Professional Documents
Culture Documents
I. UMUM
GEOGRAFIS
4. I k l i m : Tropis
Musim Panas : Juni – September
Musim Dingin : Oktober – Mei
Dari hasil penelitian sejarah, dikatakan bahwa kehidupan pertama kali di Qatar dimulai pada abad
keempat sebelum Masehi. Pada waktu munculnya Islam pertengahan abad ketujuh, semenanjung
Qatar dan kawasan sekelilingnya berada di bawah kekuasaan Al-Mundzir bin Sawi Al-Tamimi.
Kemudian Al-Mundzir menganut agama Islam, dan sejak itu Qatar memasuki dunia peradaban Islam.
Pada abad ke-16, orang-orang Qatar bersekutu dengan Turki untuk mengusir orang-orang Portugis.
Konsekuensinya, Qatar seperti semua negara dikawasan Teluk Arab pada saat itu berada di bawah
kekuasaan Turki selama empat abad. Kedaulatan Otsmani di kawasan, bersifat nominal, kekuasaan
dan pengendalian sesungguhnya berada di tangan para Sheikh dan Pangeran suku-suku lokal Arab.
Qatar sendiri berada dibawah kekuasaan keluarga Sheikh Al-Thani.
Adapun asal-usul berkuasanya Keluarga Al-Thani di negeri semenanjung tersebut dimulai sejak
pertengahan abad ke-19, nama Al-Thani yang berasal dari Sheikh Thani Bin Muhamad yaitu Ayah
dari Sheikh Muhamad Bin Thani, salah seorang Penguasa negeri tersebut pada periode 1850-1878
berasal dari Bani (Marga) Tamim. Kemerdekaan Qatar diperoleh dari Inggris pada tanggal 3
September 1971 dengan Kepala Negara yang pertama Sheikh Khalifa Al-Thani. Pada tanggal 27 Juni
1995 Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani mengambil alih kekuasaannya melalui kudeta tidak
berdarah dari ayahnya Sheikh Khalifa Al-Thani yang didukung oleh keluarga yang berkuasa dan
rakyat Qatar.
Tanggal 22 Oktober 1996 Amir Qatar mengeluarkan Dekrit pengangkatan terhadap anaknya, Sheikh
Jassim bin Hamad bin Khalifa Al-Thani sebagai Putra Mahkota. Kemudian tanggal 29 Oktober 1996
Amir Qatar melalui sebuah dekrit mengangkat Sheikh Abdullah bin Khalifa Al-Thani (adik kandung
Amir Qatar dari lain Ibu) sebagai Perdana Menteri/Menteri Dalam Negeri. Namun dengan keluarnya
Dekrit diangkatnya Mendagri, Sheikh Abdullah bin Khalid Al-Thani tanggal 2 Januari 2001, maka
Sheikh Abdullah bin Khalifa Al-Thani hanya menjabat sebagai Perdana Menteri sampai sekarang.
Pada tanggal 5 Agustus 2003, Sheikh Jasim Bin Hamad Al-Thani resmi mengundurkan diri dari
jabatan Putra Mahkota, dan Amir Qatar menunjuk putranya yang lain Sheikh Tamim Bin Hamad Al-
Thani yang baru berumur 23 tahun sebagai Putra Mahkota baru.
1. Sistem Kepartaian
Qatar sampai saat ini tidak memiliki partai politik. Partisipasi politik rakyatnya disalurkan melalui
Dewan Kotapraja yang dibentuk bulan Maret 1999. Rencana pemilihan umum untuk memilih
anggota parlemen diperkirakan akan menggunakan pemilihan langsung, bukan dengan memilih
partai yang akan dibentuk sebelum diadakan pemilu tersebut.
2. Majelis Shura
Didalam struktur politik Qatar tidak secara jelas disebutkan adanya Lembaga Legislatif /
Parlemen, namun yang lebih dikenal adalah Institusi Majelis Shura. Sesuai dengan fungsinya,
selama ini Majelis Shura telah mengadakan konsultasi dengan Pemerintah dalam berbagai hal
antara lain tentang pembahasan pemilihan Dewan Kotapraja (Central Municipal Council/ CMC)
secara langsung melalui pemillihan umum yang diikuti juga oleh kaum wanita, dan revisi
terhadap UUD sementara. Majelis Shura Qatar diketuai oleh Muhamad bin Mubarak Al-Kholefi.
3. Sistem Pemerintahan
Undang-Undang Dasar Negara Qatar yang baru diberlakukan pada 8 Juni 2005 lalu menyatakan
bahwa Qatar adalah sebuah negara Arab yang berdaulat dan merdeka, Islam adalah agama
resmi dan Shari’ah (Hukum Islam) adalah sumber dasar perundang-undangan. Demokrasi
adalah dasar bagi sistem pemerintahan.
Pemerintah menerapkan kedaulatan terhadap semua wilayah dan teritorial perairan sampai
dengan perbatasan internasionalnya. Qatar mempunyai hak untuk menolak kedaulatan atau
menarik mundur dari setiap bagian wilayah atau perairan tersebut. Pemerintah bertanggung
jawab dalam memelihara integritas, keamanan dan stabilitas negara juga menggunakan semua
potensi sumber daya yang dimiliki untuk mempertahankan setiap aksi agresi.
Sesuai Undang Undang, Kepala Pemerintahan Qatar adalah Amir dengan wakilnya Putra
Mahkota, dan dibantu oleh Kabinet yang dikepalai oleh Perdana Menteri, sehingga Perdana
Menteri bukanlah kepala Pemerintahan tertinggi, tetapi merupakan pembantu Amir di bidang
Pemerintahan.
Pemerintah juga memberikan kebebasan dalam berusaha sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan kepentingan negara. Setiap usaha yang dilakukan dimaksud memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap warga negara atas dasar keadilan sosial yang diperkuat
oleh Undang-Undang.
Pemerintah menjamin hak azasi setiap warga negara, termasuk hak bermukim, kebebasan pers
dan mendapatkan informasi serta kepemilikan pribadi. Hak tersebut tidak dapat dibatasi kecuali
apabila praktek dari hak-hak tersebut bertentangan dengan Undang-Undang atau kepentingan
umum. Konstitusi mewajibkan kepada setiap warga negara untuk mematuhi ketertiban umum
dan menghormati kaidah-kaidah moral dan adat istiadat masyarakat.
4. Sistem Peradilan
Pada awalnya sistem peradilan Qatar memiliki dua jenis sistem peradilan yaitu: Peradilan
Perdata (Civil Court) yang memutuskan kasus-kasus perdata dan perdagangan; dan Peradilan
Agama (Sharia Court) yang memutuskan kasus pidana dan hudud (Syariah Islamiyah). Sesuai
dengan perubahan drastis yang dilakukan Amir Qatar untuk menyesuaikan dengan UUD yang
baru terutama di bidang Peradilan dan perangkat hukumnya, kini peradilan di Qatar berada di
bawah satu atap dan memiliki bagian-bagian yang menangani persidangan secara
Para Hakim di semua tingkat pengadilan ditunjuk oleh Amir dan memutuskan semua perkara
atas nama Amir, dan bertanggung jawab terhadap Amir langsung. Dewan Tinggi Hakim-lah yang
berfungsi mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan administrasi para hakim.
Perangkat hukum lainnya, yaitu Kejaksaan pada awalnya merupakan sebuah departemen
dibawah Kementerian Dalam Negeri yang setara dengan kepolisian, dengan para jaksa yang
memiliki pangkat sebagaimana polisi layaknya, namun mulai tahun 2003, seiring dengan
reformasi yang digalakkan Amir untuk penyesuaian terhadap UUD baru, kini lembaga Kejaksaan
merupakan lembaga independen yang berada dan bertanggungn jawab langsung kepada Amir.
Dengan perubahan status tersebut, kini Kejaksaan (Publik Presecution) dapat melakukan
penyidikan, penyelidikan dan pemeriksaan terhadap siapa saja, termasuk terhadap para anggota
kabinet sebagaimana telah terjadi beberapa kali pada tahun 2005 ini.
Sesuai dengan UUD yang baru, sistem kekuasaan pemerintahan di Qatar adalah turun-temurun
dalam Keluarga Al-Thani, dimana kekuasaan dialihkan dari Bapak kepada Anak yang telah
diangkat sebelumnya menjadi Putra Mahkota. Seandainya Amir tidak mempunyai anak (terutama
anak laki-laki), Amir berhak mengangkat seorang Putra Mahkota dari Keluarga Al-Thani dengan
terlebih dahulu berkonsultasi dengan Majelis Keluarga.
Putra Mahkota diangkat oleh Amir dari Putranya sendiri sesuai dengan UUD yang baru dan
menyandang gelar “His Highness The Heir Apparent”. Amir adalah pemegang kekuasaan
eksekutif tertinggi dengan dibantu Putra Mahkota dan Dewan Menteri. Amir juga merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi legislatif dengan dibantu oleh Majelis Shura. Namun demikian
UUD yang baru secara jelas mengatur segala-hak dan kewajiban Amir Qatar, kemudian Undang-
undang yang lain tentang Kabinet juga mengatur seluruh hak dan kewajiban para menteri.
1. Politik
Strategi kebijaksanaan Nasional Qatar lebih banyak dipusatkan pada landasan dan format
nasional dengan ciri-ciri: bebas dan pragmatis. Hal ini terutama dimaksudkan karena Amir
yang sekarang memperoleh kekuasaan melalui kudeta tidak berdarah terhadap ayahnya
sendiri pada tahun 1995, karena dianggap banyak merugikan kepentingan negara dan
rakyat Qatar. Untuk itu, Kepala Negara yang sekarang ingin menunjukkan era Qatar yang
lebih maju dibandingkan era sebelumnya. Pola pergantian kepala negara seperti yang
terjadi di Qatar merupakan hal yang "unik dan bertentangan" dengan kebiasaan ayng
berlaku di negara-negara GCC yang mempunyai sistim pemerintahan monarki.
Dalam perkembangannya, sejak Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani sebagai Amir Negara
Qatar tahun 1995 menggantikan Ayahnya, Sheikh Khalifa bin Hamad Al-Thani yang
diturunkan melalui kudeta tidak berdarah tersebut, Qatar telah banyak mengalami
perubahan dan kemajuan dibidang politik, ekonomi dan sosial. Dalam bidang politik yang
menonjol antara lain adalah keputusan Qatar membuat UUD Tetap Qatar yang telah resmi
diberlakukan mulai tanggal 8 Juni 2005, 2 kali menyelenggarakan pemilu Dewan Kotapraja,
pemilihan Dewan Kamar Dagang dan Industri, serta akan dibentuknya parlemen yang
sebagian besar keanggotaannya dipilih secara langsung.
