Professional Documents
Culture Documents
Pengantar
Cara Latihan
Pernafasan Duduk dan Manfaatnya
Pernafasan Bergerak dan Manfaatnya
Penutup
PENGANTAR
Hukum alam adalah hukum Allah yang berlaku di alam ini. Betapapun tinggi ilmu
dan teknologi yang dapat dikembangkan manusia, tidak mungkin dapat mengubah
alam itu. Apa yang dapat dilakukan manusia tidak lain adalah menelusuri dan
mencoba memahami hukum-hukum alam tersebut sehingga dengan izinnya, manusia
kemudian dapat memanfaatkan hukum itu untuk meningkatkan derajat kehidupan
yang semakin baik. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling
sempuma, tetapi justru sering dilupakan oleh manusia itu sendiri. Manusia dapat
berjalan, berbicara, bergerak, jantung berdenyut serta berbagai aktifitas hidup lainnya
di dalam tubuh merupakan peristiwa yang erat hubungannya dengan masalah listrik.
Semua alat tubuh manusia, khususnya syaraf dan otot dalam menjalankan fungsinya
selalu berkaitan dengan peristiwa listrik. Dengan demikian sebenarnya manusia
merupakan satu sistem biolistrik yang sangat menarik untuk diamati.
Manusia disusun oleh lebih dari 1 triliun sel, yang masing-masing sel mempunyai
muatan listrik lebih kurang 90 mV dengan muatan positip diluar membran sel dan
muatan negatip didalamnya. Cukup hanya dengan hubungan seri menggunakan 3.000
sel saja akan dihasilkan beda potensial sebesar 270 volt, lebih besar dari tegangan
listrik 220 volt milik PLN. Padahal kita memiliki lebih dari 1 triliun sel. Itulah
gambaran betapa dahsyatnya manusia andaikata hal itu dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Ada jenis ikan tertentu seperti belut listrik (Electric Eel) yang dapat
mengembangkan perbedaan potensial cukup besar antara bagian kepala dan ekor,
sehingga dapat digunakan untuk menyengat lawan atau mangsanya.
Kehidupan manusia yang semakin kompleks, disertai dengan adanya polusi dalam
segala bidang kehidupan, baik yang bersifat fisik (air, udara, gelombang) maupun
yang bersifat mental (stress, frustasi), menimbulkan berbagai macam problematika
hidup yang menyebabkan banyak manusia menjadi sakit. Penyakit dapat
menimbulkan gangguan listrik dalam tubuh dan sebaliknya gangguan listrik pada
suatu organ dapat menimbulkan gejala penyakit. Dalam dunia kedokteran, peristiwa
listrik dalam tubuh ini sudah dimanfaatkan antara lain untuk mendiagnosa gelombang
otak dengan alat EEG, mengamati listrik jantung dengan ECG, dan sebagainya.
Untuk dapat hidup, manusia butuh bernafas. Tentu saja bernafas biasa berbeda
dengan bernafas untuk sehat dan mengembangkan tenaga dalam. Bernafas biasa
dikerjakan secara refleks, sedangkan bernafas untuk tujuan kesehatan dan pengolahan
tenaga dalam dikerjakan secara sadar dan teratur.
Sehat adalah modal dasar untuk menjaga kelestarian kualitas sumber daya manusia
Tanpa kesehatan tidak ada gunanya segalanya. Satria Nusantara dengan metode
khusus mencoba mengembangkan satu sistem olah raga pernafasan tenaga dalam
melalui nafas, gerak dan kosentrasi sehingga menghasilkan olahraga sekaligus
olahmental dan olahsosial yang diharapkan akan menghasilkan kualitas sumber daya
manusia seutuhnya.
Back to top
——————————————————————————–
CARA LATIHAN
Latihan dilakukan dengan mengolah pernafasan, yang dilakukan dalam 3 tahap:
——————————————————————————–
Duduk dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki
melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung diluruskan.
Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut, pandangan lurus ke depan
ke satu titik.
Bila peserta lebih dari satu orang dan sejenis, maka peserta duduk merapat kiri kanan
sehingga lutut saling bersentuhan.
