You are on page 1of 18

Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid

Soal & Jawaban UAS Take Home Exam


Subject : Manajemen Komunikasi Korporasi Nilai :
Lecturer : Dr. Endah Murwani, MSi
Program : Magister
Major : Communications Public Relation
Semester : 2
Deadline : Selasa, 23 Februari 2010

Name : M. Eric Harramain


NPM : 2008 22 32 0003

1. Toyota Motor Corp. sedang mengalami masalah pada beberapa model mobil
yang paling laris di AS seperti Camry dan Corolla serta mobil hibrida andalannya,
Prius. Sebagai bagian dari upaya perbaikan atas masalah pedal gas ini, Toyota
telah menarik lebih dari 3.8 juta unit mobil di Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya. Terakhir Nikkei dalam edisi Jumat (5/2) memberitakan Toyota menarik
Prius mobil hibrida yang menggunakan rem generasi ketiga, akan tetapi banyak
dikeluhkan justru rem tsb tidak pakem. Sebagai antisipasi Toyota juga meneliti
mobil hibrida mewah Lexus karena memiliki system rem yang sama. Masalah
pedal gas ini sebenarnya telah diketahui sejak tahun 2007 dalam tes mobil Auris.
Penarikan mobil kali ini adalah yang terbesar, dan tidak pernah dialami
sebelumnya oleh Toyota. Masalah ini bisa mempengaruhi tingkat penjualan
sekaligus reputasi Toyota. Oleh karenanya Toyota Motor Corp sedang berupaya
memulihkan kepercayaan konsumen terhadap Toyota. “Kami harus yakin atas
keselamatan para konsumen. Kami akan melakukan segala sesuatu dengan
cepat untuk mengatasi situasi ini. Tindakan ini penting sampai semua hal tuntas”
ujar Bob Carter, Group Vice President & General Manager Toyota dalam jumpa
pers bersama Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda di Nagoya, Jepang pada
hari Jumat kemarin (5/2). Tindakan yang dilakukan : 1) sejak Jumat bengkel2
Toyota di AS sudah mulai memperbaiki pedal akselerator; 2) para dealer
mendapat suku cadang, informasi dan pelatihan tentang bagaimana
memperbaiki pedal gas tsb; 3) mengirimkan surat elektronik kepada para pemilik
mobil untuk memberitahu dimana mobil-mobil Toyota dapat diperbaiki. Akan
tetapi respon dan tindakan dari Toyota dianggap agak terlambat sehingga
konsumen yang menjadi korban penarikan ini memutuskan untuk mengambil
tindakan secara independent dengan membentuk ToyotaRecall.org sebagai “an
independen consumer website with details on all Toyota recalls”

a. Menurut analisis anda, tipe krisis apa yang terjadi pada Toyota Motor
Corp?
b. Mengapa masalah pedal gas yang disinyalir telah muncul th 2007
akhirnya menjadi suatu krisis bagi Toyota ?
c. Coba analisis respon dan tindakan yang dilakukan Toyota Motor Corp
(kaitkan dengan bentuk & isi dalam merespon krisis)
d. Bagaimana pendapat anda mengenai ToyotaRecall.org yang dibentuk
konsumen yang menjadi korban penarikan
e. Bila anda sebagai Crisis Management Team (CMT) bentuk, isi dan
strategi apa yang seharusnya dilakukan dalam merespon krisis tsb ?

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
2. Kasus pembobolan rekening nasabah beberapa bank melalui ATM
menggegerkan masyarakat. BCA merupakan salah bank yang nasabahnya
paling banyak menjadi korban dibanding bank lainnya. Nasabah bank yang
menjadi korban mulai melaporkan ke kepolisian. Ketika media menghubungi
BCA yang menjawab adalah corporate secretary. Meskipun beberapa nasabah
yang menjadi korban ada yang sudah mendapat ganti kerugian, akan tetapi para
nasabah menganggap BCA kurang memberi informasi dan respon terhadap
situasi ini.

a. Menurut analisis anda apakah kasus pembobolan rekening nasabah BCA


ini bisa menjadi suatu krisis bagi BCA ?
b. Menurut anda apakah corporate secretary tepat menjadi spokesperson ?
c. Coba analisis tindakan yang telah dilakukan BCA
d. Bila anda menjadi CMT, langkah-langkah apa yang harus dilakukan BCA
untuk menangani situasi ini ?

3. PT Sony melakukan perubahan dalam sistem produksi yaitu berkaitan dengan


posisi kerja pekerja dalam sistem ban berjalan. Selama ini posisi kerja yang
dilakukan para pekerja adalah duduk. Akan tetapi dari hasil evaluasi yang
dilakukan Sony Jepang, posisi kerja sambil duduk menghasilkan produktivitas
yang rendah bila dibanding posisi kerja berdiri. Untuk itu, PT Sony Indonesia
melakukan perubahan terkait dengan posisi kerja para pekerja yang semula
duduk menjadi berdiri. Perubahan posisi kerja tersebut menyebabkan
demonstrasi para pekerja PT Sony Indonesia yang pada akhirnya perusahaan
ditutup.

a. Menurut anda kesalahan-kesalahan apa yang dilakukan PT Sony


sehingga menyebabkan terjadinya demonstrasi para pekerja dan
penutupan PT Sony Indonesia tsb ?
b. Berikan klasifikasi kasus perubahan sistem kerja PT Sony bila dikaitkan
dengan tingkat dan fokus perubahan !
c. Bila anda sebagai corporate communication PT Sony Indonesia, strategi
komunikasi apa yang menurut anda tepat digunakan terkait dengan
perubahan sistem kerja tersebut ?

Selamat bekerja, smoga sukses !

Disetujui oleh Ketua Program Soal ujian ini dibuat oleh Diketahui oleh Bagian Akademik
Studi Magister Ilmu Komunikasi

(Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA) (Dr. Endah Murwani, MSi) (……………………………)
Tanggal : 10 Februari 2010 Tanggal 10 Februari 2010 Tanggal 10 Februari 2010

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
Toyota Motor Corp.
1.a Tipe Krisis Toyota Motor Corp.
Sebelum masuk kepada pembahasan tipe tahapan krisis apa yang sedang
dialami oleh PT. Toyota Motor Corp. Ada baiknya kita mengklasifikasi lima tipe
tahapan krisis menurut Firsan Nova dalam bukunya ”Crisis Public relations:
Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan” (2009: 109 – 111), antara lain:

• Tipe Tahapan Sebelum Krisis (Pra Krisis).


