Professional Documents
Culture Documents
0
Lampiran 1. Gambar Alur Proses Implementasi Strategi:
1
Petunjuk Teknis
Optimalisasi Tahapan Kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan
2010
I. Latar Belakang
Sementara itu, dalam kurun waktu perjalanan PNPM Mandiri Perdesaan telah pula
mendorong terciptanya perangkat sistem sosial yang juga bersifat dinamis. Sistem
sosial yang dibangun oleh PNPM Mandiri Perdesaan memungkinkan warga desa
memperoleh peningkatan kapasitas tidak hanya dalam bentuk kursus dan
pelatihan, tetapi juga pembiasaan cara berpikir dan cara bertindak para pelaku
program (di desa, kecamatan, kabupaten) ketika menjalankan peranannya masing-
masing di dalam pelaksanaan program. Masyarakat dibiasakan memperoleh
pengalaman nyata menjalankan sebuah proses pembangunan desa yang bersifat
partisipatif.
Namun demikian, dinamika proses sosial sebagai dampak intervensi program ini
pun menghadirkan beberapa kendala yang dihadapi masyarakat secara nyata.
Pertama, dampak kemajuan partisipasi yang telah menghadirkan tahapan sosial
yang memungkinkan warga desa tidak saja mampu merumuskan dan memutuskan
usulan sesuai dengan kebutuhannya, akan tetapi juga menghadapkan masyarakat
pada persoalan baru yaitu ketersediaan dana pembangunan yang disediakan
melalui PNPM Mandiri Perdesaan tidak mencukupi untuk memenuhi usulan-
usulan yang sudah dirumuskan secara partisipatif. Kedua, konsekuensi logis dari
2
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan sebagai sebuah proyek pembangunan
adalah pada suatu saat program ini akan berakhir. Pengakhiran proyek ini tidak
menjamin bahwa pengalaman masyarakat dalam mengelola pembangunan secara
partisipatif akan tetap dihargai.
Dari dua contoh di atas, terbentuk dasar pemikiran perlunya skema baru tahapan
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang makin mendekatkan dengan skema
perencanaan reguler yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dasar pemikirannya
adalah apabila sistem perencanaan pembangunan yang dikelola Pemerintah
Daerah dapat dijamin bersifat partisipatif maka akan terjamin pula bahwa
pengalaman masyarakat desa dalam merencanakan dan mengelola pembangunan
secara partisipatif tetap dihargai dan diberi tempat utama dalam pelaksanaan
pembangunan. Integrasi program merupakan strategi yang dipilih untuk
menjadikan PNPM Mandiri Perdesaan sebagai sarana revitalisasi sistem
perencanaan pembangunan di Kabupaten/Kota agar bersifat partisipatif.
Strategi Integrasi Program ini secara efektif akan diterapkan pada Tahun
Anggaran 2011, sedangkan Tahun Anggaran 2010 merupakan tahapan transisi.
Pintu masuk penerapan strategi Integrasi Program adalah kebijakan Optimalisasi
Tahapan Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2010.
II. Pengertian
3
III. Maksud dan Tujuan
Tujuan:
1. Meningkatkan kualitas pendampingan terkait tahapan perencanaan kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan.
2. Meningkatkan kinerja para pelaku program dalam menerapkan strategi
implementasi tahapan kegiatan.
3. Meningkatkan serapan dana sesuai peraturan yang ada melalui peningkatan
kinerja pendampingan program.
4. Menghargai dan mengakomodasikan proses dan hasil perencanaan yang telah
dilakukan oleh masyarakat satu tahun sebelumnya, terutama berupa gagasan
dan usulan desa yang belum terdanai.
5. Mempersiapkan titik masuk pertama dari strategi pengintegrasian perencanaan
program ke dalam perencanaan reguler.
60
50 S PC 3
40
S P C 1-3
30
20 P OL A
10 L AMA
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
B ulan
4
V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi
Secara nasional terdapat variasi hasil perencanaan berupa usulan yang belum
terdanai. Misalnya, dalam satu kecamatan tidak semua usulan yang belum terdanai
dihasilkan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) mampu menyerap alokasi
BLM Tahun Anggaran 2010, maka masyarakat harus mencari rencana kegiatan di
desa berupa rencana kegiatan di Musyawarah Desa (MD) Perencanaan yang tidak
diusulkan ke MAD atau gagasan masyarakat tentang kegiatan pembangunan yang
dihasilkan dalam penggalian gagasan.
