You are on page 1of 11

“…LETS Learn Part of Our Face…”

A. Perkembangan Bermain Anak 4-5 Tahun


Oberlander (2002) menyatakan bahwa usia 4-5 tahun adalah usia
berkembang secara social, mental, dan fisik. Interaksi anak bersama teman-teman
sebaya sangat mendukung perkembangannya. Si kecil belajar bukan hanya
bermain menurut aturan melainkan juga meniru hal-hal lain yang berbeda dengan
dirinya. Hal yang dapat dilakukan adalah memperluas pengetahuannya tentang
kehidupan dan membantunya menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar
rumah, salah satunya dengan bermain.
Bermain dalam usia ini adalah tahapan social dimana pada masa ini anak
sampai pada kemampuan untuk bergabung bersama satu atau lebih teman dan
membentuk kelompok bermain dengan tujuan bersama (Lubis, 2001). Anak-anak
usia ini biasanya dapat mengikuti aturan menunggu giliran dan mengambil peran
atau berbagi mainan.
Hurlock (1991) menambahkan bahwa dengan bertambahnya jumlah
hubungan social, kualitas permainan mereka menjadi lebih social pada saat anak
mencapai usia sekolah, kebanyakan permainan mereka adalah social. Kegiatan
bermain bersama saat mereka telah diterima dalam suatu kelompok dan
bersamaan dengan itu mereka diberi kesempatan untuk belajar bermain dengan
cara social.
Stenberg, Hughes, dan Piaget (Sudono, 2000) menggambarkan karakteristik
perkembangan bermain anak usia 4-5 tahun.
USIA 4 TAHUN
1. Karakteristik fisik
a. Spontan dan aktif
b. Menunjukkan peningkatan yang cukup jelas dalam penggunaan alat
manipulative dan konstruktif
c. Bereksperimen dengan jari dan lengan
d. Lari berjingkat dengan satu kaki
e. Berdiri di atas satu kaki selama 8 detik
f. Dapat mengikat tali sepatu
2. Karakteristik kehidupan emosi dan social
a. Sangat antusias
b. Lebih menyukai bekerja dengan 2-3 teman yang dipilih sendiri
c. Dapat membereskan alat permainannya
d. Tidak menyukai bila dipegang tangannya
e. Ada kecenderungan berlari bebas di halaman sekolah
f. Ada keinginan untuk membawa pulang barang milik sekolah
g. Menyukai hasil pekerjaannya dan selalu ingin membawanya pulang
3. Karakteristik kemampuan mental
a. Imajinatif dan senang melukis
b. Mampu menerangkan arti gambar-gambar
c. Menyukai dramatisasi
d. Mengarang lagu sambil bermain
e. Dapat diajak berdiskusi
f. Sering mengajukan pertanyaan “kenapa, bagaimana, apa”
4. Kebutuhan anak usia 4 tahun
a. Memerlukan petunjuk yang jelas, ada keterbatasan, arahan, dan terkendali
dengan sikap guru yang tegas dan halus
b. Pengawasan untuk pengamanan harus ketat dan peraturan diulang tiap
hari
c. Rutinitas yang sederhana dengan pilihan yang tidak terlalu banyak
d. Situasi social yang memungkinkan ia memuji dirinya sendiri untuk
bergaul dengan 2-3 orang anak
e. Belajar bergantian
f. Latihan koordinasi motor
g. Sadar akan kenyataan melalui dramatisasi dan eksplorasi panca inderanya
h. Mendapat kejelasan melalui pengalaman manipulatif tentang yang nyata
dan tidak
i. Dapat mengelompokkan atau mengklasifikasi dengan satu sifat
j. Banyak melibatkan guru dalam kegiatan kreativitas