Langkah tersebut sebagai implementasi dari upaya Qatar selama ini untuk memperkuat dan
mewujudkan kehidupan demokrasi dengan mengikutsertakan rakyat dalam pengambilan
berbagai keputusan. Dalam kaitan tersebut, Qatar juga merupakan salah satu pelopor
diantara Negara-negara Teluk lainnya yang memberikan hak politik lebih luas bagi kaum
wanitanya untuk dapat dipilih dan memilih dalam pemilu-pemilu tersebut. Pemilu Dewan
Kotapraja yang telah diadakan Qatar bulan Maret 1999 adalah merupakan awal dari
rencana Pemilu Parlemen. Pemilu untuk memilih anggota Dewan Kota Praja kedua
diadakan pada tahun 2004 dan berhasil mendudukkan seorang wanita menjadi anggotanya.
Direncanakan pada pertengahan tahun 2006 mendatang, satu tahun setelah
diberlakukannya UUD yang baru, Qatar akan mengadakan pemilu untuk memilih anggota
parlemen.
Perkembangan lainnya yang menonjol akhir-akhir ini adalah upaya Qatar dalam
memperkuat pemerintahannya melalui pembentukan Lembaga-lembaga Negara dan
reshuffle terbatas Kabinet dan sejumlah Pejabat Tinggi. Amir Qatar, Sheikh Hamad bin
Khalifa Al-Thani tanggal 22 Juli 2000 telah mengeluarkan Dekrit Amiri tentang pengangkatan
Sheikh Dr. Muhamad bin Eid Al-Thani sebagai Menteri Negara. Sebelumnya sejak
September 1991, Dr. Muhamad bin Eid Al-Thani menjabat sebagai Ketua Badan Umum
Pemuda dan Olah Raga, dan pada tanggal 12 Juli 2000 telah diangkat sebagai Sekretaris
Jenderal Dewan Keluarga yang Berkuasa di Qatar. Dr. Muhamad bin Eid Al-Thani telah
berkunjung ke Indonesia tanggal 10 Mei 2000 sebagai Utusan Khusus Amir Qatar dalam
rangka menyampaikan Undangan Resmi kepada Presiden RI untuk menghadiri KTT OKI ke-
IX di Qatar bulan Nopember 2000.
Selain itu, pada tanggal 12 Juli 2000, Amir Qatar mengeluarkan Dekrit No.1 tahun 2000
tentang pembentukan Dewan Keluarga Yang Berkuasa dipimpin oleh Amir sendiri dan
sebagai Wakil Ketua adalah Putra Mahkota dengan nama “Dewan Keluarga”. Sedang
keanggotaanya terdiri dari 12 orang dari Keluarga Yang Sedang Berkuasa di Qatar, dan
pengangkatannya melalui Keputusan Amir. Dewan Keluarga tersebut juga mempunyai
Sekretaris Jenderal yang diangkat oleh Amir, yang tugasnya menjalankan urusan Dewan.
Pada awal pertemuannya telah memilih Wakil Sekretaris Jenderal yang melakukan tugasnya
apabila Sekretaris Jenderal berhalangan. Keanggotaan Dewan Keluarga adalah hanya
suatu kehormatan dan biak Sekretaris Jenderal maupun Anggota Dewan tidak mendapatkan
fasilitas apapun.
Tugas-tugas Dewan Keluarga antara lain menangani semua masalah yang berhubungan
dengan urusan Keluarga Yang Sedang Berkuasa dan membahas hal-hal yang berkaitan
dengan Keluarga yang disampaikan oleh Ketua. Dalam kaitan tersebut, Amir Qatar telah
mengeluarkan Dekrit No.34 tahun 2000 tentang pengangkatan Sekretaris Jenderal dan
Anggota Dewan Keluarga untuk masa 5 tahun dan dapat diperpanjang sesuai Keputusan
Amir.
Pada tanggal 13 Desember 2000, Amir Qatar dengan Dekrit No.58 tahun 2000 telah
membentuk Dewan Tertinggi Investasi Kas Cadangan Negara yang susunan organisasinya
adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 5 Juni 2001, Amir Qatar telah melantik Dr. Ahmad Khalifa Busharbak Al-
Mansuri sebagai Menteri Pendidikan dan Pengajaran Qatar menggantikan Dr. Muhamad
Abdurrahim Kafud. Hanya berselang dua tahun lebih sedikit, Kementerian pendidikan dan
pengajaran di alihkan ke Sheika Ahmad Al-Mahmoud yang menjadi Menteri wanita pertama
di GCC.
Sejak memimpin negara Qatar mulai tahun 1995 sampai April 2005, beberapa kali Amir
melakukan reshufle kabinet, dan yang terakhir adalah mengganti Menteri Wakaf dan urusan
Islam yang baru saja menjabat beberapa bulan. Menteri lain yang dicopot adalah Menteri
Negara Urusan Kabinet, namun sampai hari ini Amir belum menujuk penggantinya. Kedua
Menteri tersebut diindikasikan terlibat kasus Korupsi yang melibatkan 2 orang Menteri dan
seorang pejabat setingkat Menteri yaitu Kepala Diwan Amiri.
Sebulan sebelumnya, Amir juga mencobot Kepala Majelis Nasional untuk Seni Budaya dan
Peninggalan Sejarah, (Pejabat setingkat Menteri) Sheikh Saud Bin Muhammad Bin Ali dan
menggantinya dengan mantan Menteri Pendidikan dan Pengajaran, Dr Muhammad Abrul
Rahim Kafud. Penggantian ini juga diindikasikan karena kasus korupsi yang melibatkan
pejabat tersebut.
Lembaga-lembaga lain yang dibentuk untuk melengkapi struktur organisasi negara setelah
diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru pada 8 Juni 2005 adalah Otoritas Pekerjaan
Umum yang diketuai oleh Putra Mahkota Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani, Dewan Tinggi
Pendidikan, Dewan Tinggi Urusan Keluarga, Otoritas Pemuda, Otoritas Umum untuk
Pensiun dan lain-lain.
Pada wawancara dengan Radio Jerman tanggal 25 Pebruari 2001, Amir Qatar menyatakan
bahwa Qatar akan memiliki Parlemen dengan anggota yang kesemuanya dipilih secara
langsung dalam jangka waktu satu setengah tahun kedepan. Namun demikian, sampai saat
ini Qatar belum juga memiliki Parlemen sebagaimana dijanjikan Amir.
Sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Deputi Perdana Menteri/Menlu Qatar, Sheikh
Hamad Bin Jassim Bin Jabor Al-Thani pada tanggal 22 Juni 2005 dalam wawancara "Lintas
Batas" di TV Al-Jazeera menyatakan bahwa keterlambatan pelaksanaan Pemilu untuk
pemlihan anggota Parlemen adalah karena masalah-masalah terknis semata, terutama
karena adanya perubahan demografis Qatar. Direncanakan Pemilu Langsung untuk memilih
anggota Parlemen akan dilaksankan pada akhir tahun 2006 atau tahun 2007, dan hal
tersebut sudah diatur oleh UUD yang baru. Pada masanya nanti, di Qatar juga akan
dibentuk Partai Politik, namun demikian hal tersebut belum diatur dalam UUD.
Untuk sementara, aspirasi masyarakat dapat disampaikan melalui anggota Dewan Kota
Praja, kepala-kepala suku dan kabilah dan juga melalui media massa.
Berdasarkan penilaian dari Biro Demokrasi, HAM dan Hak-hak Buruh, Kementerian Luar
Negeri AS, Pemerintah Qatar umumnya menghargai hak-hak warganya dan telah
mengalami kemajuan dalam penyampaian pendapat sejak Amir Qatar, Sheikh Hamad bin
Khalifa Al-Thani mulai memerintah tahun 1995. Pemerintah membubarkan Departemen
Penerangan dengan perangkat Badan Sensornya. Sejak itu, kehidupan pers bebas dari
campur tangan Pemerintah. Namun demikian para wartawan tetap mengadakan “self-
censorship”, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadi penguasa dan keluarganya.
Untuk media asing, baik cetak maupun elektronik tidak ada penyensoran dalam isi artikel
dan pemberitaan. Namun sensor diberlakukan terhadap gambar-gambar yang mengarah
kepada pornografi. Sensorsip dilakukan oleh sebuah bagian kecil di direktorat percetakan
pada lembaga TV dan Radio Qatar
Penduduk Qatar, baik warga negara maupun tenaga kerja asing bebas untuk mengeluarkan
pendapat, baik pada acara talk show di TV maupun di radio setempat. Dengan adanya TV
swasta Al-Jazeera, kebebasan mengemukakan pendapat menjadi lebih maju. Dalam acara
talk show, TV ini menayangkan kritikan warganya terhadap Amir Qatar yang mengadakan
pertemuan dengan Perdana Menteri Israel pada saat sidang PBB di New York tahun 2000.
Qatar saat ini menjadi Anggota Komisi HAM PBB yang berpusat di Jenewa. Dalam Sidang
KHAM ke-57 tahun 2000 dan sidang pemilihan KHAM berikutnya Qatar telah berhasil
menunjukkan besarnya peranan Qatar dalam Komite PBB tersebut. Hal ini tidak terlepas
dari strateginya dalam rangka menggalakkan praktek HAM secara bertahap. Salah satu
contoh yang paling menonjol dalam HAM di Qatar adalah pemberian hak politik untuk
memilih dan dipilih bagi wanita dalam pemilihan Anggota Dewan Kotapraja tahun 1999 dan
tahun 2004 dan pemilihan pimpinan Kamar Dagang dan Industri Qatar
Atas kebebasan pers dan adanya perlindungan HAM secara nyata dan transparan,
Pemerintah dikritik oleh pers karena mengizinkan Kantor Dagang Israel dibuka di Doha,
yang kemudian ditutup sebelum KTT OKI ke-9 dibuka bulan Nopember 2000. Namun
demikian kantor dagang yang dikepalai oleh seorang Duta Besar tersebut kembali dibuka
tidak lama setelah KTT OKI tersebut usai dan sampai saat ini masih terus berjalan.
Namun demikian dalam masalah sistim hukum dapat dirasakan sikap Pengadilan yang
tampak adil dan tidak membedakan SARA kecuali memang yang ditentukan oleh undang-
undang dan peraturan itu sendiri.
Pada saat ini issue pelanggaran HAM yang muncul adalah kasus dilepaskannya
kewarganegaraan Qatar dari sekitar 5000 orang Qatar dari suku Al-Murrah sekitar awal Juni
2005 alu. Tindakan melepas kewarganegaraan tersebut dikarenakan sebagian besar dari
mereka tetap bersikukuh untuk memiliki kewarganegaraan ganda yang bertentangan
dengan UU Kewarganegaraan Qatar yang tidak mengenal kewarganegaraan ganda. Namun
demikian, kasus ini secara cepat telah ditangani oleh Komnas HAM Qatar, Direktorat HAM
Kementerian Dalam Negeri dan Biro HAM Kemlu Qatar, sehingga isue tersebut tidak lagi
memancing reaksi banyak pihak luar.