Ada enam strategi yang dapat dilakukan dalam rangka optimalisasi tahapan
kegiatan. Keenam strategi ini terdiri dari 5 (lima) pemanfaatan usulan tidak
terdanai tahun sebelumnya dan 1 (satu) strategi normal. Dari lima strategi
pemanfaatan usulan terdiri dari satu strategi optimalisasi kegiatan SPP, dan empat
strategi optimalisasi kegiatan Non SPP (open menu). Implementasi keenam
strategi yang ada ini mempertimbangkan keadaan dan kualitas proses dan hasil
perencanaan di lapangan. Selengkapnya keenam strategi ini adalah sebagai
berikut:
5
Syarat kondisi usulan yang ada tertuang dalam lampiran tentang instrumen
validasi kategori usulan.
Jika sebuah usulan kegiatan terbukti dibiayai program lainnya maka usulan
tersebut harus dibatalkan. Apabila usulan dimaksud tidak lulus proses validasi
teknis dan konfirmatif karena alasan proposal kegiatan maka usulan tersebut
harus dibahas dalam MD Perencanaan. Kondisi ini sangat dipengaruhi alasan
yang ditemukan hasil validasi teknis dan konfirmatif sebelumnya.
Syarat kondisi usulan yang ada tertuang dalam lampiran tentang instrumen
validasi kategori usulan.
6
3. Strategi Pemanfaatan Hasil Musdes Perencanaan
Optimalisasi menjawab kebutuhan akomodasi terhadap gagasan
masyarakat tentang usulan kegiatan yang telah dirumuskan dan
ditetapkan desa tetapi belum terdanai. Strategi ini dilakukan dengan cara
memanfaatkan rencana kegiatan yang berasal dari proses Musdes Perencanaan
tahun sebelumnya. Bagi desa-desa yang memiliki daftar rencana kegiatan
tetapi belum masuk ke dalam daftar usulan desa yang diajukan ke MAD
Prioritas Usulan (di luar 3 usulan desa yang diajukan ke MAD Prioritas
Usulan) dapat menerapkan strategi ini. Rencana kegiatan yang disusun
masyarakat ini dapat diperoleh dari rekapitulasi rencana pembangunan desa
berdasarkan dokumen hasil Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang diproses
melalui Musdes Perencanaan Tahun sebelumnya.
7
Sebelum menetapkan strategi ini, validasi kelayakan proses harus dilakukan
terhadap hasil Musyawarah Penggalian Gagasan oleh FK melibatkan Tim
Verifikasi. Validasi yang dilakukan bersifat teknis dan konfirmatif kepada
masyarakat melalui musyawarah desa. Setelah itu rekomendasi hasil validasi
diajukan oleh FK kepada Faskab, kemudian review dan rekomendasi
dilakukan oleh Faskab.
Jika hasil validasi teknis dan konfirmatif menyimpulkan bahwa gagasan ini
tidak memungkinkan diakomodasikan, maka proses ini dibatalkan. Kondisi ini
sangat dipengaruhi alasan yang ditemukan hasil validasi teknis dan
konfirmatif sebelumnya.
Syarat kondisi usulan yang ada tertuang dalam lampiran tentang instrumen
validasi kategori usulan.
5. Strategi Normal
Optimalisasi menjawab kebutuhan perencanaan dan penyerapan dana
lebih awal. Adalah strategi perencanaan sesuai dengan tahapan normal.
Tahapan yang dijalani mulai MAD Sosialisasi sampai dengan MD Musdes
Informasi dijalankan secara serial akan tetapi dengan jadwal waktu dan
pengendalian yang ketat. Walaupun demikian, strategi ini memerlukan waktu
yang paling lama.
Lokasi kecamatan yang memberlakukan penuh strategi ini adalah lokasi yang
tidak mempunyai usulan tidak terdanai dan gagasan serta lokasi dimana hasil
validasi serta Musdes Konfirmasi ternyata tidak memenuhi syarat yang ada.
