You are on page 1of 27

Manfaat Pengolahan Pernafasan Satria Nusantara Dalam Rangka Meningkatkan

Kualitas Sumber Daya Manusia Seutuhnya

Pengantar
Cara Latihan
Pernafasan Duduk dan Manfaatnya
Pernafasan Bergerak dan Manfaatnya
Penutup
PENGANTAR
Hukum alam adalah hukum Allah yang berlaku di alam ini. Betapapun tinggi ilmu
dan teknologi yang dapat dikembangkan manusia, tidak mungkin dapat mengubah
alam itu. Apa yang dapat dilakukan manusia tidak lain adalah menelusuri dan
mencoba memahami hukum-hukum alam tersebut sehingga dengan izinnya, manusia
kemudian dapat memanfaatkan hukum itu untuk meningkatkan derajat kehidupan
yang semakin baik. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling
sempuma, tetapi justru sering dilupakan oleh manusia itu sendiri. Manusia dapat
berjalan, berbicara, bergerak, jantung berdenyut serta berbagai aktifitas hidup lainnya
di dalam tubuh merupakan peristiwa yang erat hubungannya dengan masalah listrik.

Semua alat tubuh manusia, khususnya syaraf dan otot dalam menjalankan fungsinya
selalu berkaitan dengan peristiwa listrik. Dengan demikian sebenarnya manusia
merupakan satu sistem biolistrik yang sangat menarik untuk diamati.

Manusia disusun oleh lebih dari 1 triliun sel, yang masing-masing sel mempunyai
muatan listrik lebih kurang 90 mV dengan muatan positip diluar membran sel dan
muatan negatip didalamnya. Cukup hanya dengan hubungan seri menggunakan 3.000
sel saja akan dihasilkan beda potensial sebesar 270 volt, lebih besar dari tegangan
listrik 220 volt milik PLN. Padahal kita memiliki lebih dari 1 triliun sel. Itulah
gambaran betapa dahsyatnya manusia andaikata hal itu dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Ada jenis ikan tertentu seperti belut listrik (Electric Eel) yang dapat
mengembangkan perbedaan potensial cukup besar antara bagian kepala dan ekor,
sehingga dapat digunakan untuk menyengat lawan atau mangsanya.

Kehidupan manusia yang semakin kompleks, disertai dengan adanya polusi dalam
segala bidang kehidupan, baik yang bersifat fisik (air, udara, gelombang) maupun
yang bersifat mental (stress, frustasi), menimbulkan berbagai macam problematika
hidup yang menyebabkan banyak manusia menjadi sakit. Penyakit dapat
menimbulkan gangguan listrik dalam tubuh dan sebaliknya gangguan listrik pada
suatu organ dapat menimbulkan gejala penyakit. Dalam dunia kedokteran, peristiwa
listrik dalam tubuh ini sudah dimanfaatkan antara lain untuk mendiagnosa gelombang
otak dengan alat EEG, mengamati listrik jantung dengan ECG, dan sebagainya.

Untuk dapat hidup, manusia butuh bernafas. Tentu saja bernafas biasa berbeda
dengan bernafas untuk sehat dan mengembangkan tenaga dalam. Bernafas biasa
dikerjakan secara refleks, sedangkan bernafas untuk tujuan kesehatan dan pengolahan
tenaga dalam dikerjakan secara sadar dan teratur.

Sehat adalah modal dasar untuk menjaga kelestarian kualitas sumber daya manusia
Tanpa kesehatan tidak ada gunanya segalanya. Satria Nusantara dengan metode
khusus mencoba mengembangkan satu sistem olah raga pernafasan tenaga dalam
melalui nafas, gerak dan kosentrasi sehingga menghasilkan olahraga sekaligus
olahmental dan olahsosial yang diharapkan akan menghasilkan kualitas sumber daya
manusia seutuhnya.

Back to top

——————————————————————————–

CARA LATIHAN
Latihan dilakukan dengan mengolah pernafasan, yang dilakukan dalam 3 tahap:

Pernafasan duduk awal


Pernafasan bergerak
Pernafasan duduk akhir
Back to top

——————————————————————————–

PERNAFASAN DUDUK DAN MANFAATNYA


Pernafasan duduk awal dilakukan sebagai pemanasan (warming-up) bagian dalam
tubuh sebelum melakukan pernafasan bergerak. Pernafasan duduk akhir dilakukan
untuk pendinginan (cooling down) dan pengendapan tenaga hasil latihan. Pernafasan
duduk juga dikerjakan diluar latihan bersamaan dengan nafas gerak.