Bernafas teratur sambil berkonsentrasi dzikir Laa ilaha illallah bagi muslirn. Keluar
masuk nafas melalui bidung, dengan diantaranya menekan nafas dibawah perut
(abdominal pressing). Selang waktu tarik, tekan/tahan dan keluar nafas adalah sama
yakni 10-30 detik. Pernafasan duduk dilakukan selama 10 menit.
Manfaat Latihan Pernafasan Duduk
Manfaat latihan pernafasan duduk sebagai berikut:
Meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental sekaligus. Bila kita perhatikan diri
kita atau orang lain di sekeliling kita, ada satu fenomena menarik yang berhubungan
dengan ritrne pernafasan. Orang dalam keadaan marah, mengamuk, stress, ketakutan,
sikap tak sabaran dan sikap mental negatif lainnya, ternyata menunjukkan ritme
pernafasan yang tidak teratur, kacau-balau, tersengal-sengal. Bila dalam keadaan ini
gelombang otaknya direkam dengan alat EEG, hasilnya adalah gelombang otak yang
tidak normal, kacau tidak teratur. Jadi sebenamya ada korelasi antara mental, ritme
pernafasan dan gelombang otak.
Sejumlah penelitian tentang Meditation dan EEG telah dilakukan, dilihat korelasi
antara ritme pernafasan dan hasil rekaman listrik otak serta hubungannya dengan
kesehatan fisik dan mental seseorang. Dari hasil penelitian itu dapat dikemukakan
beberapa hal sebagai berikut:
Manusia biasa bemafas sekitar 16-20 kali per menit. Hasil rekaman EEG
menampilkan pola gelombang otak orang yang mudah terserang stress, gampang
tersinggung, suka marah dan sikap mental negatif lainnya. Secara fisik, orang
demikian mudah terserang penyakit disfungsional organ tubuh seperti tekanan darah
tidak normal, kolesterol tingggi, Hb darah rendah, gangguan maag, ganggguan fungsi
jantung, diabetes mellitus, sesak nafas, alergi dan sebagainya. Dengan pusat kontrol
yang kacau dan tidak bekerja baik, otomatis fungsi kontrol terganggu sehingga organ
dan bagian tubuh menjadi disfungsional, tidak menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya. Pada kelompok manusia yang dapat bemafas hanya 4 kali per menit, hasil
rekaman gelombang otak adalah sangat teratur, yang disebut sebagai gelombang alfa.
Temyata secara mental orang tersebut tidak mudah terserang stress, tidak mudah
tersinggung, mempunyai rasa percaya diri yang besar, sabar dan mempunyai sikap
positif lainnya. Secara fisik, tidak dijumpai penyakit disfungsional. Dengan pusat
kontrol yang baik dan teratur, otomatis dapat mengontrol semua organ dan bagian
tubuh bekerja dengan baik pula.
Peserta latihan pernafasan Satria Nusantara dilatih untuk bernafas dengan ritme yang
teratur, pelan dan dalam disertai konsentrasi dzikir. Siklus waktunya antara 10-30
detik untuk tarik tekan/tahan dan keluar napas, artinya ritme pernafasan diperlambat
dari 2 kali per menit sampai I kali dalam waktu satu setengah menit. Bila dalam
latihan pernafasan sudah bisa mencapai frekuensi 2 kali per menit, maka akan
menghasilkan refleks pernafasan 4-6 kali per menit. Sedangkan bagi yang sudah
mampu hanya bemafas 1 kali per menit dalam latihan, akan memiliki refleks
pernafasan 3-4 kali per menit. Sama dengan hasil penelitian diatas. Itulah sasaran
latihan pernafasan duduk Satria Nusantara.