Langkah-langkah politik dan ekonomi Qatar yang meski hanya sebuah negara kecil, sangat
disegani oleh negara-negara lain, karena secara ekonomi Qatar merupakan salah satu
negara terkaya di dunia dengan cadangan dan pasokan gas bumi terbesar di dunia, dan
seringkali Qatar mempelopori dan mensponsori kegiatan-kegiatan internasional dan
regional, seperti OKI, WTO, G77 & China, GCC dan juga berbagai organisasi lainnya di
bawah PBB.
Kebijaksanaan luar negeri dalam pemerintahan Amir Qatar, Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-
Thani lebih ditekankan pada faktor-faktor strategis yang disusun melalui landasan yang kuat
dengan prinsip-prinsip keseimbangan demi kepentingan nasional Qatar. Faktor-faktor
strategis tersebut mencakup antara lain kerjasama, saling ketergantungan, kepentingan
bersama, dialog dan memperkokoh kemampuan dan efektifitas organisasi regional dan
internasional. Kebijaksanaan luar negeri seperti yang dianut Qatar selama ini akan tetap
dipertahankan, karena menunjukkan sikap keterbukaan hubungan bilateral dengan negara-
negara lain, termasuk hubungannya dengan Indonesia.
Qatar cukup menonjol perannya di forum regional dan internasional dalam beberapa tahun
terakhir, yaitu selaku Tuan Rumah Konperensi Ekonomi MENA (Middle East and North
Africa) ke-4 (Nopember 1997), KTM OKI ke-25 (Maret 1998), KTM Deklarasi Doha
(Nopember 1998). KTT OKI ke-9 tanggal 12-14 Nopember 2000, Sidang Pembentukan
Trust Fund Negara-negara Anggota OKI untuk membantu para pengungsi Bosnia-
Herzegovina di Doha tanggal 15 Mei 2001 dan Sidang Luar Biasa para Menteri Luar Negeri
Negara-negara Anggota OKI tanggal 26 Mei 2001 di Doha yang membahas perkembangan
situasi di Palestina, Sidang Luar Biasa para Menteri Luar Negeri OKI ke-9 tanggal 11
September 2001, Sidang Luar Biasa para Menteri Luar Negeri OKI ke-10 tanggal 10
Desember 2001 dan KTM WTO bulan Nopember 2001, dan yang terakhir adalah KTT G77
pada bulan Juni 2005 lalu..
Qatar juga menyelenggarakan berbagai forum yang telah melembaga diantaranya adalah
US & Islamic World Forum, Doha Development Forum, Forum Dialog antar umat beragama,
Forum Internasional perlindungan terhadap para usia lanjut, Forum untuk Keluarga dan
berbagai forum lainnya, terutama di bidang Demokrasi dan HAM serta bidang ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan, disamping forum-forum lain semisal Forum Debat Doha.
kecil lainnya) yang berjalan lebih kurang 62 tahun, pada tanggal 16 Maret 2001 telah ditutup
dengan diterimanya Keputusan Mahkamah Internasional oleh Qatar dan Bahrain.
Amir Qatar dalam menyambut keputusan MI tersebut menyatakan bahwa keputusan untuk
menerima Keputusan Hukum MI telah melandasi terciptanya hubungan yang lebih erat dan
luas antara Qatar dan Bahrain. Dengan selesainya masalah ini akan mempertinggi stabilitas
dan keamanan di kawasan Teluk dan memperkuat kerjasama GCC.
Pada kenyataannya, setelah kasus tersebut selesai, hubungan bilateral kedua negara
mengalami peningkatan yang sangat tajam. Kedua negara menandatangani Komite Tinggi
Kerjasama Qatar-Bahrain yang diketuai oleh Putra Mahkota masing-masing. Komite
tersebut diberikan kewenangan penuh untuk menjajagi dan membina hubungan dan
kerjasama antar kedua negara.
Hubungan luar negeri lainnya yang paling menonjol adalah dengan hampir semua Negara-
negara Anggota GCC, terutama Persatuan Emirate Arab, AS, Inggris, Perancis, serta
negara-negara Arab lainnya. Namun demikian, hubungan Qatar dengan Arab Saudi sampai
saat ini masih belum harmonis, dan masih banyak masalah-masalah bilateral yang belum
dapat dituntaskan oleh kedua negara, meskipun dalam forum GCC kedua negara tetap
terlihat saling mendukung.
Sikap Qatar terhadap reformasi dan strukturisasi PBB adalah menuntut agar PBB dapat
secara nyata meningkatkan peranannya serta lebih mengefektifitaskan Badan-badan
Organisasinya. Qatar juga sangat mendukung tuntutan dunia Arab dan sikap Negara-negara
Anggota GNB tentang reformasi di tubuh PBB. Selain itu, Qatar mengharapkan agar Hak
Veto dihapuskan, karena tidak sesuai dengan azas demokrasi dan transparansi yang
selama ini sedang disosialisasikan di tubuh PBB.
Tentang perluasan keanggotaan DK-PBB, Qatar konsisten dengan sikap Kelompok Arab
dan GNB yang menginginkan penambahan anggota DK-PBB tidak kurang dari 26 Anggota,
yang pembagiannya disesuaikan dengan letak geografis tiap negara. Selain itu, Qatar
menegaskan hak keanggotaan negara Kelompok Arab untuk mendapatkan satu kursi tetap
dalam penambahan keanggotaan DK-PBB mendatang.
Peranan Qatar lain yang menonjol dalam hubungan internasional misalnya sebagai mediator
perdamaian terhadap sengketa Eritrea-Sudan, Eritrea-Somalia, perselisihan UAE-Iran dalam
masalah Pulau Tomb Besar, Tomb Kecil dan Pulau Abu Musa. Demikian juga dalam konflik
Eritrea-Ethiopia, Qatar berusaha didekati oleh pihak-pihak yang terkait.
Di bidang pertahanan, Amir Qatar tetap memegang komando tertinggi, sehingga pada awal-
awal masa pemerintahan Amir Sheikh Hamad Bin Khlaifa Al-Thani ini, jabatan Menteri
Pertahanan tetap di pegang oleh amir sendiri, disamping jabatan Panglima tertinggi
Angkatan Bersenjata Qatar. Amir hanya mengangkat Panglima angkatan Bersenjata,
bahkan secara fungsional hanyalah sebagai kepala staf angkatan bersenjata semata. Putra
Mahkota sebelumnya, Sheikh Jasim Bin Hamad Al-Thani yang juga menjadi Deputi Amir,
tidak pula diberi kewenangan sebagai Deputi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata
Qatar, Kewenangan dalam bidang Militer dan pertahanan tersebut baru diberikan kepada
Putra Mahkota yang menggantikan Sheikh Jasim Bin Hamad AL-Thani, yaitu Sheikh Tamim
Bin Hamad Al-Thani.
Untuk mengisi jabatan-jabatan penting dan strategis, pada masa Amir sebelumnya, Qatar
masih memakai tenaga-tenaga Militer dari beberapa negara Arab dan mereka diberi pangkat
sampai perwira menengah, sebagaimana pangkat yang mereka sandang di negara asalnya.
Prajurit-prajurit juga masih direkrut dari beberapa warga negara Arab seperti Yaman,
Jordan, Palestina, Sudan, Mesir disamping dari warga negara Asia lainnya seperti Pakistan,
India, Bangladesh, bahkan Pilipina. Namun semenjak tampuk kepemimpinan Qatar
dipegang oleh Amir Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani, lambat laun bidang Militer dan
pertahanan mengalami perubahan secara pasti dan meyakinkan.
Jabatan-jabatan penting dan strategis, dipercayakan kepada warga negara Qatar sendiri
yang pangkatnya dikatrol. Pejabat Militer dari warga negara asing lambat laun dikurangi dan
distop habis dengan tidak memperpanjang kontraknya, kemudian prajurit-prajurit dari warga
negara asing tidak lagi diberi pangkat militer, sehingga secara otomatis tidak akan dapat
menduduki jabatan apapun, meski sudah puluhan tahun bekerja di instalasi Militer Qatar.
Situasi keamanan sebagaimana tersebut di atas, tidak dapat dilepaskan dari kebijakan
Pemerintah Qatar yang memfasilitasi keberadaan 2 (dua) buah Pangkalan Militer Amerika di
wilayah Qatar yaitu di kawasan Sayliyah, yang berjarak hanya 20 km dari ibukota Qatar,
Doha dan di kawasan Al-Udaeid, 35 km dari Doha. Namun demikian, keberadaan
Pangkalan Militer Amerika tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan sentimen anti Amerika
di negara Qatar.
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris
bahwa negara-negara Teluk termasuk Qatar saat ini merupakan daerah rawan karena
adanya sentimen anti AS dan Inggris. Sentimen anti AS dan Inggris ini telah mengakibatkan
serangan oleh individu atau kelompok anti AS yang menyerang warganegara AS dan Inggris
seperti yang terjadi di Kuwait, Arab Saudi dan Bahrain.
Keberadaan Pangkalan Militer Amerika di wilayah Qatar dan adanya sikap anti Amerika dari
beberapa komponen mayarakat di Qatar, merupakan suatu fenomena yang cukup menarik
dan unik dari kebijakan pertahanan dan keamanan Pemerintah Qatar. Disatu sisi, atas dasar
kerjasama militer bilateral, Pemerintah Qatar memberikan fasilitas kepada Amerika dengan
menyediakan pangkalan militer di Doha, disisi lain serangan AS ke Irak telah melukai emosi
warga Qatar sebagai sesama bangsa Arab dan sesama negara Islam.
Berkembangnya situasi keamanan global yang terancam dengan adanya isu terorisme
internasional, menyebabkan Qatar juga turut menandatangani berbagai kesepakatan
tentang upaya-upaya menentang dan memberantas terorisme , baik secara global maupun
secara regional dalam wadah GCC, Liga Arab dan lainnya.
Khusus mengenai keamanan dalam negeri, secara struktural, keamanan dalam negeri Qatar
menjadi tanggung jawab Kepolisian, institusi yang berada langsung di bawah Kementerian
Dalam Negeri. Kementerian ini juga membawahi Direktorat Jenderal Imigrasi dan urusan
orang asing, dan Kejaksaan. Dengan sifatnya sebagai suatu direktorat di bawah
Kementerian Dalam Negeri, maka sangat kentara sekali, bahwa polisi adalah sipil yang
dipersenjatai dan tidak memiliki hirarki komando tetapi tetap memiliki birokrasi yang hirarkis,
dengan kepalanya adalah Direktur Jenderal dengan pangkat Mayor Jenderal Polisi.
Sementara itu, sesuai dengan konstitusi (UUD yang baru) pada akhirnya Kejaksaan menjadi
institusi tersendiri diluar Kementerian Dalam Negeri, dengan kepalanya Jaksa Agung, dan
tidak lagi menggunakan pangkat yang sama dengan Militer.
