You are on page 1of 10

IV.

3 Pengertian Dan Satuan

Arus cahaya :
Adalah jumlah cahaya, yang dipancarkan setiap detik oleh sebuah sumber cahaya
satuannya lumen (lm), simbolnya (phi).

Kekuatan cahaya :
Adalah arus cahaya yang per satuan sudut ruang dipancarkan ke suatu arah
tertentu, satuannya candela (Cd). Simbolnya I.

Kekuatan Penerangan :
Adalah arus cahaya yang jatuh pada sebuah satuan permukaan. Satuannya lux
(lx). Simbolnya E. 1 LUX = 1 LUMEN / M2

Luminansi :
Adalah kekuatan cahaya per m2 luas semu suatu sumber cahaya atau suatu
permukaan yang diterangi.
Satuannya Cd/cm2 atau Cd/m2. Simbolnya L.

Rendemen Penerangan :
Adalah perbandingan antara arus cahaya berguna (arus cahaya yang akhirnya
menimpa permukaan sesuatu), dan jumlah arus cahaya yang dipancarkan oleh
suatu sumber cahaya.
Rendemen penerangan ini tergantung dari :
- sistem penerangan (langsung, tak langsung dsb)
- hasil gunanya armatur (perlengkapan)
- faktor pantulan : langit-langit, dinding dan lantai;
- perbandingan tinggi, lebar dan panjang ruangan.
- Pembagian titik-titik cahaya.

1
Faktor Depresiasi/Pengurangan :
Adalah menurunnya kekuatan penerangan karena debu, menuanya lampu.
Besarnya faktor ini tergantung dari :
- Penggunaan ruangan dan sifat ruangan.

Perbedaan antara lumen dan candela


(Verlichting karya J.W. Favie dan rekan-rekan).

Perbedaan Kekuatan Penerangan dengan luminansi


(Verlichting karya J.W. Favie dan rekan-rekan)
Kekuatan penerangan pada buku A sama besarnya dengan meja B tapi
luminasi buku A lebih besar dari pada luminasi meja B.

2
1 Radial bintang (Ø)
r = 1m

I = 1 cd
O = 1 m2
Ø = 1 lm
E = 1 Lux
L = 0,318 cd/m2
( jika memantulkan /
Menembus cahaya 100% )

HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI SATUAN

Contoh perhitungan :

1. Suatu arus cahaya sebesar 5000 lumen jatuh pada sebuah permukaan yang
luasnya 10m2. Berapa besar rata – rata kekuatan penerangannya ?
2. Sebuah lampu dengan jejuatan “ cahaya “ 50 candela. Berapakah besar
kekuatan penerangannya pada sebuah titik dalam jarak 2 m dari lampu ?

Kekuatan penerangan pada sebuah titik = kekuatan cahaya


( dalam Lux ) Kuadrat dari jarak hingga sumber
cahaya

3
E = Kekuatan penerangan mendatar pada P dalam Lux.
I = Kekuatan cahaya dari sumber cahaya kearah P dalam cd.
H = Tinggi sumber cahaya L diatas permukaan kerja.
α = Sudut antara garis tegak lurus sumber cahaya pada permukaan
kerja dan garis
dari L dan P.

bidang kerja
L C P

Kekuatan penerangan di titik P =

E = I cos3α
h2

CONTOH :
3. Pada ketinggian 4 m di atas sebuah permukaan kerja yang mendatar
dipasang sebuah sumber cahaya. Titik P terletak 3 m dari proyeksi sumber

4
cahaya L pada permukaan kerja ini. Berapakah besar kekuatan penerangan
mendatar di P andaikan kekuatan cahaya ke arah P adalah 10.000 candela.
4. Kekuatan penerangan pada sebuah permukaan 800 Lux. Berapakah besar
luminansi permukaan pada suatu factor pantulan 0,7 ?

Luminasi dalam candela per m2 = kekuatan penerangan dalam factor


pantulan Lux
T6
= 800 . 0,7
3.14
= 178 candela/m2
O = 1 ft2
= 1 lm
E = 1 footcandle

r = 1 foot
= 1 lm
1 ft2

= 10,764 Lux
= 10 Lux

Jadi :
- fc = 1 m
ft2
- Lux = lm
m2
- 1 fc = 10 Lux
- 1 Lux = 1/10 fc ( 0,0926 )