Adalah kondisi sebelum munculnya sebuah krisis, namun benih krisis sudah
mulai nampak sehingga jika terjadi satu kesalahan kecil saja, maka krisis akan
dapat terjadi.
• Tipe Tahapan Peringatan (Warning).
Merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam daur hidup krisis,
karena didalamnya, suatu masalah untuk pertama kali mulai dikenali,
dipecahkan, lalu diakhiri selamanya atau dibiarkan berkembang menuju
kerusakan yang menyeluruh
• Tipe Tahapan Krisis Akut (Acute Crisis).
Pada tahapan ini krisis biasanya mulai terbentuk, biasanya dicirikan dengan
media dan publik sudah mengetahui adanya krisis atau masalah. Pada tahapan
ini, biasanya perusahaan tidak tinggal diam dan mulai melakukan tindakan,
karena sudah mulai menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
• Tipe Tahapan Pembersihan (Clean – up).
Tahapan ini merupakan pemulihan perusahaan dari semua kerugian. Baik
menyelamatkan apa saja yang tersisa, reputasi, citra perusahaan, kinerja, dan
lini produksi.
• Tipe Tahapan Sesudah Krisis (Post – Crisis).
Pada tahap ini dicirikan dimana perusahaan untuk memenangkan kembali
kepercayaan public dan dapat beroperasi kembali dengan normal maka secara
formal, tahap ini dikatakan krisis telah berakhir.

Dari hasil klasifikasi tadi, maka penulis berpendapat bahwa tipe krisis yang
sedang dihadapi oleh PT. Toyota Motor Corp. sampai pengamatan saat ini terjadi
(Minggu, 21 Februari 2010) adalah Tipe Krisis Akut, dimana identidikasinya sebagai
berikut:
• Krisis Perusahaan Toyota, sudah diketahui, dan dikeluhkan oleh konsumen
(publik sudah mengetahui adanya krisis).
• Public bahkan sudah mengetahui masalah yang dialami oleh PT Toyota
Motor Corp, yaitu masalah pada pedal gas dan rem kendaraan keluaran Toyota.
• Media mengekspose kejadian tersebut menjadi berita.
• Untuk menjaga reputasi perusahaan, dan mengembalikan kepercayaan
publik, maka Toyota Motor Corp. Melakukan tindakan ”recall” jutaan produknya
di beberapa negara. Alasannya karena adanya keluhan di sistem pedal gas yang
tertekan sendiri dan tidak balik. Model yang disinyalir mengalami masalah ini
antara lain, Corolla, Matrix, RAV4, Tundra, Camry, beberapa varian Lexus,
bahkan Prius.
• Tindakan recall massal tersebut bisa membuat citra Toyota rusak,
khususnya di mata konsumen Amerika dan Eropa. "(Isu kualitas kontrol) bisa
menjadi kenyataan karena perusahaan memang tengah mengurangi ongkos
produksi agar kembali mendapatkan keuntungan lagi.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam

1.b Mengapa masalah pedal disinyalir menjadi krisis bagi Toyota?


Penulis berpendapat, dimana masalah pedal disinyalir sebagai salah satu
benih awal timbulnya krisis, yang mana benih itu sudah diketahui sebelumnya oleh
PT. Toyota Motor Corp. Namun tidak diambil tindak lanjut. Sampai pada akhirnya
benih masalah tersebut, dialami oleh langsung oleh konsumen, yang pada waktu
bersamaan mengeluhkan dan mengadukan kerusakan pedal gas tersebut,
bersamaan dengan ekspose oleh media secara besar-besaran yang akibatnya
mengancam reputasi dan kepercayaan konsumen kepada produk toyota
kepercayaan mereka (konsumen) selama ini.
Berikut ini identifikasi yang penulis peroleh dari berbagai sumber di internet,
antara lain:
• Dalam Suyanto (2008), berdasarkan survei dari majalah Fortune sejak 1997
sampai 2007 terhadap 10.000 perusahaan termasuk 500 top global dari Fortune
dan perusahaan yang mempunyai pendapatan minimal 8 milyar dolar Amerika.
Sembilan kriteria yang dipakai untuk menilai perusahaan yang dikagumi dunia
tersebut terdiri dari kualitas manajemen, kualitas produk dan pelayanan, inovasi,
nilai investasi jangka panjang, gema keuangan, manajemen sumberdaya
manusia, tanggungjawab kepada masyarakat dan lingkungan, bijaksana
menggunakan asset perusahaan dan kemampuan memasuki pasar global.
Peringkat kedua perusahaan yang dikagumi dunia pada 2007 versi majalah
Fortune tersebut adalah Toyota Motor Corporation. Dibawah General Electric.

• Dalam Bhamz (2010), Seperti diketahui, akibat dari kesalahan yang terjadi pada
pedal gas dan sistem rem-nya, Toyota memutuskan untuk me-recall mobil hasil
produksinya yang telah beredar di masyarakat. Selain itu Toyota juga menunda
penjualan delapan model-nya di AS, termasuk model yang terlaris yaitu Camry.
Akibat dari kesalahan yang berujung pada recall itu tentu saja pangsa pasar
mobil di AS menjadi berubah posisinya. Semula Toyota berada pada posisi
kedua setelah General Motors (GM), maka kini diprediksi Toyota akan turun ke
posisi ketiga dengan GM tetap pada posisi tertinggi dengan penguasaan pangsa
pasar sebesar 18,1%, Ford naik ke posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar
16,6%, sedangkan Toyota menduduki posisi ketiga dengan 16,5%.

1.c Analisis Respon dan Tindakan PT. Toyota Motor Corp. (Respon Krisis).
Mengutip dari bahan makalah penulis terkait tugas individu management
korporasi terdahulu: study kasus – Diamond Pet Foods, maka :

Analisa Respon & Tindakan (Bentuk Rekomendasi)

Analisa respon & tindakan yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Corp.,
dilakukan dengan 3 bentuk rekomendasi, dan menurut Coombs (2007: 128 – 132),
dimana bentuk rekomendasi (form) dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya:

• Respon secara cepat dan segera (responding quickly)


• Berbicara dengan satu suara (consistency)
• Bangun kejujuran dengan cara keterbukaan (openness)

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
SKEMA ATAS RESPON KRISIS

RESPON KRISIS

BAGIAN DARI
EKSTERNAL KOMUNIKASI

1. BENTUK 2. CONTENT
3. STRATEGI
REKOMENDASI (ISINYA)

1. RESPON CEPAT 1. INSTRUCTING INFORMATION


2. KONSISTEN 2. ADJUSTING INFORMATION
3. KETERBUKAAN 3. REPUTATION MANAGEMENT

(1) Respon secara cepat dan segera (responding quickly)


Menanggapi krisis secara cepat dan segera, biasanya dilakukan oleh tim
penyelesaian krisis, dimana dengan data yang dimiliki, diolah, diidentifikasi, lalu
disampaikan ke media publik, dengan tujuan untuk menghindari kesimpang-siuran
informasi yang diberitakan di media sebelumnya. Harus dicatat bahwa, informasi
mengenai situasi krisis harus berupa fakta, bukan spekulasi.
Respon secara cepat dilakukan oleh tim penyelesaian krisis, harus dilakukan
sebagai upaya preventif sebelum adanya pemberitaan media yang memberitakan
“incomplete story”, tujuannya untuk menyampaikan kepada setiap stakeholder dan
konsumen, mengenai akurasi data yang dimiliki perusahaan menanggapi masalah ini,
agar reputasi perusahaan Toyota Motor Corp. dapat terselamatkan.