Pendirian Kementerian Penerangan dan Kebudayaan tahun 1970 merupakan langkah awal
perkembangan penerangan di Qatar. Namun sejak penggantian Amir, Kementerian
Penerangan dibubarkan pada tahun 1996. Perkembangan dan kegiatan dibidang
penerangan tahun demi tahun menunjukkan peningkatan kualitas seiring dengan kemajuan
teknologi dan tugas-tugas tersebut dilakukan oleh Direkorat Penerangan Luar Negeri pada
Kementerian Luar Negeri.
Kebijaksanaan Pemerintah Qatar dalam bidang pers dan mass media menganut azas “ pers
yang bebas” yang dijamin oleh Undang-Undang Pers tahun 1979. Sesuai dengan azas “
pers yang bebas”, mass media setempat diperkenankan mengkritik kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun sebagai negara keamiran, media massa dituntut
untuk membatasi diri untuk tidak mengkritik Amir dan keluarganya, serta pribadi para
anggota kabinet.
Kebijaksanaan Qatar dalam bidang penerangan cukup maju dibandingkan dengan negara-
negara Teluk lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Amir Qatar didepan para wartawan
Kuwait yang sedang berkunjung ke Doha dalam rangka mendampingi kunjungan Menteri
Penerangan Kuwait tanggal 9 September 2000, yaitu bahwa Qatar mendukung terhadap
adanya kebebasan pers dan pendapat umum.
Dalam hal tulisan di media massa asing yang mengomentari dan mengkritik Qatar, Amir
menyatakan tidak akan mencegah media massa asing tersebut beredar di Qatar dan juga
tidak akan mencegah orang untuk berhenti mengkritik Qatar. Qatar hanya memberlakukan
sensorsip pada penerbitan yang mempublikasikan pornograpi.
Kantor Berita Nasional Qatar bernama Qatar News Agency / QNA (Wakalatul Anba Al
Qathariyah) didirikan tahun 1975. QNA dalam prioritas kerjanya melayani penyebaran berita
bagi kawasan GCC dan negara Arab lainnya, disamping melayani negara-negara besar di
Eropa, Amerika dan Asia.
QNA melayani pelanggan dalam dua bahasa, yaitu Arab dan Inggris. Disamping itu QNA
juga melayani pemberitaan dalam bahasa Spanyol dan Portugis. Penggunaan dua bahasa
terakhir ini khususnya untuk melayani tujuhpuluh dua saluran ke negara-negara di Amerika
Utara, Amerika Selatan dan wilayah Karibia. Sejak tahun 1990, QNA memberikan pelayanan
24 jam penuh untuk pemberitaan berbagai perkembangan dal dan luar negeri, dan pada
saat ini QNA telah memiliki kerjasama dengan Kantor berita Antara.
Mass Media
Mass media cetak di Qatar umumnya dikelola dan dimiliki oleh pihak swasta, namun
Pemerintah memberikan fasilitas yang cukup besar bagi pertumbuhan media cetak tersebut.
Mass media cetak yang terbit di Qatar adalah sebagai berikut :
Surat Kabar
Terdapat tiga surat kabar harian berbahasa Arab dan dua surat kabar harian berbahasa
Inggris yang terkemuka di Qatar adalah sebagai beikut :
Majalah Mingguan
TV / Radio Qatar
Televisi Qatar mulai mengudara pada bulan Agustus 1970 dengan format hitam putih.
Adapun penayangan televisi berwarna baru dimulai pada bulan Juni 1974.
Pada perkembangannya, sampai saat ini TV Qatar masih mempunyai dua saluran, TV milik
Pemerintah yaitu: Saluran 1 (9,11) dengan program bahasa Arab dan Saluran 2 (37) untuk
program bahasa Inggris terutama untuk konsumsi orang asing dan siaran-siaran olah raga
serta satu TV Satelit Swasta “Al-Jazeera” yang dapat diterima diseluruh negara Arab, Afrika,
Eropa dan Amerika. Seluruh operasional dan kegiatan Radio dan TV termasuk Al-Jazeera
dikoordinir oleh Lembaga Radio & TV, yang juga membawahi direktorat percetakan
Dengan semakin canggihnya system komunikasi, maka di Qatar juga dapat diterima siaran
TV dari berbagai negara melalui langganan decoder maupun parabola yang dijual secara
bebas. Disisi lain, siaran Radio Qatar baru diawali pada bulan Juni 1968, pada mulanya
siaran radio hanya memuat iklan dan informasi umum dengan jumlah jam siaran pendek.
Namun pada saat ini , Qatar Broadcasting System (QBS) telah mengudara dengan tujuh
gelombang yang menyajikan berbagai informasi dan perkembangan dalam negeri maupun
rubrik internasional menggunakan berbagai bahasa yakni: Arab, Inggris, Perancis, Urdu,
Parsi (Iran), Tagalog (Filipina) dan Malayalam (India Selatan).
TV Satelit “Al-Jazeera”
Selain dua saluran TV milik Pemerintah, Qatar memiliki saluran TV Internasional “Al-
Jazeera” (berbahasa Arab) yang dapat diliput di kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa dan
Amerika. TV “Al-Jazeera” didirikan pada tanggal 1 Nopember 1996 melalui Dekrit Amir dan
merupakan TV independen yang acaranya memfokuskan mengenai pemberitaan,
wawancara dan dialog/diskusi mengenai berbagai aspek di negara-negara Timur Tengah
yang gaya siarannya mengikuti pola acara TV BBC dan CNN.
Pada bulan Nopember 1999, TV Al-Jazeera mendapat penghargaan dari Yayasan Ibnu
Rushd atas keberhasilannya dalam menayangkan acara-acara diskusi yang tujuannya
mendorong demokratisasi dan kebebasan berbicara di dunia Arab. Namun demikian, acara-
acara yang ditayangkannya kadang-kadang dianggap terlalu berani, sehingga beberapa
Pemimpin Negara Arab pernah tersinggung oleh pembicara dalam acara diskusi di Al-
Jazeera. Hal tersebut telah mengakibatkan Kantor Perwakilannya di Yordania bulan April
1999 dan Kuwait bulan Juni 1999 ditutup, serta TV Al-Jazeera tidak diperkenankan
ditayangkan di Kuwait. Namun setelah ada permintaan maaf pada bulan Juli 1999 larangan
tayangan di Kuwait dicabut dan Kantor Perwakilannya boleh beroperasi kembali dengan
syarat tidak akan membuat acara yang berisi hujatan kepada para Pemimpin Kuwait.
Selain itu, Iran pada bulan Agustus 1999 juga pernah mengecam TV Al-Jazeera tersebut
karena dianggap telah menghina ajaran Shi’ah, Pemerintah Arab Saudi pada bulan Pebruari
2000, dan menuduh TV Al-Jazeera sebagai alat propaganda Presiden Irak, Saddam
Hussein. Demikian juga TV tersebut beberapa kali telah mengakibatkan sejumlah negara
Arab seperti Libya, Tunisia, Maroko dan Mesir merasa tersinggung dengan sebagian acara
yang ditayangkannya sehingga sebagian Duta Besar negara-negara tersebut di Doha
pernah ditarik pulang ke negaranya sebagai protes terhadap acara TV Al-Jazeera tersebut.
Namun demikian, walaupun TV Al-Jazeera sering mendapat kritikan dari sebagian negara-
negara Teluk dan Arab lainnya, Amir Qatar tetap mendukung program TV tersebut yang
dinilai sejalan dengan prinsip kebebasan pers dan kebebasan berbicara yang dianut oleh
Pemerintah Qatar. Dilain pihak TV Al-Jazeera juga semakin diminati oleh kaum intelektual di
negara-negara Arab karena merupakan pelopor dan pendorong kearah kehidupan yang
lebih terbuka dan demokratis.
Berkat kekonsistenan Al-Jazeera, kini TV satelite tersebut telah memiliki beberapa program
TV, diantaranya adalah Al-Jazeera Sport 1 & 2, Al-Jazeera Children, dan al-Jazeera Forum,
dan direncanakan sebelum akhir tahun ini, Al-Jazeeera akan mengudara dengan siaran-
siaran dalam bahasa Inggris. Disamping itu Al-Jazeera juga memilki pusat pelatihan yang
menjadi rujukan dan tempat training bagi para wartawan-wartawan dari luar Qatar.
b. Sosial Budaya
1. Pendidikan
Salah satu prioritas reformasi total yang dijalankan Qatar adalah menjadikan
pendidikan sebagai satu-satunya pilar pembangunan, karena dengan pendidikan
akan tercipta sumber daya manusia yang potensial dan diharapkan dari SDM
potensial ini semua program reformasi dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.
Keyakinan akan pentingnya investasi jangka panjang mulai dilakukan Qatar dengan
turun langsungnya Ibu Negara Sheika Mouza Bint Nasir Al-Misnad (Istri Amir)
memelopori dan mengepalai proyek-proyek pendidikan dan pengembangan sosial
seperti proyek Qatar Foundation dengan Education City nya, Social Development
Centre, Family Development Centre dan lainnya.
Data tahun 1996 tercatat bahwa buta huruf rakyat Qatar sebesar 23.3% dari jumlah
penduduk, kemudian pada tahun 1997 menurun menjadi 13.6%. Dalam rangka
mengurangi jumlah buta huruf, Pemerintah mendorong rakyatnya agar mengikuti
program bebas buta huruf dengan memberikan insentif kepada yang berhasil akan
mendapatkan sertifikat bebas buta huruf, Pemerintah memberikan insentif sebesar
QR. 150 (US$ 40) setiap bulan. Pada periode 1998-1999 jumlah peserta program
bebas buta huruf (sekolah bagi para buta huruf) yang diadakan pada sore hari
mencapai 3.271 (laki-laki dan perempuan).
Sekolah Swasta
Selain Sekolah Negeri yang diperuntukan bagi warga negara Qatar dan orang asing
yang berbahasa Arab, Pemerintah Qatar memberikan kemudahan bagi komunitas
asing untuk mendirikan sekolah bagi anak-anaknya. Sekolah-sekolah Swasta yang
ada umumnya menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum di negerinya.
Sekolah tersebut antara lain: American International School, French School, Doha
English Speaking School, Ideal Indian School, MES Indian School, Pakistan
Education School, Bangladesh School, The Phillippines School, Iranian School dan
sekolah komunitas asing lainnya.
Selain itu, mulai tahun 2002 Pemerintah Qatar mulai merintis untuk mengadakan
kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Cornell University New York guna membuka
cabangnya di Doha. Pada Tahun Ajaran 2002, Fakultas Kedokteran tersebut mulai
beroperasi dengan prioritas 70% dari mahasiswanya warga Qatar dan 30% untuk
orang asing.
