Professional Documents
Culture Documents
Munculnya madzhab dalam sejarah terlihat adanya pemikirah fiqih dari zaman
sahabat, tabi’in hingga muncul madzhab-madzhabfiqih pada periode ini. Seperti contoh
hokum yang dipertentangkan oleh Umar bin Khattab dengan Ali bin Abi Thalib ialah
masa ‘iddah wanita hamil yang ditinggalk mati oleh suaminya. Golongan sahabat berbeda
pendapat dan mengikuti salah satu pendapat tersebut, sehingga munculnya madzhab-
madzhab yang dianut.
Di samping itu, adanya pengaruh turun temurun dari ulama-ulama yang hidup
sebelumnya tentang timbulnya madzhab tasyri’, ada beberapa faktor yang mendorong,
diantaranya :
1. Madzhab Hanafi
Madzhab ini didirikan oleh Abu Hanifah yang nama lengkapnya al-
Nu’man ibn Tsabit ibn Zuthi (80-150 H). Ia dilahirkan di kufah, ia lahir pada
zaman dinasti Umayyah tepatnya pada zamankekuasaan Abdul malik ibn
Marwan.
Pada awalnya Abu hanifah adalah seorang pedagang, atas anjuran al-Syabi
ia kemudian menjadi pengembang ilmu. Abu Hanifah belajar fiqih kepada ulama
aliran irak (ra’yu). Imam Abu Hanifah mengajak kepada kebebasan berfikir dalam
memecahkan masalah-masalah baru yang belum terdapat dalam al-Qur’an dan al-
Sunnah. Ia banyak mengandalkan qiyas (analogi) dalam menentukan hukum.
o Abu hanifah dan ulama kufah berpendapat bahwa sholat gerhana dilakukan
dua rakaat sebagai mana sholat ’id tidak dilakukan dua kali ruku’ dalam satu
rakaat.
Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ulama yang luas ilmunya dan sempat
pula menambah pengalaman dalam masalah politik, karena di masa hidupnya ia
mengalami situasi perpindahan kekuasaan dari khlifah Bani Umayyah kepada
khalifah Bani Abbasiyah, yang tentunya mengalami perubahan situasi yang sangat
berbeda antarta kedua masa tersebut.
o Al-Qur’anul Karim
o Fatwa sahabat
o Qiyas
o Istihsan
Murid imam Abu Hanifah yang terkenal dan yang meneruskan pemikiran-
pemikirannya adalah : Imam Abu Yusuf al-An sharg, Imam Muhammad bin al-
Hasan al-Syaibani, dll.
2. Madzhab Maliki
Setelah as-Sunnah, Malik kembali ke qiyas. Satu hal yang tidak diragukan
lagi bahwa persoalan-persoalan dibina atas dasar mashutih mursalah.
o Al-qur’an
o Sunnah
o Qiyas
3. Madzhab Syafi’i
Mun’im. A. Sirry, Sejarah Fiqh Islam, Islamabat : Risalah Bush, 1995, hal. 76
Mahjuddin, Ilmu Fiqih, Jember : P.T. GBI Pasuruan, 1991, hal. 111
Fathurrahman, Djamail, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997, hal.
09
Muh. Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, Jakarta : PT Raya Grafindo Persada,
1996, hal. 105
AB, Wahhab, Khollaf, Khulashoh Tarikh tasyri’ Islam, Solo : CV. Ramadhani, 1991,
hal. 89
Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996, hal. 149