Ternyata respon yang diberikan oleh Toyota dinilai terlambat di mata konsumen,
karena Karena respon yang tidak sigap dan tidak suportif dari Toyota, konsumen yang
menjadi korban penarikan ini memutuskan untuk mengambil tindakan secara
independen. ToyotaRecall.org dibentuk sebagai “an independen consumer website
with details on all Toyota recalls”. Situs ini mengundang para korban untuk berbagi
pengalaman dengan sesama – karena informasi dari Toyota tidak komprehensif.

(2) Berbicara dengan satu suara (consistency)


Sebelum berbicara kepada pihak luar ataupun media (komunikasi eksternal), tim
penyelesaian krisis yang dibentuk setelah memiliki data yang diolah dan diidentifikasi,
maka haruslah menyampaikan terlebih dahulu kepada setiap bagian dari internal
perusahaan & stakeholder (komunikasi internal), dimana Toyota, sedang menghadapi
situasi krisis, dengan membuka fakta-fakta seperlunya, yang bertujuan agar setiap

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
karyawan akan mampu menjelaskan dengan “satu suara yang sama” (konsisten) jika
ditanyakan oleh pihak diluar perusahaan terkait dengan krisis ini nantinya.
Setelah komunikasi internal selesai dilakukan, maka tim peyelesaian krisis
barulah menyampaikan informasi terkait krisis Toyota ini kepada pihak luar, seperti
masyarakat dan media massa (komunikasi eksternal) dengan satu suara (konsistensi),
Menurut (Clampitt. 1991; Garvin. 1996) dalam Coombs (2007 : 131), dimana tujuannya
agar penyampaian informasi yang dilakukan secara konsisten, akan lebih mudah
dipercaya oleh masyarakat dan media, daripada informasi yang disampaikan secara
tidak konsisten (masing-masing punya penjelasan yang sifatnya berdiri sendiri-sendiri).

Menanggapi kejadian ini, pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri


Perhubungannya Ray LaHood meminta Toyota untuk menangani masalah penarikan ini
secepatnya, dan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk memastikan keamanan
dari kendaraan Toyota, dimana Toyota akhirnya mengeluarkan statement (Toyota
Statement) dan berbicara dengan satu suara (consistency).

(3) Bangun kejujuran dengan cara keterbukaan (openness)


Dari siaran pers tanggapan yang dikeluarkan oleh Toyota, justru terkesan seolah
Toyota melemparkan tanggung jawab kepada dealer dalam menanggapi pertanyaan
konsumen. Seharusnya Toyota dapat mengatakan bahwa konsumen dapat melaporkan
keluhan atau pertanyaannya kepada pihak Toyota, atau dealer; dan pihak dealer pun
diberikan pemahaman dan informasi yang baik untuk menangani pertanyaan dari
konsumen.
Dibalik pernyataan ini, dapat kita juga dapat melihat itikad baik, dan keterbukaan
dari PT. Toyota Motor Corp., untuk berbicara jujur dan terbuka (openness) mengenai
krisis yang sedang mereka alami, dan proses menangani hal ini adalah
mengkomunikasikan kepada konsumen yang terkena dampak penarikan, bahwa Toyota
akan memberikan dukungan penuh selama kendaraan mereka sedang ditarik (recall).
Misalnya dengan menyediakan pusat layanan konsumen 24 jam, dan
menginformasikan dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Toyota selama
kendaraan milik konsumen sedang ditarik.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
Analisa Isi (Contents)

Analisa isi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Corp., dilakukan dengan 3
bentuk analisa isi, dan menurut Coombs (2007: 133 – 138), dimana bentuk analisa isi
(contents) dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya:
• Memerintahkan Informasi (Instructing Information)
• Menyesuaikan Informasi (Adjusting Information)
• Reputasi Manajemen (Reputation Management)

(1) Memerintahkan Informasi (Instructing Information)


Fase ini fokus pada memberikan penjelasan kepada setiap stakeholders,
mengenai apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri mereka sendiri secara fisik
(physically) dalam kondisi krisis yang dialami Toyota Motor Corp., menjelaskan kepada
stakeholder mengenai apa yang sedang terjadi (informasi tentang krisis), dan
menjelaskan apa dampak yang akan terjadi kepada mereka (stakeholders).
Memerintahkan informasi sudah dilakukan oleh PT. Toyota Motor Corp., salah
satunya dengan mengeluarkan Toyota Statement melalui Menteri Perhubungannya Ray
LaHood.

(2) Menyesuaikan Informasi (Adjusting Information)


Pada fase ini penyesuaian informasi adalah upaya merespon dan menolong
setiap stakeholder (dalam hal ini konsumen pemakai kendaraan Toyota) yang terkena
dampak krisis.
Upaya Respon yang dilakukan oleh Toyota, diantaranya:
• Melakukan tindakan ”recall” jutaan produknya di beberapa negara. Alasannya
karena adanya keluhan di sistem pedal gas yang tertekan sendiri dan tidak balik.
Model yang disinyalir mengalami masalah ini antara lain, Corolla, Matrix, RAV4,
Tundra, Camry, beberapa varian Lexus, bahkan Prius.
• Toyota bakal mengalami kerugian sebesar US$ 2 miliar sebagai biaya atas
penarikan mobilnya itu (recall). Sungguh, suatu harga yang teramat besar untuk
satu kesalahan. Harga yang teramat mahal untuk mempertahankan citra baik
perusahaan. Harga yang teramat luar biasa untuk tetap fokus kepada filosofi
kepuasan pelanggan (merespon dan mengembalikan kepercayaan pelanggan).
• Respon berikutnya adalah, Istilah kami `visit call,` dimana kami yang mendatangi
para pemilik mobil yang datanya ada pada kami," ujar Presdir PT Toyota Astra
Motor (TAM), Johnny Darmawan di Jakarta, Rabu (10/2/2010) dalam website
tvone.co.id.
• Toyota akan coba melakukan penurunan harga komponen dengan mengganti
bahan baku yang lebih hemat.
• Toyota akan membebaskan biaya perawatan & penggantian (service) selama
proses recall kepada semua konsumennya.