Kebiasaan bernafas pelan dan dalam disertai selalu ingat kepada Sang Pencipta dalam
kehidupan sehari-hari akan menghasilkan ketenangan jiwa, mental yang stabil,
sehingga akan memberikan pengaruh terhadap stabilitas fungsi syaraf otonom dengan
semakin meningkatnya fungsi syaraf parasimpatik. Fungsi syaraf parasimpatik
berhubungan erat dengan:
Telapak kaki penuh dengan simpul-simpul saraf selalu siap memancarkan gelombang
elektromegnetik dari tubuh ketika sedang latihan pernafasan. Dengan kedua ujung
kaki berhadapan, diharapkan pemancaran getaran dari telapak kaki yang satu akan
masuk ke telapak kaki lainnya sehingga membentuk satu siklus peredaran
elektromagnetik di dalam tubuh.
Telapak tangan yang penuh dengan simpul-simpul syaraf dan satu generator listrik
yang terletak diantara ibu jari dan telunjuk, siap memancarkan getaran dari tubuh
ketika sedang latihan pernafasan. Dengan ibu jari tergenggam, dapat dicegah
pemancaran getaran yang sia-sia, tidak diinginkan.
Punggung diluruskan akan menyebabkan aliran listrik dari syaraf pusat ke selurah
organ tubuh berjalan lancar.
Pandangan mata lurus kedepan ke satu titik akan melatih otot-otot mata dan agar otot
mata keadaannya seirama dengan otot bagian lain dalam latihan pernafasan ini.
Back to top
——————————————————————————–
Gerakan tungkai:
Tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki
kesamping berlawanan arah. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit
ditemukan satu sama lain pada setiap gerakan kaki maju sejengkal.
Gerakan tangan:
Jurus untuk tingkat Dasar, 10 jurus untuk tingkat Pengendalian 1, 6 jurus untuk
tingkat Gabungan Dasar. Untuk tingkat Dasar, pada awal gerakan, nafas ditarik
sebanyak mungkin melalui hidung, kemudian ditekan dan ditahan dibawa perut
sambil menggesek telapak kaki maju sejengkal yang disebut satu langkah kuda-kuda,
seiring seirama denga gerakan tangan. Untuk I kali menekan dan menahan nafas
minimal dilakukan 15 langkah, setelah itu nafas dikeluarkan, juga melalui hidung.
Kemudian atur nafas dengan tarik dan keluar nafas 2 atau 3 kali, lalu dilanjutkan
dengan latihan tagi. Latihan dilakukan selama 90 menit dan ditutup dengan latihan
pernafasan duduk akhir selama 10 menit.
Back to top
A . Biolistrik
Dengan posisi kuda-kuda rendah, kedua telapak kaki sejajar, dengan ujung jari kaki
kesamping berlawanan arah akan memberikan pengaruh tedadinya interaksi gaya
Newton yang semakin besar, sehingga semakin mengaktifkan pusat energi manusia
dan interaksi antara medan listrik bumi dengan medan listrik tubuh juga diharapkan
akan terjadi semaksimal mungkin.
Gesekan pada telapak kaki saat kuda-kuda maju sejengkal, dimaksudkan untuk
polarisasi sehingga tedadi pengaturan muatan positif dan negatif dalam tubuh
semakin teratur, seperti pada peristiwa gesekan listrik bahan tidak berinuatan dan
yang ben-nuatan menjadi teratur positif dan negatifnya sehingga menghasilkan suatu
medan bio-elektromagnetik.
Inspirasi (tarik nafas) memberikan oksigen kepada darah sehingga darah (arteri)
bersifat basa. Setelah lama ditahan maka carbon dioksida menumpuk, suasana
menjadi asam. Asam dan Basa merupakan katalisator dalam reaksi organik. Pada
katalisa asam umum, biasanya efektifitas sebagai katalisator sesuai dengan kekuatan
asamnya. Penahanan nafas yang semakin lama menyebabkan suasana darah semakin
asam sehingga reaksi-reaksi organik dalam darah semakin dipacu dan meningkat,
maka energi akhir yang dihasilkan semakin besar. Dalam keadaan larutan asam,
elektron-elektron akan diserap dari lingkungan (asam merupakan akseptor pasangan
elektron) sehingga elektron-elektron juga akan banyak dihasilkan dengan latihan
pernafasan ini. Dengan gerakan jurus-jurus, energi dan elektron yang dihasilkan
diarahkan keseluruh organ, kelenjar dan jaringan tubuh lain sehingga seluruh
generator listrik yang terdapat dalam jaringan akan mendapat suplai energi dan
elektron (charged) yang memadai.
