Professional Documents
Culture Documents
Nama : Ariandi
NIM : 071404075
Kelas/kelompok : A / II
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
A. Latar Belakang
bidang ilmu ini tercakup satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai
sangat kecil sehingga memerlukan alat untuk mengamatinya, alat ini disebut
suatu laboratorium pada dasarnya terdiri dar ipealatan gelas seperti piper, buret,
laboratorim sederehana maupun untuk tujuan penelitian. Ada beberapa jenis kaca
sebagai bahan baku peralatan gelas tersebut dan setiap jenisnya mempunyai sifat
kadang harus dipilih bahan peralatanyang cocok, sehingga tidak keliru atau salah
peralatan tersebut bebas mikroba atau keadaan menjadi steril. Syarat utama
berhasil tidaknya suatu praktikum mikrobiologi ini adalah keadaan alat yang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk dan nama-nama alat yang akan digunakan dalam
praktikum Mikrobiologi, bagian-bagian alat, fungsi alat, dan prinsip kerja dari
alat-alat tersebut.
2. Untuk mengetahui cara sterilisasi dari alat-alat tersebut baik sterilisasi dengan
C. Manfaat
terutama dari segi fungsi dan prinsip kerjanya, sehingga praktikan mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran
protozoa, virus, sera algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi
kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinanamakan
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses berlangsungnya ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, spektometer dan lain-lain
(Taiyeb, 2001).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum, karena tidak
relative lama dan dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan penyimpanan yang
tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen
biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar. Selain bahan
porselen, masih ada lagi bahan alat laboratorium yang terbuat dari plastic. Plastik
gelas kimia. Alat-alat tadi dapat bersifat keras atau lentur, atau tembus sinar, tembus
pandang atau tidak tembus sinar. Hal tersebut disebabkan karena bahannya berbeda.
(Wirjosoemarto, 2004).
bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai
sifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan
larutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa
atau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatan
gelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan di
simpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain-
lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitas
tinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa, penggunaan
alat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat (Hala, 2009).
Menurut Junaidi (2009) Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar
dari kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan
a. ”Hot air Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium
alumunium foil.
c. Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka
agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu
telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit.
Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu
Pensterilan dengan uap tekanan dilakukan dalam outoklaf. Dalam outoclaf ini
uap berada dalam keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan suhu yang
tercaoai lebuh tinggi, yaitu dibawah tekanan 15 ib (2 ATM). Suhu dapat meningkat
mencapai 121oC. Bila uap itu dicampur dengan udara yang sama banyak, pada tekana
yang sama, maka suhu yang tercapai hanya 110oC. Itu sebabnya udara dalam
outoclaf harus dikeluarkan sampai habis untuk memperoleh suhu yang diinginkan
(121oC). Dalam suhu tersebut mikroorganisme dapat dimusnahkan dalam waktu yang
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu : Pukul 07.30 s.d 09.10 dan 16.00 s.d 17.45 WITA
a. Alat
1. Coloni counter
2. Refrigenerator
3. Tabung teaksi
4. Tabung durham
5. Pipa V
6. Batang pengaduk
7. Batang penyebar
8. Pipet mikro
9. Ose bulat
10. Bunsen
20. Mikroskop
21. Spektrofotometer
22. Autoklaf
23. Oven
24. Inkubator
25. Engkas
26. Vortex
27. Shaker
28. Waterbath
29. Centrifuge
31. Desikator
35. Kasa
36. Pinset
37. Spoit
38. Corong
a. Bahan
a. Kertas Kwarto
b. Kertas Aluminium Oil
c. Kapas
d. Tissue
e. Air ledeng
A. Prosedur Kerja
3. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses sterilisasi
mengunakan tissue, alat-alatnya yaitu tabung reaksi, cawan petri dan tabung
durham
kertas Kwarto.
dengan suhu 160oC, yang perlu diingat alat-alat dalam oven harus tersusun
Peralatan Laboratorium
1. Coloni counter
cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur
alat penghitung pada posisi dan mulia menghitung dengan menggunakan
jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung (Taiyeb, 2001).
jumlah mikroba pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan
bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol
2. Refrigenerator
3. Tabung reaksi
alam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas,
dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat
(Anonim, 2009).
dalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring
diatas nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri
kita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan di dalam autoklaf harus
4. Tabung durham
Tabung Durham berfungsi untuk menangkap gas O2 yang dihasilkan
tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan
media tersebut memang menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai
5. Pipa V
6. Batang pengaduk
larutan. Batang pengaduk berbentuk seperti pipa kecil yang terbuat dari
terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan
7. Batang penyebar
Alat ini biasa digunakan sebagai alat praktikum mikrobiologi.
fungsi alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar
8. Ose bulat
Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose
ke media yang akan digunakan kembali. Ose bulat juga digunakan untuk
9. Pipet mikro
atau memindahkan larutan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Cara
yang terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada (Taiyeb, 2001).