Cara Latihan Pernafasan Duduk


Cara latihan pernafasan duduk adalah sebagai berikut:

Duduk dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki
melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung diluruskan.
Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut, pandangan lurus ke depan
ke satu titik.

Bila peserta lebih dari satu orang dan sejenis, maka peserta duduk merapat kiri kanan
sehingga lutut saling bersentuhan.

Bernafas teratur sambil berkonsentrasi dzikir Laa ilaha illallah bagi muslirn. Keluar
masuk nafas melalui bidung, dengan diantaranya menekan nafas dibawah perut
(abdominal pressing). Selang waktu tarik, tekan/tahan dan keluar nafas adalah sama
yakni 10-30 detik. Pernafasan duduk dilakukan selama 10 menit.
Manfaat Latihan Pernafasan Duduk
Manfaat latihan pernafasan duduk sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan sistem pernafasan yaitu dengan


meningkatnya kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital merupakan salah satu tolok
ukur bagi kemampuan fungsional sistem pernafasan. Latihan pernafasan duduk akan
menyebabkan seluruh gelembung paru (alveoli) mengembang dan menjadi aktif
dalam proses pernafasan, suatu cara pelatihan yang baik untuk kesehatan pernafasan.
Pada olah raga biasa, pernafasan memang juga menjadi lebih dalam dan cepat, tetapi
bertambah dalamnya pernafasan tidak pemah mencapai maksimal seperti halnya pada
latihan pernafasan duduk ini.

Dengan pola pernafasan duduk yang melakukan ekspirasi maksimal, inspirasi


maksimal dan abdominal pressing, maka tidak hanya otot-otot pernafasan biasa yang
dilatih, tetapi juga otot-otot pernafasan pembantu dan bahkan juga otot-otot dinding
perut dan dasar panggul, khususnya pada saat abdominal pressing. Otot-otot
pernafasan pembantu ialah otot-otot tubuh (togok) yang akan menjadi aktif
membantu pernafasan bila terjadi kesulitan bernafas seperti misalnya pada penderita
Asma Bronkial yang sedang mendapat serangan. Dengan latihan pernafasan demikian
maka cukup banyak otot-otot tubuh (togok) ikut dalam latihan ini, sehingga wajar
bila latihan pernafasan duduk saja sudah menyebabkan tubuh menjadi hangat dan
bahkan berkeringat.

Mekanisme pernafasan, khususnya pernafasan perut memperlancar aliran darah balik


dari vena-vena di daerah perut menuju ke jantung. Hal ini disebabkan karena pada
waktu inspirasi (tarik nafas) tekanan di rongga perut meningkat sedangkan tekanan di
rongga dada menurun, sehingga darah dari arah perut ditekan, sedangkan dari arah
dada dihisap. Dengan semakin tingginya tekanan di dalam perut dengan abdominal
pressing maka terjadi semacam massage/pijatan terhadap alat-alat disekitar perut,
sehingga aliran darah dalam alat-alat tubuh di rongga perut dan juga aliran darah
balik ke jantung akan semakin lancar, yang akan lebih menjamin pemeliharaan
kesehatan alat-alat dalam perut tersebut, serta juga meningkatkan kelancaran
peredaran darah sistemik pada umumnya. Tekanan-tekanan yang terjadi pada alat-alat
dalam perut itu, khususnya terhadap pencemaan makanan, akan merupakan
rangsangan mekanik yang akan memperbaiki gerakan peristaltik saluran pencemaan
makanan, sehingga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit gangguan motilitas
misalnya meteorismus (perut kembung) dan obstipasi (sembelit, susah buang air
besar),

Meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental sekaligus. Bila kita perhatikan diri
kita atau orang lain di sekeliling kita, ada satu fenomena menarik yang berhubungan
dengan ritrne pernafasan. Orang dalam keadaan marah, mengamuk, stress, ketakutan,
sikap tak sabaran dan sikap mental negatif lainnya, ternyata menunjukkan ritme
pernafasan yang tidak teratur, kacau-balau, tersengal-sengal. Bila dalam keadaan ini
gelombang otaknya direkam dengan alat EEG, hasilnya adalah gelombang otak yang
tidak normal, kacau tidak teratur. Jadi sebenamya ada korelasi antara mental, ritme
pernafasan dan gelombang otak.
Sejumlah penelitian tentang Meditation dan EEG telah dilakukan, dilihat korelasi
antara ritme pernafasan dan hasil rekaman listrik otak serta hubungannya dengan
kesehatan fisik dan mental seseorang. Dari hasil penelitian itu dapat dikemukakan
beberapa hal sebagai berikut:

