatu wilayah
dikatakan baik adalah apabila cakupan Dpt1 telah mencapai cakupan minimal 90 %.
Dengan demikian Propinsi Sumatera Barat secara keseluruhan telah melebihi taget
minimal namun perhatian khusus harus dilakukan.
Diperkirakan jumlah bayi yang menjadi sasaran
imunisasi sebanyak 97,177 bayi. Cakupan imunisasi Dpt1 telah melebihi dari
target. Yang telah yaitu sebesar 90%. Sedangkan bayi yang telah di imunisasi Dpt
1 sebanyak 99,76% (Depkes Sumbar 2001).
Bedasarkan data dari pemantauan program imunisasi,
cakupan imunisasi telah mencapai 90%. Di wilayah kerja Puskesmas Gunung
Kelurahan Ekor Lubuk. Sedangkan perbandingan cakupan imunisasi masing – masing
kelurahan dapat dilihat dari table 1.1.
Tabel 1.1
Cakupan Imunisasi
No Imunisasi Gantiang 36 Sigando 26 Ekor lubuk Gumala 90
sasaran sasaran 38 sasaran sasaran

1 BCG 63% 42,3% 44,7% 37,8%

2 DPT 1 19% 27% 13% 7,8%

3 DPT II 19% 12% 2,6% 6,7%

4 DPT III 11% 23% - 13%

5 HEPATITIS B I 42% 23% 24% 34%

6 HEPATITIS B II 44% 58% 32% 40%

7 HEPATITIS B III 42% 54% 26% 46%

8 POLIO I 72% 35% 34% 30%

9 POLIO II 44% 38% 61% 41%

10 POLIO III 61% 88% 42% 62%

11 POLIO IV 64% 58% 18% 30%


12 CAMPAK 61% 42% 39% 41%

Dari data diatas dapat diketahui bahwa tahun


2008, angka cakupan imunisasi BCG tertinggi terdapat di posyandu Ganting 63%,
sedangkan angka cakupan imunsasi DPT tertinggi terdapat diposyandu
Sigando, cakupan imunisasi Hepatitis B tertinggi
terdapat di posyandu Ganting, cakupan imunisasi Polio terdapat di posyandu
Ganting, cakupan imunisasi campak tertinggi
terdapat di posyandu ganting.
Dari hasil
wawancara dengan 9 orang ibu balita, mereka tidak memberi anaknya imunisasi
karna dapat menimbulkan penyakit seperti demam. Mereka juga mengatakan
pemberian imunisasi tidak terlalu berpengaruh kepada kesehatan anaknya.
Berdasarkan
uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah adanya
hubungan pengetahuan, pendidikan dan motivasi ibu dengan pemberian imunisasi
dasar bayi di Posyandu guguak malintang wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan
Ekor Lubuk Padang Panjang Timur 2008.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan,
pendidikan dan motivasi ibu dengan pemberian imunisasi dasar bayi di Posyandu
guguak malintang wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan Ekor Lubuk Padang
Panjang Timur 2008.