Strategi tahapan normal juga dilakukan terkait dengan penyiapan usulan untuk
pelaksanaan tahun berikutnya (tahun n+1). Oleh karena itu tahapan normal
juga harus dilakukan meskipun kecamatan tersebut memanfaatkan usulan
tidak terdanai untuk penyerapan dana tahun ini. Perencanaan kegiatan untuk
tahun n+1 adalah pintu masuk pengintegrasian yang mulai dilakukan tahun
2011.
8
Desa yang tidak perlu melakukan tahapan normal adalah desa yang
mempunyai usulan tidak terdanai hasil perencanaan tahun sebelumnya dan
telah menyerap alokasi BLM tahun ini selain itu desa tersebut haruslah telah
mempunyai RPJMDes (yang layak) hasil perencanaan tahun sebelumnya.
Syarat kelayakan RPJMDes yang dimaksudkan diatur dalam Panduan
Pengintegrasian.
9
Tahapan kegiatan SPP hasil usulan tidak terdanai di MD Perencanaan
tahun sebelumnya adalah:
a. MAD Sosialisasi.
b. Musdes Validasi dan Konfirmasi.
c. Penulisan Usulan.
d. Verifikasi Usulan.
e. MAD Perangkingan dan Pendanaan.
Syarat kondisi usulan yang ada tertuang dalam lampiran tentang instrumen
validasi kategori usulan.
10
VI. Pengendalian
VII. Penutup
11
Lampiran-Lampiran:
12
Lampiran 3. Tabel Proses dan Output Optimalisasi Kegiatan SPP:
13
Lampiran 4. Tabel Skenario Jadwal Implementasi Strategi:
MAD MAD
Pn-U Pn-U MAD MAD Pr-U &MAD Pn-U
MAD MD Prc
Mar SPC SPC Pr-U (SPC)
Pr-U
PU
Apr P-R/D P-R/D
VU
MAD MAD
Pn-U Pn-U MAD
Mei SPC SPC Pr-U
Juni P-R/D
MAD
Pn-U
Juli
SPC
MD V-K = Musy Desa Validasi dan Konfirmasi M-PG = Musy Penggalian Gagasan
MAD S = Musy Antar Desa Sosialisasi P-Normal = Perencanaan Normal
PP = Pelatihan Pelaku MKP = Musy Khusus Perempuan
PU = Penulisan Usulan R R/D = Review RAB/Desain
VU = Verifikasi Usulan P R/D = Penyusunan RAB/Desain
MAD Pn-U = Musy Antar Desa Penetapan Usulan SPC = Surat Penetapan Camat
MAD Pr-U = Musy Antar Desa Prioritas Usulan
MD Prc = Musyawarah Desa Perencanaan
14
Lampiran 5. Formulir Validasi Kategori Usulan Non SPP
Kecamatan:
Kriteria MAD Kriteria M-
No. Usulan yang Sudah Ada Pn-U Kriteria Pr-U Kriteria MD Prc Pegas
Jenis Desa 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Memenuhi kriteria sebagai kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jika salah satu dari kriteria tidak ada maka usulan tersebut dibatalkan atau diturunkan prosesnya sebagaimana dijelaskan dalam Petunjuk Teknis
Optimalisasi
14
Lampiran 6. Kriteria Kategori Usulan Non SPP
MAD Pn-U
1 Masih merupakan prioritas masyarakat yang terbukti melalui MD Konfirmasi
Gambar desain sudah disiapkan dan telah lulus pemeriksaan supervisor
2 perancang
RAB ada dan masyarakat sanggup menggunakannya tanpa menambah dana
3 BLM
Proses penggalian usulan dan verifikasi dilakukan sesuai dengan aturan
4 PNPM
Proses seleksi dan pembuatan prioritas sesuai aturan
5 PNPM
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk
kategori normal
Bila RAB perlu direvisi karena kenaikan harga, usulan dianggap lulus MAD
Pr-U saja
Bila proses PNPM tidak dilakukan sesuai aturan, usulan masuk kategori
normal
MAD Pr-U
1 Masih merupakan prioritas masyarakat yang terbukti melalui MD Konfirmasi
2 Sudah tercantum dalam MAD Pr-U perangkingan tahun sebelumnya
3 Proses verifikasi usulan dilakukan sesuai aturan PNPM
4 Proses pengusulan dan pembuatan prioritas sesuai aturan PNPM
5 Melalui proses MAD Pn-U setelah desain dan RAB selesai
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk
kategori normal
Bila belum tercantum dalam MAD Pn-U tahun lalu, menjadi kategori MD Prc
atau normal
Bila proses PNPM tidak dilakukan sesuai aturan, usulan masuk kategori
normal
MD Prc-U
1 Sudah merupakan prioritas masyarakat yang terbukti melalui MD Konfirmasi
Usulan sudah tercantum dalam rekapitulasi usulan yang disusun oleh desa
2 pada MD Prc
3 Usulan sudah tercantum dalam MMDD atau RPJMDes
4 Usulan diverifikasi, kemudian proses MAD Prioritas Usulan dilakukan
Jika ranking belum melebihi jatah biaya, desain & RAB dibuat, dan proses
5 MAD Pn-U dilakukan
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk
kategori normal
Bila belum masuk rekapitulasi usulan desa, masuk kategori normal
Bila belum masuk pada MMDD atau RPJMDes, masuk kategori normal
Bila tidak lulus verifikasi dengan baik, usulan dicoret atau masuk kategori
normal
Bila jumlah jatah biaya diperkirakan akan habis dengan membiayai usulan
rangking lebih tinggi, usulan ini belum dibuat RAB dan gambar desain
16
M-Pegas
Sudah mendapatkan persetujuan masyarakat dalam MD Konfirmasi
1
2 Gagasan masyarakat melalui penggalian gagasan sesuai PTO
3 Sudah dalam bentuk rekap gagasan hasil musyawarah penggalian gagasan
Gagasan setelah diverifikasi dan dikonfirmasi diproses menjadi usulan dalam
4 MD Prc
5 Gagasan tidak dibatasi adanya negatif list
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, masuk kategori normal (proses ini
dilewati)
Bila belum masuk rekapitulasi gagasan, masuk kategori normal
Bila tidak lulus verifikasi dengan baik, usulan dicoret atau masuk kategori
normal
17
Lampiran 7. Formulir Validasi Kategori Usulan SPP
Kecamatan:
Kriteria Kriteria MAD Kriteria Kriteria MD Prc Kriteria M-
Usulan yang Sudah Ada MAD Pn-U Pr-U MAD Pegas Memenuhi kriteria
No.
Perguliran sebagai kategori
Jenis Desa 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
18
Lampiran 8. Kriteria Kategori Usulan Kegiatan SPP
MAD Pn-U
1 Masih menjadi kebutuhan yang terbukti melalui MD Konfirmasi
2 Proses penggalian usulan dan verifikasi dilakukan sesuai dengan aturan PNPM
3 Proses perangkingan sesuai aturan PNPM
4 Nantinya diproses melalui MAD Perangkingan dan Pendanaan
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk kategori normal
Bila proposal pinjaman perlu direvisi, usulan dianggap lulus MAD Pr-U saja
Bila proses PNPM tidak dilakukan sesuai aturan, usulan masuk kategori normal
MAD Pr-U
1 Masih menjadi kebutuhan yang terbukti melalui MD Konfirmasi
2 Sudah tercantum dalam MAD Pr-U perangkingan tahun sebelumnya
3 Proses verifikasi usulan dilakukan sesuai aturan PNPM
4 Proses perangkingan sesuai aturan PNPM
5 Melalui proses MAD Perangkingan dan Pendanaan setelah verifikasi selesai
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk kategori normal
Bila belum tercantum dalam MAD Pn-U tahun lalu, menjadi kategori MD Prc atau normal
Bila proses PNPM tidak dilakukan sesuai aturan, usulan masuk kategori normal
MAD Perguliran
1 Masih menjadi kebutuhan yang terbukti melalui MD Konfirmasi
2 Proses perangkingan sesuai aturan PNPM
3 Proses verifikasi usulan dilakukan sesuai aturan PNPM
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk kategori normal
Bila proses PNPM tidak dilakukan sesuai aturan, usulan masuk kategori normal
MD Prc-U
1 Masih menjadi kebutuhan yang terbukti melalui MD Konfirmasi
2 Usulan sudah tercantum dalam rekapitulasi usulan yang disusun oleh desa pada MD Prc