Manusia biasa bemafas sekitar 16-20 kali per menit. Hasil rekaman EEG
menampilkan pola gelombang otak orang yang mudah terserang stress, gampang
tersinggung, suka marah dan sikap mental negatif lainnya. Secara fisik, orang
demikian mudah terserang penyakit disfungsional organ tubuh seperti tekanan darah
tidak normal, kolesterol tingggi, Hb darah rendah, gangguan maag, ganggguan fungsi
jantung, diabetes mellitus, sesak nafas, alergi dan sebagainya. Dengan pusat kontrol
yang kacau dan tidak bekerja baik, otomatis fungsi kontrol terganggu sehingga organ
dan bagian tubuh menjadi disfungsional, tidak menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya. Pada kelompok manusia yang dapat bemafas hanya 4 kali per menit, hasil
rekaman gelombang otak adalah sangat teratur, yang disebut sebagai gelombang alfa.
Temyata secara mental orang tersebut tidak mudah terserang stress, tidak mudah
tersinggung, mempunyai rasa percaya diri yang besar, sabar dan mempunyai sikap
positif lainnya. Secara fisik, tidak dijumpai penyakit disfungsional. Dengan pusat
kontrol yang baik dan teratur, otomatis dapat mengontrol semua organ dan bagian
tubuh bekerja dengan baik pula.

Peserta latihan pernafasan Satria Nusantara dilatih untuk bernafas dengan ritme yang
teratur, pelan dan dalam disertai konsentrasi dzikir. Siklus waktunya antara 10-30
detik untuk tarik tekan/tahan dan keluar napas, artinya ritme pernafasan diperlambat
dari 2 kali per menit sampai I kali dalam waktu satu setengah menit. Bila dalam
latihan pernafasan sudah bisa mencapai frekuensi 2 kali per menit, maka akan
menghasilkan refleks pernafasan 4-6 kali per menit. Sedangkan bagi yang sudah
mampu hanya bemafas 1 kali per menit dalam latihan, akan memiliki refleks
pernafasan 3-4 kali per menit. Sama dengan hasil penelitian diatas. Itulah sasaran
latihan pernafasan duduk Satria Nusantara.

Kebiasaan bernafas pelan dan dalam disertai selalu ingat kepada Sang Pencipta dalam
kehidupan sehari-hari akan menghasilkan ketenangan jiwa, mental yang stabil,
sehingga akan memberikan pengaruh terhadap stabilitas fungsi syaraf otonom dengan
semakin meningkatnya fungsi syaraf parasimpatik. Fungsi syaraf parasimpatik
berhubungan erat dengan:

Anabolisme yaitu metabolisme yang bersifat membangun, yang mengarah kepada


perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan jaringan dan gangguan fungsional.
Pengahambatan fungsi sistem jantung-pembuluh darah yang cenderung menyebabkan
melambatnya denyut jantung dan melemasnya pembuluh darah, khususnya arterioale
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. Peningkatan fungsi sistem lambung-
usus sehingga akan memperbaiki fungsi pencernaan dan penyerapan makanan.

Telapak kaki penuh dengan simpul-simpul saraf selalu siap memancarkan gelombang
elektromegnetik dari tubuh ketika sedang latihan pernafasan. Dengan kedua ujung
kaki berhadapan, diharapkan pemancaran getaran dari telapak kaki yang satu akan
masuk ke telapak kaki lainnya sehingga membentuk satu siklus peredaran
elektromagnetik di dalam tubuh.

Telapak tangan yang penuh dengan simpul-simpul syaraf dan satu generator listrik
yang terletak diantara ibu jari dan telunjuk, siap memancarkan getaran dari tubuh
ketika sedang latihan pernafasan. Dengan ibu jari tergenggam, dapat dicegah
pemancaran getaran yang sia-sia, tidak diinginkan.

Tulang ekor menyentuh lantai akan menghubungkan kumparan syaraf di dalamnya,


yang merupakan salah satu generator listrik, dengan listrik bumi secara langsung
sehingga diharapkan terjadi interaksi Isitrik bumi terhadap listrik tubuh melalui
generator listrik tersebut.

Punggung diluruskan akan menyebabkan aliran listrik dari syaraf pusat ke selurah
organ tubuh berjalan lancar.

