You are on page 1of 13

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Untuk teman-teman guru di manapun berada yang ingin meningkatkan kualitas


pembelajaran, berikut saya sampaikan paparan tentang salah satu proposal PTK, semoga
bermanfaat, salam dari Wahyu Makhmud Sueb, SMK Negeri 2 Kota Bandung, 23
November 2009.

A. Judul:
"UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP
PROYEKSI 2D MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE TUTOR
SEBAYA"

B. Mata Pelajaran dan Bidang Kajian


1. Mata Pelajaran: Kompetensi Kejuruan Membaca Gambar Teknik
2. Bidang Kajian:
a. Pemahaman siswa tentang proyeksi 2D
3. Kesulitan siswa dalam memahami proyeksi 2D
4. Upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami proyeksi 2D
melalui pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

C. Pendahuluan

Proyeksi 2D adalah salah satu materi pembelajaran pada standar kompetensi


membaca gambar teknik untuk kelas X di SMK dengan bidang keahlian Teknik Mesin.
Pada setiap pembelajaran di ruang kelas materi disampaikan dengan cara klasikal, yaitu
materi disampaikan dengan metode ceramah dan demonstrasi dan tanya jawab, diikuti
dengan pengerjaan soal-soal latihan dalam bentuk praktik menggambar.

Kondisi pembelajaran seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan, pertama,


sebagian siswa tidak berani bertanya meskipun tidak mengerti dalam menyelesaikan soal-
soal latihan. Kedua, pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa tidak merata, hanya
sebagian siswa saja yang benar-benar menguasai materi pembelajaran.

Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lain dengan melakukan
inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian

1
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung produktif, aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM).

Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang
diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan dan kreatifitas siswa kelas
XTM1 di SMK Negeri 2 Kota Bandung, dalam menyelesaikan soal latihan proyeksi 2D,
yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam menggunakan pendekatan

2
3

pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton dan


membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan
situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah
pendekatan dengan metode tutor sebaya. Menurut Sudjana (1989:30) yang termasuk
dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian“.
Melalui tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi
subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan
tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor dapat
mengulang dan menjelaskan kembali materi pembelajaran kepada temannya, sehingga
seluruh siswa dalam kelas menjadi lebih memahami materi pembelajaran tersebut.

D. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka disusun rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan: "Apakah pembelajaran dengan menerapkan metode
tutor sebaya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami proyeksi 2D?"
Secara operasional diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Apakah pemahaman siswa tentang proyeksi 2D sudah meningkat?
2. Apakah kesulitan siswa dalam memahami proyeksi 2D dapat diatasi?
3. Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami
proyeksi 2D melalui pembelajaran dengan metode tutor sebaya?

E. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah:

1. Ingin mengetahui bagaimana pengembangan dan langkah-langkah yang perlu


dilakukan dalam menggunakan metode tutor sebaya pada pembelajaran proyeksi
2D.
4. Ingin mengetahui sejauh mana penggunaan tutor sebaya dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam belajar proyeksi 2D.
5. Ingin mengetahui apakah penggunaan tutor sebaya dapat meningkatkan
kreatifitas siswa dalam belajar proyeksi 2D.
4

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti untuk masyarakat
sekolah di bawah ini:
1. Bagi Guru:
Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru gambar teknik secara
bertahap akan menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran sehingga
permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun guru dapat diminimalkan. Juga
dengan contoh penelitian ini, guru diharapkan dapat mebuat penelitian sendiri yang
akan bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran dan untuk peningkatan karirnya.
2. Bagi Siswa:
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dalam memahami
proyeksi 2D.
3. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah karena sekolah akan menyediakan alat peraga dalam rangka perbaikan
pembelajaran.