Timbulnya penyakit tidak lain disebabkan energi listrik yang disuplai kejaringan
tubuh kurang memadai, tidak semestinya, akibat adanya ketidakberesan atau
kekurangan pada sistem generator listrik jaringan, kelenjar atau organ yang
bersangkutan. Dengan memiliki sistem generator listrik yang baik, akan menjamin
kerja jaringan, kelenjar atau organ lain dengan baik pula.
B. Fisiologis
Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan sampai 10 hari asalkan masih dapat
minum, sedangkan puasa yang biasa dilakukan berkisar 14-18 jam. Demikian pula
sel-sel tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen sekitar 5-8 menit. Dalam latihan
Satria Nusantara, sel-sel itu dipuasakan dari oksigen selama melakukan jurus yaitu
30-45 detik. Dengan demikian dari sudut Ilmu Faal dapat dikemukakan bahwa
manipulasi oksigen yakni membuat sel-sel tubuh kekurangan akan oksegen adalah
cara yang sangat fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuh meningkatkan dirinya.
Bertambahnya jumlah haemoglobin darah. Hal ini bisa ditemukan pada pemukim di
pegunungan, dengan suasana oksigen tipis, jumlah Hb mereka lebih tinggi. Penderita
anaemia dapat sembuh dengan mekanisme ini.
Penelitian dapat menunjukkan bahwa olah raga biasa meningkatkan IgG, IgM dan
netrofil yang merupakan sebagian dari elemen-elemen ketahanan tubuh. Tentu saja
diharapkan latihan yang secara fisiologis mampu merangsang seluruh sel-sel tubuh
dengan mekanisme hipoksianya akan memberikan hasil yang lebih dalam
meningkatkan elemenelemen ketahanan tubuh tersebut. Penderita yang mengidap
virus hepatitis B tetapi tidak disertai gejala penyakit dan tanpa kelainan pada tes
fungsi hatinya dapat menggunakan mekanisme ini sebagai upaya altematif yang
sangat fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuhnya agar mengadakan perlawanan
dan membentuk zat antinya.
Latihan hipoksia Satria Nusantara juga akan menyebabkan orang menjadi lebih tahan
terhadap akibat dari serangan penyakit kardio-vaskular khususnya yang bersifat
ischamic. Ischamic artinya ialah kekurangan oksigen bagi sel-sel jaringan yang
bersangkutan akibat dati kurangnya pasokan darah. Misalnya ischamic stroke (otak)
dan ischamic miokard Jantung). Pada orang-orang yang telah berlatih dengan latihan
hipoksida tentulah akan mendapat akibat yang lebih ringan karena sel-seinya telah
terbiasa dan terlatih terhadap kekurangan oksigen.
Normalnya fungsi sel-sel tubuh dan ketegaran serta ketahanannya dalam menghadapi
berbagai keadaan yang kurang menguntungkan merupakan wujud dari derajat
kesehatan dan kemampuan fungsionalnya yang lebih tinggi dari tubuh secara
keseluruhan. Dengan demikian maka ditinjau dari sudut Fisiologi, Tenaga Dalam
adalah ketegaran, ketangguhan dan vitalitas sel-sel tubuh yang diperoleh melalui
latihan hipoksia anaerobik. Latihan dengan mekanisme hipoksia anaerobik membuat
sel-sel tubuh memjadi pandai dan efisien menggunakan oksigen, yang berarti
meningkatnya kemampuan fungsional dan kesehatan sel, serta merupakan cara yang
sangat fisiologis pula dalam merarigsang sel-sel tubuh untuk melakukan
penyembuhan bagi dirinya. Pada olah raga kesehatan umumnya adalah latihan untuk
membuat sel-sel tubuh mudah dan banyak dapat memperoleh oksigen. Bila kedua
latihan tersebut digabungkan, maka manfaatnya bagi kesehatan dan kemampuan
fungsional jelas sangat besar. Yang satu pandai mencari oksigen, yang satu lagi pintar
dan efisien menggunakan oksigen.