Pandangan mata lurus kedepan ke satu titik akan melatih otot-otot mata dan agar otot
mata keadaannya seirama dengan otot bagian lain dalam latihan pernafasan ini.
Back to top

——————————————————————————–

PERNAFASAN BERGERAK DAN MANFAATNYA


Pernafasan bergerak adalah pengolahan pernafasan yang dilakukan bersamaan
dengan melakukan gerak tertentu/jurus.

Cara Latihan Pernafasan Bergerak


Pernafasan bergerak dikerjakan sebagai berikut:

Gerakan tungkai:
Tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki
kesamping berlawanan arah. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit
ditemukan satu sama lain pada setiap gerakan kaki maju sejengkal.

Gerakan tangan:
Jurus untuk tingkat Dasar, 10 jurus untuk tingkat Pengendalian 1, 6 jurus untuk
tingkat Gabungan Dasar. Untuk tingkat Dasar, pada awal gerakan, nafas ditarik
sebanyak mungkin melalui hidung, kemudian ditekan dan ditahan dibawa perut
sambil menggesek telapak kaki maju sejengkal yang disebut satu langkah kuda-kuda,
seiring seirama denga gerakan tangan. Untuk I kali menekan dan menahan nafas
minimal dilakukan 15 langkah, setelah itu nafas dikeluarkan, juga melalui hidung.
Kemudian atur nafas dengan tarik dan keluar nafas 2 atau 3 kali, lalu dilanjutkan
dengan latihan tagi. Latihan dilakukan selama 90 menit dan ditutup dengan latihan
pernafasan duduk akhir selama 10 menit.

Back to top

Manfaat Latihan Pernafasan Bergerak


Manfaat pernafasan bergerak dapat ditinjau dari 2 sudut:

A . Biolistrik

Dengan posisi kuda-kuda rendah, kedua telapak kaki sejajar, dengan ujung jari kaki
kesamping berlawanan arah akan memberikan pengaruh tedadinya interaksi gaya
Newton yang semakin besar, sehingga semakin mengaktifkan pusat energi manusia
dan interaksi antara medan listrik bumi dengan medan listrik tubuh juga diharapkan
akan terjadi semaksimal mungkin.

Gesekan pada telapak kaki saat kuda-kuda maju sejengkal, dimaksudkan untuk
polarisasi sehingga tedadi pengaturan muatan positif dan negatif dalam tubuh
semakin teratur, seperti pada peristiwa gesekan listrik bahan tidak berinuatan dan
yang ben-nuatan menjadi teratur positif dan negatifnya sehingga menghasilkan suatu
medan bio-elektromagnetik.

Inspirasi (tarik nafas) memberikan oksigen kepada darah sehingga darah (arteri)
bersifat basa. Setelah lama ditahan maka carbon dioksida menumpuk, suasana
menjadi asam. Asam dan Basa merupakan katalisator dalam reaksi organik. Pada
katalisa asam umum, biasanya efektifitas sebagai katalisator sesuai dengan kekuatan
asamnya. Penahanan nafas yang semakin lama menyebabkan suasana darah semakin
asam sehingga reaksi-reaksi organik dalam darah semakin dipacu dan meningkat,
maka energi akhir yang dihasilkan semakin besar. Dalam keadaan larutan asam,
elektron-elektron akan diserap dari lingkungan (asam merupakan akseptor pasangan
elektron) sehingga elektron-elektron juga akan banyak dihasilkan dengan latihan
pernafasan ini. Dengan gerakan jurus-jurus, energi dan elektron yang dihasilkan
diarahkan keseluruh organ, kelenjar dan jaringan tubuh lain sehingga seluruh
generator listrik yang terdapat dalam jaringan akan mendapat suplai energi dan
elektron (charged) yang memadai.

Timbulnya penyakit tidak lain disebabkan energi listrik yang disuplai kejaringan
tubuh kurang memadai, tidak semestinya, akibat adanya ketidakberesan atau
kekurangan pada sistem generator listrik jaringan, kelenjar atau organ yang
bersangkutan. Dengan memiliki sistem generator listrik yang baik, akan menjamin
kerja jaringan, kelenjar atau organ lain dengan baik pula.

