You are on page 1of 19

TUMOR JINAK DAN GANAS PADA VULVA DAN VAGINA

Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18 – 80
tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada
kelompok umur 30 – 40 tahun.

A. VULVA
1. Pengertian
Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi
labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris. 3-4% kanker pada sistem
reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah
menopause.
a. Tumor Jinak Vulva
1) Tumor Kistik Vulva
a) Kista inklusi epidermis ;
b) Kista sisa jaringan embrio : kista gartner dan kista saluran nuck ;
c) Kista Bartholini, kista sebasea, hidradenoma, penyakit fox Fordyce,
kista paraurethra (Skene).
2) Tumor Solid Vulva
a) Tumor epitel : kondilima akuminatum, karunkula urethra, nevus
pigmentosus ;
b) Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, leiomioma,
neurofibroma, hemangioma, limfangioma, miksoma.
b. Tumor Ganas Vulva
Tumor ganas di dalam vulva disebut juga dengan kanker vulva.
2. Jenis
Beberapa jenis kanker vulva:
a. Karsinoma sel skuamosa (85%)
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan
jenis sel kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara
perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu
perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun.
Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini
adalah Neoplasma intraepitel vulva (NIV, intraepitel artinya sel-sel
prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada
kulit vulva.
NIV terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu NIV1, NIV2, and NIV3. Istilah
lainnya untuk NIV adalah displasia.
Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai
yang terberat:
- NIV1 atau displasia ringan
- NIV2 atau displasia menengah
- NIV3 atau displasia berat
- Karsinoma in situ
- Karsinoma invasif.
b. Melanoma (5%)
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna
pada kulit.
c. Sarkoma (2%)
Sarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung
tumbuh dengan cepat. Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia,
termasuk anak-anak.
d. Basalioma (karsinoma sel basal) (1%)
Biasanya di daerah yang berambut, sesekali pada labia mayora. Lesi ini
hampir tak pernah menyebar ke kelenjar getah bening. Karsinoma sel basal
sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang
terpapar oleh sinar matahari.
e. Adenokarsinoma (1%)
Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut
adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar Bartholin yang
ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang
menyerupai lendir. Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah
adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari
saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel
skuamosa. Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari
kelenjar keringat pada kulit vulva.

3. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui. Faktor resiko terjadinya kanker vulva:
a. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis)
HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui
hubungan seksual.
b. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
c. Infeksi sifilis
d. Diabetes
e. Obesitas
f. Tekanan darah tinggi.
g. Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua
pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis.
Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
h. Hubungan seksual pada usia dini
i. Berganti-ganti pasangan seksual
j. Merokok
k. Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi
HPV menahun.
l. Golongan sosial-ekonomi rendah
Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk
pemeriksaan kandungan yang rutin.
m. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
n. Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
o. Peradangan vulva menahun
p. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
Biasanya makan waktu cukup lama sebelum penderita meminta
pertolongan. Penderita ini datang dengan keluhan samar-samar mengenai
iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva.

Diagnosis akan lebih mudah dibuat bila ditemukan benjolan, ulkus atau lesi
yang berdarah. Nyeri biasanya dikeluhkan bila lesinya terdapat dekat klitoris
atau urethra, karena pedih waktu kencing.

4. Gambaran Klinis
Biasanya makan waktu cukup lama sebelum penderita meminta
pertolongan. Penderita ini datang dengan keluhan samar-samar mengenai iritasi
vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva. Hampir 20% penderita yang tidak
menunjukkan gejala.

Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun
luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina. Kadang terbentuk bercak
bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-
gatal. Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
- nyeri ketika berkemih
- nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
5. Prosedur Pemeriksaan
Staging (Menentukan stadium kanker)
Staging merupakan suatu peroses yang menggunakan hasil-hasil
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik tertentu untuk menentukan
ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran ke organ di sekitarnya dan
penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh, yang penting
dilakukan untuk menentukan jenis pengobatan dan prognosis penyakit.
Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana
pengobatan yang akan dijalani oleh penderita.
Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka
dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke
daerah lain:
a. Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
b. Proktoskopi (pemeriksaan rektum)
c. Pemeriksaan panggul dibawah pengaruh obat bius
d. Rontgen dada
e. CT scan dan MRI.

