Professional Documents
Culture Documents
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respirasi dapat diartikan sebagai peoses yang dilakukan oleh organisme
untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam respirasi,
yaitu respirasi eksternal (luar) dan internal (dalam). Respirasi luar (bernapas)
meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara
organisme dengan lingkungannya. Respirasi internal disebut juga pernapasan
seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan
mitokondria. Respirasi seluler melalui tiga tahap yaitu glikolisis, siklus krebs,
dan transfer electron.
Pada manusia, organ pernapasan utamanya adalah paru-paru (pulmo) dan
dibantu oleh alat-alat pernapasan lain. Jalur udara pernapasan untuk menuju sl-
sel tubuh adalah rongga hidung, faring (rongga tekak), laring, trakea (batang
tenggorok), bronkus, paru-paru, alveolus dan sel-sel tubuh. Proses bernafas jika
kita lihat secara sepintasmerupakan suatu proses yang sangat simple karena
hanya dilakukan dalam waktu yang sekejap. Akan tetapi apabila ditelusuriu lebih
jauh, ternyata bernafas bukanlah hal yang sesederhana kita kira. Banyak
mekanisme-mekanisme rumit yang mengiringinya.
Kita ketahui bersama, satu nafas adalah satu kali tarikan udara dan satu
kali hembusan. pada proses pernafasa ini terjadi transfer dan pertukaran udara
antara paru-paru dengan atmosfer. Sewaktu bernafas, kita menghirup udara dari
atmosfer kemudian menghembuskan Carbon dioxide dan uap air. Proses
pertukaran tersebut tebtu saja melibatkan reaksi-reaksi kimia yang kompleks di
dalam tubuh. Agar dapat memahami proses pernafasan, maka diperlukan sebuah
kegiatan yang dapat mewadahi mahasiswa serta memberikan informasi yang
lebih akurat mengenai pernafasan dan mekanisme-mekanisme yang
mengiringinya.
Berdasar uraian di atas, maka dilaksanakanlah praktikum ini. dalam
praktikum ini, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengamati
proses pernafasan, gejala-gejala yang terjadi serta beberapa mekanisme yang
mengirtinginya. Dengan demikian, mahasiswa bisa mendapat tambahan
pengetahuan yang daoat menunjang pengetahuan yang telah didapatkan melalui
kegiatan perkuliahan.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum adalah :
1. Kegiatan I : Untuk membuktikan bahwa dalam proses respirasi
dihasilkan
CO2
2. Kegiatan II : Untuk membuktikan bahwa dalam proses respirasi dihasilkan
H2O.
C. Manfaat praktikum
Adapun manfaat dapat diperoleh dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses respirasi yang menghasilkan CO2.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses respirasi yang menghasilkan H2O.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Prosedur Kerja
1. Kegiatan I
1. Menyediakan alat dan bahan.
2. Mengisi gelas kimia I dengan air kapur, dan gelas kimia II dengan
aquades sekitar 3 cm dari dasar gelas.
3. Dengan menggunakan pipet meniup larutan air kapur tadi sampai pada
waktu yang telah ditentukan yaitu 60 detik dan mengamati perubahan
yang terjadi.
2. Kegiatan II
Meniup cermin dan mengamati perubahan yang terjadi pada permukaan
cermin ( ada tidaknya uap air).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kegiatan I ( Pernapasan menghasilkan CO2)
Keadaan awal aquades
Perubahan
Bahan
Awal Akhir
Air kapur Bening Keruh
Aquadest Bening Bening
A. Pembahasan
1. Kegiatan I (Pernafasan yang menghasilkan CO2)
Kegiatan pertama ini bertujuan untuk membuktikan bahwa proses
pernafasan menghasilkan Carbon Dioksida (CO2). Prinsip kerjanya adalah
dengan menghembuskan nafas (meniup) pada air kapur. Secara teoritis,
apabila kita menambahkan CO2 Pada air kapur, maka zat kapur yang
terkandung dalam air tersebut akan mengikat CO2 sehingga terjadi perubahan
warna pada air.
Sejalan denngan teori, pada percobaan yang dilakukan setelah air
kapur ditipu selama beberapa menit, terjadi perubahan warna pada air kapur
tersebut. Dari yang mulanya bening menjadi keruh (putih). hal ini
menunjukkan bahwa kandungan zat kapur yang terlarut dalam air telah
berikatan dengan carbon dioksida yang ditiupkan pada air kapur tadi.
