You are on page 1of 36

Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

gambaran umum dan kondisi


wilayah kabupaten tanjung
jabung timur
2.1. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung
Timur
2.1.1 Administrasi

Kabupaten Tanjung Jabung Timur


dengan Ibu Kota Muara Sabak merupakan
salah satu Kabupaten baru, dari sembilan
kabupaten dalam Provinsi Jambi, yang terbentuk sebagai daerah pemekaran baru
berdasarkan Undang-Undang No.54 Tahun 1999. Kabupaten Tanjung Jabung
Timur merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Tanjung Jabung yang
terbagi dua menjadi Tanjung Jabung Timur dan Timur.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak di bagian timur Provinsi Jambi,
dan termasuk dalam Kawasan Pantai Timur Jambi, karena sebagian besar wilayah
pantai di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara
geografis, Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak pada koordinat 103o 23’
sampai 104o 31’ Bujur Timur, dan 00 o 53’ sampai 01o 41’ Lintang Selatan,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara: dengan Laut Cina Selatan.
• Sebelah Selatan: dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Sumatera
Selatan.
• Sebelah Barat: dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten
Muaro Jambi.
• Sebelah Timur: dengan Laut Cina Selatan.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 1


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 5.445 Km2. Untuk
lebih jelasnya wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dapat dilihat pada
Gambar 2.1.1 dibawah ini.

2.1.2 Iklim

Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar


terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun non pertanian.
Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan karakteristiknya,
karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk kawasan. Dalam hal ini
kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan
curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100
mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April,
sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus. Rata-rata
keadaan iklim di wilayah perencanaan dan sekitarnya disajikan pada Tabel
II.1.1.
TABEL II.1.1
RATA-RATA IKLIM DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
DAN SEKITARNYA TAHUN 1987 – 1997
U N S U R I K L IM
NO BULAN SUHU ( 0
LM PENYINARAN KEC. ANGIN
CH (MM) HH (HR) HUM (%)
C) (%) (KNOT)
1 Januari 205,18 10 26,50 82, 00 26, 00 0,40
2 Februari 175,00 13 25,05 83, 00 22, 00 0,40
3 Maret 265,09 15 26,55 80, 00 20, 00 0,40
4 April 280,00 15 27,20 80, 00 32, 00 0,40
5 Mei 190,55 16 26,55 82, 00 43, 00 0,30
6 Juni 97,45 10 27,35 80, 00 43, 00 0,50
7 Juli 87,18 7 26,70 83, 00 40, 00 0,40
8 Agustus 103,27 8 26,45 81,50 38, 00 0,50
9 September 123,27 7 27,10 81, 00 28, 00 0,50
10 Oktober 222,27 13 27,05 82, 00 37, 00 0,40
11 November 239,55 16 27,05 83,50 36, 00 0,40
12 Desember 273,82 17 26,65 84,50 25, 00 0,30
2.262,6 12 26,68 81,88 32,50 0,41
4
Sumber : BMG Sultan Thaha, Tahun 1987 – 1997.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 2


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 3


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Gambar 2.1.1
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur

A. Curah Hujan

Rata-rata curah hujan tahunan di kawasan perencanaan cukup tinggi yaitu


sebesar 2.262,64 mm/tahun dengan curah hujan tertinggi sebesar 280 mm
terjadi pada bulan April dan terendah sebesar 87,18 mm terjadi pada bulan
Juli.
B. Penyinaran Matahari
Rata-rata penyinaran matahari bulanan adalah 32,50 % dengan lama
penyinaran tertinggi sebesar 43 % terjadi pada bulan Mei dan Juni, penyinaran
terendah sebesar 20 % terjadi pada bulan Maret dan umumnya penyinaran
matahari berkisar antara 6 – 8 jam perhari.
C. Temperatur Udara
Temperatur udara rata-rata tahunan adalah 26,680 C, dengan temperatur
tertinggi tercatat sebesar 32,60 C yang terjadi pada bulan Juni, terendah
tercatat sebesar 20,100 C terjadi pada bulan Februari.
D.Kelembaban Udara

Kelembaban udara rata-rata tahunan adalah 81,88 % dengan kelembaban


tertinggi sebesar 98 % terjadi pada bulan Desember, terendah sebesar 62 %
terjadi pada bulan April.