3 Usulan sudah tercantum dalam MMDD atau RPJMDes
4 Usulan nantinya melalui proses verifikasi kelayakan
5 Usulan setelah lolos verifikasi diproses melalui MAD Perangkingan dan Pendanaan
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, usulan ini dicoret atau masuk kategori normal
Bila belum masuk rekapitulasi usulan desa, masuk kategori normal
Bila belum masuk pada MMDD atau RPJMDes, masuk kategori normal
Bila tidak lulus verifikasi dengan baik, usulan dicoret atau masuk kategori normal
M-Pegas (MKP)
1 Sudah mendapatkan persetujuan masyarakat dalam MD Konfirmasi
2 Gagasan masyarakat melalui penggalian gagasan sesuai PTO
3 Sudah dalam bentuk rekap gagasan hasil musyawarah penggalian gagasan
4 Gagasan setelah diverifikasi dan dikonfirmasi diproses menjadi usulan dalam MD Prc
5 Gagasan tidak dibatasi adanya negatif list
Bila masyarakat tidak memberi konfirmasi, masuk kategori normal (proses ini dilewati)
Bila belum masuk rekapitulasi gagasan, masuk kategori normal
Bila tidak lulus verifikasi dengan baik, usulan dicoret atau masuk kategori normal
19
Lampiran 9. Formulir Rekap Validasi Usulan Lama
Kabupaten:
Non SPP SPP
No. Kecamatan MAD Pn-
Jumlah
MAD Pn-U MAD Pr-U MD Prc M-PG MD Prc MKP
U&Pr-U
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
20
Lampiran 10. Kerangka Kegiatan Pengendalian Optimalisasi
21
Lampiran 11. Daftar Pertanyaan dan Jawaban:
Lima strategi pemanfaatan usulan tidak terdanai terdiri dari usulan tidak terdanai
MAD Penetapan Usulan, usulan tidak terdanai MAD Prioritas Usulan, usulan
tidak terdanai MD Perencanaan, rekap gagasan hasil musyawarah Penggalian
Gagasan, dan usulan tidak terdanai SPP ( tiga kategori, lihat tabel di atas).
Hal yang harus diperhatikan juga adalah kerangka waktu pelaksanaan. Misalnya
pada bulan Januari, Musdes Validasi dan Konfirmasi tidak boleh terlalu lama atau
ditunda pelaksanaannya. Hal ini penting diperhatikan, karena dalam satu bulan
terdapat beberapa kegiatan lain. Setiap penundaan akan menyebabkan
tertundanya rencana penerbitan SPC.
Dasar ketentuan rangking penetapan usulan jika MAD Penetapan Usulan bersifat
paralel (SPP dan non SPP), usulan SPP diprioritaskan lebih dahulu baru
kemudian usulan non SPP berdasarkan urutan bagaimana usulan itu dihasilkan.
Dalam tabel di atas misalnya, tahapan kecamatan x terdiri dari strategi nomor
1,2,3,4,5 dan 6a. Kecamatan y, mungkin menggunakan strategi nomor 1,3 dan 6b.
Kecamatan lainnya lagi menggunakan strategi nomor 1,2,5 dan 6a.
22
d. Apakah desa yang telah memiliki usulan tidak terdanai di tahun sebelumnya
diprioritaskan?
Ya. Pada saat MAD Prioritas Usulan dan MAD Penetapan Usulan, prioritas
diberikan terhadap usulan desa tidak terdanai tahun sebelumnya (melalui validasi
dan konfirmasi), baru setelah itu dilakukan terhadap usulan baru, jika usulan tidak
terdanai tahun sebelumnya tidak menyerap keseluruhan BLM tahun ini.
Hal ini juga berlaku bagi desa pada lokasi kecamatan hasil pemekaran. Jika desa
tersebut mempunyai usulan tidak terdanai tahun sebelumnya, maka usulan desa
tersebut tetap diprioritaskan.
Dari uraian di atas dapat diberikan contoh, pada strategi 1, MAD Penetapan
Usulan dilaksanakan bersamaan dengan strategi 2 dan 6 yakni pada bulan Maret
tahun ini, dan pada MAD tersebut sekaligus dapat dilaksanakan MAD Prioritas
Usulan untuk strategi 3 dan 4.
23