Stadium kanker vulva dari sistem FIGO:


a. Stadium 0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) :
Kanker hanya ditemukan di permukaan kulit vulva
b. Stadium I :
Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum (daerah antara rektum dan
vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening
c. Stadium IA :
Kanker stadium I yang telah menyusup sampai kedalaman kurang dari 1
mm
d. Stadium IB:
Kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari 1 mm
e. Stadium II :
Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari
2 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening
f. Stadium III :
Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke
jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina, anus) dan/atau telah menyebar ke
kelenjar getah bening selangkangan terdekat.
g. Stadium IVA :
Kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra bagian atas,
kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar ke
kelenjar getah bening kiri dan kanan
h. Stadium IVB :
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atau
ke organ tubuh yang jauh.

6. Deteksi Dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva harus mendapatkan perhatian, untuk
mencari area yang mencurigakan akan keganasan. Daerah tersebut dapat
berupa wart (kutil), benjolan kecil yang berwarna kemerahan, keputihan atau
berpigmen, agak meninggi, atau ulkus datar yang mudah berdarah dengan tepi
induratif.

7. Pencegahan :
Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva:
a. Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan
b. Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif.

Keadaan prakanker bisa ditemukan dengan menjalani pemeriksaan sistem


reproduksi secara teratur dan memeriksakan setiap ruam, tahi lalat, benjolan
atau kelainan vulva lainnya yang sifatnya menetap. Pengobatan NIV
( Neoplasia Intraepitaeal Vagina : I, II, III displasia ringan, sedang, berat) bisa
mencegah sejumlah kasus kanker invasif. Melanoma bisa dicegah dengan
mengangkat tahi lalat atipik.
Setiap wanita hendaknya mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada
kulit vulva dengan melakukan pemeriksaan sendiri (dengan bantuan sebuah
cermin) setiap bulan.

8. Penanganan
Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:
a. Pembedahan
1) Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah
jaringan normal di sekitar kanker
2) Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah
besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan
pengangkatan kelenjar getah bening
3) Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker
4) Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang
mengandung kanker
5) Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
6) Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva
7) Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan
kelenjar getah bening di sekitarnya.
8) Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan
organ wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang
terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan
dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.
Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan
pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
b. Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi
lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran;
sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu
kapsul atau tabung plastik yang mengandung bahan radioaktif.

c. Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh
darah atau otot). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat
masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa
membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.

Pengobatan berdasarkan stadium


Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit
serta usia dan keadaan umum penderita.
a. Kanker vulva stadium 0
1) Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
2) Vulvektomi skinning
3) Salep yang mengandung obat kemoterapi
b. Kanker vulva stadium I
1) Eksisi lokal luas
2) Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah
bening selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama
dengan kanker
3) Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh
4) Terapi penyinaran saja.
c. Kanker vulva stadium II
1) Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar
getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan dilakukan penyinaran
yang diarahkan ke panggul
2) Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).
d. Kanker vulva stadium III
1) Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan dan kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan kanan.
2) Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika
sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi
belum menyebar, setelah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada
panggul dan selangkangan
3) Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan
pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan
4) Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi.
e. Kanker vulva stadium IV
1) Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau
kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai
pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
2) Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran
3) Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal
4) Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.
f. Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)
1) Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran
2) Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih
(tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan
pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
3) Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa
pembedahn
4) Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi
gejala nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh.

B. VAGINA
1. Pengertian
Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm; ujung atasnya berhubungan
dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung
bawahnya berhubungan dengan vulva.
Dinding vagina dilapisi oleh epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa.
di bawah epitelium terdapat jaringan ikat, otot involunter, kelenjar getah
bening dan persarafan. Dinding vagina memiliki banyak lipatan yang
membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan seksual atau proses
persalinan berlangsung.

