You are on page 1of 14

MAKALAH

SISTEM KOLOID
DISUSUN OLEH

AHMAD FAUZI
XI IPA 1

SMA BUDHI WARMAN 1


Pengantar

D alam kehidupan sehari hari kita sering jumpai beberapa zat misalnya : buih sabun, kabut,
santan, mutiara, asap dan masih banyak lagi yang lainnya. Zat – zat tersebutmerupakan
contoh dari system koloid.

Sistem koloid banyak sekali hubungannya dengan kehidupan kita, misalnya protoplasama dalam
tubuh, obat – obatan yang kita gunakan serta sebagian besar makanan.

Oleh karena itu marilah kita pelajari semua hal yang berhubungan dengan koloid.

Jakarta, 24 Mei 2008


Penyusun

Ahmad Fauzi
I. DEFINISI

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk


campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall.
Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau
gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya.
Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa
(suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel
juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.

I. Pengelompokan Larutan

Mari kita lihat perbedaan antara Larutan sejati, Koloid, dan Suspensi.

Larutan Sejati Sistem Koloid Suspensi


Homogen Heterogen Heterogen
Stabil Umumnya stabil Tidak stabil
Satu Fase Dua Fase Dua Fase
Ukuran partikel kurang dari 1 nm Antara 1 – 100 nm Lebih besar dari 100 nm
Tidak dapat di saring Tidak dapat disaring Dapat Disaring
Jernih Agak keruh Keruh
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan
medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium
yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.

II. Jenis – Jenis Koloid

Komponen – komponen pembentuk system koloid adalah : Fase terdispersi (dalam


larutan disebut terlarut) dan medium (fase) pendispersi (dalam larutan disebut zat
pelarut).

Sistem koloid dapat dikelompokan, seperti table berikut :

Fase Medium
No Nama koloid Contoh
Terdispersi pendispersi
1 Gas Cair Busa/Buih Buih sabun krim kocok
2 Gas Padat Busa Padat Batu apung, karet busa
3 Cair Gas Aerosol Awan, kabut
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan
5 Cair Padat Emulsi Padat Keju, mentega, mutiara
6 Padat Gas Aerosol Padat Asap, debu
7 Padat Cair Sol Cat, tinta, kanji
8 Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, paduan logam

Keterangan :
EMULSI merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan
medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:
1. Emulsi Gas (aerosol cair)
Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti
hairspray dan baygon, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan
pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek
Tyndall, gerak Brown.
2. Emulsi Cair
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika
dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair
ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.

Sifat emulsi cair yang penting ialah:

1. Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses


sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.
2. Pengenceran

Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.

3. Emulsi Padat atau Gel

GEL (dari bahasa Latin gelu — membeku, dingin, es atau gelatus — membeku) adalah
campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair. Penampilan gel seperti zat
padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada rentang suhu tertentu dapat
berperilaku seperti fluida (mengalir). Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya
tergolong zat cair, namun mereka juga memiliki sifat seperti benda padat. Contoh gel adalah
gelatin, agar-agar, dan gel rambut.

Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) : menjadi cairan ketika digoyang,
tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang. Beberapa gel juga menunjukkan gejala
histeresis.

Dengan mengganti cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk aerogel ('gel
udara'), yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti massa jenis rendah,
luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat baik.

Pada 2005 sebuah efek sound induced gelation didemonstrasikan.

III. Sifat – Sifat Koloid

Sistem koloid mempunyai sifat –sifat yang khas, antara lain :


1. Dapat menghamburkan cahaya
Perhatikan gambar ini (Berdasarka percobaan)
Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel – partikel koloid disebut effek Tyndall.
Dalam kehidupan sehari – hari, effek Tyndal dapat pula kita amati, seperti :
- Di bioskop, jika ada asap mengepul, maka dari cahaya proyektor akan terlihat lebih
terang.
- Didaerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas.
- Sinar matahari yang masuk melewati celah, kedalam ruangan yang berdebu akan
kelihatan dengan jelas.
-

Asap yang tersorot cahaya proyektor

2. Menunjukan gerak Brown yang jelas


Gerak Brown adalah gerakan terus menerus dari partikel koloid, karena
bertumbukan dengan partikel medium pendispersi. Gerak Brown ini pertama
kali ditemukan oleh Robert Brown, pada waktu mempelajari gerak serbuk
tepung sari di atas air.
Gerak Brown akan terlihat dibawah mikroskop ultra, berupa gerak zig – zag.