2.1.3 Geologi

Bersumber dari Peta Geologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan


Geologi Bandung, kondisi batuan geologi di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dapat dikelompokan dalam beberapa Formasi Geologi antara lain Formasi
Aluvium (Qal), Formasi Palembang Anggota Atas (QTPU) dan Formasi Palembang
Anggota Bawah (TPPP).
1. Endapan Permukaan (Qal)
Endapan permukaan atau Aluvium terutama di daratan bagian timur dan kiri
– kanan Sungai Batanghari. Endapan Aluvium ini merupakan bagian terluas
dari seluruh jenis formasi yang ada. berdasarkan formasi geologinya seluruh
kawasan berada pada Formasi Aluvium (Qal). Endapan Aluvium terdiri dari

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 4


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

bahan batu pasir dan batu kerikil, yang penyebarannya hampir di semua
kecamatan.

2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen ini terdiri dari :
a. Formasi Palembang Atas (QTPU)
Formasi Palembang tersusun dari tufa batu apung yang bersifat masam,
berwarna abu kebiru-biruan dengan sisipan bentonit dan lignit. Kayu yang
membantu sering ditemukan pada formasi ini, berumur Plioplistosen.
b. Formasi Palembang Atas (TPPP)
Merupakan batu pasir berwarna abu muda, batu lempung berwarna biru
muda dan lignit. Batu lignit merupakan 10 % dari ketebalan formasi ini.
Berumur Mioplistosen, bersifat masam.

Untuk lebih jelasnya kondisi geologi wilayah perencanaan dapat dilihat


pada Gambar 3.1.2 dibawah ini.

2.1.4 Fisiografi Kawasan

Kawasan studi membentuk geometrik lahan yang rendah dengan


ketinggian antara 0 – 10 m dpl. Bentang lahannya terdiri atas satuan fisiografi
utama daerah alluvial luas yang landai sampai datar dan berasosiasi dengan
saluran drainase alam. Pola drainase permukaan di dataran ini membentuk pola
yang terpusat menuju sungai utama (Sungai Batanghari), dimana hal ini
merupakan salah satu ciri dataran alluvial yang luas. Dataran yang berasosiasi
dengan saluran drainase utama merupakan dataran alluvial yang sudah
berkembang dan dicirikan dengan adanya tanggul sungai, danau dan rawa
belakang (back swamp). Berdasarkan sistem klasifikasi lahan dari Dessaunetts
(1977) fisiografi lahan di kawasan studi dapat dikelompokan kedalam sistem
alluvial yang dapat dipecah kedalam beberapa satuan lahan antara lain :
• Lembah Aluvial (A.202)

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 5


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Merupakan daerah rendah dari dataran alluvial, terjadi genangan secara


periodik, sehingga dicirikan dengan tanah-tanah yang horizon bawahnya
dipengaruhi oleh air. Vegetasi umumnya berupa kayu, semak, padi, palawija,
pinang, kelapa dan tanaman perdu lainnya. Jenis tanah dominan alluvial,
gleisol serta asosiasinya.
• Tanggul Sungai (A. 206)
Merupakan daerah tanggul diantara sungai dengan daerah belakangnya,
umumnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan tidak pernah tergenang
kecuali pada saat banjir tertentu. Vegetasi umumnya berupa kayu, semak,
padi, kacang-kacangan, palawija, pinang, kelapa dan tanaman perdu lainnya.
Jenis tanah dominan alluvial serta asosiasinya.
• Rawa Belakang (A. 101)
Merupakan daerah yang berada di belakang tanggul sungai, daerah ini
umumnya menampung air hujan dan luapan air sungai saat banjir besar,
sehingga dapat dipastikan hampir setiap saat dalam keadaan tergenang
kecuali telah dilakukan perbaikan drainase. Ditumbuhi oleh vegetasi rawa,
semak, padi, tanaman perdu serta tanaman air lainnya. Jenis tanah dominan
gleisol. Organosol/gambut serta asosiasinya.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi fisiografi wilayah perencanaan
dapat dilihat pada Gambar 2.1.3 dibawah ini.