a. Tumor Jinak Vagina


1) Tumor Kistik
Tumor-tumor di vagina pada umumnya mempunyai sifat yang sama
dengan yang didapatkan pada vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya
dibedakan dari vaginitis emfisematosa. Dapat juga kista saluran muller
terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat mulitipel. Kista
ini dapat dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin
2) Tumor Solid
Pada umumnya juga mempunyai sifat yang sama pada urethra dan
yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor miksoid serta
adenosis vagina.
Granuloma bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan
granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi
pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan
sampai bertahun-tahun.
Tumor miksoid vagina mempunyai konsistensi lunak seperti kista
berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak
seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta
apabila terdapat di vaginaberada pada daerah parakolpos. Kadang-kadang
kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas
Adenosis vagina berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller
berupa tumor jinak vagina, terutam terletak dekat serviks uteri, terdiri
dari epitel torakyang mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina
tampak merahdan granular / berbintik. Adenosis vagina ini dapat
disebabkan karena pemberian dietilstilbestrol atau hormone estrogen
sintesis lain, diberikan pada ibu penderita waktu hamil muda (Sindrom
D.E.S). tumor ini dapat menjadi adenokarsinoma (clear cell
adenocarcinoma). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat
sebagai ulserasi kemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan
histopatologi.

b. Tumor Ganas Vagina


Tumor ganas pada vagina disebut juga kanker vagina. Di RSCM Jakarta
sebanyak 0,3 % dari semua tumor ganas ginekologik pada kelompok umur
45-73 tahun. Di RS dr. Sardjito Yogyakarta sebanyak 0,6 % dari semua
keganasan ginekologik pada kelompok umur 50 – 70 tahun. Kanker vagina
jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke atas.
Insidensi kurang dari 1 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahun.

2. Jenis
Ada beberapa jenis kanker vagina:
a. Karsinoma sel skuamosa (85-90%)
Berasal dari lapisan epitelium vagina. lebih banyak ditemukan di vagina
bagian atas. Karsinoma skuamosa biasanya ditemukan pada wanita berusia
60-80 tahun. Karsinoma verukosa adalah sejenis karsinoma sel skuamosa
yang tumbuhnya lambat. Karsinoma ini tumbuh ke arah rongga vagina dan
tampak seperti kutil atau bunga kol.
Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker ini berkembang
selama bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker pada vagina yang disebut
neoplasi intraepitel vagina (NIVA). Biasanya lesi muncul pada 1/3 bagian
proksimal dinding belakang vagina, yang kemudian akan melibatkan septum
rektovaginal. Tumor mulai sebagai lesi ulseratif dengan tepi induratif yang mudah
berdarah pada sentuhan.
b. Adenokarsinoma (5-10%)
Adenokarsinoma paling sering terjadi pada wanita berusia 12-30 tahun.
c. Melanoma maligna (2-3%)
Berasal dari sel-sel penghasil pigmen, lebih banyak ditemukan di vagina
bagian bawah.
d. Sarkoma (2-3%)
Kanker ini tumbuh jauh di dalam dinding vagina, bukan pada epitelium.
Ada beberapa jenis sarkoma, yang paling sering ditemukan adalah
leiomiosarkoma, yang menyerang wanita berusia 50 tahun ke atas.
Rabdomiosarkoma adalah kanker pada masa kanak-kanak, biasanya
terjadi sebelum usia 3 tahun. sel-selnya mirip dengan sel otot volunter, yang
merupakan suatu jaringan yang dalam keadaan normal tidak ditemukan pada
dinding vagina.
Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker ini
berkembang selama bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker pada
vagina yang disebut neoplasi intraepitel vagina (niva).