G. Kajian Pustaka
1. Gambar Dua Dimensi (Proyeksi Ortogonal)
Bentuk yang rumit ternyata sulit untuk diinformasikan dengan gambar tiga
dimensi, misalkan bagian-bagian yang terhalang atau gambar sebuah ulir. Dengan alasan
tersebut maka gambar kerja pada umumnya digambar menggunakan proyeksi ortogonal
(gambar dua dimensi).
Prinsip proyeksi ortogonal adalah dengan membayangkan bahwa benda tiga
dimensi diproyeksikan pada bidang-bidang yang saling tegak lurus (ortogonal), sehingga
dihasilkan gambar dua dimensi yang disebut pandangan (tampak). Setelah itu bidang-
bidang yang saling tegak lurus tersebut dibentangkan menjadi bidang datar, bidang datar
itulah yang menjadi bidang gambar.
Menurut ISO, gambar dua dimensi yang standar ialah metode proyeksi sudut
pertama (first angle projection/proyeksi Eropa/metode E) dan metode proyeksi sudut
ketiga (third angle projection/proyeksi Amerika/metode A), penggunaan kedua cara ini
tergantung dari kebiasaan masing-masing perusahaan, misalkan perusahaan A
menggunakan metode E sedangkan perusahaan B menggunakan metode A.
Untuk memudahkan cara membuat gambar dua dimensi maka pada paparan
berikutnya disampaikan cara praktis untuk memahami gambar dua dimensi dengan cepat.
a. Metode E
Lambang untuk metode E, biasanya disimpan pada bagian
bawah dari ruang gambar atau pada kepala gambar.

Gambar 1 Lambang metode E


Pada gambar berikut bidang H, VA dan VK saling tegak lurus; benda terletak diantara
ketiga bidang tersebut, dari arah pandangan depan benda diproyeksikan dengan cara
didorong pada bidang H secara tegak lurus , dari arah pandangan kiri benda
diproyeksikan dengan cara didorong pada bidang VK secara tegak lurus dan dari arah
pandangan atas benda diproyeksikan dengan cara didorong pada bidang VA secara tegak
lurus, maka secara imajiner akan tergambar bidang D, A dan K (dua dimensi) pada ketiga
bidang proyeksi.

Gambar 2 Proses terjadinya gambar pandangan


Berikutnya kita bayangkan ketiga bidang proyeksi dibentangkan menjadi satu bidang
datar.

5
Gambar 3 Ketiga bidang proyeksi dibentangkan menjadi satu bidang datar
Sedangkan pada gambar berikut ini, bidang proyeksi sudah dihilangkan dan ketiga
pandangan diberi ukuran untuk informasi pembentukan.

Gambar 4 Penyajian gambar dengan metode E

6
b. Metode A
Lambang untuk metode A, biasanya disimpan pada bagian
bawah dari ruang gambar atau pada kepala gambar.

Gambar 5 Lambang metode A


Pada gambar berikut kita bayangkan bahwa benda terletak dalam kotak yang dibatasi oleh
enam bidang proyeksi yang transparan.

Gambar 6 Posisi gambar 3D pada bidang proyeksi


Dari arah pandangan depan, kanan, atas, kiri, bawah dan belakang benda diproyeksikan
dengan cara ditarik pada masing-masing bidang proyeksi secara tegak lurus, maka secara
imajiner akan dihasilkan pandangan depan, kanan, atas, kiri, bawah dan belakang (dua
dimensi) pada keenam bidang proyeksi.

7
Gambar 7 Terjadinya gambar pandangan
Berikutnya kita bayangkan bahwa keenam bidang proyeksi dibentangkan menjadi satu
bidang datar.

Gambar 8 Bidang proyeksi dibentangkan

8
Setelah keenam bidang proyeksi dibentangkan menjadi bidang datar akan dihasilkan
gambar berikut ini.

Gambar 9 Bidang proyeksi dibentangkan menjadi satu bidang datar

2. Tutor Sebaya

Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang


memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada
teman-temannya yang belum paham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi
siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah
mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan
pembinaan.

Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar siswa, hal ini
bisa terjadi ketika siswa yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan
kemudian membantu siswa lain yang kurang mampu. Harus disediakan waktu khusus
pada setiap praktik menggambar agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik
satu-satu atau dalam kelompok kecil.

9
Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu
memenuhi kebutuhan siswa. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif.
Rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara siswa yang berkolaborasi.

Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari
pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar
dengan "Tutor Sebaya", siswa yang diajar juga mengembangkan kemampuan yang lebih
baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan
cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan
berhasil dibandingkan guru. Siswa melihat masalah dengan cara yang berbeda
dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang sejaman.

Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,


demikian juga dengan tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan dari metode
tutor sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :

a. Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.


b. Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.