2.1.5 Topografi

Kawasan studi yang sebagian secara topografi, seluruh kawasan


mempunyai kelerengan antara 0 – 3 % (datar). Kondisi ini mempunyai drainase
sangat terhambat sampai terhambat sehingga menjadi faktor kendala bagi
pengembangan budidaya pertanian. Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai
kawasan pertanian dengan syarat input drainase, yang berfungsi juga sebagai
saluran irigasi karena adanya pengaruh arus pasang. Berdasarkan hasil studi
serta pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya, semua elevasi di daerah
rawa-rawa sepanjang Sungai Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian
yang sama, yaitu dalam meter di atas Project reference Level (m + PRL). Acuan
ketinggian di kawasan perencanaan diambil dari ketinggian BM (Bench Mark) BK
63. Untuk lebih jelasnya mengenai ketinggian wilayah perencanaan dapat dilihat
pada Gambar 2.1.4 dibawah ini.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 6


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

2.1.6 Hidrologi

Wilayah timur Provinsi Jambi merupakan bagian dari kawasan pantai timur
Sumatera yang ditunjukan dengan ciri-ciri tenggelamnya dataran rendah
dibawah permukaan pada zaman QuarterTua. Oleh sebab itu wilayah ini agak
datar dan keadaan tata airnya dikendalikan oleh gradient sangat kecil sehingga
drainase terhambat dengan akibat penggenangan yang luas dan bersifat
permanen membentuk rawa-rawa.

Bentuk wilayah wilayah perencanaan (Kecamatan Muara Sabak Timur,


Rantau Rasau, Berbak, Nipah Panjang dan Kecamatan Sadu) merupakan dataran
landai. Wilayah ini merupakan cekungan yang membentuk rawa belakang yang
jenuh air sehingga air tidak dapat menembus tanah atau mengalir sebagai run
off , sehingga air terjebak berupa rawa. Air permukaan di kawasan studi menjadi
masalah terutama pada musim penghujan yang menggenangi areal permukiman
dan lahan pertanian. Berdasarkan bentuk wilayah tersebut kawasan studi pola
aliran permukaan air menjadi daerah yang tergenang periodik dan selalu
tergenang. Berdasarkan daerah tangkapan hujan atau daerah Aliran Sungai
(DAS), Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbagi atas 5 DAS, yaitu DAS
Mendahara, DAS Lagan, DAS Batanghari, DAS Air Hitam dan DAS Benuh,
sedangkan wilayah perencanaan termasuk dalam DAS Batanghari dan DAS
Benuh.

DAS Batanghari hampir mencakup seluruh Provinsi Jambi. Sungai ini


merupakan sungai terbesar dan terpanjang di kawasan pantai timur. Dibagian
hilir sungai bercabang dua yaitu Sungai Batanghari yang arahnya ke Muara
Sabak dan cabang satu lagi yaitu Sungai Berbak mengarah ke Nipah Panjang.
Sungai ini merupakan urat nadi transportasi di Provinsi Jambi maupun di kawasan
pantai timur.

Beberapa sungai besar lain yang mengalir di kawasan studi adalah Sungai
Pamusiran, Sungai Sadu, Sungai Simpang Jelita dan Sungai Simpang Datuk,
sedangkan berdasarkan geometrik sungai berbentuk meandering (berkelok-
kelok) dan pada sepanjang kedua tanggulnya dimanfaatkan sebagai pemukiman
dan lahan pertanian.