Manfaat Lain Yang Tidak Kalah Menarik
Untuk membela diri secara defensif reaktif
Dengan prinsip gesekan-gesekan kuda-kuda dan jurus, biolistrik tubuh dibuat menjadi
aktif memancarkan medan bio-elektromagnetik, Energi akhir dan elektron yang
dihasilkan diarahkan dengan gerakan jurus untuk disimpan (charged) dalam
generator-generator organ tubuh, yang sementara ini masih bersifat acak. Dengan
istilah “dibuka” (lebih tepat dengan kata “adjusment”) maka terjadi pengaturan
generator-generator listrik organ yan semula mempunyai frekuensi/level energi yang
tidak sama menjadi satu kesatuan yang kompak (sinkron). Akibatnya akan sangat
menguatkan pemancaran getaran medan bio-elektromagnetik tubuh ke luar sekeliling
tubuh, yang bekerja sangat aktif dan sensitif terhadap rangsangan gangguan getaran
asing (tidak searah) dari luar. Medan bio-elektromagnetik tubuh ini sebenarnya
merupakan antibodi getaran manusia. Kerjanya sama dengan antibodi fisik didalam
tubuh menghadapi serangan penyakit. Bekerja spontan, otomatis secara reaktif dan
defensif tanpa harus diperintahkan lagi, asalkan ada rangsangan getaran asing yang
datang dan mengganggu keseimbangan getaran tubuh. Semakin besar serangan
getaran yang datang semakin besar pula reaksi balasannya. Salah satu serangan
getaran dalam kehidupan sehari-hari adalah niat jahat.
back to top
——————————————————————————–
PENUTUP
Dengan memahami dan menelusuri Sunnatullah untuk diri manusia dan
memanfaatkannya, sebenamya merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah
bahwa kita dijadikan makhluk yang sempurna. Kalau mau kita syukuri nikmat Allah
itu, tentu nikmat akan ditambah. Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan
tidak ada artinya segalanya. Sumber daya manusia hanya akan berarti bila dilandasi
oleh kesehatan yang prima. Satria Nusantara dengan caranya yang khas mencoba
memberikan satu sumbangan latihan yang mencakup semua aspek pengolahan;
olahraga, olahmental dan olahsosial, dengan harapan Ketenangan dan kebahagiaan
hidup seseorang tergantung kepada kesehatan fisik, mental dan sebagainya. Sebaik-
baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung
dan kartilago
2. Faring
• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
3. Laring
4. Trakea
2. Bronkiolus
3. Bronkiolus Terminalis
4. Bronkiolus res
• piratori
6. Alveoli
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar
akan seluas 70 m2
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris
PLEURA
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan
paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal
ini untuk mencegah kolap paru-paru
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-
paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada
,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang
kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi
dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak
diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada
bentuk thorak dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang
dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang
hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung
meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah
perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok
dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi
predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau
laju dan kedalaman pernapasan.
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen
dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,
bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah
pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke
samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi
berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama
dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan
diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu
bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit,
diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke
depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri
berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam
dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan
diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya
1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana
punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada
membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis
yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
• sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah
takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah
arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang
rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia
yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang,
atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam
darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen
dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis
yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit
akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger
yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam
waktu yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran
lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus
kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria
besar
a. Hidrasi
Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien
mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam
batas kemampuan/cadangan jantung.
b. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan
lendir.
c. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat
membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang
bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya
dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur /
istirahat.
Tekniknya :
• Sebelum postural drainage, lakukan :
- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 - 2 menit
- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.
a. Latihan napas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan
melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan
energi melalui pengontrolan pernapasan
Jenis latihan napas :
• Pernapasan diafragma
• Pursed lips breathing
• Pernapasan sisi iga bawah
• Pernapasan iga dan lower back
• Pernapasan segmental
• Nasal canule
• Bronkhopharingeal khateter
• Simple mask