Sebelumnya, Institut Perhotelan CHN cabang dari Belanda pada semester pertama,
September 2001 telah menerima mahasiswa baru. Institut Perhotelan ini dibuka untuk
menyiapkan tenaga kerja dibidang perhotelan dan pariwisata yang belum dimiliki di
Qatar. Dengan bertambahnya hotel-hotel baru dan seringnya Qatar menjadi tuan
rumah konperensi-konperensi internasional dirasakan perlunya pendidikan dibidang
perhotelan dan pariwisata.
Qatar Foundation yang didirikan pada akhir tahun 1995 dan diketuai oleh Ibu Negara,
Sheikha Mouza Bin Nasir Al-Misnad telah merintis sebuah kota pendidikan yang
menjadi pusat dari berbagai perwakilan fakultas dari banyak Universitas
Internasional, diantaranya adalah Virginia Commonwealth University School of the
Arts, Well Cornell Medical College in Qatar, Texas A&M University, Carnegie Mellon
University in Qatar dan Georgetown University in Qatar. QF juga membawahi Qatar
Academy, the Learning Center, the Academic Bridge Program, the RAND-Qatar
Policy Institute, Al Shaqab Study and Riding Academy, Fitch Qatar and Qatar Science
and Technology Park.
Dunia Pendidikan Qatar juga berubah seiring dengan ditunjuknya Sheikha Al-
Mahmoud sebagai Menteri Pendidikan dan Shekha Al-Misnad sebagai Rektor
Universitas Qatar. Melalui penunjukan 2 wanita ini sebagai pemegang kunci utama
pendidikan Qatar, diharapkan Qatar akan lebih dapat mendorong wanita-wanitanya
berikiprah lebih banyak lagi dimasa mendatang.
2. Agama
Berdasarkan Undang Undang Dasar Qatar, Islam adalah sebagai agama resmi.
Penduduk asli Qatar 100% pemeluk agama Islam. Pemerintah melalui Kementerian
Wakaf memberikan perhatian yang sangat kuat dalam mengembangkan agama
Islam. Selain itu, lembaga-lembaga sosial keagamaan dibawah naungan
Kementerian Wakaf aktif mengadakan kegiatan da’wah dan pendidikan agama bagi
pekerja asing yang ingin memperdalam agama Islam.
Qatar merupakan negara Islam yang cukup moderat, kaum pendatang yang bekerja
di Qatar terdiri dari berbagai bangsa dan agama termasuk non-muslim, seperti dari
sejumlah negara Amerika, Eropa, India, Sri Lanka dan Nepal dapat hidup
berdampingan dengan penduduk asli Qatar. Sebagai bukti toleransi beragama,
Pemerintah Qatar pada bulan Desember 1999 telah mengijinkan adanya
pembangunan Gereja di Doha seperti yang disampaikan kepada Uskup Abu Dhabi,
Mousignor Grimolli. Pembangunan Gereja tersebut akan dilaksanakan setelah
selesainya masalah-masalah teknis dan keuangan yang sedang dalam pembahasan
Panitia. Rencana pembangunan Gereja merupakan yang pertama di Qatar dan izin
ini diberikan berkat kebijaksanaan Amir Qatar yang memberikan toleransi kepada
pemeluk agama Kristen yang semuanya adalah pekerja asing yang bekerja di Qatar.
Diantara enam negara Teluk, tiga negara telah memiliki Gereja yaitu UEA, Bahrain
dan Oman.
- Seminar dan diskusi agama dengan mendatangkan penceramah dari luar Qatar
terutama pada bulan Ramadhan.
- Menghajikan warga negara Qatar yang tidak mampu. Selain itu Pemerintah juga
menghajikan 50 orang jemaah dari berbagai negara Afrika.
3. Peranan Wanita
Namun demikian, kehidupan sosial wanita Qatar hampir sama dengan kehidupan di
negara-negara Teluk lainnya seperti Arab Saudi, Kuwait, UEA, Bahrain dan Oman.
Ruang gerak kaum wanita Qatar masih agak terbatas, karena norma-norma tradisi
yang masih kuat. Pergaulan antara wanita dan laki-laki dalam acara tertentu seperti
pesta pernikahan, pesta masyarakat diadakan terpisah antara laki-laki dan wanita.
Demikian juga dalam bidang pendidikan, untuk penduduk Qatar antara sekolah
wanita dan laki-laki terpisah mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Ruang
tunggu laki-laki dan perempuan di tempat-tempat tertentu terpisah, seperti di rumah
sakit dan klinik. Di hampir setiap restoran juga disediakan ruangan khusus bagi
wanita dan keluarga.
Wanita pergi keluar rumah harus didampingi oleh ayahnya atau Saudara laki-laki, jika
ia belum menikah. Apabila sudah menikah ia harus didampingi suami atau seizin
suami. Kaum wanita Qatar berpendidikan minimal lulus sekolah dasar. Dibidang
lapangan kerja, wanita Qatar banyak bekerja di sektor tertentu yang tidak
berhubungan langsung dengan kaum laki-laki, seperti perawat rumah sakit wanita,
guru, perusahaan industri di perumahan, penjahit pakaian wanita, kerajinan tangan,
pegawai bank di bank khusus wanita. Bagi janda yang tidak mampu, Pemerintah
memberikan tunjangan hidup yang mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.
Kini peranan wanita Qatar terasa sudah memasuki segala bidang, termasuk bidang
politik dengan adanya satu-satunya anggota Dewan Kotapraja yang juga wanita,
disamping keputusan Amir terbaru yang membubarkan Kementerian Kesehatan
Umum dan membentuk Otoritas Umum Kesehatan yang diketua oleh juga seorang
wanita.
Qatar memiliki sarana olah raga yang cukup lengkap dan baik yang disediakan bagi
penduduknya untuk mengembangkan bakat dan hobinya. Pemerintah terus
membangun dan memperbaiki sarana olah raga sesuai dengan yang diminati oleh
masyarakatnya terutama untuk menyalurkan bakat generasi mudanya. Sarana olah
raga yang dimiliki Qatar antara lain: stadion olah raga untuk sepak bola dan atletik di
setiap wilayah dan pusat-pusat olah raga (club) yang dikelola oleh swasta melalui
iuran anggota. Pusat oleh raga ini umumnya memiliki sarana olah raga seperti:
lapangan sepak bola, lapangan tenis, ruangan tenis meja, kolam renang, sarana
senam kebugaran , bowling dan ruangan untuk olah raga karate, balet dan lain-lain.
Dengan terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Asian Games ke-15 tahun 2006, Qatar
sedang membangun berbagai fasilitas oleh raga untuk acara tersebut.
5. Kesehatan
Dibidang kesehatan, Qatar memiliki sarana yang cukup lengkap dan modern.
Pemerintah memiliki 3 rumah sakit umum dan 2 rumah sakit militer, serta tersedia 24
pusat pelayanan kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah Qatar. Setiap pusat
pelayanan kesehatan memiliki dokter umum, dokter spesialis, peralatan laboratorium
dan apotik.
Sampai dengan tahun 1996, pengobatan bagi warga negara Qatar dan asing serta
pengunjung tidak dikenakan biaya pengobatan. Namun sejak akhir 1996, kepada
orang asing dan pengunjung dikenakan biaya pengobatan. Untuk mendapatkan
pelayanan pengobatan di rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan, setiap
penduduk baik warga negara Qatar maupun orang asing harus mendaftarkan diri dan
membayar untuk mendapatkan kartu kesehatan yang berlaku satu tahun serta dapat
diperpanjang setiap tahunnya.
Selain rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan Pemerintah, di Doha juga
tersedia berbagai rumah sakit dan klinik swasta, disamping praktek gabungan dokter
swasta dan pribadi yang membuka praktek dengan tarif yang cukup tinggi, namun
pelayananannya cepat tanpa prosedur yang berbelit.
4. Ekonomi
Negara Qatar sepenuhnya mengikuti sistem perekonomian bebas, dan pada tahun 1994 resmi
menjadi anggota ke-121 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mitra dagang negara Qatar
yang mendominasi pasar-pasar impornya adalah Amerika, Jepang, Inggris, Jerman, Itali dan
Perancis, sedangkan mitra dagang dengan negara-negara Timur Jauh dikaitkan dengan ekspor
minyak bumi, LNG, petrokimia, besi dan pupuk.
Negara Qatar merupakan negara kecil di kawasan Timur Tengah yang memiliki sumber daya
alam sangat melimpah seperti minyak bumi dan gas alam. Dengan telah dilakukannya investasi
milyaran dollar untuk proyek pengembangan lapangan minyak bumi dan gas alam Qatar
tersebut telah memberikan dampak yang sangat positif terhadap penerimaan GDP negara.
Terlihat dari GDP Qatar tahun 2004 mencapai USD 28.45 milyar dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 20.5%, telah menghasilkan GDP per capita mencapai USD 40.000, dan dapat
dipastikan bahwa GDP per capita Qatar pda tahun 2007 akan mencapai USD 45.000.
Melalui keberhasilan Qatar mencapai GDP per kapita USD 40.000 tahun 2004, setelah
melakukan diversifikasi ekonomi dan kebijakan moneter dalam mengembangkan industri minyak
dan gas bumi, telah menempatkan negara Qatar pada urutan teratas dalam perekonomian
negara-negara Teluk (GCC) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7%.
Menurut sumber dari Qatar Petroleum bahwa cadangan minyak bumi Qatar pada bulan
September 2004 mencapai 14,5 milyar barrel dan tidak akan habis dieksploitasi selama kurun
waktu 59 tahun. Sedangkan cadangan gas alam tercatat sebesar 900 trilyun cubic feet tidak
akan habis dieksploitasi selama kurun waktu 200 tahun. Dari hasil ekspor minyak bumi dan LNG
Qatar telah mengalami surplus terhadap neraca perdagangan luar negeri, seiring dengan
meningkatnya permintaan pasokan LNG dan meningkatnya harga minyak dunia.
Seiring dengan melimpahnya sumber daya alam minyak bumi dan gas alam yang dimilikinya,
telah mendorong Pemerintah Qatar untuk mengembangkan beberapa proyek di bidang LNG
antara lain: Qatar Liquefied Natural Gas Company (Qatargas); Qatar Liquefied Natural Gas
Company II (Qatargas II); Qatar Liquefied Natural Gas Company III (Qatargas III); Ras Laffan
Liquefied Natural Gas Company (RasGas); Ras Laffan Liquefied Natural Gas Company II
(RasGas II); Ras Laffan Liquefied Natural Gas Company III (RasGas III); the Dolphine Project; Al
Khalej Gas Project (Enhanced Gas Utilisation Project); Oryx GTL Project; Pearl GTL Project; dan
ConocoPhillips GTL Project.