A. Pasang Air Laut

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 7


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Tinggi muka air di kawasan perencanaan ditentukan oleh pasang surut air
laut, air pasang sepanjang pantai Selat Berhala dibedakan atas tipe pasang kecil
dan pasang besar.
• Pasang Kecil (pasang perbani).
• Pasang Besar (pasang purnama)

Gambar 2.1.2

Peta Geologi Wilayah Perencanaan

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 8


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Gambar 2.1.3

Peta Fisiografi

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 9


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Gambar 2.1.4

Peta Topografi

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 10


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Tinggi muka air di daerah ini ditentukan oleh pasang surut air laut. Selama
pasang kecil (pasang perbani, neap-tide) pasang surut di kawasan perencanaan
berpola semi diurnal, dengan 2 kali air pasang dan 2 kali air surut setiap harinya,
sedangkan selama pasang besar (pasang purnama, spring-tide) pasang surut
menjadi diurnal, dengan hanya satu kali pasang dan surut pada setiap hari.
Perbedaan elevasi air tertinggi dan air terendah (tidal range) bervariasi antara 2
meter pada pasang kecil sampai 3,50 meter pada pasang besar. Pada musim
hujan muka air rata-rata di muara sungai 10 sampai 30 cm lebih tinggi dari muka
air pada musim kemarau. Variasi musiman ini akan bertambah lebih tinggi dari
muara ke hulu sungai. Berdasarkan tata air kawasan perencanaan dapat
dibedakan menjadi kawasan tergenang periodik dan tergenang terus menerus.
Kawasan perencanaan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan yang
tergenang terus menerus.

B. Fluktuasi Pasang Surut di Sungai dan Saluran


Fluktuasi pasang surut di sungai berangsur-angsur melemah semakin jauh dari
pantai. Elevasi air rendah harian bertambah, sedangkan elevasi air tinggi tidak
banyak berpengaruh. Selama waktu aliran tinggi (banjir) di Sungai Batanghari
hampir tidak ada fluktuasi pasang yang terjadi di sebelah hulu (Simpang).

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 11


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

A. Tinggi Muka Air Banjir


Perkiraan tinggi muka air tertinggi di Sungai Batanghari, Pamusiran dan
Berbak berdasarkan data pengamatan pendek tahun 1995/1996 yang
diperlihatkan pada Tabel II.1.2.

TABEL II.1.2
TINGGI MUKA AIR (DALAM M + PRL)
JARAK MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
SUNGAI PASAN
DARI
DAN G PASAN RATA SURU RANG PASAN RATA SURU RANG
MUARA
LOKASI SURUT G 2
T E G 2
T E
SUNGAI
Sungai
Batanghari
Pertemuan 61 Km Purnam +2,50 +1,90 +1,00 1,50 +2,40 +1,50 +0,30 2,10
Berbak a +2,30 +1,90 +1,20 1,10 +2,20 +1,50 +0,50 1,70
Rata- +2,20 +1,90 +1,50 0,70 +2,10 +1,50 +0,90 1,20
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : +3,30
Pertemuan 41 Km Purnam +2,50 +1,60 +020 2,30 +2,40 +1,30 -0,40 2,80
Pamusiran a +2,30 +1,60 +0,50 1,80 +2,20 +1,30 -0,10 2,30
Rata- +2,20 +1,60 +1,00 1,20 +2,10 +1,30 +050 1,60
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : +3,10
Sungai
Pamusiran
Pamusiran 31 Km Purnam +2,30 +1,50 0,00 2,30 +2,20 +1,20 -0,60 2,80
AWLR a +2,20 +1,50 +0,30 1,90 +2,00 +1,20 -0,30 2,30
Rata- +2,10 +1,50 +1,80 1,30 +1,90 +1,20 +0,30 1,60
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : 2,80
Sungai
Berbak
Nipah 0 Km Purnam +2,50 +1,30 -0,80 3,30 +2,40 +1,10 -0,10 3,50
Panjang a +2,30 +1,30 -0,40 2,70 +2,20 +1,10 -0,70 2,90
Rata- +2,20 +1,30 +0,30 1,90 +2,10 +1,10 +000 2,10

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 12


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum :
Sumber : Pedoman O & P Buku II Jaringan Reklamasi Rawa Rantau Rasau, 1998