5
- 1 cd = 12,57 lm

CONTOH :
Kekuatan penerangan pada sebuah permukaan adalah 100 foot candela atau 100
lm/ft2. Angka koefisien pantulan 0.6 atau 60%, terang cahaya yang dipantulkan =
kekuatan cahaya = yang dipantulkan. 100fc x 0,6 = 60 foot lambert atau 60
lumen per foot persegi pantulan.
Tidak dibagi T6 atau 3,14.
TABEL
Factor pantulan berbagai jenis bahan banguna pada cahaya putih dari
G.Favie dan rekan-rekan “Verlichting”.
Plesteran putuh ( baru, kering ) 0,70 – 0,80
Plesteran putih ( lama ) 0,30 – 0,60
Cat aluminium 0,60 – 0,75
Beton ( baru ) 0,40 – 0,50
Beton ( lama ) 0,05 – 0,15
Bata merah ( baru ) 0,10 – 0,30
Batang merah ( lama ) 0,05 – 0,15
Pelat serat kayu ( krem, baru ) 0,50 – 0,60
Pelat serat kayu ( krem, lama ) 0,30 – 0,40
Kayu berk dan kayu cerah 0,55 – 0,65
Kayu eik yang dipernis cerah 0,40 – 0,50
Kayu eik yang dipernis gelap 0,15 – 0,40
Kayu mahoni dan kayu kenari 0,15 – 0,40
Kain gorden coklat tua 0,10 –0,20
Beludru hitam 0,005 – 0,01
Perak ( dipoles) 0,88 – 0, 93
Nikel ( dipoles ) 0,53 – 0,63
Aluminium ( dipoles ) 0,65 – 0,75
Khrom ( dipoles ) 0,60 – 0,70

6
FAKTOR TRANSMISI BEBERAPA JENIS BAHAN BANGUANA

Kaca bening 0,90 – 0,93


Kaca buram 0,55 – 0,65
Kaca prisma 0,65 – 0,75
Kaca oval 0,59 – 0,84
Kaca susu 0,10 – 0,38
Sutera putih 0,60 – 0,70
Sutera berwarna 0,15 – 0,55
Kertas perkamen 0,40 – 0,45

IV. 4 Menghitung Jumlah Lampu

Untuk menghitung jumlah lampu diperlukan data – data : ruangan,


lmampu, umum, cara pemasangan lampu, dan pengaruh ematur lampu.
A. Data ruang.
Panjang ( a ) =………………..M
Lebar
P (b) =………………..M
Tinggi ( H ) =………………..M
Jarak lampu ke bidang kerja
H – ( P+hN) =………………..M
h H
Indeks rg.K = a . b
(a+b).h
Factor
h N refleksi dari :
Langit-langit =………………..M
Dinding =………………..M
Pantai =………………..M

7
B. Data lampu.
Lampu tanpa trafo/ballast P =………………..W
Lampu dengan trafo/ballasat =………………..W
Warna cahaya =………………..W
Tingkat refleksi keaslian warna =………………..
( colour rendition level )
Arus cahaya dari lampu 0 =………………..lm

C. Data armature
Jenis armature =………………..
Jumlah lampu per armature 2 =………………..
Konsunsi daya per armature P = Z . P =………………..W
Factor utilitas (utilization factor ) atau efisiensi ruang diambil dari table yang
dikeluarkan pabrik armature berkisar antara 20% - 95% B
=………………..

D. Data umum
P = factor depresiasi atau pemeliharaan, biasanya 1,25.
E = tingkat penerangan yang dikehendaki ( Lux ).
A1 = bidang kerja ruangan misalnya meja kerja ( m2 ).
N = jumlah armature yang diperlukan.
B = factor utisasi/efisiensi ruang (%) table
Z = jumlah lampu per armature
O = arus cahaya lampu ( lm )

N = E . A. P =…………………..unit
Z . O . B

8
N = jumlah actual armature setelah dibulatkan
=………………….unit
E = tingkat penerangan rata-rata

= N . Z . O . B =………………………Lux
A . P

Konsumsi daya total = N . P =……………………..W

E. Cara pemasangan lampu


Jarak maksimum antara penerangan yang satu dengan yang lain untuk
mencapai penerangana yang merata paling sedikit 70%, dengan rumusan
sebagai berikut :

e ≥ 70%
h
e = jarak antara pusat lampu yang satu dengan yang lain.
h = jarak antara lampu dengan bidang kerja.

CONTOH :

Sebuah ruang kerja


P = 1,25
E = 250 Lux
A1 = 2 m2 ( luas meja kerja )
A2 = 20 m2 ( luas ruangan )
B = 40 %
Z =1
O = 800 lm

9
NA1 = 250 . 2 . 1,25 = 2 bh. NA2 = 250 . 20 . 1,25 = 17
bh.
1 . 900 . 0,40 1 . 900 . 0,40

10

You might also like