You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemberian arahan (bimbingan), khususnya dalam organisasi
pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting. Hal ini ditujukan
agar setiap personal yang terlibat dalam sekolah dapat menjalankan
kewajibannya sesuai dengan beban tugas yang diberikan kepada mereka.
Disamping penggerakan/pengarahan juga harus dilakukan pengkoordinasian,
hal ini dibutuhkan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam
pekerjaan, pelimpahan wewenang dan penyelesaian permasalahan yang ada
dalam organisasi. Dengan demikian, dapat diciptakan hubungan serasi antar
semua orang yang terlibat dalam organisasi.
Akan tetapi realitanya sangat jarang ditemui seorang pimpinan yang
melaksanakan fungsi penggerakan/pengarahan dan pengkoordinasian ini
dengan baik. Meskipun telah dibuat rencana pendidikan dengan baik, bila
bimbingan yang diberikan oleh pempinan kepada bawahan kurang maka akan
berdampak buruk pada perkembangan dan kemajuan sekolah. Jadi antara
perencanaan, penggerakan/pengarahan dan pengkoordinasian serta fungsi-
fungsi pokok dalam administrasi yang lain harus berjalan dengan sejajar agar
dapat mengoptimalkan tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu antara lain:
1. Apakah pengertian dari pengarahan/penggerakan dan pengkoordinasian?
2. Dalam tingkat daerah siapakah penanggung jawab dari pengarahan dalam
administras pendidikan?
3. Apa saja yang termasuk dalam teknik-teknik penggerakan?
4. Apa saja alat dan teknik pengkoordinasian yang dapat dilakukan kepala
sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengarahan/Penggerakan
1. Pengertian
Pengarahan/penggerakan menurut Terry (1977) dalam buku yang
ditulis Syaiful Sagala, berarti merangsang anggota-anggota kelompok
melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.1
Sedangkan menurut Keith Davis (1972), menggerakkan ialah kemampuan
pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat. Jadi, pemimpin menggerakkan
dengan penuh semangat, dan pengikut juga bekerja dengan penuh
semangat.2
Adapun pengarahan atau penggerakan dalam pengertian secara
umum adalah usaha untuk menggerakkan bawahan dengan jalan
memerintahkan/menugaskan, memimpin, memberi petunjuk,
mengarahkan, mendorong, membimbing atau memberi motivasi secara
terus-menerus kepada semua anggota organisasi bawahan agar mereka
mau bekerja untuk mencapai tujuan bersama.3
2. Penanggung jawab
Fungsi pengarahan/penggerakan ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses administrasi pendidikan. Tugas
pengarahan/penggerakan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu
kepemimpinan kepala daerah dan kepemimpinan kepala sekolah
mempunyai peran yang sangat penting menggerakkan personel
melaksanakan program kerja sekolah. Fungsi pengarahan atau

1
Drs. H. Syaiful Sagala. M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung :
Alfabeta. 2006), hlm. 52.
2
Ibid, hlm. 53.
3
Drs. H. Sardjuli. M.Pd, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Solo : Era Intermedia.
2001), hlm. 52.

1
penggerakan ini harus dilakukan secara terus menerus kepada semua staf,
baik staf edukatif maupun tenaga administratif.4
Dalam memberikan pengarahan atau penggerakan, seorang
pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan
yang sifatnya mendukung (Suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri
menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan
menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja
dan kontribusi wujud kerja.
Seorang kepala sekolah di dalam melaksanakan fungsi
pengarahan/penggerakan atau bimbingan ini hendaknya selalu
berpedoman kepada rencana dan program kerja sekolah yang telah
dirumuskan dan melihat kepada tujuan-tujuan pendidikan yang akan
dicapai. Dalam pelaksanaan fungsi pengarahan atau penggerakan harus
disertai pula dengan pemberian wewenang yang sepadan dengan tugas
dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh bawahan, sebab pada
dasarnya pengarahan/penggerakan yang berupa pemberian tugas dari
seorang pimpinan kepada bawahan itu berarti pula pemberian/pelimpahan
wewenang di samping tugas dan tanggung jawab.5
Kepala sekolah di samping memiliki kekuasaan karena kedudukan
(position power) yang sah untuk melakukan pengarahan/penggerakan
kepada bawahannya (staff pengajar dan tenaga administratif) ia harus juga
memiliki pengetahuan tentang kompleksitas pekerjaan dan tujuan-tujuan
yang harus dicapai oleh organisasi sekolah yang dipimpinnya, serta
memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang bagaimana metode kerja
dan prosedur kerja yang dilakukan oleh para bawahannya. Sebab di dalam
memberi tugas ia harus mampu pula memberikan petunjuk-petunjuk,
bimbingan, pengarahan, dorongan dan motivasi kepada para
bawahannya/anggota organisasi.6

4
Ibid.
5
Ibid, hlm. 53.
6
Ibid.

2
3. Teknik-teknik penggerakan
Agar dapat melaksanakan fungsi directing dengan baik, maka
seorang pemimpin perlu mengetahui dan menggunakan teknik-teknik
penggerakan / pengarahan sebagai berikut :
a. Menjelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi
b. Mengusahakan agar setiap anggota memahami dan menerima tujuan
organisasi.
c. Mengusahakan dan menjaga integritas kelompok/organisasi dengan
memperbaiki hubungan antar anggota organisasi dan mengutamakan
kerjasama dalam melaksanakan tugas/pekerjaan.
d. Mengusahakan agar setiap anggota organisasi mengerti struktur
organisasi dan memahami kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
ditempuh oleh pimpinan dalam mencapai tujuan bersama.
e. Memperlakukan setiap anggota organisasi sebagai manusia yang
mempunyai kepribadian dan martabat kemanusiaan.
f. Memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
motif-motif bekerja anggota organisasi.7

B. Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubung-hubungkan, menyatu
padukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya, metode-metode
dan alat-alat perlengkapan dalam hubungan-hubungan yang harmonis
sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju ke arah
tercapainya tujuan usaha kerjasama dengan efisien. Maksud dari kegiatan
pengkoordinasian ialah agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, benturan-
benturan, kekembaran dan kekosongan kerja.8 Pengkoordinasian dalam satuan
pendidikan adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran dengan menghubungkan, menyatu padukan dan
menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya
7
Ibid.
8
Drs. H. Sardjuli, M. Pd., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Solo: Era
Intermedia, 2001), hlm. 57.

3
berlangsung secara tertib ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.9
Koordinasi harus dapat meningkatkan kerjasama antara pejabat dan anggota
organisasi semaksimal mungkin pada tataran kantor pendidikan di
Departemen Pendidikan, pada tataran pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota, kemudian koordinasi pada tingkat satuan pendidikan.
Koordinasi pada tiap tataran ini adalah meningkatkan kerjasama antara
Menteri, Direktur Jendral, Gubernur, Bupati/Walikota dalam memberikan
pelayanan pada satuan pendidikan, serta Kepala Sekolah, guru, konselor,
supervisor, dan petugas sekolah lainnya dalam kegiatan sekolah dan
pembelajaran sebagai kegiatan inti satuan pendidikan. Jadi koordinasi harus
menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam
keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik, segala sesuatu berjalan menutut
rencana pada waktu yang tepat.
Dalam sekolah kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan organisasi
sekolah, merupakan pusat koordinasi dan menerima tanggung jawab akhir
yang dipimpinnya. Oleh karena itu sebagai alat dan teknik pengkoordinasian
yang dapat digunakan oleh kepala sekolah antara lain ialah:
a. Mengadakan rapat atau pertemuan guru secara periodik untuk
membicarakan dan membahas program-program pendidikan dan
pengajaran.
b. Mengadakan rapat kerja dengan para tenaga administratif.
c. Mengadakan pertemuan dengan wali kelas.
d. Pada waktu-waktu tertentu mengadakan rapat gabungan seluruh unit kerja
yang tergabung dalam organisasi sekolah.
e. Membuat buku pedoman kerja atau buku petunjuk pelaksanaan tugas yang
lengkap dengan job descriptionnya.10
Kesemuanya ini diarahkan kepada satu muara atau satu titik yaitu tujuan
pendidikan yang harus dicapai oleh sekolah tersebut.

9
Drs. H. Syaiful Sagala. M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer,
(Bandung : Alfabeta. 2006), hlm. 55.
10
Drs. H. Sardjuli, M. Pd., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Solo: Era
Intermedia, 2001), hlm. 57-58.

4
BAB III
PENUTUP
Dari beberapa pembahasan makalah di atas maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, bahwa:
1. Pengarahan/penggerakan adalah usaha untuk menggerakkan bawahan dengan
jalan memerintahkan/menugaskan, memimpin, memberi petunjuk,
mengarahkan, mendorong, membimbing atau memberi motivasi secara terus-
menerus kepada semua anggota organisasi bawahan agar mereka mau bekerja
untuk mencapai tujuan bersama. Sedang pengkoordinasian adalah aktivitas
menghubungkan menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan
pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama
menuju ke arah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan,
kekembaran kerja atau kekosongan kerja.
2. Penanggung jawab dalam tingkat daerah terletak pada kepemimpinan kepala
daerah dan kepemimpinan kepala sekolah.
3. Teknik-teknik penggerakan:
a. Menjelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi
b. Mengusahakan agar setiap anggota memahami dan menerima tujuan
organisasi.
c. Mengusahakan dan menjaga integritas kelompok/organisasi dengan
memperbaiki hubungan antar anggota organisasi dan mengutamakan
kerjasama dalam melaksanakan tugas/pekerjaan.
d. Mengusahakan agar setiap anggota organisasi mengerti struktur organisasi
dan memahami kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh
pimpinan dalam mencapai tujuan bersama.
e. Memperlakukan setiap anggota organisasi sebagai manusia yang
mempunyai kepribadian dan martabat kemanusiaan.
f. Memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan motif-
motif bekerja anggota organisasi.

5
4. Alat dan teknik pengkoordinasian:
a. Mengadakan rapat atau pertemuan guru secara periodik untuk
membicarakan dan membahas program-program pendidikan dan
pengajaran.
b. Mengadakan rapat kerja dengan para tenaga administratif.
c. Mengadakan pertemuan dengan wali kelas.
d. Pada waktu-waktu tertentu mengadakan rapat gabungan seluruh unit kerja
yang tergabung dalam organisasi sekolah.
e. Membuat buku pedoman kerja atau buku petunjuk pelaksanaan tugas yang
lengkap dengan job descriptionnya.

Daftar Pustaka
Burhanuddin, Yusak. Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. 2005.

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.


2006.
Sardjuli. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Solo : Era Intermedia. 2001.

You might also like