B. Kualitas Air Dan Rembesan Air Laut


Selama musim kemarau rembesan air laut mencapai areal kawasan studi
melalui Sungai Berbak, Sungai Batanghari dan Sungai Pamusiran serta
saluran-saluran drainase/irigasi. Selama hal tersebut berlangsung air tidak
dapat dipergunakan untuk air minum atau untuk air tanaman. Tetapi air asin
tidak berbahaya untuk tanaman yang tidak diirigasi dan juga tidak
memepengaruhi air tanaman. Akibat pencucian dan drainase lahan, kualitas
air saluran menjadi asam dan berwarna hitam, khususnya di awal musim
hujan antara bulan September – Oktober. Air ini kurang cocok untuk
keperluan air minum dan juga tidak baik dipakai untuk irigasi tanaman. Untuk
lebih jelasnya mengenai kondisi hidrologi pada wilayah perencanaan dapat
dilihat pada Gambar 2.1.5 dibawah ini

Gambar 2.1.5

Peta Hidrologi

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 13


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

2.1.7 Hidro-topografi dan Drainabilitas

Kawasan studi yang sebagian besar wilayahnya berada di Delta Berbak


yang dipengaruhi oleh pasang surut dalam pengembangan budidaya
pertaniannya, selain jenis tanah yang ada di kawasan perencanaan, yaitu tanah
aluvial, gleisol dan organosol dengan tingkat kesuburan rendah juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi hidro-topografi dan drainabilitas.

A. Hidro-topografi

Yang dimaksud dengan hidro-topografi adalah elevasi keadaan di kawasan


dikaitkan dengan ketinggian muka air pasang surut di saluran terdekat
dengan kawasan ini. Hidro-topografi menetapkan apakah irigasi pasang surut
dimungkinkan di kawasan ini atau tidak dan sangat dipengaruhi oleh cara-
cara pengelolaan air yang diperoleh di kawasan. Ada 4 kategori dapat
dibedakan seperti yang dijelaskan di bawah ini.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 14


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

1. Kategori A :
Daerah ini terluapi air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari
siklus pasang purnama baik musim hujan maupun musim kemarau.
Umumnya daerah ini daerah yang paling rendah yang dekat dengan
sungai atau saluran besar. Daerah ini cocok untuk padi sawah. Jika air
saluran tidak dipengaruhi instrusi air laut/asin pada musim kemarau,
kemungkinan dapat bertanam padi dua kali.

2. Kategori B :
Sama dengan kategori A tetapi daerah ini terluapi air pasang surut hanya
pada musim hujan saja, sehingga umumnya tidak mungkin dapat tanam
padi dua kali dalam setahun, karena dimusim kemarau akan kekurangan
air.

3. Kategori C :
Daerah ini tidak secara tetap terluapi oleh pasang tinggi. Elevasi lahan
sampai maksimum 50 cm di atas ketinggian air pasang. Muka air tanah
masih dipengaruhi oleh fluktuasi muka air saluran. Daerah ini cukup baik
untuk tanaman keras tetapi agak kurang cocok untuk padi.

4. Kategori D :
Daerah ini sama sekali tidak terpengaruh air pasang surut. Paling cocok
untuk tanaman keras.

Dikarenakan belum adanya data dan peta yang lengkap mengenai Hidro-
topografi di kawasan perencanaan, belum dapat disajikan Peta Hidro-
Topografi.

B. Drainabilitas

Drainabilitas adalah kedalaman di bawah permukaan tanah sampai dimana


permukaan air tanah dapat di drain selama musim pertumbuhan (kecuali
selama masa curah hujan sangat tinggi). Drainabilitas khususnya penting
untuk menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman lahan kering dan
tanaman perkebunan, tetapi padi sawah juga memerlukan drainase dari
waktu ke waktu. Ada tiga klas drainabilitas, yaitu :
1. Drainabilitas < 30 cm : drain yang sangat buruk, jika tidak ada
peningkatan area ini tidak dipakai untuk pertanian, juga tidak untuk padi.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 15


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

2. Drainabilitas 30 – 60 cm cukup untuk tanaman padi dan palawija, tapi


tidak untuk tanaman perkebunan (kecuali yang ditanam ditanah
gundukan)
3. Drainabilitas > 60 cm : cukup untuk tanaman padi, palawija dan tanaman
perkebunan.