1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaimana hubungan
pengetahuan, pendidikan dan motivasi ibu dengan pemberian imunisasi dasar bayi
di Posyandu Guguak Malintang wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan Ekor
Lubuk Padang Panjang Timur 2008.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui distribusi
frekuensi pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi di Posyandu Guguak
Malintang
wilayah kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur
2008.
b. Diketahui distribusi frekuensi
pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi di Posyandu Guguak Malintang wilayah
kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur 2008.
c. Diketahui distribusi
frekuensi motivasi pemberian imunisasi dasar bayi di Posyandu Guguak Malintang
ilayah
kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur 2008.
d. Diketahui distribusi
frekuensi pemberian imunisasi dasar di Posyandu Guguak Malintang wilayah kerja
puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur 2008.
e. Diketahui hubungan
pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar di Posyandu Guguak Malintang
wilayah kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur
2008.
f. Diketahui hubungan
pendidikan dengan pemberian imunisasi dasar di Posyandu Guguak Malintang
wilayah kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur
2008.
g. Diketahui hubungan
motivasi dengan pemberian imunisasi dasar di Posyandu Guguak Malintang wilayah
kerja puskesmas Gunung kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang timur 2008.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat
selama masa pendidikan.
1.4.2 Bagi Institusi
Pendidikan
Dapat
memberikan kontribusi terhadap hasil penelitian yang diperoleh sehingga dapat
bermanfaat bagi orang lain dan dapat di gunakan sebagai baahan penelitian
selanjut nya.
1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan di
Posyandu guguak malintang wilayah kerja puskesmas gunung kelurahan ekor lubuk
Padang Panjang timur 2008.
1.4.4 Bagi Peneliti
Selanjutnya
Sebagai
bahan acuan untuk meneliti tentang hubungan motivasi ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di Posyandu di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang
Lingkup penelitian ini adalah untuk meneliti tentang hubungan. pengetahuan,
pendidikan dan motivasi ibu dengan pemberian imunisasi dasar bayi di Posyandu
guguak malintang wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan Ekor Lubuk Padang
Panjang Timur 2008. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner pada
ibu balita.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.4 Imunisasi
2.4.1 Pengertian
Imunisasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip
imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia
(Wahab : 2002, 38).
2.4.2 Manfaat Imunisasi
a. Untuk
anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit yang .terjangkit seperti :
Hepatitis B, Difteri,
Batuk rejan, Tetanus, Polio, Campak.
b. Untuk keluarga :
menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong
pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk negara :
memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untukmelanjutkan pembangunan negara.
(http://www.unicef.org/indonesia/id/media.html.Februari
2007)
2.4.3 Tujuan
Imunisasi
untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar
dapat mencegah penyakit bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering terjangkit (http://www.unicef.org/indonesia/id/media
.html.Februari 2007)
2.4.4 Ada dua macam
kekebalan ( cara untuk mendapatkan kekebalan )
a. Kekebalan pasif
Anak diberiakan antibodi yang yang sudah
dibuat misalnya :
1. Pasien tetanus diberikan antitoksin tetanus
( imunoglobin tetanus )
2. Pasien
difteri diberikan antitoksin difteri
3. Pasien karena gigitan ular
diberikan antitoksi bisa ular
4. Anak yang kurang gizi yang mungkin terpapar
dengan pendetita campak atau hepatitis
dapat dilindungi dengan pemberianGamaglobulin perlindungan ini berlangsung untuk
jangka waktu 3-6 bulan.
b. Kekebalan aktif
Anak membuat antibodi sendiri untuk dapat
menghasilkan antibodi tertentu. Seseorang harus terinfeksi oleh penyakit
tertentu baik melalui terjangkit penyakit tersebut atau melalui pemberian
vaksin yang mengandung bakteri atau virus atau racun yang sudah dilemahkan.
Kekebalan aktif dapat bertahan lama.
Imunisasi aktif dapat diberikan terhadap
penyakit:
1. Batuk rejan dengan pemberian vaksin pertusis
2. Tetanus dengan pemberian vaksin tetanus
toksin
3. Difteri dengan pemberian vaksin difteri
4. Tuberkolosis dengan pemberian vaksin
Bacillus Calmete Guerine
( BCG)
5. Poliomelielitis dengan pemberian vaksin
polio
6. Campak dengan pemberian vaksin campak (Biddulp : 1999, 397).
2.4.5 Penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi
a. Difteri
Adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebakterium diphteriae. Penyebarannya
adalah melalui pernafasan. Gejala awal penyaki adalah radang tenggorokan,
hilang nafsu makan dan demam rigan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih
kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi
berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
b. Pertusis
Disebut
juga batuk rejan atau batuk seratus hari adalah penyakit pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penyebaran
pertusis adalah melalui tetesan-teyesan kecil yang keluar dari batuk atau
bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan
yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang
cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang dapat
menyebabkan kematian.
c. Tetanus
Adalah
penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin.
Penyakit ini tidak menyebar keorang-orang, tetapi melalui kotoran yang masuk
mlalui luka yang dalam. Gejala awal adalah kaku pada otot rahang, disertai kaku
pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Gejala berkutnya
adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasinya adalah patah
tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi lain yang dapat menyebabkan
kematian.
d. Tuberkulosis
Adalah
penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosa
( batuk
darah).penyakit ini menyebar melalui pernafasaan lewat batuk atau bersin.
Gejala awal penyakit ni adalah lemah badan, demam, penuruna berat badan, keluar
keringat pada malam hari. Gejala lain tergantung pada organ yang diserang.
Tuberkulosis dapat menyebabkan kematian.
e. Campak
Adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus Maesles. Disebarkan melalui droplet bersin
atau batuk penberita. Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan,
batuk, pilek, conjungtivitis ( mata merah),elanjutnya timbul ruam pada muka dan
leher, kemudian menjalar ke tangan dan badan serta kaki. Komplikasi campak
adalah diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi saluran nafas.
f.Poliomielitis
Adalah
penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus
yang berhubungan yaitu virus 1, 2 atau 3. secara klinis penyakit polio adalah
anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebarannya
adalah melalui kotoran manusia yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan
gejala awal demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.
g.Hepatitis B
Adalah
penyakit yang di sebabkan oleh virus Hepatitis B yang merusak hati.
Penyebarannya adalah melalui suntikan yang tidak aman dari ibu ke bayi selama
proses persalinan, melalui hubungan seksual, infeksi pada anak biasanya tidak
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan
gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, warna
kuning pada mata ataupun kulit. Penyakit ini biasanya menjadi kronis dan
menimbulkan serosis hepatis.