H. Prosedur Penelitian
1. Tempat Penelitian
a. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung, kelas XTM1.
Jumlah siswa adalah 35 orang, laki-laki 32 orang, perempuan 3 orang.

b. Faktor yang diteliti


Untuk menjawab permasalahan, faktor yang ingin diteliti adalah sebagai
berikut:
1) Faktor Siswa: Mengetahui kemampuan siswa kelas XTM1 dalam
memahami proyeksi 2D pada kompetensi Membaca gambar teknik.
2) Faktor Guru: Mengetahui cara guru dalam merancang pembelajaran
serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas apakah sudah

10
menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, sesuai
rancangan dan faktor yang diteliti. Supaya dapat mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami proyeksi 2D, akan dilakukan tes diagnosis yang berfungsi
sebagai evaluasi awal. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat
mengetahui tindakan tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan
kemampuan siswa untuk memahami proyeksi 2D tersebut.
Berdasarkan dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi awal
ditetapkan bahwa tindakan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami proyeksi 2D: melalui pembelajaran dengan penerapan
metode tutor sebaya, dilaksanakan di dalam kelas.
Mengacu pada refleksi awal tersebut maka akan dilaksanakan penelitian
tindakan kelas ini dengan prosedur a. perencanaan (planning) b. pelaksanaan
tindakan (action); c. observasi (observation), d. evaluasi (evaluation) dan e.
refleksi (reflection) dalam setiap siklus.
Rincian prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1) Membuat skenario pembelajaran melalui pembelajaran dengan penerapan
metode tutor sebaya, semua siswa mendapat pembelajaran tentang
proyeksi 2D dengan metode demonstrasi.
2) Pada waktu pembelajaran praktik menggambar sebagian siswa bertindak
sebagai tutor, setelah selesai maka secara bergantian perannya diubah
yang tadinya sebagai tutor menjadi siswa yang diajar.
3) Membuat lembar observasi: untuk melihat bagaimana kondisi
pembelajaran di dalam kelas ketika metode tersebut diaplikasikan.
4) Menyiapkan soal yang diperlukan dalam rangka optimalisasi untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
5) Merancang alat evaluasi untuk mengetahui:
a) Apakah pemahaman siswa tentang proyeksi 2D sudah meningkat?

11
b) Apakah kesulitan siswa dalam memahami proyeksi 2D dapat diatasi?
c) Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa
memahami proyeksi 2D melalui pembelajaran dengan penerapan
metode tutor sebaya?
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Hasil yang didapat dari tahap observasi dikumpulkan, dievaluasi serta
dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data
observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami proyeksi 2D. Selain data hasil
observasi, digunakan juga jurnal yang dibuat oleh guru pada saat guru selesai
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari jurnal dapat juga digunakan
sebagai acuan bagi guru untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisis
data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.
3. Data dan Cara Pengambilannya.
a. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru.
b. Jenis data : Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data
kualitatif yang terdiri dari :
1) Hasil belajar
2) Rencana Pembelajaran
3) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
4) Jurnal.

12
I. Jadwal Penelitian
Rencana
November Januari Februari
No. Kegiatan
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Penyerahan √
1
Proposal
Tindakan I &
2 √
Refleksi
Tindakan II & √
3
Refleksi
Tindakan III &
4 √
Refleksi
Penyusunan √
5 √ √
Laporan
Penyempurnaan
6 √ √
Laporan

J. Personalia Penelitian
No. Nama Tugas Jam Kerja
1 Wahyu Makhmud Sueb • Merancang dan membuat proposal 15 jam per
(Guru) • Merancang dan membuat skenario minggu
pembelajaran
• Bersama-sama dengan guru mitra
melaksanakan observasi dan evaluas
dalam pelaksanaan tindakan
• Bersama-sama dengan guru mitra
melaksanakan analisis data dan
refleksi
• Merancang laporan penelitian,
menyusun laporan akhir dan artikel
2 Drs. H. RAD Supardan, • Memberikan pembinaan selama
M.M. (Kepala Sekolah) penelitian
3 Eman Sulaeman (Guru • Melaksanakan observasi dan evaluas 4 jam per
Mitra) dalam pelaksanaan tindakan siklus

K. Daftar Pustaka
Jaenudin & Wahyu Makhmud Sueb (1993). Gambar Fabrikasi Logam. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depdikbud.

13

You might also like