2.1.8 Tanah

Kebanyakan tanah di kawasan studi adalah tanah liat rawa dengan tekstur
tanah yang halus sampai sedang dan ditutupi oleh lapisan tanah organik yang
tebalnya bervariasi dari dangkal sampai dalam. Pada umumnya tanah liat
mengandung bahan asam sulfat atau pirit pada berbagai kedalaman. Untuk
perkembangan pertanian karakteristik tanah yang paling penting adalah :

• Kedalaman Pirit
Di sebagian besar kawasan studi terdapat tanah dengan bahan sulfat atau
pirit pada kedalaman kurang dari 1 meter di bawah permukaan. Dalam
keadaan terendam pirit tidak membahayakan pertanian, namun jika elevasi
muka air tanah turun hingga di bawah batas permukaan pirit akan terkena
udara dan mulai teroksidasi. Proses ini akan melepas sebagian besar asam,
besi beracun (Fe2+) dan alumunium.

• Kedalaman Bahan Organik : Tanah Bergambut (Muck Soil) dan Tanah Gambut
(Organosol)
Lapisan tanah organik sebagian besar sangat tidak terduga dan mempunyai
karakteristik fisik yang merugikan. Disamping kedalaman juga kualitas
lapisan organik menjadi penting, demikian juga jumlah mineral yang
dikandungnya. Pada umumnya tanah bergambut dapat ditanami padi atau
palawija, tetapi tanah gambut mempunyai kesuburan terlalu rendah untuk
tanaman tahunan dan hanya dapat ditanami tanaman perkebunan.

• Permeabilitas dan Derajat Kematangan


Kebanyakan lahan di kawasan studi sedang dalam proses reklamasi dan
berangsur-angsur matang. Tanah lapisan atas hanya sebagian atau setengah
matang dan sangat mudah ditembus (permeabilitas tinggi). Sulit untuk
mempertahankan lapisan air di atas lahan ini untuk keperluan petumbuhan
padi, khususnya di daerah yang tinggi dimana air mudah merembes dari

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 16


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

sawah ke saluran drain. Lahan dengan lapisan atas yang hanya setengah
matang juga kurang efektif untuk penyiapan lahan. Perlu dipertimbangkan
bahwa pada kedalaman yang lebih besar di bawah permukaan, permeabilitas
akan berkurang.

• Jenis Tanah
Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu
tanah-tanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut.
Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat
Penelitian Tanah PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik,
Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik dan
Gleisol Humik.

• Ketebalan Gambut
Kawasan studi dapat dibedakan antara kawasan bergambut dan kawasan
tidak bergambut. Kawasan bergambut dapat klasifikasikan :

1). Ketebalan gambut kurang 1 meter


2). Ketebalan gambut antara 1 – 2 meter
3). Ketebalan gambut antara 2 – 3 meter
4). Ketebalan gambut lebih 3 meter

2.2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 1994
tercatat sejumlah 216.235 jiwa dan pada tahun 2005 jumlah penduduk menurun
menjadi 208.522 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi dalam kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada tahun 2005 di Kecamatan Muara Sabak Timur sebesar 36.121
jiwa dan jumlah penduduk terendah pada tahun yang sama di Kecamatan Berbak
sebesar 10.041 jiwa.
Jika dilihat dari pertumbuhan tiap kecamatan, sampai tahun 2000 seluruh
kecamatan menunjukan penurunan, mulai tahun 2005 kecamatan Muara Sabak
dan Mendahara mulai terjadi penambahan/pertumbuhan penduduk sedangkan
untuk kecamatan lainnya masih terjadi penurunan. Total rata-rata pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah – 5% dan pertumbuhan
penduduk yang mengalami penurunan yang besar adalah Kecamatan sadu