2.4.6 Imunisasi yang


Diberikan Pada Anak
a. Iminisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerine
)
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosa
Kemasan : Kemasan
dalam ampul, setiap ampul vaksin dengan
empat ml pelarut
Cara
pemberian imunisasi dan dosis : bayi
kurang dari satu tahun 0,05 ml intrakutan didaerah
lengan
atas
Kontraindikasi : panas
Efek
samping :
imunisasi BCG tidak menyebabka
nreaksi yang bersifat umum yaitu demam 1-2
minggu kemudian akan timbul indurasi
kemerahan ditempat suntikan yang berubah
menjadi postula, kemudian pecah
menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan
sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut, kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjer regional
diketiak atau leher.
b. Imunisasi
DPT
Indikasi :untuk
pemberian kekebalan secara stimulan terhadap
difteri pertusis dan tetanus
Kemasan :
kemasaan dalam bentuk vial, 1 box vaksin terdiri
dari 10 vial, satu vial berisi
10 dosis, vaksin berbentuk cairan
Cara
pemberian imunisasi dan dosis : di
suntikan secara intramuskuler dengan osis
pemberian 0,5 ml
Kontraindikasi :gejala-gejala
keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir
atau gejala serius keabnormalan
pada syaraf merupakan kontra indikasi pertusis.
Anak yang mengalami
gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen
pertusis pada dosis kedua,
untuk dapat melanjutkan imunisasinya kedua dapat
diberikan DT.
Efek samping :gejala-
gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,
demam, kemerahan pada tempat
suntikan. Adang-kadang gejala berat seperti
demam tinggi, iritabilitas dan
meracau ang biasanya terjadi 24 jam setelah
imunisasi.
c. Imunisasi
polio ( oral polio vaccine)
Indikasi
:untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis
Kemasan :Vaksin
polio adalah vaksin yang berbentuk cairan, setiap
vaksin polio disertai satu
buah penetes terbuat dari plastik.
Cara pemberian
imunisasi dan dosis :diberikan secara
oral satu dosis adalah dua tetesan sebanyak empat
kali pemberian, setiap
interval setiap dosis minimal empat minggu.
Kontraindikasi :pada individu yang menderita
“immune
deficienci”. Tidak ada efek yang berbahaya yang
timbul akibat pemberian
pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita
diare, maka dosis ulangan dapat di berikan.
Efek
samping :pada umumnya tidak terdapat efek
samping.
Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh
vaksin yang sangat jarang
terjadi.
d. Imunisasi
campak
Indikasi :untuk peberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak
Kemasan :
vaksin ini berbentuk beku kering
Cara pemberian imunisasi dan dosis :sebelum
disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia
yang berisi lima cairan
pelarut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara
subkutan pada lenan kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
Dan ulangan 6-7 tahun.
Kontraindikasi :individu yang mendapat penyakit
immune
deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena
leukimia.
Efek samping :hingga 15% pasien dapat mengalami
demam
ringan dan kemerahan selama tiga hari yang dapat
terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.
e.Imunisasi
hepetitis B
Indikasi :untuk peberian kekebalan aktif terhadap
infeksi yang di sebabkan oleh virus hepatitis B.
Kemasan :vaksin hepatitis B yang berbentuk cairan
,vaksin hepatitis B terdiri dari dua kemasan, satu box
vaksin terdiri dari 10
vial yang terdiri dari 5 dosis.
Cara pemberian imunisasi dan dosis :sebelum di
gunakan harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.Vaksin disuntikan dengan
dosis 0,5 ml atau satu buah,
pemberian suntikan secara intra muskuler sebaiknya
pada anterolateral
paha.Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari,
dosis berikutnya dengan
minimal interval empaat minggu.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap komponen
vaksin, vaksin
ini tidak bolen diberikan pada penderita infeksi berat
yang disertai kejang.
Efek samping : reaksi lokal seperti rasa sakit,
kemerahan dan
pembengkakan di sekitar penyuntikan.
f.Imunisasi
DPT-HB
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
Kemasan : vaksin berwarna putih keruh seperti
vaksin
DPT.
Cara pemberian imunisasi dan dosis : Pemberian
dengan cara
intra muskuler 0,5 sebanyak tiga dosis. Dosis
pertama pada usia dua bulan,
dosis selanjutnya dengan interval empat minggu.
Tabel 2.1
Jadwal pemberian
imunisasi dasar secara umum di Indonesia