Gerak Brown dapat menstabilkan


koloid, karena bergerak terus
menerus, maka gerak itu dapat
mengimbangi gravitasi, sehingga
koloid itu tidak akan mengendap

Gambaran lintasan zigzag pada


Gerak Brown
3. Adsorpsi
Partikel koloid akan bermuatan listrik, apabila partikel koloid menyerap ion
yang bermuatan, dan ion tersebut menempel pada permukaan koloid, sehingga
partikel koloid itu akan bermuatan.

Peristiwa penyerapan ion pada permukaan koloid disebut adsorpsi


Sol Fe ( mampu mengadsopsi ion – ion , sehingga Sol Fe (
bermuatan positif

Sol mampu mengabsorbsi ion – ion , sehingga Sol menjadi


bermuatan negative.

Sifat Adsorbsi dari partikel koloid dapat dimanfaatkan untuk :


• Penjernihan air (misalnya air sunga)
Penambahan tawas pada air sungai, akan membentuk koloid ,
yang akan mengadsorbsi pengotor dalam air, sehingga mengumpal dan
mengendap, sehingga air akan menjadi jernih.

• Menghilangkan bau badan


Produk roll on deodorant menggunakan alumunium sterat sebagai
absorben, jika deodorant di gosokan pada anggota badan, maka Al-stearat
akan mengadsorbsi keringat yang menyebabkan bau badan.

• Penggunaan norit
Norit mengandung arang aktif yang akan menyerap berbagai racun dalam
usus.

4. Sifat Listrik
Gerak partikel bermuatan oleh pengaruh medan listrik disebut elektroforesis.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika
partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif
dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid
bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap
dalam suatu industri dengan alat Cottrell.

Berikut ini gambaran percobaan elektroforesis untuk menentukan jenis muatan


dari suatu koloid. (hasil percobaan menunjukan muatan koloid adalah +
(positif)).

Partikel berkumpul di elekroda (-)


Jadi koloid bermuatan (+)
5. Koagulasi
Koagulasi adlah penggumpalan artikel koloid, sehingga kestabilan system
koloid menjadi hilang.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya koagulasi pada system koloid,
antaralain karena pengaruh pemanasan, pendinginan, pencampuran electrolit
atau karena proses elektrforesis yang berlangsung lama.

Coba anda amati, proses koagulasi dalam kehidupan sehari hari :


• Memanaskan atau merebus telur mentah
• Mendinginkan agar agar panas
• Pembentukan delta di muara sungai
• Penjernihan air sungai

6. Koloid pelindung
Merupakan suatu system koloid yang ditambahkan pada koloid lain, sehingga
dihasilkan koloid yang stabil, misalnya : pada pembuatan ice cream, untuk
menghsilkan ice cream yang lembut, perlu ditambahkan glatin sebagai koloid
pelindung.

7. Koloid liofil dan liofob


Merupakan system koloid yang medium dispersinya cair.
Apabila antara fase terdispersi dan medium pendispersi terdapat gaya tarik
menarik yang yang cukup besar, maka koloid yang terbentuk disebut koloid
lofil, dan apabilagaya tarik menarik lemah, disebut koloid liofob.

Umumnya koloid liofil lebih kental dan stabil dari koloid liofob, karena fase
terdispersi dibungkus oleh mediumnya, sehingga terhindar dari
pengelompokan (koagulasi), hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Koloid liofob
akan stabil, apabila mengadsorbsi suatu ion.

Koloid liofil bersifat revesible, karena apabila terjadi penggumpalan /


pengendapan, dan endapan itu ditambah kembali koloid liofil.

8. Dialisis dan Ultra filtrasi ( Pemurnian Koloid )


a. Dialisis
Dialsis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion ion yang dapat
mengganggu kestabilan koloid.

Pada proses ini, system koloid yang berada pada kantong koloid,
dimasukan kedalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid
terbuat dari selaput permeable yang dapat dilewati oleh ion – ion, tetapi
tidak dapat dilewati oleh partikel koloid. (lihat gambar)

Amati gambar !!

Dari gambar, jelas terlihat bahwa ion – ion pengganggu keluar dari system
koloid, kemudian hanyut bersama air yang mengalir, sekarang system
koloid itu sudah bebas dari ion pengganggu, sehingga tetap stabil.