3. Etiologi
Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui. Faktor resiko terjadinya
kanker vagina:
a. Usia
Sekitar 50% penderita karsinoma skuamosa adalah wanita berusia 60
tahun keatas. Sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan pada wanita
yang berusia 50-70 tahun.
b. DES (dietilstilbestrol)
DES adalah suatu obat hormonal yang banyak digunakan pada tahun
1940-1970 untuk mencegah keguguran pada wanita hamil.
Sebanyak 1 diantar 1000 wanita yang ibunya mengkonsumsi DES,
menderita adenokarsinoma sel bersih pada vagina maupun serviks. Resiko
tertinggi terjadi jika ibu mengkonsumsi DES pada usia kehamilan 16
minggu.
c. Adenosis vagina
Dalam keadaan normal vagina dilapisi oleh sel gepeng yang disebut sel
skuamosa. Pada sekitar 40% wanita yang telah mengalami menstruasi, pada
vagina bisa ditemukan daerah-daerah tertentu yang dilapisi oleh sel-sel yang
serupa dengan sel-sel yang ditemukan di dalam kelenjar rahim bagian
bawah dan lapisan rahim. Keadaan ini disebut adenosis. Hal tersebut terjadi
pada hampir semua wanita yang terpapar oleh DES selama perkembangan
janin. Adenosis ini kemudian dapat menjadi clearcell adenocarcinoma
(mesonephroid carcinoma).
d. Tumor ganas juga dapat tumbuh di vagina sesudah tindakan histerketomi
pada kasus tumor ganas ovarium dan uterus.
e. Infeksi HPV (human papiloma virus).
HPV adalah virus penyebab kutil kelamin yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
f. Hubungan seksual pertama pada usia dini
g. Berganti-ganti pasangan
h. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sering berganti-ganti
pasangan
i. Kanker serviks
j. Iritasi vagina
k. Merokok.

4. Gambaran Klinis
a. Kanker vagina menyebabkan kerusakan pada lapisan vagina dan
menyebabkan terbentuknya luka terbuka yang bisa mengalami perdarahan
dan terinfeksi.
b. Dispareunia (merasa sakit saat bersetubuh)
c. Coital bleeding (perdarahan saat coitus)
d. Keluar cairan abnormal dari vagina
e. Flour albus dan foetor (berbau busuk) ditemukan pada tingkat lanjut
f. Jika kanker berukuran besar bisa mempengaruhi fungsi kandung kemih dan
rektum sehingga penderita mengalami urgensi untuk berkemih dan
mengalami nyeri ketika berkemih.
g. Nyeri panggul yang menetap

5. Prosedur Pemeriksaan
a. Kolposkopi (pemeriksaan dinding vagina dengan bantuan kaca pembesar)
dan kolpomikroskopi dapat dilakukan pada klinik yang lebih maju
b. Inspekulo: ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan
tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah pada
sentuhan
c. Biopsy (pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh jaringan vagina)
Pembagian Tingkat Keganasan (Staging)
Tingkatan pra-maligna
a. NIV ( Neoplasia Intraepitaeal Vagina) : I, II, III (displasia ringan, sedang,
berat)
b. KIS (Karsinoma In Situ) yang berlangsung beberapa tahun dan dapat
dideteksi awal melalui papsmear dan biopsy
c. Leukoplakia pada mukosa vagina dapat dianggap sebagai lesi pra-maligna

Stadium kanker vagina berdasarkan sistem FIGO:


Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intra epiteleal, NIVA 3, sel-sel kamker
terbatas pada epithelium vagina dan belum menyebar ke lapisan
vagina lainnya
I Kanker telah menyebar ke bawah epithelium tetapi masih terbatas
pada mukosa vagina yaitu lamina propria atau stroma subepitel.
Proses masih terbatas pada dinding vagina
IA Tumor berukuran kurang dari 2 cm dan telah tumbuh ke dalam
dinding sedalam kurang dari 1 milimeter.
IB Tumor lebih besar dari 2 cm dan telah menembus ke dalam dinding
sedalam lebih dari 1 milimeter
II Proses sudah meluas sampai jaringan para vaginal (jaringan ikat),
tetapi belum mencapai dinding panggul
III Proses telah meluas sampai ke salah satu / kedua dinding panggul
dan / atau telah menyebar ke kelenjar getah bening
IV Proses sudah kelaur dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi
mukosa rectum / kandung kemih
IVA Kanker telah menyebar ke organ di dekat vagina (misalnya kandung
kemih) dan/atau telah menyebar keluar panggul dan/atau telah
menyebar ke kelenjar getah bening pada kedua sisi panggul.
IVB Kanker telah menyebar ke organ tubuh yang jauh (misalnya paru-
paru).