vaksin
Pemberian Selang Waktu
Umur Keterangan
Imunisasi Pemberian

BCG 1 Kali 0 – 11 Bulan

3 Kali

DPT 4 Minggu 2 – 11 Bulan

(DPT 1, 2, 3)

4 Kali

Polio 4 Minggu 0 – 11 Bulan

(Polio 1,2,3,4)

Campak 1 Kali 9 – 11 Bulan

Hepatitis B 3 Kali 4 Minggu 0 – 11 Bulan Untuk bayi yang lahir dirumah


sakit, Puskesmas, Rumah
Bidan Hepatitis B diberikan
dalam 24 jam pertama
( Hep.B 1,2,3) Kelahiran. BCG, Polio
diberiman sebelum bayi
pulang kerumah

Tabel 2.2
Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar Pada Bayi yang Datang Ke Pusyandu

Umur Jenis Imunisasi

1 Bulan BCG, Polio 1, DPT 1

2 Bulan HB 1, Polio 2, DPT 2

3 Bulan HB 2, Polio 3, DPT 3

9 Bulan HB3, Polio 4 + Campak

2.7 Hipotesa
2.7.1 Ada
hubungan antara Pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar bayi
Di posyandu Guguak Malintang wilayah kerja puskesmas Gunung Kelurahan Ekor
Lubuk Padang Panjang Timur .
2.7.2 Ada hubungan antara
pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi dasar bayi di posyandu Guguak Malintang
wilayah kerja puskesmas Gunung
Kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang Timur.
2.7.3 Ada hubungan antara
motivasi pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di
posyandu Guguak Malintang wilayah kerja puskesmas Gunung Kelurahan Ekor Lubuk
Padang Panjang Timur.

2.8 Defenisi
Operasional
Defenisi Operasional

no variabel Defenisi Cara Alat Hasil Skala


operasional ukur ukur ukur ukur

1 pengetahuan pengetahuan Wawancara Kuisioner Tinggi Ordinal


: ibu jika > mean
mengetahui rendah
manfaat
imunisasi

Jika < Ordinal


mean

jenjang
pendidikan
formal yang
sudah Tinggi
ditamatkan ibu. > SMA
>
rendah

2 pendidikan mendorong Wawancara Kuisioner


atau < SMA
menggerakkan
seseorang
berprilaku,
beraktifitas
dalam mencapai
tujuan.

Kekebalan
yang diberikan
pada tubuh bayi. Tinggi
jika > mean
rendah

Imunisasi
awal yang
diberikan Jika <
kepada bayi mean
untuk kekebalan
tubuh bayi,
meliputi usia 1
3 motivasi bulan( BCG, Wawancara Kuisioner
Polio I,Polio II,
DPT II,) usia 2
bulan ( Hb I,
Polio II, DPT
II),Usia 3 bulan
( Hb II, Polio
III, DPT III),
Usia 4 bulan
( Hb III, Polio
IV)Usia 6 – 9
bulan
( CAMPAK)
Imunisasi:-
lengkap
apabila
:semua
imunisasi
sudah
diberikan
sesuai
dengan umur
bayi

