Professional Documents
Culture Documents
SISTEM KOLOID
DISUSUN OLEH
AHMAD FAUZI
XI IPA 1
D alam kehidupan sehari hari kita sering jumpai beberapa zat misalnya : buih sabun, kabut,
santan, mutiara, asap dan masih banyak lagi yang lainnya. Zat – zat tersebutmerupakan
contoh dari system koloid.
Sistem koloid banyak sekali hubungannya dengan kehidupan kita, misalnya protoplasama dalam
tubuh, obat – obatan yang kita gunakan serta sebagian besar makanan.
Oleh karena itu marilah kita pelajari semua hal yang berhubungan dengan koloid.
Ahmad Fauzi
I. DEFINISI
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel
juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.
I. Pengelompokan Larutan
Mari kita lihat perbedaan antara Larutan sejati, Koloid, dan Suspensi.
Fase Medium
No Nama koloid Contoh
Terdispersi pendispersi
1 Gas Cair Busa/Buih Buih sabun krim kocok
2 Gas Padat Busa Padat Batu apung, karet busa
3 Cair Gas Aerosol Awan, kabut
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan
5 Cair Padat Emulsi Padat Keju, mentega, mutiara
6 Padat Gas Aerosol Padat Asap, debu
7 Padat Cair Sol Cat, tinta, kanji
8 Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, paduan logam
Keterangan :
EMULSI merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan
medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:
1. Emulsi Gas (aerosol cair)
Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti
hairspray dan baygon, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan
pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek
Tyndall, gerak Brown.
2. Emulsi Cair
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika
dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair
ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.
1. Demulsifikasi
GEL (dari bahasa Latin gelu — membeku, dingin, es atau gelatus — membeku) adalah
campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair. Penampilan gel seperti zat
padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada rentang suhu tertentu dapat
berperilaku seperti fluida (mengalir). Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya
tergolong zat cair, namun mereka juga memiliki sifat seperti benda padat. Contoh gel adalah
gelatin, agar-agar, dan gel rambut.
Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) : menjadi cairan ketika digoyang,
tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang. Beberapa gel juga menunjukkan gejala
histeresis.
Dengan mengganti cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk aerogel ('gel
udara'), yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti massa jenis rendah,
luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat baik.
• Penggunaan norit
Norit mengandung arang aktif yang akan menyerap berbagai racun dalam
usus.
4. Sifat Listrik
Gerak partikel bermuatan oleh pengaruh medan listrik disebut elektroforesis.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika
partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif
dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid
bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap
dalam suatu industri dengan alat Cottrell.
6. Koloid pelindung
Merupakan suatu system koloid yang ditambahkan pada koloid lain, sehingga
dihasilkan koloid yang stabil, misalnya : pada pembuatan ice cream, untuk
menghsilkan ice cream yang lembut, perlu ditambahkan glatin sebagai koloid
pelindung.
Umumnya koloid liofil lebih kental dan stabil dari koloid liofob, karena fase
terdispersi dibungkus oleh mediumnya, sehingga terhindar dari
pengelompokan (koagulasi), hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Koloid liofob
akan stabil, apabila mengadsorbsi suatu ion.
Pada proses ini, system koloid yang berada pada kantong koloid,
dimasukan kedalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid
terbuat dari selaput permeable yang dapat dilewati oleh ion – ion, tetapi
tidak dapat dilewati oleh partikel koloid. (lihat gambar)
Amati gambar !!
Dari gambar, jelas terlihat bahwa ion – ion pengganggu keluar dari system
koloid, kemudian hanyut bersama air yang mengalir, sekarang system
koloid itu sudah bebas dari ion pengganggu, sehingga tetap stabil.
Prinsip dialysis ini digunakan dalam alat cuci darah, bagi penderita gagal
ginjal, dimana fungsi ginjal di gantikan dengan mesin dialisator.
Mesin dialisator
b. Ultra filtrasi
Pemurnian koloid melalui penyaringan dengan pompa vakum.
Pengganti pelarut
Misalnya : kalsium asetat mudah larut dalam air, tapi sukar larut dalam
alcohol, oleh karena itu kalsium asetat dilarutkan terlebih dahulu kedalam
air, baru dicampurkan kedalam alcohol sehingga terbentuk gel.
Mencampurkan larutan – larutan encer
Misalnya : larutan encer dicampur dengan larutan encer HCL.
V. Aplikasi koloid
Penjernihan air.
Air dimasukan kedalam sebuah bejana dan ditambah tawas, serta kaporit.
Fungsi tawas adalah untuk menggumpalkan dan mengendakan partikel koloid,
sedangkan kaporit adalah untuk membunuh bakteri yang ada dalam air tersebut.
Dalam industry makanan atau minuman seperti susu, makanan bayi, jus buah –
buahan dan juga lain – lain juga tergolong system koloid
Demikian juga dalam industry farmasi, obat – obatan dalam bentuk sirup dan
obat– obatan dalam bentuk kasul juga termasuk system koloid.
Penutup
D emikianlah makalah singkat yang dapat saya buat mengenai system koloid,
diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Saya menyadari masih
banyak kesalahan – kesalahan atau kekurangan – kekurangan mendasar pada
makalah ini, untuk itu saya menerima kritik dan saran anda, untuk menyempurnakannya.
Materi dari makalah ini dikutip dari Kimia SMA kelas XI semester 2, free.vlsm.org, dan juga
e-dukasi.net.