B. Fisiologis

Dengan penahanan dan penekanan nafas di bawah perut sambil bergerak


menyebabkan keadaan hipoksik (kekurangan oksigen) pada paru, berlanjut ke darah
dan berakhir pada seluruh sel jaringan tubuh, terutama pada sel-sel otot yang aktif.
Dengan demikian akan melatih dan merangsang seluruh sel tubuh melalui mekanisme
hipoksia agar tetap tegar dalam menghadapi kemiskinan akan oksigen, tidak hanya
sel-sel ototnya saja. Sel adalah satuan terkecil dari tubuh manusia. Secara biologis,
kehidupan manusia tergantung pada kehidupan sel, dan kesehatan manusia juga
tergantung pada kesehatan sel-selnya. Dengan tetap dapat bertaban tegar dalam
kemiskinan oksigen, maka tentu saja fungsi sel-sel akan menjadi semakin baik dalam
keadaan oksigen normal.

Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan sampai 10 hari asalkan masih dapat
minum, sedangkan puasa yang biasa dilakukan berkisar 14-18 jam. Demikian pula
sel-sel tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen sekitar 5-8 menit. Dalam latihan
Satria Nusantara, sel-sel itu dipuasakan dari oksigen selama melakukan jurus yaitu
30-45 detik. Dengan demikian dari sudut Ilmu Faal dapat dikemukakan bahwa
manipulasi oksigen yakni membuat sel-sel tubuh kekurangan akan oksegen adalah
cara yang sangat fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuh meningkatkan dirinya.

Beberapa manfaat langsung dapat diperoleh dari mekanisme ini:

Bertambahnya jumlah haemoglobin darah. Hal ini bisa ditemukan pada pemukim di
pegunungan, dengan suasana oksigen tipis, jumlah Hb mereka lebih tinggi. Penderita
anaemia dapat sembuh dengan mekanisme ini.

Penelitian dapat menunjukkan bahwa olah raga biasa meningkatkan IgG, IgM dan
netrofil yang merupakan sebagian dari elemen-elemen ketahanan tubuh. Tentu saja
diharapkan latihan yang secara fisiologis mampu merangsang seluruh sel-sel tubuh
dengan mekanisme hipoksianya akan memberikan hasil yang lebih dalam
meningkatkan elemenelemen ketahanan tubuh tersebut. Penderita yang mengidap
virus hepatitis B tetapi tidak disertai gejala penyakit dan tanpa kelainan pada tes
fungsi hatinya dapat menggunakan mekanisme ini sebagai upaya altematif yang
sangat fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuhnya agar mengadakan perlawanan
dan membentuk zat antinya.

Latihan hipoksia Satria Nusantara juga akan menyebabkan orang menjadi lebih tahan
terhadap akibat dari serangan penyakit kardio-vaskular khususnya yang bersifat
ischamic. Ischamic artinya ialah kekurangan oksigen bagi sel-sel jaringan yang
bersangkutan akibat dati kurangnya pasokan darah. Misalnya ischamic stroke (otak)
dan ischamic miokard Jantung). Pada orang-orang yang telah berlatih dengan latihan
hipoksida tentulah akan mendapat akibat yang lebih ringan karena sel-seinya telah
terbiasa dan terlatih terhadap kekurangan oksigen.

Melatih sel-sel dengan menghadapkannya pada kemiskinan oksigen tidak mustahil


dapat mencegah dan bahkan menyembuhkan penyakit-penyakit keganasan (tumor,
kanker), oleh karena sel-sel ganasnya pada umumnya mempunyai tingkat
metabolisme yang sangat tinggi sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak untuk
pertumbuhan ganasnya. Sel-sel demikian lebih peka terhadap kekurangan oksigen
sehingga akan lebih dahulu terganggu sampai ke tingkat yang fatal, sementara sel-sel
normal belum sampai ke tingkat itu. Sifat rakus sel-sel ganas mengambil lebih banyak
zat-zat bagi pertumbuhan ganasnya inilah yang dipergunakan sebagai dasar bagi
Kemoterapi keganasan di Kedokteran Barat. Akan tetapi bila cara Kemoterapi ini
dibandingkan dengan manipulasi oksigen, jelas bahwa manipulasi oksigen jauh lebih
aman dan praktis tanpa resiko, karena memang merupakan cara yang sangat fisiologis
sehingga tidak ada resiko overdoses. Bagi mereka yang didiagnosa atau pemah
didiagnosa mengidap keganasan, selagi masih mampu bergerak, sangat dianjurkan
untuk secepatnya mengikuti olahraga pernafasan tenaga dalam ini, sebagai upaya
penyembuhan dan pencegahan altenatif, di samping upaya konvensional melalui jalur
Ilmu Kedokteran. Dalam tubuh manusia terdapat berrnacam-macam sel sesuai dengan
banyaknya macam jaringan yang menyusun tubuh manusia. Semua sel tubuh manusia
mempunyai potensi untuk menjadi ganas. Dengan Kemoterapi keganasan maka harus
dipilih jenis obat yang paling baik diserap oleh sel-sel ganas itu. Sedangkan dengan
hipoksida, manipulasi oksigen, maka semua sel-sel tubuh manusia memerlukan
oksigen, sehingga oleh karenanya manipulasi oksigen merupakan cara yang universal
dan aman bagi terapi keganasan. Tentu saja untuk itu diperlukan latihan yang lebih
intensif yaitu frekuensi latihan lebih banyak serta waktu latihan yang lebih lama. Pada
dasamya pertumbuhan ganas itu barns sebanyak mungkin diganggu.