Prinsip dialysis ini digunakan dalam alat cuci darah, bagi penderita gagal
ginjal, dimana fungsi ginjal di gantikan dengan mesin dialisator.
Mesin dialisator

b. Ultra filtrasi
Pemurnian koloid melalui penyaringan dengan pompa vakum.

IV. Cara Pembuatan Koloid


Sistem koloid dapat dibuat dengan cara disperse dan cara kondensasi.
a. Cara dispersi yaitu mengubah partikel – partikel kasar menjadi partikel –
partikel berukuran koloid, antara lain, dapat dilakukan dengan cara :
 Cara Mekanik
Dengan jalan menggerus partikel kasar sampai terbentuk partikel
berukuran koloid, lalu didispersikan kedalam medium pendispersinya.
Misalnya : serbuk belerang digerus dengan gula berkali kali, lalu
didispersikan kedalam air, sehingga terbentuk sol belerang.
 Cara Peptisida
Dengan jalan menambahkan zat pemecah/peneptisasi kedalam suatu
endapan, sehingga endapan itu pecah menjadi partikel – partikel koloid.
Misalnya : penambahan pada endapan akan menghasilkan
sol
 Cara Busur Bredig
Digunakan untuk memperoleh sol logam. Logam yang akan dibuat koloid,
digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan kedalam medium disperse,
dan ujung yang lain dihubungkan dengan sumber arus listrik. Panas yang
timbul akan menguapkan logam, dan uap itu akan terdispersi kedalam air,
lalu mengalami kondensasi, dan terbentuklah sol logam.
Cara busur Bredig ini sebenarnya merupakan gabungan dari cara disperse
dan kondensasi. Contohnya : pembuatan sol logam
 Cara ultrasonic
Cara ini hamper sama dengan cara busur bredig yaitu sama sama untuk
embuatan sol logam. Cara ultrasonic menggunakan energy bunyi dengan
frekuensi yang sangat tinggi, yaitu diatas 20.000 Hz.
Contoh : pembuatan sol logam.

b. Cara kondensasi, bertujuan untuk mengubah partikel larutan sejati menjadi


partikel berukuran koloid.
Hal ini dapat dilakukan dengan :
 Reaksi hidrolisis
Misalnya : Sol dibuat dengan menambahkan larutan
kedalam air mendidih.
 Reaksi redoks
Misalnya : Sol emas dapat dibuat dengan mereaksikan larutan
dengan larutan besi (II) sulfat.

Pada reaksi ini : emas (Au) mengalami reduksi, sedangkan Fe(II)


mengalami oksidasi.

 Pengganti pelarut
Misalnya : kalsium asetat mudah larut dalam air, tapi sukar larut dalam
alcohol, oleh karena itu kalsium asetat dilarutkan terlebih dahulu kedalam
air, baru dicampurkan kedalam alcohol sehingga terbentuk gel.
 Mencampurkan larutan – larutan encer
Misalnya : larutan encer dicampur dengan larutan encer HCL.

V. Aplikasi koloid
Penjernihan air.
Air dimasukan kedalam sebuah bejana dan ditambah tawas, serta kaporit.
Fungsi tawas adalah untuk menggumpalkan dan mengendakan partikel koloid,
sedangkan kaporit adalah untuk membunuh bakteri yang ada dalam air tersebut.

Berikut gambaran sederhana penjernihan air secara sederhana :


Did you know ?
Dalam industry kosmetik, sebagian besar produk yang dihasilkan dan proses
pengolahannya memanfaatkan system koloid.

Dalam industry makanan atau minuman seperti susu, makanan bayi, jus buah –
buahan dan juga lain – lain juga tergolong system koloid

Demikian juga dalam industry farmasi, obat – obatan dalam bentuk sirup dan
obat– obatan dalam bentuk kasul juga termasuk system koloid.
Penutup

D emikianlah makalah singkat yang dapat saya buat mengenai system koloid,
diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Saya menyadari masih
banyak kesalahan – kesalahan atau kekurangan – kekurangan mendasar pada
makalah ini, untuk itu saya menerima kritik dan saran anda, untuk menyempurnakannya.
Materi dari makalah ini dikutip dari Kimia SMA kelas XI semester 2, free.vlsm.org, dan juga
e-dukasi.net.

Terimakasih atas kesediaan anda untuk membaca makalah singkat ini.

You might also like