USIA 5 TAHUN
1. Karakteristik fisik
a. Gerakan lebih tangkas dan melangkah tegap
b. Dapat menulis nama sendiri
c. Menulis bilangan maupun huruf dengan ukuran besar
d. Berdiri dengan satu kaki lebih dari 8 detik
e. Melepas dan memakai baju tanpa bantuan
f. Lari berjingkat dengan dua kaki bergantian
g. Menatap tanpa berkedip
h. Mampu menyanyi dengan suara jelas
i. Menulis lambang bilangan dengan terbalik
j. Dapat mengikat tali sepatu sendiri
2. Karakteristik emosi
a. Usia 5 tahun ditandai dengan sifat anak baik
b. Senang di rumah berada dekat sang ibu
c. Ingin diberitahu tentang apa saja
d. Penurut dan suka membantu
e. Terlihat gembira pergi dan pulang sekolah
f. Kadang malu dan sukar untuk bicara
g. Semua terlihat mudah walau sang anak belum mencoba
h. Menyukai memakai pakaian orang dewasa
i. Bermain kelompok dengan 2-5 orang teman
j. Persahabatan anak makin erat
k. Mampu berkompetisi dengan anak lain
l. Berminat dalam karyawisata
3. Karakteristik mental
a. Siap untuk bekerja kelompok
b. Dapat menghitung hingga 20, dan memahami bagian-bagian huruf
c. Mulai mengenal kata-kata baru
d. Pendengar yang baik dan mampu melakukan sesuai instruksi
e. Mudah terganggu konsentrasi
f. Menggambar orang dengan bagian-bagian tubuh, kaki, tangan, badan,
kepala, mata, telinga
g. Dapat mencontoh gambar segitiga, bujursangkar, segi empat dengan garis
patah-patah
h. Mengetahui warna dan mampu menyebutkan nama warna
i. Menyukai kegiatan menggunting, menempel, dan membuat kreasi
tertentu.
j. Tertarik pada asal usul dan cara pembuatan suatu benda
k. Dapat melukis dengan idenya sendiri dengan gambar yang sederhana dan
berukuran besar
l. Subjek gambar berupa rumah, orang, binatang, perahu, mobil, atau
pemandangan
m. Selalu memulai dengan “satu” dalam menghitung
4. Kebutuhan anak usia 5 tahun
a. Membutuhkan pengalaman yang menggunakan gerakan motorik kasar
yang bebas
b. Tugas-tugas motorik yang menggunakan panca indera dan
mengembangkan keterampilan arah dan ruang
c. Menyukai kebebasan untuk menggunakan dan mengembangkan
kekuatannya
d. Menyukai bekerja bersama seorang teman maupun berkelompok
e. Membutuhkan pengalaman nyata dalam berkaryawisata
f. Pelatihan dasar untuk berbagi pekerjaan sebagai bagian dari kebiasaan
bekerja

B. Bermain Sosial
Rachmani (2001) menjelaskan bahwa anak usia 4-5 tahun sudah mulai dapat
bekerja sama dengan baik, mereka juga mulai dapat berempati, mengembangkan
persahabatan, senang mengalah untuk teman, dan belajar memahami aturan dalam
pergaulan. Erikania (2001) menambahkan bahwa anak usia 4-5 tahun mulai
meninggalkan permainan yang bersifat soliter atau bermain sendiri dan lebih
menyukai permainan yang dimainkan bersama-sama teman sebaya. Kemampuan
ini makin diperkaya dengan cara bicara yang lebih baik dan mulai mengenal
lingkungan social yang lebih luas. Permainan social adalah permainan yang
melibatkan interaksi social dengan teman-teman sebaya.
Bateson (Santrock, 2002) mengmukakan bahwa permainan dengan teman
sebaya meningkat secara drastic selama tahun-tahun prasekolah. Bentuk lain
permainan social adalah permainan kasar dan kacau. Pola-pola gerakan
permainan yang kasar dan kacau seringkali sama dengan permainan yang bersifat
permusuhan, seperti berlari, mengejar, bergulat, melompat, terjatuh, dan
memukul. Namun, perilaku tersebut juga ditandai dengan gerakan tertawa,
gerakan-gerakan aktif, dan tangan terbuka yang menunjukkan mereka senang
dengan permainan tersebut.

C. Manfaat Bermain
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dan dipelajari sang anak melalui
kegiatan bermain baik secara individu maupun berkelompok, antara lain:
1. Manfaat bagi perkembangan fisik anak
Anak mampu mengasah kekuatan otot dan keterampilan fisiknya, seperti
mengembangkan kepekaan indera, latihan keterampilan motorik kasar dan
halus, serta sebagai wadah menyalurkan energy fisik yang terpendam.
2. Manfaat bagi perkembangan intelektual anak
Bermain membantu anak memahami dunia sekitar melalui kegiatan
menyelidiki dan menemukan sesuatu, serta mencoba hubungan sebab akibat.
Bermain juga dapat mengembangkan kemampuan intelektual anak dalam
berfikir, memperkaya informasi dan pengetahuan anak, juga kesempatan
untuk mencari pemecahan terhadap berbagai persoalan yang ditemuinya
dalam bermain. Hal tersebut akan membangun kemampuan kognitif anak
dalam mengidentifikasi, berkonsentrasi, mengklasifikasi, dan menarik
kesimpulan.
3. Manfaat bagi perkembangan emosi anak
Melalui kegiatan bermain, anak dapat menumpahkan seluruh perasaannya,
seperti marah, takut, sedih, cemas, maupun gembira. Karena dengan demikian
selain sebagai sarana pelampiasan emosi, kegiatan bermain juga dapat sebagai
wadah relaksasi. Bermain juga memberi kesempatan kepada anak untuk
menimbulkan rasa percaya dirinya. Anak juga bebas untuk menyalurkan
fantasinya sehingga dapat menetralisir berbagai emosi negative yang ada pada
dirinya seperti rasa takut, marah, dan cemas.
4. Manfaat bagi perkembangan social anak
Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan sikap social, seperti
belajar bekerjasama, bersabar menunggu giliran, berbagi, bersikap sportif,
belajar berkomunikasi, berorganisasi, belajar menghargai orang lain dari
perbedaan-perbedaan yang ada, serta belajat mencapai harmonisasi melalui
kegiatan kompromi dengan orang lain.
DESKRIPSI ALAT PERMAINAN