(3) Reputasi Manajemen (Reputation Management)


Reputasi menjadi suatu ancaman disaat perusahaan sedang mengalami krisis.
PT. Toyota Motor Corp, saat ini sedang mengupayakan hal-hal tersebut, agar reputasi
dan citra perusahaan di mata konsumen dan stakeholder lainnya akan kembali pulih.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam

1.d Pendapat Penulis mengenai ToyotaRecall.org

Penulis berpendapat, ToyotaRecall.org merupakan tindakan secara mandiri yang


dilakukan oleh para konsumen yang awalnya menganggap respon yang diberikan pihak
Toyota kepada pelanggan terkesan lambat, namun dengan berjalannya waktu dan
pengamatan yang penulis lakukan selama penulisan makalah ini, sudah banyak
perubahan dan perbaikan respon dan tindakan yang dilakukan oleh pihak Toyota (tanpa
bermaksud untuk memihak, hanya berdasarkan pengamatan objektif dan dilengkapi
data & fakta teraktual mengenai strategi penanganan yang dilakukan PT. Toyota Motor
Corp), diantaranya:
• Akio Toyoda bos Toyota Motor Corporation (TMC), Jumat (5/2/2010),
mengakui perusahaannya saat ini tengah menghadapi krisis akibat isu
penarikan kembali produk mereka. Meski demikian, ia menjamin Toyota tetap
mengutamakan keamanan konsumen. “Percayalah kepada kami, mobil Toyota
aman. Kami selalu mengutamakan konsumen,” tutur dia seperti dikutip
Associated Press.
• Senin (8/2/2010) kemarin, bos Toyota Motor itu kembali minta maaf kepada
konsumen atas ketidaknyamanan itu.
• Mereka gentle mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara terbuka di
depan publik.
• Mereka bertindak cepat dan tepat untuk memperbaikinya. Upaya keluar,
dengan me-recall produknya. Sedangkan upaya kedalam, dengan menjalankan
pengendalian mutu dengan lebih ketat lagi dengan membentuk panitia khusus
yang dipimpin langsung oleh Presiden Toyota Motor Corp sendiri yaitu Akio
Toyoda.
• Toyota membebaskan biaya terhadap Recall kepada setiap kendaraan Toyota
yang dimiliki konsumennya.
• Seorang Analis Macquarie, yang berbasis di Tokyo. Ia memprediksi, keadaan
akan segera membaik, segera setelah Toyota tidak lagi menjadi pemberitaan
utama di media-media. “Kami yakin sebagian besar konsumen akan kembali,
meskipun Toyota jelas memperlihatkan kejujuran bahwa produk-produk
dasarnya yang cacat,” ujarnya.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
Dari semua fakta dan data tersebut, sampai saat makalah ini ditulis (Minggu, 21
Februari 2010), penulis berpendapat agar konsumen (pelanggan) yang merasa kecewa
terhadap lambannya penanganan krisis ini, diharapkan mampu untuk bersabar &
menahan diri sesaat sambil melihat perkembangan yang terjadi, karena terbukti dalam
beberapa bulan belakangan ini PT. Toyota Motor Corp. Sedang berupaya untuk secara
cepat, tepat dan responsif menyelesaikan situasi krisis ini.
Dan penulis juga berpendapat, dimana situs ToyotaRecall.org diharapkan
mampu digunakan bukan hanya untuk mengkritisi, tapi sebagai upaya berbagi informasi
kepada sesama konsumen Toyota di seluruh dunia, mengenai tindakan penanganan
yang sedang / telah dilakukan oleh PT. Toyota Motor Corp terkait upaya Recall
tersebut.

1.e Jika Anda (penulis) Sebagai CMT (Crisis Management Team)

Respon & Tindakan (Bentuk Rekomendasi)


(1) Respon secara cepat dan segera (responding quickly)
Mereka harus bertindak cepat dan tepat untuk memperbaikinya. Keluar, dengan
me-recall produknya. Respon secara cepat, tepat sasaran dan segera terkait masalah
recall dapat dilihat dari dua sisi. Yang pertama dari sisi manufaktur. Karena merupakan
tanggung jawab produsen (dalam hal ini, Toyota), maka kalau ada kerusakan harus
langsung diperbaiki. "Kalau kerusakannya masih di dalam pabrik, dapat langsung
diperbaiki. Tapi kalau sudah di tangan konsumen, maka akan akan segera diperbaiki di
dealer, tanpa pembebanan biaya kepada konsumen yang dirugikan.
Kedua, dari sisi pemerintah selaku pengambil kebijakan diharuskan melakukan
uji kelayakan jalan. Tujuannya, untuk menjamin kalau produk tersebut memang memiliki
kualitas baik. Uji sebagai bentuk jaminan pemerintah terhadap produk yang dijual.
Sebagai gantinya, ada kerjasama dengan asosiasi swasta yang memperhatikan
kelayakan jalan sebuah kendaraan.

(2) Berbicara dengan satu suara (consistency)


Penulis sependapat dengan upaya yang dilakukan Toyota dalam merespon
krisis, dimana CEO Toyota yang turun tangan langsung menjelaskan (berkomunikasi)
kepada publik mengenai hal-hal yang ingin & sedang dilakukan.

(3) Bangun kejujuran dengan cara keterbukaan (openness)


Penulis juga setuju dengan gentle Toyota dalam mengakui kesalahannya dan
meminta maaf secara terbuka di depan publik dan media, dan penulis menyarankan
agar Toyota terus berusaha terbuka dan jujur terkait penanganan yang sedang dan
sudah dilakukan..

Analisa Isi (Contents)


(1) Memerintahkan Informasi (Instructing Information)
Setelah proses memerintahkan informasi sudah dilakukan oleh PT. Toyota Motor
Corp., salah satunya dengan mengeluarkan Toyota Statement melalui Menteri
Perhubungannya Ray LaHood.
Penulis berpendapat bahwa langkah berikut dan selanjutnya adalah
mengkomunikasikan semua hal dan kebijakan melalui bantuan media massa &
elektronik secara kontinu, dimana tujuannya agar setiap konsumen dan stakeholder
terkait, dapat segera mengetahui dan mengawasi hal apa saja yang sedang dan telah
dilaksanakan terkait recall yang telah dilakukan sebelumnya.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
(2) Menyesuaikan Informasi (Adjusting Information)
Pada fase ini penyesuaian informasi adalah upaya merespon dan menolong
setiap stakeholder (dalam hal ini konsumen pemakai kendaraan Toyota) yang terkena
dampak krisis.
Upaya Respon yang dilakukan oleh penulis, diantaranya:
• Mengganti Pedal gas dan rem disesuaikan dengan iklim setiap negara
konsumen, dan sesuai dengan standar keamanan bagi konsumen.
• Selama proses recall, Toyota bersedia menyediakan kendaraan massal untuk
mengangkut konsumen selama kendaraan mereka diperbaiki.

(3) Reputasi Manajemen (Reputation Management)


Untuk mengembalikan reputasi dan kepercayaan publik terhadap Toyota, maka
sebaiknya Toyota segera memulihkan dan mengembalikan kendaraan yang telah di
recall secepatnya.