Sedangkan beberapa proyek lainnya yang berhubungan dengan bahan baku gas telah
dikembangkan oleh Pemerintah Qatar antara lain: Qatar Fertiliser Company (QAFCO); Qatar
Fertiliser Company IV (QAFCO-4); Qatar Fuel Additives Company (QAFAC); Qatar
Petrochemical Company (QAPCO); Qatar Vinyl Company (QVC); Qatar Chemical Company (Q-
Chem); Qatar Chemical Company II (Q-Chem II); Qatofin; Ras Laffan Ethylene Cracker (RLEC);
Linear Alkyl Benzene (LAB) Project; Aluminium Smelter Project;
Perekonomian Umum
Strategi perkembangan ekonomi Qatar seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia sejak
pertengahan tahun 1999 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 9% per tahun
selama periode 1996-2004. Perekonomian Qatar masih bergantung pada devisa minyak, yakni
56% dari GDP, 70% pendapatan nasional, dan 90% dari devisa ekspornya. Guna mengurangi
ketergantungannya pada perkonomian minyak bumi, negara Qatar terus berupaya melakukan
diversifikasi melalui penerapan berbagai pembenahan kebijakan ekonomi untuk menarik
penanam modal asing. Meskipun demikian, beberapa sektor masih tertutup bagi penanam modal
asing seperti perbankan, asuransi dan jasa perdagangan.
Qatar telah menginvestasikan dananya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan proyek-proyek
infrastruktur dengan suatu pandangan untuk meyakinkan perekonomian kedalamnya dalam hal
eksploitasi kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui tersebut. Disamping itu, Qatar juga
telah mengimplementasikan langkah-langkah perbaikan di bidang perdagangan dan iklim
investasi yang secara obyektif untuk menarik minat penanam modal asing langsung. Langkah-
langkah tersebut meliputi pembuatan website yang berisi tata cara investasi dan kesempatan
investasi yang ditawarkan kepada penanam modal asing melalui Undang-Undang Investasi
Tahun 2000 yang diperuntukkan bagi sektor-sektor tertentu.
Hutang luar negeri Qatar tahun 2003 mencapai USD 15.03 milyar dan nilai tukar mata uang
Qatar Riyal terhadap Dollar Amerika terlihat stabil hingga saat ini. Perdagangan komoditi sangat
berpengaruh pada GDP Qatar. Hal tersebut mencerminkan pentingnya perdagangan dalam
perekonomian Qatar dan komoditas ekspor unggulan Qatar yang didominasi oleh minyak dan
gas bumi. Disamping itu, Qatar merupakan negara importir sektor jasa yang cukup besar, yang
sebagian besar didominasi oleh jasa administrasi umum.
Kerangka Institusi
Negara Qatar telah memberlakukan undang undang tentang hak paten, hak cipta, merk dagang,
indikasi geografi dan desain industri. Namun negara Qatar tidak bersaing dalam peraturan anti-
dumping dan subsidi.
Sebagai pihak penandatangan pada kelompok GATT sejak 7 April 1994 dan resmi menjadi
anggota tetap WTO pada 13 Januari 1996, negara Qatar sempat mengalami masa-masa sulit.
Namun dalam mengimplementasikan keterikatannya dalam melakukan hubungan dagang
dengan beberapa negara tersebut, belum pernah terlibat dalam perselisihan secara langsung
maupun sebagai pihak ketiga.
Negara Qatar telah menerapkan GCC Common External Tariff (CET) sejak 1 Januari 2003.
Penerapan CET oleh negara Qatar telah meningkatkan volume perdagangan dari 4.2% di tahun
2002 menjadi 5.2% di tahun 2004. MFN menerapkan tarif rata-rata sebesar 7% untuk produk
pertanian, dan 4.8% untuk produk non-pertanian. Sedangkan untuk produk manufaktur dan
pertambangan akan dikenakan proteksi tariff rata-rata sebesar 5.3% dan 5% (sesuai ISIC Revisi
2).
Negara Qatar telah melakukan liberalisasi dibidang perdagangan, reformasi hukum dan
kelembagaan dengan tujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan nasional yakni
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Qatar. Reformasi ini mencakup bidang keuangan,
fiskal, perekonomian dan privatisasi.
Negara Qatar sangat mendukung sistem perdagangan multi nasional, dengan menjadi tuan
rumah penyelenggaraan KTM ke-4 Doha Development Agenda (DDA). Pasar di Qatar sangat
terbuka untuk segala produk dan telah melakukan liberalisasi perdagangan, namun negara Qatar
masih membutuhkan beberapa elemen untuk dibawa ke suatu rezim perdagangan yang up-to-
date dan selaras dengan ketentuan WTO.
Semakin meningkatnya, elemen penting yang terdapat dalam proses reformasi Qatar yang
berhubungan dengan integrasi ekonomi penuh dibawah GCC, termasuk rencana pemberlakuan
penyatuan mata uang negara Teluk tahun 2007. Keanggotaan Qatar pada GCC telah
memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan GDP-nya, terlihat dengan semakin
membaiknya persaingan ekonomi di antara negara anggota GCC. Perjanjian perdagangan Qatar
di masa mendatang, baik dalam tingkat GCC maupun dua negara, lebih jauh akan terlihat
semakin kompleks pada situasi saat ini. Untuk itu, pentingnya untuk mempertimbangkan potensi
keuntungan yang besar daripada pembukaan pasar dengan basis multilateral. Melalui mitra-mitra
dagangnya dapat membantu sekali meyakinkan pasar mereka yang sangat terbuka tersebut
terhadap barang-barang yang diproduksi di Qatar, dan dengan memberikan bantuan teknis.
GDP negara Qatar tahun 2004 tercatat mencapai USD 28.451 milyar, dimana hingga saat ini
pemerintah masih menggantungkan pemasukan negara dari ekspor migas sebagai pemasukan
utama. Pemasukan negara dari sektor migas tercatat mencapai USD 17.68 milyar, sedangkan
pemasukan negara dari sektor non-migas tercatat mencapai USD 10.76 milyar.
Tingkat pertumbuhan GDP negara Qatar tahun 2004 mencapai 20.5%, mengalami peningkatan
0.70% dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2003 yang mencapai 19.8%.
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain seperti harga minyak bumi Qatar yang
diperdagangkan pada tingkat USD 37.9 per barrel dan produksi minyak bumi rata-rata 790.000
barrel per hari.
Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi negara Qatar tahun 2004 mencapai 9.5%, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti adanya kenaikan di bidang perumahan (15.20%); komoditi & jasa (1.90%); garment
& sepatu (7.94%); furniture, tekstil & peralatan rumah tangga (4.52%), kesehatan (-1.71%),
makanan, minuman &. Rokok (2.10%); transportasi & komunikasi (3.00%); pendidikan,
kebudayaan & rekreasi (2.30%), dan lain-lain (1.90%).
APBN 2004/2005
Penentuan APBN Qatar tahun fiskal 2004/2005 didasarkan pada asumsi harga minyak dunia
USD 19 per barrel dengan tingkat produksi minyak harian rata-rata sebesar 700.000 barel.
Pendapatan negara tahun fiskal 2004/2005 tercatat USD 7.19 milyar, mengalami peningkatan
USD 1.26 milyar dibandingkan dengan pendapatan negara tahun fiskal sebelumnya yang hanya
mencapai USD 5.93 milyar, dimana sektor migas masih mendominasi dalam pemberian
kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan negara dimaksud. Belanja negara tahun fiskal
2004/2005 tercatat USD 7.78 milyar, mengalami peningkatan USD 0.86 milyar, dibandingkan
dengan belanja negara tahun fiskal sebelumnya yang hanya mencapai USD 6.92 milyar.
Dikarenakan belanja negara lebih besar dari pendapatan negara, maka APBN Qatar tahun fiskal
2004/2005 tercatat menglami defisit yakni USD 593 juta.
Kebijakan Ekonomi, sebagai negara penghasil migas, kebijakan pemerintah Qatar di bidang
ekonomi ditujukan pada pengembangan sumber pendapatan nasional melalui peningkatan
sektor industri, pertanian, sumber daya manusia, peran swasta untuk mencapai tingkat surplus
neraca pembayaran dengan menaikkan nilai ekspor dan menekan nilai impor. Guna mencapai
tujuan ini Pemerintah Qatar melaksanakan pengetatan anggaran belanja melalui kebijakan-
kebijakan keuangan dan moneter untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Sebagai persyaratan bahwa bagi perusahaan asing yang ingin melakukan kegiatan ekonominya
di Qatar, harus bekerjasama/bermitra dengan perusahaan lokal (Qatar), baik melalui mekanisme
saham bagi hasil (shares) ataupun sponsorship. Besarnya saham untuk mekanisme bagi hasil
(shares), syarat minimalnya adalah 51% untuk perusahaan Qatari dan 49% untuk perusahaan
asing.
Beberapa proyek infrstruktur di Qatar yang akan dibangun atau sedang dalam pembangunan
antara lain sebagai berikut:
a. New Doha International Airport, merupakan proyek airport baru yang mampu menampung
50 juta penumpang pada tahun 2012. Proyek tersebut terdiri dari 3 phase yang terdiri dari:
phase-1 akan dijadwalkan akan selesai 2009 yang mampu menampung 12 juta
penumpang; phase-2 akan dijadwalkan akan selesai 2012 yang mampu menampung 24
juta penumpang; dan phase-3 akan dijadwalkan akan selesai 2015 yang mampu
menampung 50 juta penumpang.
b. Ras Abu Fontas B (RAF-B), merupakan pengembangan dari pembangkit listrik Ras Abu
Fontas A (RAF-A) dan terdiri dari 2 phase. Phase-1 adalah untuk peningkatan kapasitas
produksi listrik dari 380 MW (Ras Abu Fontas A) menjadi 900MW (Ras Abu Fontas B);
sedangkan phase-2 adalah untuk peningkatan kapasitas desalinasi air dari 27 juta gallon
air menjadi 33 juta galon air.
c. Ras Laffan Independent Water and Power Project (IWPP), merupakan proyek pembangkit
listrik sebesar 750 MW dan desalinasi air sebesar 40 juta gallon khusus untuk wilayah
Ras Laffan Industrial City.
Beberapa proyek dibidang kesehatan, pendidikan dan pariwisata di Qatar yang akan dibangun
atau sedang dalam pembangunan antara lain sebagai berikut:
a. Hamad Medical City, terdiri dari pembangunan fasilitas rumah sakit dengan kapasitas 300
tempat tidur; 1 unit dyalisis; akomodasi staff kedokteran; dan laboratorium.
b. Education City, terdiri dari pembangunan sarana pendidikan untuk tingkat perguruan
tinggi; training center untuk desain seni dan bahasa; serta sarana olah raga.
c. Asian Games City, terdiri dari pembangunan sarana olah raga dan akomodasi untuk atlit
dan officials.
d. Hotel, terdiri dari pembangunan Hotel Chain seperti: Four Seasons dengan kapasitas 232
kamar yang telah beroperasi tahun 2004; Regency dengan kapasitas 245 kamar yang
telah beroperasi tahun 2004; Rgency Apprtments dengan kapasitas 116 kamar yang telah
beroperasi tahun 2004; Hilton dengan kapasitas 277 kamar yang akan beroperasi tahun
2005; Renaissance dengan kapasitas 250 kamar yang akan beroperasi tahun 2006;
Shangri-La dengan kapasitas 250 kamar yang akan beroperasi tahun 2006; Rotana
dengan kapasitas 277 kamar yang akan beroperasi tahun 2006; Marriott Courtyard
dengan kapasitas 200 kamar yang akan beroperasi tahun 2007; dan Marriott Appartments
dengan kapasitas 120 kamar yang akan beroperasi tahun 2007.