“Lets learn Part of Our Face”

 Nama : Lets Learn Part of Our Face

 Karakteristik Permainan
- Kategori : group activity
- Durasi : 10 – 15 menit
- Jumlah pemain : 6 – 8 orang (usia di bawah 6 tahun / 4 – 5 tahun)

 Bahan dan Alat


- 15 – 30 lembar gambar jejak kaki
- 3 lembar gambar tubuh tanpa bagian-bagian wajah (gabus/papan/karton)
- 3 set crayon
- 3 lembar poster sederhana bagian-bagian wajah

 Tujuan Permainan
- Anak-anak belajar mengenal bagian-bagian wajah (meliputi alis, mata,
hidung, dan mulut).
- Melatih kekuatan otot motorik kasar anak, terutama melalui kegiatan
meloncat.
- Mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak melalui kegiatan menggambar
bagian-bagian wajah (meliputi alis, mata, hidung, dan mulut) pada gambar
yang tersedia.
- Mengajarkan anak untuk saling bekerja sama, kekompakan, dan membagi
tugas, serta mengikuti aturan main.
 Aturan Permainan
- Anak diminta untuk mengambil hanya satu warna krayon untuk tiap bagian
wajah. Krayon yang sudah dipakai tidak boleh dipakai lagi.
- Tiap anak harus meloncat dengan dua kaki di atas gambar jejak-jejak kaki.
- Anak yang menggambar dua/lebih bagian wajah sekaligus dianggap gugur.

 Prosedur Permainan
- Sesi belajar
- Anak akan diajak mengenal bagian-bagian wajah yang meliputi alis, mata, hidung,
dan mulut (menggunakan poster wajah sederhana).
- Sesi bermain
a. Pertama, anak dibagi dalam tiga kelompok yang beranggotakan 2 orang
per kelompok. Semua anak berada di pos awal. Tiap anak dapat berperan
menjadi pelukis dan peloncat secara bergantian.
b. Salah seorang anak di pos awal diminta untuk mengambil sebuah krayon
yang telah disediakan, kemudian membawanya ke pos akhir dengan jalan
meloncat (dua kaki) di atas gambar jejak kaki.
c. Setiba di depan gambar anak tanpa wajah, anak tadi harus menggambar
salah satu bagian wajah yang telah diajarkan (alis, mata, hidung, atau
mulut), kemudian kembali ke pos awal dengan meloncat.
d. Selanjutnya pemain kedua diminta untuk melakukan hal yang sama dan
kembali bergantian hingga semua bagian wajah telah digambar.
e. Tim yang paling cepat menyelesaikan gambar “wajah”-nya dan dinilai juri
memiliki kekompakan dianggap sebagai pemenang ^0^
 Manfaat Permainan
- Manfaat intelektual
a. Bermain Lets Learn Part of Our Face diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan intelektual anak, memperkaya informasi dan pengetahuan
anak tentang bagian-bagian wajah yang sederhana (meliputi alis, mata,
hidung, dan mulut).
b. Mengajarkan anak untuk focus pada proses penyelesaian masalah dalam
permainan yang dilakukan.
- Manfaat kreativitas
a. Permainan ini juga memberi kesempatan kepada anak untuk menimbulkan
rasa percaya dirinya. Anak juga bebas untuk menyalurkan fantasinya
dalam menggambar bagian-bagian wajah sehingga dapat menetralisir
berbagai emosi negative yang ada pada dirinya seperti rasa takut, marah,
dan cemas.
b. Permainan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kreativitas anak
dalam penggunaan warna saat menggambar bagian-bagian wajah.
- Manfaat keterampilan fisik
a. Anak mampu mengasah kekuatan otot kaki dan keterampilan fisiknya,
latihan keterampilan motorik kasar dan halus, latihan keseimbangan, serta
sebagai wadah menyalurkan energy fisik yang terpendam melalui kegiatan
meloncat dan menggambar.
b. Anak dilatih untuk melakukan koordinasi mata dengan gerakan tubuhnya
terutama gerakan kaki saat meloncat agar tidak jatuh.
- Manfaat interaksi social
a. Melalui kegiatan bermain, anak diharapkan dapat mengembangkan sikap
social, seperti belajar bekerjasama, bersabar menunggu giliran, berbagi,
bersikap sportif, belajar berkomunikasi, dan berorganisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Erikania, J. 2001. Mainan dan Permainan. Jakarta: PT. Gramedia.

Hurlock, E.B. 1991. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Lubis, E.N. 2001. Memory Games: Permainan untuk Meningkatkan Daya Ingat.
Ayahbunda. Page 32.

Oberlander, J.R. 2002. Slow and Steady Get Me Ready. Buku Pedoman
Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Gtamedia.

Rachmani, I.F. 2001. Si 5 Tahun: Jadi Anggota. Ayahbunda. Page 130.

Sudono. 2000. Sumber Belajar Alat Perdamaian untuk Pendidikan Usia Dini.
Jakarta: Gresindo.

Santrock, J.W. 2002. Life_Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:


Erlangga.

You might also like