6. Deteksi Dini
Usapan vaginal untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif dengan pengecatan
menurut papanicolaou (papsmear), dan pada pemeriksaan panggul akan teraba
benjolan

7. Penanganan
a. Pengobatan untuk keadaan prekanker (NIVA)
Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan
kolposkopi. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsy.
Pilihan pengobatan untuk NIVA:
1) Bedah laser untuk menguapkan jaringan yang abnormal.
2)LEEP (loop electroexcision procedure) : digunakan kauter panas
untuk membuang lesi pada vagina. Efektif untuk lesi yang kecil.
3) Kemoterapi topikal : digunakan kemoterapi (5FU/fluorouracil) yang
dioleskan langsung ke vagina setiap malam selama 1-2 minggu atau
setiap minggu selama 10 minggu. Obat ini bisa menyebabkan iritasi
vagina dan vulva.
NIVA tingkat rendah seringkali menghilang dengan sendirinya, karena itu
pengobatan biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah atau
tinggi
b. Pengobatan untuk kanker vagina
1) Pembedahan
a) Bedah laser
b) Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan
sebagian jaringan di sekitarnya. Untuk memperbaiki vagina bisa
dilakukan pencangkokan kulit yang diambil dari bagian tubuh
lainnya.
c) Vaginektomi (pengangkatan vagina). Jika kanker telah
menyebar keluar vagina, dilakukan vaginektomi dan histerektomi
radikal (pengangkatan rahim, ovarium/indung telur dan tuba
falopii/saluran indung telur). Pembedahan tersebut bisa disertai
dengan pengangkatan kelenjar getah bening.
d) Eksenterasi dilakukan jika kanker telah menyebar keluar
vagina dan organ wanita lainnya. Pada pembedahan ini dilakukan
engangkatan kolon bawah, rektum atau kandung kemih (tergantung
lokasi penyebaran tumor) disertai pengangkatan serviks/leher rahim,
rahim dan vagina. Setelah pembedahan ini mungkin perlu dilakukan
pencangkokan kulit dan bedah plastic untuk membuat vagina buatan.
2) Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X dosis tinggi atau sinar
berenergi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker dan
memperkecil ukuran tumor. Penyinaran yang berasal dari sebuah mesin
disebut radiasi eksterna, sedangkan penyinaran yang berasal dari sebuah
kapsul/tabung yang mengandung zat radioaktif dan dimasukkan ke dalam
vagina radiasi interna. Radiasi bisa digunakan secara terpisah atau
sesudah pembedahan.
3) Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi tersedia dalam bentuk pil atau suntikan intravena (melalui
pembuluh darah). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena
obat masuk ke dalam aliran darah dan bergerak ke seluruh tubuh serta
membunuh sel-sel kanker yang berada diluar vagina. Pada kemoterapi
intravagina, obat kemoterapi dimasukkan langsung ke dalam vagina.
c. Pengobatan berdasarkan stadium
1) Pada tingkat klinik 0 dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi,
bedah krio (cryo surgery), penggunaan sitostatika topical atau sinar laser
2) Pada tingkat kilinik I dan II : dilakukan operasi atau penyinaran. Operasi
pada bagian atas vagina dilakukan lebih luas sama dengan operasi
karsinoma serviks uterus. Operasi pada bagian bawah vagina mendekati
operasi karsinoma vulva namun memerlukan pertimbangan eksenterasi
panggul posterior / anterior dengan kolostomi dan / atau ureterostomi
sehubungan dengan letak kandung kemih atau rectum yang sangat dekat
dengan vagina.
3) Pada pengobatan embrional rabdomiosarkoma pada anak-anak :
kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine, Actinomisin-D, dan
Cytoxan / Endoxan)
DAFTAR PUSTAKA

Sartrawinata, Sulaiman. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.


Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
http://nisaulya.blogspot.com/

http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t25948.html

http://ksuheimi.blogspot.com/search?q=TUMOR+JINAK+ALAT+GENITAL

http://ksuheimi.blogspot.com/search?q=TUMOR+GANAS+ALAT+GENITAL

http://medicastore.com/penyakit/890/Kanker_Vulva.html

You might also like