Dari persamaan itu, jelas bahwa karbondioksida dan uap air dilepas ke
udara bersama hembusan napas, sedang energi sebagian berupa panas untuk
memelihara suhu badan dan sebagian berupa energi yang berguna untuk
melakukan kegiatan tubuh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses respirasi atau pernapasan menghasilkan H2O yang dapat dibuktikan
dengan meniup cermin.
2. Respirasi atau dalam proses pernapasan menghasilkan CO2 yang dapat
diketahui lewat peniupan air kapur.
A. Saran
Pada saat melaksanakan pengamatan, praktikan sebaiknya
menyimak dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh asisten, serta melakukan
pengamatan denga teliti agar hasil pengamatan yang didapatkan sesuai dengan
yang diharapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hewan sangat tergantung pada
adanya oksigen (O2), sehingga diperlukan adanya suplai O2 secara terus-menrus. Hal
ini berarti bahwa O2 merupakan substansi yang penting dan sangat dibutuhkan bagi
semua hewan. Salah satu substansi yang dihasilkan atau diproduksi oleh reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel hewan adalah gas asam arang (CO2). Adanya CO2 yang
terlalu banyak di dalam tubuh harus dihindari, oleh karena itu CO2 harus segera
dikeluarkan dari tubuh secara terus-menerus. Komsumsi (O2) dan produksi CO2,
merupakan kegiatan yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan
keduanya merupakan respirasi hewan (Wulangi, 1993).
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.
Sebagian besar orang menganggap bahwa pernafasan sebagai proses menarik dan
mengeluarkan napas. Namun, dalam fisiologi, pernafasan memiliki makna yang lebih
luas. Respirasi internal atau seluler mengacu kepada proses metabolisme intra sel
yang berlangsung di dalam mitokindria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan
CO2. selama penyerapan energi dari molekul nutrien. Udara secara bergantian
bergerak masuk keluar paru, sehingga dapat terjadi pertukaran antara atmosfer
(lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru. pertukaran ini
dilaksanakan oleh kerja mekanis pernafasan (ventilasi) (Abercrombie, 1993).
Kecepatan ventilasi diatur sedemikian rupa, sehingga aliran udara antara
atmosfer dan alveolus disesuaikan dengan kebutuhan metabolik tubuh untuk
menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara
dialveolus dan darah di kapilker pulmonalis(pulmonalisis mengacu kepada ”paru”).
melalui proses difusi. Oksigen dan CO2 diangkut oleh darah antara paru dan jaringan
pertukaran O2 dan CO2 terjadi antara jaringan dan darah melalui proses difusi
melintas kapiler sistemik (jaringan) (Sherwood, 2001).
Menurut Wulangi (1993), respirasi pada hewan dapat dibagi menjadi tiga
tahap yaitu :
1. Respirasi luar
Respirasi luar merupakan proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara atmosfir
dengan paru-paru pada hewan yang hidup di darat atau pertukaran gas antara
medium air dengan insang pada hewan yang hidup di air.
2. Pengangkutan gas O2 dan CO2
Pengangkutan gas ini meliputi pengangkutan O2 dari kapiler paru-paru atau
kapiler insang ke seluruh sel-sel hewan dan pengangkutan CO2 dari sel-sel hewan
ke kapiler paru-paru atau kapiler insang.
3. Respirasi dalam
Respirasi dalam (respirasi internal) perupakan reaksi oksidasi reduksi dimana O2
dikomsumsi dan CO2 diproduksi.
Sel-sel tubuh terus-menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolic
yang melepaskan energi dari nutrient dan menghasilkan ATP. Pada waktu yang
sama, reaksi ini juga melepaskan karbondioksida. Komsumsi oksigen dan produksi
karbondioksida terjadi di dalam mitokondria sesuai dengan terjadinya respirasi
disini. Karena jumlah karbondioksida yang berlimpah menghasilakan kesamaan yang
bersifat racun bagi tubuh, maka CO2 yang berlimpah itu harus dibuang dengan cepat
dan berhasil guna (Poedjiadi, 1994).
Menurut (Anonim, 2009), proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Jumlah oksigen yang dapat disimpan oleh tubuh hanya sedikit, baik sebagai
oksihemoglobin di dalam darah, maupun sebagai oksimioglobin di dalam otot,
sehingga pemasukan oksigen di dalam tubuh tidak boleh berhenti. Semua sel akan
mati bila tidak mendapat oksigen, bahkan sel-sel otot akan rusak meskipun terhenti
tidak mendapat oksigen hanya tiga sampai empat menit saja. (Fried, 2005).
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi
berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus
selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan
disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan
oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada
pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen.
Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap
liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan
akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah (Anonim, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Fried, George H, dkk. 2005. Schaum’s Out lines Biologi Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga.
Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.