Professional Documents
Culture Documents
2. Kaca benda dan kaca penutup, pinset, pipet tetes, kuas, air, preparat,
dan lain-lain.
1
3.4. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga
terlihat lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam
lensa okuler.
5. Memelihara Mikroskop
5.1. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak,
dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan
tangan yang lain menyangga pada dasar atau kakinya.
2
5.2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup
dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar.
Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
5.3. Mengusahakan agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada
satu poros di bawah lensa okuler. Mengatur kedudukan tabung
sedemikian rupa sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak
kurang lebih 1 cm dari atas meja benda.
5.4. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada
posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
7. Menggambar Hasil
3
disertai judul, keterangan pembesaran, biasanya 1 halalaman hanya untuk
1-2 gambar saja. Letak keterangan gambar pada sisi yang sama dengan
jarak garis penunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.
Gambar yang bersih, sederhana, dan ilmiah.
4
3. Preparat (sediaan) harus tembus cahaya supaya dapat diamati dengan
jelas.
5
IV. HASIL PENGAMATAN
Keterangan :
1. Kaki dasar
2. Lengan
3. Engsel
4. Lensa obyektif
5. Lensa okuler
6. Revolver
7. Cermin
8. Kondensor
9. Diafragma
10. Pilar
11. Tabung
12. Panggung
13. Makrometer
14. Mikrometer
15. Penjepit
16. Gelas kimia
17. Pipet
18. Kain planel
19. Kaca penutup
20. Objek gelas
6
Berdasarkan literatur :
7
V. ANALISIS DATA
Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat
kecil, misalnya rambut, bakteri dan sel sehingga tampak jelas. Mikroskop
sederhana terdiri dari dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang
berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup.
Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api
lensa objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler.
NA = n x sin α
Resolusi = 0.61 x λ / NA
8
Mikroskop
Sistem iluminasi
9
Perkembangan Mikroskop
A. Mikroskop optik,
1. Untuk memvisualisasi detail yang sangat kecil dalam struktur suatu obyek
2. Untuk menampilkan gambar dari obyek yang diperbesar
3. Untuk mengukur panjang, sudut, area, dll pada suatu obyek
4. Sebagai alat analisa untuk menentukan bagian optik suatu obyek seperti
indeks refraksi, reflektansi, dan perubahan fase;
5. Untuk mendapatkan informasi histokimia suatu objek dengan
menggunakan pewarnaan.
10
A.1. Mikroskop stereo
Suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena
diatasnya akan dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan
jalur sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki
kondensor, tapi memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang
panjang.
Kekurangan utama dari tipe obyek mikroskop stereo adalah bahwa aperture
numerical dari system dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya
seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif
dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture
numerical.
11
A.3. Mikroskop polarisasi
Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan
putar relatif terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi
bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini, semua cahaya
akan berhenti (gelap).
12
A.6. Mikroskop fluorescence
13
B. Mikroskop bukan optik,
Benda yang akan diamati diletakkan di antara F dan 2F dari lensa objektif.
Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini
akan menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang yang dihasilkan lensa
okuler ini adalah maya, diperbesar dan terbalik dari aslinya. Bayangan ini
merupakan bayangan akhir dari mikroskop yang kita lihat.
14
VI. KESIMPULAN
15
Setelah melakukan praktikum pengenalan mikroskop ini diharapkan
dapat memahami dan menggunakan mikroskop dengan tepat dan benar.
Praktikan telah terampil dalam mengggunakan mikroskop. Sehingga tidak
terjadi kekeliruan dalam menggunakannya serta dapat menjaga/ memelihara
mikroskop dengan baik. Selain itu juga, dapat menambah pengetahuan
untuk peneraran dalam kehidupan yang akan datang.
16
VII. DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, dkk. 2005. Biologi Kelas XI Jilid 2a SMA. Jakarta : Sunda Kelapa
Pustaka
17