Hubungan bilateral Indonesia – Qatar berjalan sangat baik, tidak saja antara pemerintah dengan
pemerintah, tetapi juga antara pihak swasta, dan antara warga negara pada umumnya. Begitu juga
kalangan akademisi, pengusaha serta lembaga-lembaga sosial Qatar tidak ada yang
berpandangan negatif terhadap Indonesia. Selain itu, lembaga-lembaga social di Qatar umumnya
bergerak di bidang keagamaan dan sosial budaya. Sentimen keagamaan sangat kuat mewarnai
pandangan baik kalangan pemerintah maupun tokoh-tokoh ulama di Qatar terhadap hubungan
bilateral RI – Qatar. Hubungan kerjasama kedua negara juga berkembang di berbagai
forum Internasional seperti PBB, OKI, GNB dan OPEC. Hal ini tercemin dari kerjasama saling
dukung pada badan-badan internasional.
Terhadap perkembangan masalah dalam negeri Indonesia terutama mengenai masalah Aceh dan
Irian Jaya, Qatar dengan tegas mendukung integritas dan kedaulatan Indonesia dan menentang
campur tangan pihak asing. Demikian pula dikalangan media massa setempat baik cetak maupun
elektronik, tidak pernah menurunkan berita yang mempermasalahkan hal ini. Pemberitaan media
massa setempat hanya sebatas menyampaikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, dan biasanya
hal inipun hanya merupakan kutipan dari kantor berita asing. Disamping itu juga, Pemerintah Qatar
mendukung Pemerintah Indonesia untuk melakukan upaya-upaya pemulihan ekonomi.
Setelah menyerahkan Surat-surat Kepercayaan selaku Duta Besar LBBP RI kepada Emir Qatar,
Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani pada tanggal 10 Februari 2004, maka selaku Duta Besar RI
yang baru ditugaskan di Qatar, Duta Besar RI Qatar telah melakukan pertemuan kepada para
Pejabat Tinggi Pemerintah Negara Qatar yaitu: Perdana Menteri, Sheikh Abdullah bin Khalifa Al-
Thani; Wakil Perdana Menteri I/Menteri Luar Negeri, Sheikh Hamad bin Jassim bin Jabor Al-Thani;
Wakil Perdana Menteri II/Menteri Energi, Mr. Abdullah bin Hamad Al-Atiyyah.; Menteri Pelayanan
Sipil dan Perumahan, Sheikh Falah bin Jassim bin Jabor Al-Thani; Menteri Negara Urusan Luar
Negeri, Mr. Ahmad bin Abdullah Al-Mahmoud. Pada pertemuan dengan para Pejabat Negara Qatar
tersebut di atas, disamping memperkenalkan diri selaku Duta Besar RI yang baru ditugaskan di
Qatar, Duta Besar RI telah membicarakan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengharapkan agar hubungan baik yang telah terjalin antara Pemerintah Indonesia dan
Qatar selama ini dapat terus ditingkatkan. Dalam kaitan ini, Duta Besar RI juga telah
menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan hubungan kerjasama kedua negara perlu
dilakukan saling kunjung Pejabat Tinggi kedua negara.
2. Secara khusus, Duta Besar RI telah meminta dukungan Pemerintah Qatar untuk membantu
pemulihan perekonomian Indonesia. Dalam kaitan ini, Duta besar RI telah meminta agar
Pemerintah Qatar memberikan kuota tenaga kerja Indonesia yang lebih besar lagi,
khususnya tenaga kerja terampil (skilled labour) yang bekerja di industri minyak dan gas serta
industri turunannya. Menanggapi permintaan dimaksud, pihak Pemerintah Qatar menyatakan
akan tetap mengutamakan untuk merekrut tenaga kerja skilled asal Indonesia untuk bekerja
pada industri perminyakan dan gas. Jumlah tenaga ahli Indonesia yang bekerja di Qatar
hingga akhir November 2004 ini sekitar 3007 orang.
3. Di samping itu juga telah dilakukan pendekatan (lobby) kepada Pemerintah Qatar, dalam
melaksanakan instruksi pusat, antara lain :
b. Meminta kesediaan Pemerintah Qatar untuk hadir pada acara KTT AA 2005 dan
peringatan 50 tahun KAA 1955 serta menyampaikan Undangan kepada Emir Qatar
untuk hadir pada acara dimaksud.
Pendekatan/ lobby terhadap Pemerintah Qatar yang telah dilakukan selama kurang lebih satu
tahun terakhir ini memberikan hasil yang cukup signifikan bagi peningkatan hubungan
bilateral kedua negara. Salah satu indikasinya adalah berhasilnya diperoleh dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung (secara moral) atas upaya-upaya yang kami
lakukan sebagaimana tersebut di atas. Dalam kaitan ini, Qatar sepanjang tahun 2004 telah
beberapa kali memberikan respon yang positif sesuai dengan permintaan RI. Disamping itu,
terlihat adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah Qatar untuk mengembangkan
hubungan bilateral kedua negara.
semakin baiknya hubungan Perwakilan RI dengan berbagai pihak di Qatar, antara lain
kalangan pers, akademisi, kelompok pengusaha, tokoh agama dan masyarakat, organisasi
kemasyarakatan serta berbagai lembaga terkait lainnya di Qatar. Kontak dan networking
yang telah dibina di Qatar merupakan asset yang tak ternilai, khususnya dengan para
pengusaha. Implementasi dari hasil tersebut antara lain adalah dengan diikutinya berbagai
pameran bertaraf internasional yang dilaksanakan di masing-masing negara. Termasuk
kunjungan yang sangat intensif dari para pengusaha kedua negara baik dibidang industri,
perdagangan, jasa, perbankan dan investasi serta perminyakan.
Masyarakat Indonesia di Qatar saat ini tercatat berjumlah lebih kurang 19.000 jiwa; yang
terdiri dari karyawan perusahaan RasGas dan Qatargas, perusahaan minyak Qatar
Petroleum dan perusahaan di lini produknya, karyawan hotel, restoran, navigasi dan
pembantu rumah tangga. Dalam rangka pembinaan masyarakat, KBRI berusaha
mengoptimalkan keberadaannya dengan melibatkan dalam kegiatan-kegiatan KBRI.
Kegiatan pembinaan masyarakat Indonesia ditujukan guna mempererat rasa persatuan,
kekeluargaan dan kekompakan guna menjadikan setiap warga negara Indonesia yang
berada di Qatar sebagai duta bangsa yang potensial dalam mempromosikan citra positif
Indonesia di wilayah akreditasi.
Dalam bidang Sosial Budaya sudah banyak upaya promosi yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan citra Indonesia di negara akreditasi. Hal ini dapat dilihat pada:
Diplomatic, dan setiap tahun turut aktif pada pameran yang diselenggarakan
oleh International Women Circle Association.
c. Atas permintaan panitia setempat, beberapa kali ikut serta dalam berbagai
macam pameran yang diselenggarakan di museum, pusat kebudayaan,
sekolah-sekolah, mesjid, dan tempat-tempat lainnya.
Kegiatan-kegiatan Kebudayaan
Indonesia dan Qatar belum memiliki kerjasama dibidang kebudayaan. Namun kesempatan
untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan di Qatar cukup terbuka untuk
pelaksanaannya.
Selain itu, pada tahun 2003 Geronimo Group, sebuah tim kesenian Indonesia yang menjadi peserta
Winter Festival juga telah memperagakan berbagai seni budaya Indonesia. Tahun 2005, Sinar
Budaya Group dari medan yang khusus diundang ke Qatar juga telah memeriahkan berbagai
kegiatan Pekan Festival Budaya Indonesia. Untuk memeriahkan peringatan HUT RI, pada tanggal 26
Agsustus juga telah diadakan malam gembira masyarakat Indonesia dengan mendatangkan Artis
Nova Kharisma dari Jakarta.
Peringkat Indonesia dalam daftar negara-negara eksportir dunia ke Qatar untuk tahun 2002 berada
pada urutan ke-18, dengan nilai ekspor sebesar US$ 42.9 juta (mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada urutan ke-19 dengan nilai ekspor US$ 36.9
juta).
Neraca perdagangan Indonesia-Qatar tahun 2004 tercatat US$ 43.2 juta, didapat dari hasil ekspor
sebesar US$ 33.5 juta dan impor sebesar US$ 9.7 juta, sehingga didapat surplus sebesar US$
23.8 juta.
• Indonesia telah berpartisipasi pada 8th Islamic Trade Fairs yang diselenggarakan di Doha-
Qatar tanggal 15-20 Oktober 2000, dengan melibatkan 11 perusahan Indonesia yang
dikoordinir oleh BPEN.
• Indonesia telah berpartisipasi dalam 5th Doha International Furniture, Decoration and
Construction Exhibition yang diselenggarakan di Doha-Qatar tanggal 5-8 Mei 2004, dengan
melibatkan 10 perusahan Indonesia yang dikoordinir oleh BPEN
• Indonesia telah berpartisipasi dalam Project Qatar 2004 yang diselenggarakan di Doha-
Qatar tanggal 13-16 Juni 2004, dengan melibatkan 1 perusahan Indonesia.
• Indonesia dalam konferensi dan pameran LNG ke-14 di Doha-Qatar tanggal pamerpada
pameran dan seminar LNG ke-14 di Doha-Qatar tahun 2004 yang terdiri dari BPMIGAS,
Pertamina, perusahaan minyak multinasional yang beroperasi di Indonesia.
• Indonesia telah berpartisipasi dalam 6th Doha International Furniture, Decoration and
Construction Exhibition 2005 yang diselenggarakan di Doha-Qatar tanggal 5-8 Mei 2005,
dengan melibatkan 8 perusahan Indonesia yang dikoordinir oleh BPEN.
• Seminar mengenai peluang investasi di Indonesia yang diselenggarakan di KADIN Qatar
pada bulan Mei 2005, seminar tersebut hasil kerjasama KBRI Doha dengan BKPM.
• Keikursertaan beberapa perusahaan Indonesia pada pameran Project Qatar 2006
mendatang, yang mana pameran Project Qatar tersebut merupakan ajang promosi produk-
produk building material dan konstruksi untuk pembangunan di Qatar.