Normalnya fungsi sel-sel tubuh dan ketegaran serta ketahanannya dalam menghadapi
berbagai keadaan yang kurang menguntungkan merupakan wujud dari derajat
kesehatan dan kemampuan fungsionalnya yang lebih tinggi dari tubuh secara
keseluruhan. Dengan demikian maka ditinjau dari sudut Fisiologi, Tenaga Dalam
adalah ketegaran, ketangguhan dan vitalitas sel-sel tubuh yang diperoleh melalui
latihan hipoksia anaerobik. Latihan dengan mekanisme hipoksia anaerobik membuat
sel-sel tubuh memjadi pandai dan efisien menggunakan oksigen, yang berarti
meningkatnya kemampuan fungsional dan kesehatan sel, serta merupakan cara yang
sangat fisiologis pula dalam merarigsang sel-sel tubuh untuk melakukan
penyembuhan bagi dirinya. Pada olah raga kesehatan umumnya adalah latihan untuk
membuat sel-sel tubuh mudah dan banyak dapat memperoleh oksigen. Bila kedua
latihan tersebut digabungkan, maka manfaatnya bagi kesehatan dan kemampuan
fungsional jelas sangat besar. Yang satu pandai mencari oksigen, yang satu lagi pintar
dan efisien menggunakan oksigen.
Manfaat Lain Yang Tidak Kalah Menarik
Untuk membela diri secara defensif reaktif
Dengan prinsip gesekan-gesekan kuda-kuda dan jurus, biolistrik tubuh dibuat menjadi
aktif memancarkan medan bio-elektromagnetik, Energi akhir dan elektron yang
dihasilkan diarahkan dengan gerakan jurus untuk disimpan (charged) dalam
generator-generator organ tubuh, yang sementara ini masih bersifat acak. Dengan
istilah “dibuka” (lebih tepat dengan kata “adjusment”) maka terjadi pengaturan
generator-generator listrik organ yan semula mempunyai frekuensi/level energi yang
tidak sama menjadi satu kesatuan yang kompak (sinkron). Akibatnya akan sangat
menguatkan pemancaran getaran medan bio-elektromagnetik tubuh ke luar sekeliling
tubuh, yang bekerja sangat aktif dan sensitif terhadap rangsangan gangguan getaran
asing (tidak searah) dari luar. Medan bio-elektromagnetik tubuh ini sebenarnya
merupakan antibodi getaran manusia. Kerjanya sama dengan antibodi fisik didalam
tubuh menghadapi serangan penyakit. Bekerja spontan, otomatis secara reaktif dan
defensif tanpa harus diperintahkan lagi, asalkan ada rangsangan getaran asing yang
datang dan mengganggu keseimbangan getaran tubuh. Semakin besar serangan
getaran yang datang semakin besar pula reaksi balasannya. Salah satu serangan
getaran dalam kehidupan sehari-hari adalah niat jahat.

Meningkatkan kuat ikat molekul otot dan konsentrasi energi


Dengan latihan gerakan jurus yang teratur, lengkap dan berulang-ulang akan
menghasilkan otot-otot semakin liat dan kenyal. Atiran energi teriatih untuk
dikosentrasikan pada bagian-bagian tubuh yang dikehendaki, sehingga dengan latihan
yang baik tubuh yang dikehendaki, tubuh akan terlatih dan tahan mendapat benturan
atau pukulan benda keras tanpa terjadi cedera yang berarti. Bila digunakan untuk
memukul, konsentrasi energi pada alat pukul akan cukup baik sehingga bisa
menghasilkan pukulan yang keras.