-
tidak
lengkap
apabila
imunisasi
belum
diberikan
4 imunisasi Melihat Daftar sesuai
dasar bayi KMS cheklis dengan umur
bayi.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian


Disain penelitian yang digunakan adalah
bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional untuk
melihat faktor penyebab (variabel independent) dan faktor akibat (variabel
independent) diukur pada saat bersamaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di posyandu guguak
malintang wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang
Timur. Yang dilaksanakan pada bulan juli tahun 2008.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh objek atau
orang yang akan diteliti,
( Notoatmodjo, 2002:79).
Populasi pada penelitian ini semua ibu yang mempunyai bayi di guguak malintang
wilayah kerja Puskesmas Gunung Kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang Timur 2008,
sebanyak 90 orang .
3.3.2 Sampel
Menggunakan total sampling yaitu sebanyak 90 orang.

3.4 Cara Pengumpulan Data


3.4.1 Data Primer
Pengumpulan
data dalam penelitian ini, diperoleh penelitian sesuai dengan jenis data, yang
mana data primer diperoleh dengan cara pengisian kuisioner oleh ibu – ibu yang
menjadi sample dengan di dampingi oleh peneliti untuk menjelaskan hal – hal
yang kurang dimengerti.
3.4.2 Data Sekunder
Diperoleh dengan cara melihat kelengkapan imunisasi
dari KMS bayi tersebut dengan menggunakan daftar checklist.

3.5 Pengolahan dan Analisa Data


3.5.1 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan
data selesai, dilakukan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat
yang jelas. Adapun langkah dalam pengolahan data yaitu:
a. Editing yaitu memeriksa apakah semua pertanyaan yang diajukan
penulis kepada responden sudah terawab.
b. Coding yaitu memberikan kode pada kuisioner.
c. Tabulating yaitu menstabulasikan data berdasarkan kelompok data yang
telah ditentukan.
d. Entri data yang telah ada dan telah diberi kode kemudian diubah
dengan computer.
e. Processing semua kuisioner terisi penuh dan benar, serta telah
melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data yang sudah
dientri dapat
dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dan
kuisionerke paket program computer.

KUISIONER
Petunjuk pengisian pilih dengan
melingkari huruf A, B atau C dari jawaan
yang di anggap benar
DATA UMUM
HARI / TANGGAL :
NAMA :
UMUR, TANGGAL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
PEKERJAAN :
PENDIDIKAN :
Tingkat Pengetahuan :
1. Apakah pengertian imunisasi
menurut ibu ?
A. Kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit tertentu
B. Daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu
C. Kekuatan
terhadap suatu penyakit
2. Apakah manfaat
imunisasi pada ibu ?
A.Untuk
mencegah diri bayi agar tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman-kuman
B. Untuk memberantas suatu penyakit pada
diri bayi
C. Agar bayi sehat dan gemuk
3. Pemberian imunisasi BCG yang benar adalah ?
A. 0-2 bulan
B. 2-4 bulan
C. 4-6 bulan
4. Berapa kalikah pemberian imunisasi DPT ?
A. 4 kali
B. 3 - 4 kali
C.2 – 3 kali
5. pemberian imunisasi campak yang benar dibawah
ini ?
A. 9-11 bulan
B. 7 – 9 bulan
C. 5 - 7 bulan
6. Pemberian
imunisasi Hepatitis b dan polio yang benar adalah ?
A. 0 - 11 bulan
B. 9 -11 bulan
C. 7 – 9 bulan
7. Apakah kegunaan
imunisasi DPT bagi bayi ?
A. Kekebalan terhadap Difteri Pertusis,
Tetanus
B. Kekebalan terhadap Tetanus
C. Kekebalan terhadap Tuberculosis
8. Dimanakah lokasi penyuntikan Hepatitis b ?
A. Dibahagian paha
B. Dibahagian betis
C. Dibahagian lengan
9. Apa tujuan ibu
membawa bayi imunisasi B ?
A. Agar anak sehat dan kebal terhadap suatu
penyakit
B. Agar anak kuat
C. Agar anak gemuk
Tingkat Pendidikan
10. Apa pendidikan
ibu ?
A.SD
B. SLTP
C.SMA
D.DIPLOMA
E.S 1

You might also like