• KBRI Doha sedang mempersiapkan Indonesia Solo Exhibition yang direncanakan akan
diselenggarakan di Doha-Qatar awal tahun 2006, yang mana kegiatan pameran tersebut
sedang dikomunikasikan dengan Departemen dan Institusi terkait di Indonesia.
• Indonesia akan berpartisipasi pada Qatar International Tourism & Travel Exhibition yang
akan diselenggarakan di Doha-Qatar tanggal 22-25 Maret, dan beberapa perusahaan tours
operator dan travel biro telah menyatakan kesediannya untuk mengikuti pameran dimaksud.
Beberapa proyek-proyek industri di Qatar yang akan dibangun atau sedang dalam pembangunan
antara lain sebagai berikut:
a. Dolphin Project. Proyek ini mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2005 dan diharapkan mulai
beroperasi pada tahun 2006. Proyek ini akan mensuplai sebanyak 2 miliar kubik kaki gas
per hari.
b. Project Oryx GTL, akan memproduksi 34.000 barel minyak per hari, yaitu berupa Naptha
dan diesel. Oryx GTL ini diharapkan akan mulai berproduksi pada tahun 2005.
c. Ras Laffan Condensate Refinery, akan memproduksi 140.000 barrel per hari bahan
condensate menjadi diesel dan minyak lainnya.
d. Al Khaleej Gas Project, akan mengembangkan cadangan minyak yang ada, untuk
mensuplai gas sebanyak 1,75 miliar kubik kaki perhari, untuk konsumsi domestik dan
ekspor . Proyek ini diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2005.
e. Ras Laffan Ethylene Cracker-2, yang merupakan terbesar di dunia, akan memproduksi
1,5 juta metrik ton ethylene per tahun dan akan beroperasi pada tahun 2007.
f. Methanol Plant, dirancang untuk memproduksi 1.500 ton methanol per hari dan
direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2008.
g. Helium Plant, direncanakan untuk mensuplai sebanyak 10- 15 % dari pasar hellium
dunia, dengan mensuplai helium 660 juta kubik feet dan diharapkan akan mencapai 1
miliar standar kubik kaki pada tahun 2010.
h. Shell GTL, akan memiliki 2 fase, yang akan memproduksi produk-produk GTL sebanyak
140.000 barrel per hari.
1. Pembangunan dan perkembangan industri minyak dan gas serta industri tununannya telah
menyebabkan Qatar semakin tergantung kepada tenaga kerja asing, khususnya tenaga kerja
terampil (skilled labour). Sekalipun jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja pada sektor
minyak dan gas dan industri turunannya masih relatif kecil dibandingkan dengan tenaga kerja
asing lainnya, namun keberadaan mereka telah mengangkat citra tenaga kerja Indonesia. Saat
ini, tenaga kerja terampil (skilled labour) asal Indonesia yang bekerja di Qatar berjumlah
sekitar 3.000 orang. Jumlah tersebut dari waktu ke waktu semakin meningkat. Bahkan, salah
satu perusahaan gas Qatar terbesar di Qatar, Qatar Gas kembali pada tahun 2004 merekrut
sebanyak 47 tenaga kerja asal Indonesia.
2. Citra tenaga kerja Indonesia, khususnya semi skilled dan skilled di Qatar cukup baik. Bahkan
dari waktu ke waktu, semakin banyak para pengusaha Qatar yang beralih untuk
mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia. Meningkatnya citra tenaga kerja Indonesia di
Qatar tidak terlepas dari kemampuan professional para tenaga kerja skilled Indonesia yang
bekerja di perusahan minyak dan gas Qatar. Nama harum tenaga kerja Indonesia akhirnya
menjalar ke anak-anak perusahaan migas dimaksud, yang dari waktu ke waktu terus
melakukan rekrutmen tenaga kerja asal Indonesia.
3. Peluang tenaga kerja semi skilled dan skilled Indonesia di Qatar masih terbuka lebar. Sektor-
sektor yang masih dapat dikembangkan adalah di semua sektor dan lini. Namun demikian,
untuk sementara kiranya dapat dikonsentrasikan pada sektor minyak dan gas serta industri-
industri turunannya, sektor manufaktur, perhotelan dan restoran, penerbangan (Qatar
Airways), supermarket, tenaga kecantikan (salon), termasuk spa, konstruksi, perdagangan dan
industri jasa lainnya serta sektor kesehatan. Untuk merebut peluang dimaksud harus dilakukan
upaya-upaya pro aktif dari para pelaku bisnis dan instansi terkait di Indonesia untuk
menindaklanjuti peluang-peluang yang ada. Dengan kata lain semua sektor tersebut di atas
masih terbuka lebar bagi tenaga kerja Indonesia. Namun demikian semua akan tergantung
dari persiapan dan kesiapan kita untuk bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya.
4. Dalam kaitan promosi tenaga kerja terampil (skilled) asal Indonesia, KBRI telah melakukan
pendekatan dengan sejumlah otoritas jasa perhotelan dan perusahaan-perusahaan di Qatar.
Hasil pendekatan tersebut telah memberikan hasil yang cukup signifikan yaitu meningkatnya
pengiriman TKI skilled di berbagai sector lainnya , antara lain, perhotelan, perdagangan,
industri jasa dan sektor konstruksi. Sementara di sektor jasa penerbangan. Sebagai contoh
hingga saat ini pihak Four Seasons Hotel Qatar juga telah mempekerjakan sebanyak 67 orang
TKI Skilled. Diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring pembangunan di Qatar
dalam rangka persiapan Asian Games 2006 mendatang yang membutuhkan tenaga kerja dari
manca negara termasuk Indonesia.
2. Jumlah WNI yang bekerja dan tinggal di Qatar sampai dengan Agustus 2005 diperkirakan
berjumlah 19.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak sekitar 4.000 orang adalah bekerja
pada sektor formal (tenaga kerja skilled) umumnya bekerja pada industri migas dan
industri turunannya, penerbangan, hotel dan restoran, konstruksi dan industri jasa lainnya.
Sedangkan jumlah WNI yang berprofesi sebagai TKW-PRT diperkirakan sebanyak 12.000
orang dan sekitar 3.000 orang adalah anggota keluarga dari tenaga kerja skilled
Indonesia, yang terdiri dari istri dan anak-anaknya.
3. Menurut catatan KBRI, sajauh ini Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja pada sektor
formal (skilled labour) tidak banyak mengalami permasalahan yang berarti. Sekalipun
timbul masalah, dapat segera diselesaikan sebagaimana mestinya, mengingat
perlindungan untuk tenaga kerja yang bekerja di sektor formal dilindungi oleh “Labour
Law” Qatar. Namun permasalahan yang cukup kompleks adalah yang menyangkut
perlindungan TKW-PRT.
Permasalahan TKW-PRT
b. Pelecehan seksual, penyiksaan fisik atau psikis (266 kasus atau 25,9 %);
d. Diisolasi, tidak boleh keluar atau meninggalkan rumah, menerima tamu atau
berteman dengan orang lain atau tidak boleh menerima atau mengirim surat
kepada keluarga atau handai taulan (17 kasus atau 1,8 %);
e. Setelah selesai kontrak, tenaga kerja dimaksud tidak dipulangkan padahal telah
diminta untuk segera dipulangkan (49 kasus atau 4,5 %);
g. Tidak tersedianya makanan yang cukup atau majikan tidak peduli dengan
kesehatan para tenaga kerjanya (12 kasus atau 1,1 %);
h. Pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati dengan
agency di Indonesia (43 kasus atau 3,9%).
i. TKW-PRT sakit (unfit) kronis atau sakit bawaan yang tidak dapat disembuhkan
(32 kasus atau 2,9%).
5. Disamping itu, berdasarkan informasi yang kami peroleh dari beberapa Agency di Qatar
bahwa masalah utama yang mereka hadapi terhadap “domestic helpers” asal Indonesia
yang melarikan diri ke Agency adalah sebagai berikut:
b. Umumnya para majikan tidak sabar dengan “domestic helpers” yang baru
didatangkannya dan menginginkan mereka segera bisa siap pakai;
6. Prakarsa dan upaya-upaya yang telah dilakukan KBRI Doha dalam rangka meningkatkan
pelayanan dan perlindungan bagi WNI dan BHI di negara akreditasi yang berupa
kebijakan atau langkah-langkah keberpihakan dan kepedulian kepada WNI dan BHI
adalah sebagai berikut :
f. Membina hubungan baik dengan kalangan pers setempat, agar dapat dengan
mudah melakukan expose terhadap kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan
oleh para sponsor terhadap para TKW-PRT asal Indonesia, guna mendapatkan
perhatian dari Pemerintah Qatar serta menciptakan “psychological effect” bagi
para sponsor lain yang memperlakukan para TKW-PRT asal Indonesia dengan
tidak manusiawi.
Amir / Kepala Negara / Pangti AB/Kepala Pemerintahan : Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani
Putra Mahkota / Wakil Amir/ Wa Pangti : Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani
Perdana Menteri : Sheikh Abdulla bin Khalifa Al-Thani
Deputi PM I / Menteri Luar Negeri : Sheikh Hamad bin Jassim bin Jabor Al-Thani
Deputi PM II / Menteri Energi dan Industri : Abdullah bin Hamad Al-Atiyah
Menteri Dalam Negeri : Sheikh Abdulla bin Khalid Al-Thani
Menteri Negara Urusan Dalam Negeri : Sheikh Abdullah bin Naser Al-Thani
Menteri Negara Urusan Kabinet : Sultan Bin Hasan Al-Dhobit Al-Dousary
Menteri Negara dan Anggota Kabinet : Sheikh Muhamad bin Khalid Al-Thani
Menteri Urusan Pelayanan Sipil dan Perumahan : Sheikh Falah bin Jassim Al-Thani
Menteri Keuangan : Dr. Yousef Hussein Kamal
Menteri Ekonomi dan Perdagangan : Sheikh Muhammad bin Ahmad bin Jasim Al-
Thani
Menteri Urusan Kotapraja dan Pertanian dan Plt : Sultan Bin Hasan Al-Dhobit Al-Dousary
Menteri Negara Urusan Kabinet
Menteri Kehakiman : Dr. Hassan Abdullah Al-Ghanim
Menteri Pendidikan dan Pengajaran Tinggi : Sheikha Ahmad Al-Mahmoud
Menteri Wakaf dan Urusan Islam : Faisal Bin Abdullah Al-Mahmoud
Menteri Negara Urusan Luar Negeri : Ahmad bin Abdullah Al-Mahmoud
Menteri Negara : Sheikh Hamad bin Sahim Al-Thani
Menteri Negara : Sheikh Ahmad bin Saif Al-Thani
Menteri Negara : Sheikh Hamad bin Abdullah Al-Thani
Menteri Negara : Sheikh Hasan bin Abdullah Al-Thani
Menteri Negara : Sheikh Muhamad bin Eid Al-Thani