Strategi
Strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Toyota Motor Corp. dan menurut
Coombs (2007: 138 – 140), adalah:
• Permohonan maaf (apology)
• Pemberian kompensasi kepaa konsumen yang mengalami recall (compensation)
• Mengingatkan hal atau upaya yang telah dilakukan Toyota kepada setiap
stakeholer secara berkala dan kontinu (reminding)

Next Answers: Kasus Pembobolan ATM BCA


2.a Analisa Penulis mengenai Krisis ATM BCA
Menurut penulis dalam konteks komunikasi di masa krisis, peristiwa apa pun
yang berpotensi menimbulkan krisis harus diwaspadai, dan kalau sudah menjadi
krisis agar dampaknya tidak terlalu merusak.
Dalam kasus pembobolan ATM BCA ini, yang dihadapi adalah para nasabah
sistem perbankan kita, di mana jumlah para pemegang kartu ATM / debit
perbankan mencapai jumlah lebih dari 40 juta. Bayangkan kalau peristiwa ini
memicu kepanikan, akan ada antrean panjang di mana-mana, bukan saja di mesin-
mesin ATM, tetapi juga di bank.
Pada dasarnya, rush terjadi ketika pihak perbankan (dalam hal ini) gagal
berkomunikasi dengan publik, khususnya kepada para nasabah. Haruslah disadari,
kini, kecepatan sebuah kabar burung menyebar hingga memicu krisis sama dengan
kecepatan suara, sementara suatu respons yang lambat akan sangat berbahaya.
Kasus pembobolan ATM ini adalah ujian dan sebuah exercise yang baik bagi
perbankan kita untuk menghadapi kejadian berpotensi krisis, tanpa perlu ribut-ribut
mendiskusikan apakah dampaknya akan sistemik atau tidak. Sejumlah bank telah
menjalankan PR mereka dengan baik, dan hal itu patut diacungi jempol.

2.b Spokes Person


PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tercatat salah satu bank yang menderita
kerugian besar yang ditaksir mencapai Rp 5 miliar akibat pembobolan uang 200
nasabah lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM)", Kira-kira ada 200 nasabah, dengan
kerugian diperkirakan sebesar Rp 4 miliar-Rp 5 miliar".
Menurut ekonom Standard Chartered - Fauzi Ichsan dalam website Antara
News (2010) mengatakan, bahwa dengan melihat banyaknya dana nasabah yang
hilang, maka kasus ini patut ditindaklanjuti apakah hanya terjadi di daerah tertentu

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
saja atau juga menjalar ke daerah lain, karena kalau berdampak sistemik (menjalar
ke tempat lain) dapat berbahaya.
Menurut Coombs (2007: 78), spokes person adalah suara dari organisasi
selama terjadinya sebuah krisis. Spokes person atau juru bicara adalah seorang
yang memiliki fungsi spesifik dan penting bekerja sama dengan tim penyelesaian
krisis. Seseorang yang ditunjuk menjadi juru bicara, sebaiknya yang terlatih secara
training pengalaman, dan memiliki kemampuan untuk berbicara dengan baik
kepada khalayak. Konsep dari seorang spokes person harus mampu menjelaskan
pesan secara konsisten (berbicara dengan satu suara).
Melihat data di atas, penulis berpendapat bahwa menempatkan corporate
secretary sebagai spokes person terkait kasus pembobolan ATM bank BCA ini
dirasa kuranglah tepat. Mengutip ucapan Fauzi Ichsan dimana dengan banyaknya
dana nasabah yang telah hilang (korban), dan disinyalir akan berdampak sistemik,
maka sebaiknya pihak yang di rasa tepat untuk menjadi spokes person adalah
pihak top management, dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utama atau Wakil
Direktur Utama BCA.
Terbukti dengan, klarifikasi yang dilakukan pihak BCA kepada pers di Jakarta
pada hari kamis, 21 Januari 2010 lalu, dimana spokes person BCA dilakukan
langsung oleh Wakil Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmaja.
Berikut kutipan Wakil Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmaja:
Jahja mengatakan, sebagian besar dari dana nasabah tersebut telah diganti
oleh pihak BCA. "Sebagian sudah diganti karena memang terbukti kena
skimming," ujarnya. Namun dia tidak merinci jumlah nasabah yang dananya
ditanggung oleh bank tersebut.Sementara untuk melakukan pencegahan
agar kasus tersebut tidak kembali terjadi, Jahja mengatakan BCA telah
meningkatkan tingkat keamanan di setiap ATM. "Kami telah pasang alat anti
skimming di semua ATM BCA," ujarnya.

2.c Analisa Tindakan yang telah dilakukan BCA


Berikut ini merupakan analisa tindakan yang telah dilakukan BCA,
diantaranya:

• Sejumlah bank telah mengambil langkah yang positif dan simpatik, seperti
langsung menjamin akan membayar ganti rugi bila penelusuran telah tuntas
dan terbukti memang ada pembobolan oleh penjahat.
• Dalam website Harian Umum Sore: Sinar harapan (2010), Bank BCA juga
memberikan respons cepat, antara lain dengan segera mengganti uang milik
Grace Simon, penyanyi yang populer pada era 1970-an ini, senilai Rp 20
juta, yang turut dibobol penjahat bersama uang belasan korban lainnya.
• Dalam website Harian Surya Online (2010), Mengantisipasi meluasnya
kasus pembobolan uang nasabah BCA via ATM, BCA melakukan
pemblokiran terhadap ATM sejumlah nasabah, khususnya mereka yang
pernah bertransaksi di Bali.
• Menurut Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaadmadja melalui pesan
singkat yang diterima Detik.com, Kamis (4 Februari2010), Oknum supervisor
Bank Central Asia (BCA) berinisial AS yang ditahan kepolisian terkait kasus
pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dinilai telah melanggar kode etik
pegawai. AS merupakan salah seorang supervisor Kantor BCA di wilayah
Bandung. Oknum tersebut akan dipecat bila terbukti bersalah dan diproses
hukum.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
• Dalam website Sumut Post (2010), PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
melakukan pemblokiran sepihak kepada rekening nasabahnya di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah pembobolan via ATM terulang
kembali.

2.d Langkah – langkah penanganan krisis (CMT)


Menurut Coombs (2007), dimana pada saat krisis melanda perusahaan ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan di dalam penanganan krisis, diantaranya
adalah:
• Mengidentifikasi krisis, kemudian diikuti oleh
• Mengisolasi krisis dan
• Terakhir adalah menangani krisis.

(1) Mengidentifikasi Krisis.