Meningkatkan rasa sosial


Kedudukan yang sama seluruh peserta seperti cara latihan, serangan tanpa tanda
tingkatan, perhatian dalam latihan, baik pernafasan duduk maupun pernafasan
bergerak akan mengurangi rasa egosentris seseorang sehingga rasa kebersamaan.
kekeluargaan akan semakin meningkat. Hal ini otomatis akan mengurangi penyebab
stress.

Dengan tekanan napas dibawah perut yang dilakukan dimaksudkan untuk


menghimpun dan mengkonsentrasikan semua energi hasil latihan agar tersimpan dan
tetap terpusat dengan baik di pusat energi tersebut. Setelah menyelesaikan latihan
tingkat pradasar, energi hasil latihan sudah dapat dimanfaatkan untuk menolong
orang lain terutama untuk mengobatiorang lain yang sakit.Penyakit apapun yang
diderita seseorang, baik itu penyakit daridalam dirinya sendiri maupun dari luar, pada
prinsipnya disebabkan oleh gangguan atau ketidak-harrnonisan listrik dalam tubuh.
Dengan memanfaatkan himpunan energi aktif yang diperoleh selama latihan, dapat
digunakan untuk membantu mengobati orang lain yang sakit yaitu dengan cara
memancarkan energi tersebut kepada pasien (induksi) sehingga akan mengaktifkan
dan menormalkan kembali fungsi listrik tubuh pasien tersebut. Untuk menjadi
seorang pamancar (penghusada) yang baik harus dipenuhi syarat tenang/konsentrasi,
niat dan nafas.

back to top

——————————————————————————–

PENUTUP
Dengan memahami dan menelusuri Sunnatullah untuk diri manusia dan
memanfaatkannya, sebenamya merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah
bahwa kita dijadikan makhluk yang sempurna. Kalau mau kita syukuri nikmat Allah
itu, tentu nikmat akan ditambah. Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan
tidak ada artinya segalanya. Sumber daya manusia hanya akan berarti bila dilandasi
oleh kesehatan yang prima. Satria Nusantara dengan caranya yang khas mencoba
memberikan satu sumbangan latihan yang mencakup semua aspek pengolahan;
olahraga, olahmental dan olahsosial, dengan harapan Ketenangan dan kebahagiaan
hidup seseorang tergantung kepada kesehatan fisik, mental dan sebagainya. Sebaik-
baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Oleh Zona Orang Gila


I. PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.,

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI


1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN


A. Saluran Nafas Atas
1. Hidung

• Terdiri atas bagian eksternal dan internal

• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung
dan kartilago

• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan


menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum

• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak


mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung

• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi


lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring
oleh gerakan silia

• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari


paru-paru

• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan


serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena


reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini
berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring
• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring

• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring),


dan laring (laringofaring)

• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus


respiratorius dan digestif

3. Laring

• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang


menghubungkan faring dan trakea

• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :


- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring
selama menelan
- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartilago tiroid
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)

• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi


benda asing dan memudahkan batu

4. Trakea

• Disebut juga batang tenggorok

• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah


1. Bronkus

• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

• bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus

• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan


bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental

• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus


subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri,
limfatik dan saraf

2. Bronkiolus

• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir


yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam
jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis

• membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak


mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus res

• piratori

• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara


jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar


• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar
dan sakus alveola

• Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli

• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar
akan seluas 70 m2

• Terdiri atas 3 tipe :


- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam
dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
PARU

• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut

• dalam rongga dada atau toraks

• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung


dan beberapa pembuluh darah besar

• Setiap paru mempunyai apeks dan basis

• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris

• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai


dengan segmen bronkusnya

PLEURA

• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis


• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru

• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan
paru-paru

• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal
ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN


Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang
(ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-
paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada
,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara


alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi
yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh
jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang
disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi
membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal
gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan


tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-
paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di
dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin.
Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang
kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi
dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak
diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada
bentuk thorak dan pola napas.

2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang
dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang
hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung
meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah
perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok
dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi
predisposisi penyakit paru.

4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau
laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan


Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan
obstruksi sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan
dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-
bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi
alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal
volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi
serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5
menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut
biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit
disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung
karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.
Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi
duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napas


Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas
bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi
karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh
kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi
menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan
jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang
kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian
jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi
(inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)


Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara
fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya
masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)


Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh
klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat
keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.

5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen
dll.