10. Bunsen
Bunsen merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk
(Anonim, 2009).
inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum
memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga
Pipet ukur adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau
Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia
volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang
tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa).
gelas ukur. Pada saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara
senyawa meskipun skala tidak terlalu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu apabila
ingin mencampurkan suatu senyawa missal 800 ml, maka kita pakai gelas
kimia yang skala 800 ml. Kita hanya tinggal memasukkan senyawa yang
tabung reaksi diletakkan sesuai tempat (lubang yang tersedia) dan disimpan
Alat ini sejenis dengan gelas kimia yang mutlak dibutuhkan dalam
dengan oven. Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media (Hala, 2009).
(Taiyeb, 2001).
(Lahay, 2004).
20. Mikroskop
bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan
21. Spektrofotometer
absorbsi 0 bila tidak ada sel. Ini dilakukan dengan memasukkan cuvet yang
berisi larutan. Kerapatan suatu suspensi tidak langsung menunjukkan jumlah
sel dalam suatu populasi, namun jumlah cahaya yang disebarkan oleh
(Dwidjoseputro, 1998).
22. Autoklaf
keluar uap dibiarkan terbuka dan ditutup hingga tekanan uap naik 2 atm dan
suhu 1210C selama 15-30 menit. Apabila sterilisasi telah selesai, autoklaf
dibiarkan sampai tekanan turun hingga 00C. Kran uap air dibuka secara
23. Oven
panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-
lain. Alat ini umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu alat-
dalam oven lalu ditutup. Setelah itu mengaktifkan tombol power dan
mengatur suhu yang diinginkan. Temperatur yang digunakan untuk alat ini
pada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di atas suhu
kamar, sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawah
maupun diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik
menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang
25. Engkas
26. Vortex
mengaduk senyawa kimia yang ada dalam suatu tabung reaksi atau wadah.
Prinsip kerjanya yaitu dengan adanya tegangan yang diberikan, maka tabung
yaitu tabung reaksi yang berisi larutan ditaruh di lubang pada shaker
(Lahay, 2004).
28. Waterbath
listrik dan mengisi bagian dalam dengan air. Setelah itu mengatur suhunya
29. Centrifuge
Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan
kemudian menutup lubang pada centrifuge agar udar yang masuk tidak
mempengaruhi zat yang akan dipisah. Setelah itu tentukan waktu dan rotasi
(Anonim, 2009)
ini juga dapat dipakai untuk melarutkan ferri tartrat yang tidak mudah
dilarutkan. Dilakukan dengan cara menambah air pada ferri tartrat lalu
31. Desikator
listrik dan mengisi bagian dalam dengan air. Setelah itu mengatur suhunya
angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan
memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat
alat yang terbuat dari platina dan sebagainya (larutan). Prinsip kerjanya
yaitu alat ini sebagai penyangga wadah dari larutan atau alat yang akan
(Taiyeb, 2001).
35. Kasa
Kasa merupakan salah satu bagian dari rangkaian alat-alat kaki tiga
dan Bunsen. Dalam hal ini, kasa digunakan sebagai tempat meletakkan labu
36. Pinset
halo yang diisi dengan antibiotik. Ukurannya yaitu diameter luar = 8 mm,
37. Spoit
zat yang mau diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan menggunakan
38. Corong
memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil
misalnya pada gelas kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu
meletakkan corong pada bagian mulut labu dan di pegang lalu cairan
STERILISASI
Sterilisasi kering dilakukan dengan alat oven ini, biasanya digunakan suhu
160oC – 165oC selama 2 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering
terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, cawan petri, labu Erlenmeyer, pipet dan lain-
lain.
Menurut Junaidi (2009) Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar
dari kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan
a. ”Hot air Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium
b. Panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang
alumunium foil.
c. Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka
agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu
telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit.
Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpula:
sebagai berikut;
2. Alat-alat yang digunakan pada praktikum harus steril sehingga perlu dilakukan
A. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lahay, Tutje. 2004. Teknik Laboratorium. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
·
Autoklaf (Autoclave)
Diagram autoklaf vertical
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf
dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge
menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
autoklaf dengan hati-hati.
· Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran
suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..
· Hot plate stirrer dan Stirrer bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
· Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
· Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF)
adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV
beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier™
Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium
mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
3. Nyalakan lampu neon dan blower
4. Biarkan selama 5 menit
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %
6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok
dan biarkan menguap
7. masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan
yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas
kerja
11. setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari
BSC
12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu
tangan dibasuh dengan desinfektan
13. Matikan lampu neon dan blower
· Mikropipet (Micropippete) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette)
antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya
tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob
maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.
· Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri
yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut
spreader.
· Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi,
dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll..
· Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
· Glass Beads
Glass Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk meratakan
suspensi biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas permukaan agar dan
digoyang merata. Glass beads digunakan pada teknik spread plate yang fungsinya
sama dengan batang L atau Spreader.
· Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil
dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme
pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus
terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
· Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan
ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk
lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang
berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok
untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum
inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrich’s
Slide Culture.
· Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan
menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
· pH Indikator Universal
berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan
mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna
kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.
· Pipet Filler / Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet
ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler
memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S
(suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/definisi-sterilisasi.html
DEFINISI-STERILISASI
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk
membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar
di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda
dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba,
dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya
keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar.
Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu
organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada
udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya
harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak
mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip
dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk
memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Burdon, 1969).