Pengidentifikasian krisis BCA ini sangat penting dengan alasan sebagi berikut.
• Pertama, tanpa adanya kejelasan faktor yang merupakan krisis maka
akan sulit untuk mengatasi krisis.
• Kedua dengan mengidentifikasi faktor yang menjadi aspek penting krisis,
perusahaan dapat mengetahui apakah krisis tersebut dapat ditangani
atau tidak. Daripada membuang energi untuk menangani krisis yang jelas
bakal tanpa memberikan hasil, perusahaan dapat melihat ke hal lain yang
kiranya dapat mengurangi dampak krisis.

Harus disadari bahwa di kala BCA terkena krisis, banyak problem lain yang
menyertainya yang merupakan krisis-krisis lainnya. Oleh karena itu krisis yang utama
pembobolan ATM BCA tersebut harus didentifikasi.
Untuk mengisolasi ”krisis utama” dari krisis lainnya langkah berikut dapat
dilakukan. Pertama masing-masing anggota Tim Penyelesiaan Krisis harus
menanyakan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan berikut ini. Selanjutnya
pertanyaan tersebut dinilai dengan menggunakan bantuan skala pengukur ”Crisis
Impact Values”.
Untuk membuat kemampuan skala ‘Crisis Impact Value’ lebih baik tingkat
presisinya, perlu pula pembobotan terhadap tingkat keseriusan dampak krisis.
Masing anggota Tim akan mempunyai skor total, yang merupakan jumlah
perkalian skor pertanyaan, skor kemungkinan, dan skor bobot masing-masing
pertanyaan. Tingkat keseriusan krisis adalah skor rata-rata dari skor total yang
diberikan oleh beberapa anggota Tim.

(2) Mengisolasi krisis.


Krisis pada dasarnya sama dengan suatu penyakit menular. Bila seseorang
terserang penyakit menular, dia harus diisolir dari orang-orang lainnya. Agar krisis tidak
terlalu menganggu jalannya Bank BCA, maka krisis harus ditangani oleh orang lain. Bila
yang menangani krisis adalah seseorang yag sangat sibuk dan memegang jabatan vital
di perusahaannya, maka kesibukannya menangani krisis akan mengganggu fungsi
utamanya menjalankan perusahaan. Jika pemegang jabatan vital harus menangani
krisis maka tugasnya harus dialih-tugaskan kepada orang lain.
Menangani krisis menuntut waktu, tenaga, dan pikiran yang amat besar. Krisis
walaupun melanda perusahaan, tetapi individu di dalam perusahaan lah yang
menghadapinya. Bagaimanapun menghadapi krisis perlu adanya persiapan mental dan
fisik. Di saat krisis berada dalam masa akut, seringkali anggota tim harus bekerja keras,

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
kurang tidur, dan dilanda stress yang amat sangat. Keadaan lelah, kurang tidur dan
stress yang tinggi ini akan menyebabkan keputusan yang diambil dalam menangani
krisis menjadi kurang didasari oleh logika yang tepat. Oleh karena itu sangat disarankan
agar anggota Tim krisis dipilih orang-orang yang kuat menghadapi stress dan semua
kelelahan ini. Bila anggota Tim tidak kuat dengan ‘pressure’ situasi yang begitu besar,
baik dari media-massa maupun pihak lain, sebaiknya dia diganti dengan anggota yang
lebih kuat. Selain itu anggota Tim perlu menyisihkan waktu untuk rileks guna
menurunkan kelelahan dan stress. Bila seseorang harus menangani krisis disamping
menjalankan fungsi vitalnya menjalankan perusahaan, sangat besar kemungkinan
semuanya akan menjadi kacau. Krisis tidak terpecahkan dan jalan perusahaan menjadi
kacau. Agar keadaan seperti ini tidak terjadi, beberapa perusahaan yang terkena krisis
maka hanya menugaskan sejumlah kecil staf perusahaan untuk menjadi angota Tim
yang menangani krisis. Sedangkan sejumlah besar staf lainnya melaksanakan kegiatan
perusahaan sehari-hari. Tim ini selalu mengkomunikasikan kepada staf lainnya apa-apa
yang terjadi di dalam penanganan krisis.

(3) Menangani krisis


Bila Tim manajemen krisis pembobolan ATM BCA sudah dibentuk dan sudah
berhasil mengidentifikasikan krisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil.
Untuk membuat keputusan yang tepat diperlukan informasi yang lengkap dan
teknik pengambilan keputusan yang baik, serta sikap mental yang mendukung. Oleh
karena itu sangat diperlukan pengetahuan yang memadai dalam hal teknik
pengambilan keputusan. Pengalaman yang diperoleh melalui training ‘pengambilan
keputusan’ akan sangat bermanfaat di dalam menghadapi krisis.
Begitu cepatnya perubahan terjadi di masa krisis, pengambilan keputusan pun
berada dalam suasana yang mudah pula berubah. Di masa krisis memang keputusan
yang dibuat harus fleksibel sehingga dapat mengakomodasi keadaan. Perlu diingat
bahwa menangani krisis adalah menangani keputusan dengan cara yang baik.
Di masa krisis, sering terjadi (Bank BCA) mendapat sorotan negatif dari media
masa. Ketertutupan akan media masa akan membuat perusahaan semakin menjadi
sorotan. Upaya menghindari media masa akan menimbulkan kesan bahwa perusahaan
menyembunyikan sesuatu. Hal ini akan merugikan ‘image’ perusahaan di mata
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya keterbukaan dan kejujuran tim krisis di
dalam memberikan informasi tentang hal-hal yang terjadi .
Agar pemberian informasi kepada media masa menguntungkan pihak Bank
BCA, sangat dianjurkan untuk menunjuk seorang juru bicara yang bisa tenang
menghadapi pertanyaan dari pihak wartawan. Selain itu apa-apa yang perlu
dikomunikasikan perlu dibicarakan lebih dahulu agar tidak menimbulkan kerugian
(berbicara dengan satu suara – konsistensi). Keterlibatan pakar komunikasi, psikolog,
dan ahli di bidang ‘public relations’ sangat disarankan dalam penyusunan informasi
yang akan disampaikan kepada media masa.