6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi

7. Riwayat spiritual

8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,
bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah
pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke
samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :

• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis


klavikulanya menjadi elevasi ke atas.

• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi
berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama
dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan
diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu
bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit,
diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke
depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri
berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam
dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan
diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya
1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana
punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada
membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis
yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan


apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana
kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga
untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat,
frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan
yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu
keadaan terhentinya pernapasan.
Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu
bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu
berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang lambat.
Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan
pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan
yang ditandai dengan pengembangan perut.
Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah
reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne
stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan
kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan
yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang
ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak
napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah
ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk
atau berdiri.
Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya
stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas
bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan
didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang
bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar
dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non
produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah
hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

• sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah
takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah
arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang
rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia
yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang,
atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam
darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen
dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis
yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit
akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger
yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam
waktu yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran
lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus
kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria
besar

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
• Bunyi napas yang abnormal
• Batuk produktif atau non produktif
• Cianosis
• Dispnea
• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan
Kemungkinan faktor penyebab :
• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan
sulit untuk di expektoran
• Immobilisasi
• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2
kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
• Dispnea
• Peningkatan kecepatan pernapasan
• Napas dangkal atau lambat
• Retraksi dada
• Pembesaran jari (clubbing finger)
• Pernapasan melalui mulut
• Penambahan diameter antero-posterior
• Cianosis, flail chest, ortopnea
• Vomitus
• Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas,
nyeri
• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala,
keracunan obat anasthesi
• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang
menyebabkan kolaps paru
• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang
menyebabkan spasme bronchial atau oedema
• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru
3. Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori
dan alkalosis respiratori.

4. Penurunan kardiak output


Tanda-tandanya :
• Kardiak aritmia
• Tekanan darah bervariasi
• Takikhardia atau bradikhardia
• Cianosis atau pucat
• Kelemahan, vatigue
• Distensi vena jugularis
• Output urine berkurang
• Oedema
• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan
batuk)
Kemungkinan penyebab :
• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit
jantung
• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi
alergi dan reaksi kegagalan jantung
• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam
darah

VIII. . RENCANA KEPERAWATAN


1. Mempertahankan terbukanya jalan napas

a. Pemasangan jalan napas buatan


Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang
dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan
ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau
pembuangan sekresi
Rute pemasangan :
• Orotrakheal : mulut dan trakhea
• Nasotrakheal : hidung dan trakhea
• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu
insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3
• Intubasi endotrakheal

b. Latihan napas dalam dan batuk efektif


Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi
Cara kerja :
• Pasien dalam posisi duduk atau baring
• Letakkan tangan di atas dada
• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang
• Tahan napas untuk beberapa detik
• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada
berkontraksi
• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa
detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara
• Ulangi sesuai kemampuan pasien
• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal
pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika
pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan
mengurangi nyeri

c. Posisi yang baik


• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan
paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma
• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui
perubahan posisi, ambulasi dan latihan

d. Pengisapan lendir (suctioning)


Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada
jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal,
trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.

e. Pemberian obat bronkhodilator


Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema
mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan
meningkatkan pertukaran udara.
Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan
nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran
napas.

2. Mobilisasi sekresi paru

a. Hidrasi
Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien
mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam
batas kemampuan/cadangan jantung.
b. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan
lendir.

c. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat
membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang
bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya
dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur /
istirahat.
Tekniknya :
• Sebelum postural drainage, lakukan :
- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 - 2 menit
- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.

3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru

a. Latihan napas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan
melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan
energi melalui pengontrolan pernapasan
Jenis latihan napas :
• Pernapasan diafragma
• Pursed lips breathing
• Pernapasan sisi iga bawah
• Pernapasan iga dan lower back
• Pernapasan segmental

b. Pemasangan ventilasi mekanik


Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran /
penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat
mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.
Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan
positif.

c. chest tube dan chest drainage


Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur
thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui
pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.
Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks,
open pneumothoraks, flail chest.
Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura
atau rongga thoraks dan rongga mediastinum
• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi
normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi
medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water

4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia

Dengan pemberian O2 dapat melalui :

• Nasal canule

• Bronkhopharingeal khateter

• Simple mask

• Aerosol mask / trakheostomy collars

• ETT (endo trakheal tube)

5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output


Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :

• A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan


napas
• B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau
mulut ke hidung
• C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi
buatan

You might also like