Next Answers: Perubahan sistem produksi PT. Sony Indonesia


3.a Kesalahan - kesalahan yang dilakukan PT. Sony Indonesia
Sony Corporation merupakan perusahaan elektronika raksasa yang sangat
sensitif terhadap persaingan, kalau ada tanda - tanda ketidakefisienan atau ketidak
selarasan, harus dengan cepat diperbaiki.
Dalam bisnis Jepang, suatu keputusan hanya akan diambil dengan
pertimbangan matang, dengan perdebatan yang seru dan suatu keputusan

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
merupakan pertimbangan Bottom Up dan keputusannya dilakukan Top Down , dan
tentu saja keputusan yang sudah diambil adalah Final, setelah melalui pemikiran
dari bawah keatas dan pertimbangan dari atas kebawah, jadi tidak seenaknya saja
bisa dirubah.
Kebijakan yang akhirnya direalisasikan oleh PT. Sony Indonesia adalah
perubahan sistem produksi posisi duduk kerja karyawannya, dimana bersumber
dari evaluasi PT. Sony Jepang, menunjukkan produktivitas karyawan dengan posisi
kerja sambil duduk lebih rendah jika dibandingkan dengan produktivitas jika bekerja
sambil berdiri.
Sebuah fakta mengenai produktivitas yang tinggi berkorelasi dengan
kepemimpinan berbasis dengan kultural, hal ini dijelaskan secara padat oleh
Wibowo (2008: 256), dimana untuk meningkatkan produktivitas maka kita harus
fokus mengenai masalah yang ingin kita rubah tersebut. Hal lain untuk
meningkatkan produktivitas adalah dengan mengadakan training dan penyebaran
informasi yang memadai kepada setiap karyawan secara berkala.
Hal lainnya untuk meningkatkan produktivitas menurut Wibowo (2008), adalah
bagaimana perusahaan menempatkan peran posisi karyawannya, dimana jika
karyawan diposisikan sebagai objek: sebagai beban perusahaan, hanya
memandang mereka sebagai pelengkap terhadap produksi, maka sulit untuk
mengharapkan karyawan memberikan semua yang dapat mereka lakukan. Hal
sebaliknya, jika karyawan diposisikan sebagai subjek: sebagai pihak yang selalu
diperhatikan, didengarkan, dimanusiakan, maka secara otomatis karyawan akan
memperhatikan dan mengikuti setiap sistem yang ingin dijalankan oleh
perusahaan, karena karyawan sangat tahu dengan yang mereka ingin lakukan,
dimana apabila mereka diperhatikan, maka produktivitas akan datang secara
berkesinambungan.
Menurut Pheagan (2000:17) dalam Wibowo (2008: 256), dimana Penelitian
yang dilakukan terhadap sejumlah perusahaan Amerika Serikat yang mampu
menciptakan ikatan kemanusiaan dan keterbukaan budaya kerja, terbukti
mendapatkan keuntungan produktivitas lebih tinggi sekitar 10 – 40 % melebihi cara
lainnya, dengan kepemimpinan yang sama.
Dari hal tersebut diatas mengenai fakta yang ada, menunjukkan bahwa
kepemimpinan dengan pendekatan kultural dapat meningkatkan produktivitas
dengan tanpa banyak kesulitan.
Penulis berpendapat kesalahan – kesalahan yang dilakukan PT. Sony
Indonesia, diantaranya:
• Perusahaan PT. Sony Indonesia kurang memposisikan karyawannya
sebagai subjek.
• PT Sony Indonesia dinilai berorientasi kepada profit semata, dan kurang
mengindahkan sosiokultur (pendekatan kultural) masyarakat Indonesia,
terbukti dengan terkesan ”memaksakan upaya” seperti yang di lakukan di
Jepang mengenai evaluasi produktivitas.
• Pemaksaan kebijakan baru di PT Sony Indonesia di tengah karyawan, dapat
menimbulkan banyak tekanan, dan meningkatkan stress di tengah
karyawan, yang berdampak kepada penurunan produktivitas.
• Pemanggilan terhadap management pabrik Sony Indonesia hanya bersifat
memberikan keterangan, dan tak mungkin dilakukan perubahan keputusan
hanya karena ancaman menteri. hal ini yang kurang dikomunikasikan
dengan baik oleh pihak management Sony Indonesia kepada karyawannya.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
• Keputusan diambil pada tingkat kantor pusat, karena menyangkut policy
diseluruh dunia dari Sony Corporation, sehingga proses sosialisasi yang
tidak cukup waktu, menyebabkan kebingungan an ketidaknyamanan yang
dipersepsikan oleh karyawan.
• PT Sony Indonesia kurang melakukan sosialisasi di tataran karyawan di
level bawah, dan terkesan menyamaratakan kebijakan dan etos kerja yang
dimiliki bangsa Jepang dibandingkan dengan bangsa Indonesia.
• Tidak ada sistem yang sempurna, berarti perubahan sistem menjadi suatu
keharusan untuk diperbaiki terus menerus. Sedangkan kebijakan bekerja
sambil berdiri guna meningkatkan produktivitas menjadi lebih baik, dirasa
sebagai kondisi yang dipaksakan dan mengindahkan elemen lain di tengah
karyawan, seperti: pertimbangan kepada karyawan berusia tua, dan
karyawati yang sedang hamil.
• Penerapan kebijakan (policy) perusahaan biasanya bertujuan untuk
keinginan bisnis (finansial) pengusaha semata, tanpa menghiraukan
psikologis buruh dan karyawan yang bekerja di tempat tersebut.
• Kesalahan dalam melihat faktor-faktor bisnis akan berakibat fatal bagi
perburuhan di Indonesia, alih – alih untuk meningkatkan daya saing
karyawan di mata dunia, tanpa mendengarkan keinginan karyawannya.
• Pola Komunikasi yang diterapkan oleh PT. Sony Indonesia terkesan One
way Communication, dan tidak membuka jalur dialog untuk mempertemukan
dua pendapat yang berbeda guna penyelesaian konflik ini.

3.b Klasifikasi Kasus Perubahan Sistem Kerja (Tingkat & Fokus Perubahan)
Klasifikasi kasus PT. Sony Indonesia berdasarkan pendekatan Chapter 3:
Buku Ongoing Crisis Communication, karya Coombs (2007: 38 - 39), dimana
analisa infomasi sama dengan penciptaan pengetahuan (information analysis
equals knowledge creation) adalah upaya pengumpulan informasi mengenai isu,
resiko, hubungan baik dengan stakeholder, yang mana analisa informasi yang ada
tadi akan menciptakan pengetahuan. Untuk penanganan kasus PT. Sony Indonesia
manajer krisis perlu membuat kriteria Fokus Perubahan pengukuran yang
bertujuan untuk mengevaluasi isu, resiko, dan tantangan reputasi, menjadi:
• Issues Threat Assessment
• Risk Threat Assessment
• Reputation Threat Assessment

Pada sub-bab ini, penulis memilih Issues Threat Assessment untuk menjawab
pertanyaan pada soal ini. Dimana langkah langkah penanganan fokus perubahan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
• Likehood
• Impact

(1) Likehood adalah peramalan atau memprediksi pemanfaatan isu sesuai


momentumnya, atau disebut juga dengan Forcasting (Peramalan krisis).
Dimana PT Sony Indonesia sebelum mulai menerapkan kebijakan baru tersebut
kepada karyawannya, harusnya sudah mampu memprediksi setiap
kemungkinan, sampai kemungkinan terburuk sekalipun.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
(2) Impact adalah dampak yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan
untuk menangani isu yang beredar dan demonstrasi yang terjadi, atau disebut
juga dengan Prevention (melakukan upaya pencegahan krisis).
Ketidakmampuan PT Sony Indonesia dalam mensosialisasikan dan
mengkomunikasikan kepada karyawan, maka berdampak kepada

Terkait dengan Klasifikasi Tingkat, maka krisis yang terjadi di PT. Sony
Indonesia yang di demonstrasi oleh karyawannya yang berimbas kepada
penutupan perusahaan tersebut di Indonesia, maka penulis memberikan penilaian
(score) dari 1 sampai 10, Kasus PT. Sony Indonesia adalah Tingkat 10, karena
kebijakan yang salah strategi yang mereka terapkan berdampak kepada penutupan
perusahaan tersebut di Indonesia.

3.c Strategi Penulis sebagai Corporate Communication


Penulis berpendapat, strategi komunikasi yang digunakan terkait perubahan
sistem kerja, diantaranya:
• Pemimpin Perusahaan PT. Sony Indonesia harus mampu mempengaruhi
keseluruhan element dalam organisasi dengan pola pikir bahwa perubahan
yang ingin dilakukan di perusahaan adalah sebagai peluang bukan
hambatan.
• Perusahaan harus mampu menjaga hubungan baik, kepercayaan (trust)
dengan karyawan, dan komitmen bersama agar perubahan yang ingin
dilakukan / sedang dilakukan tidak mnghadapi kendala berarti kedepannya.
• Perusahaan harus memposisikan karyawan sebagai subjek, yang dihormati,
dihargai, dan didengarkan, sehingga secara otomatis karyawan akan
memperhatikan dan mengikuti setiap sistem yang ingin dijalankan oleh
perusahaan.
• PT. Sony Indonesia harus melakukan pendekatan kultural disesuaikan
dengan iklim karyawan dan etos kerja didalamnya, sesuai dengan
sosiokultur di Indonesia.
• Strategi komunikasi PT. Sony Indonesia kepada karyawannya haruslah
bersifat terbuka, saling menghargai, agar tidak menimbulkan tekanan dan
stress kepada karyawan.
• Penerapan kebijakan baru haruslah dikomunikasikan dengan baik kepada
karyawan, dan diawal pelaksanaannya perlu dilakukan masa uji coba
terlebih dahulu, kemudian dievaluasi, apakah kebijakan tadi cocok dengan
kultur kerja di Indonesia ataukah tidak.
• Penerapan kebijakan baru diharapkan dibarengi dengan peningkatan salary
karyawannya, sebagai apresiasi kepada karyawan untuk lebih giat lagi
dalam bekerja, sehingga berimbas kepada produktivitas yang menyeluruh.
• Penerapan kebijakan baru PT. Sony Indonesia harus mampu menciptakan
ikatan kemanusiaan dan keterbukaan budaya kerja, yang akhirnya nanti
akan mendapatkan keuntungan produktivitas lebih tinggi sekitar 10 – 40 %
melebihi cara lainnya, dengan kepemimpinan yang sama.
• Sosialisasi strategi komunikasi secara menyeluruh difokuskan kepada
peningkatan pendapatan setiap karyawannya, dimana dengan peningkatan
produktivitas, maka akan semakin banyak produk yang dihasilkan, dan
berimbas kepada peningkatan kesejahteraan bagi seluruh karyawannya.

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam
Demikian makalah saya ini, semoga jawaban yang saya berikan cukup memadai
dan mampu menjawab setiap pertanyaan, sesuai dengan konteksnya, berdasarkan
berbagai literatur dan sumber buku yang penulis peroleh / miliki.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Coombs. W. Timothy. 2007. Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing, and
Responding. Terjemahan Chapter 8: Crisis Response hal 126 - 140. USA: Sage
Publications, Inc.

Nova, Firsan. 2009. Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis


Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wibowo. 2008. Manajemen Perubahan. Edisi kedua. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada – Rajawali Pers.

SUMBER INTERNET:
Antara News. 2010. Ekonom: Kasus Bobolnya BCA Harus Diinvestigasi. Melalui
http://antaranews.co.id/2010/01/antara-news-indonesia-one-click-away.html
[01/21/2010]

Bhamz, Kang. 2010. Kasus Toyota: Belajar dari Kesalahan. Melalui http://
kang_bhamz.blogdetik.com/2010/02/rumah-kecil-kita-kasus-toyota-belajar-dari-
kesalahan.html [02/20/2010]

Detik.com. 2010. Pembobolan ATM: Oknum Supervisor BCA Terancam Dipecat. Diketik
oleh: Aprizal Rahmatullah – detikNews. Melalui
http://detiknews.com/berita/pembobolan-atm-oknum-supervisor-bca-terancam-
dipecat.html [02/05/2010]

Sinar Harapan, Harian Umum Sore. 2010. Kasus Pembobolan ATM: Jangan Sampai
Picu Krisis. Diketik oleh Kristanto Hartadi. Melalui
http://sinarharapan.co.id/2010/02/kasus-pembobolan-atm-jangan-sampai-picu-
krisis.html [02/22/2010]

Sumut Post. 2010. BCA Blokir Rekening Nasabah. Melalui


http://www.hariansumutpos.com/2010/02/Depan/Berita-Foto/BCA-Blokir-
Rekening-Nasabah.html [02/05/2010]

Surya Online. 2010. Diblokir Kartu ATM Diganti Gratis. Melalui


http://suryaonline.co.id/kategori/surabaya_raya/diblokir-kartu-atm-diganti-
gratis.html [02/05/2010]

Suyanto, M. 2008. Proses Manajemen Strategis. Melalui


http://Suyantoconsulting.com/home/proses-manajemen-strategis.html
[09/08/2008]

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010


Sekolah Pasca Sarjana - Universitas Sahid
Soal & Jawaban UAS Take Home Exam

Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M. Eric Harramain


NIM : 200822320003
Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi
TA/ Semester : 2008-2009 Periode II / dua
Judul karya : Take Home Exam – Soal & Jawaban UAS

Dengan penuh kesadaran menyatakan bahwa :


1. Karya tulis / Makalah / Paper yang kami serahkan adalah benar - benar
merupakan hasil karya intelektual yang orisinil.
2. Karya tulis / Makalah / Paper yang dihasilkan ini telah mempergunakan
sumber ilmiah dengan tata cara pengutipan sumber yang benar sebagaimana
berlaku dikalangan ilmiah
3. Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan, kesalahan, dan ditemukan praktek
penjiplakan disengaja ataupun tidak, maka karya ilmiah tersebut dapat
dibatalkan sepihak oleh pihak program dan segala konsekuensinya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab siswa yang bersangkutan.

Jakarta, 23 Februari 2010


Yang membuat karya ilmiah,

(M. Eric Harramain)

UAS Management Komunikasi Korporasi – 2010

You might also like