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 17


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

sebesar – 16,73 %. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan pertumbuhan


penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 1994 - 2005 dan kepadatan
penduduk pada tahun 2005.
Berdasarkan kepadatan penduduknya, Kecamatan yang mempunyai
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Muara Sabak Timur sebesar
143,48 jiwa/Km2, Sedangkan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah
adalah Kecamatan Sadu sebesar 7,29 jiwa/Km2. Rata-rata Kepadatan Penduduk
untuk Wilayah Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan adalah sebesar 38,30
jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi kependudukkan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada Tabel III2.1 dibawah ini.
TABEL II.2.1
JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2008
KEPADATA
LUAS
NO N
KECAMATAN DAERAH PENDUDUK
. PENDUDUK
(KM2)
(JIW/KM2)
1. Mendahara 911,15 24.773 27,59
2. Mendahara Ulu 381,30 11.834 30,95
3. Geragai 285,35 18.552 58,93
4. Dendang 478,17 16.309 36,62
5. Muara Sabak Timur 251,75 33.633 143,48
6. Muara Sabak Barat 410,28 14.313 31,41
7. Kuala Jambi 120,52 15.564 107,67
8. Rantau Rasau 356,12 23.768 64,75
9. Berbak 194,46 10.051 51,64
10. Nipah Panjang 238,70 26.416 123,15
11. Sadu 1.821,20 12.651 7,29
JUMLAH 5.445 207.864 38,30
Sumber : Kantor Capil dan KB Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tahun 2008.

2.3. Fasilitas
Fasilitas pelayanan yang merupakan fasilitas sosial ekonomi terbagi
menjadi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan
fasilitas perdagangan dan jasa.

2.3.1 Fasilitas Pendidikan

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 18


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tanjung Jabung Timur


adalah TK, SD, SLTP, SMU, dan Madrasah. Berdasarkan data, total jumlah
fasilitas TK sebanyak 21 unit yang tersebar 5 kecamatan, sedangkan kecamatan
yang belum mempunyai sekolah Taman Kanak-Kanak adalah Kecamatan Sadu.
Fasilitas pendidikan SD tersebar di seluruh kecamatan sebanyak 221 unit,
dimana Kecamatan Mendahara merupakan kecamatan yang terbesar memiliki
fasilitas pendidikan ini yaitu sebanyak 50 unit, begitu pun untuk SLTP tersebar di
tiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 22
unit. Fasilitas SLTA terdapat hampir diseluruh kecamatan, Jumlah total SLTA di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 11 unit. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II.3.1 dibawah ini.

TABEL II.3.1
JUMLAH SARANA PENDIDIKAN
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005

JUMLAH SEKOLAH JUMLAH MURID


NO. KECAMATAN
SLT
TK SD SLTA TK SD SLTP SLTA
P
1.23
1. Mendahara 4 50 6 2 155 7.306 338
6
2. Dendang 4 28 2 2 148 3.086 740 150
1.65
3. Muara Sabak 6 45 6 4 257 6.509 629
9
4. Rantau Rasau 4 38 2 3 94 3.560 914 585
1.07
5. Nipah Panjang 3 29 4 1 73 3.732 588
1
6. Sadu 0 21 2 1 0 1.592 333 100
25.78 5.98 2.39
JUMLAH 21 211 22 11 727
5 0 0
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005

2.3.2 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung timur


adalah Rumah Sakit Umum, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Rumah Sakit
Umum hanya terdapat 1 unit di kecamatan Muara Sabak, sedangkan untuk
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu tersebar di seluruh kecamatan. Puskesmas
terdapat 14 unit dan Puskesmas Pembantu terdapat 48 unit. Adapun tenaga
medis dan para medis di kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari 16 orang
dokter, 65 orang bidan dan 116 orang perawat. Untuk lebih jelasnya mengenai

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 19


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dapat dilihat pada Tabel II.3.2 dibawah ini.

TABEL II.3.3
JUMLAH FASILITAS DAN TENAGA KESEHATAN
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
JENIS FASILITAS
JENIS TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN
NO KECAMATAN
PUSKESMA PUST DOKTE PERAWA
RS BIDAN
S U R T
1. Mendahara - 2 4 2 5 12

2. Mendahara Ulu - - 5 1 5 7

3. Geragai - 1 7 2 10 14

4. Dendang - 1 5 1 4 10

5. Muara Sabak Timur - 3 5 3 11 20

6. Muara Sabak Barat 1 - 3 - 5 6

7. Kuala Jambi - 1 1 - 2 6

8. Rantau Rasau - 1 6 3 4 10

9. Berbak - - 4 - - 3

10. Nipah Panjang - 2 5 3 11 18

11. Sadu - 3 3 1 8 10

JUMLAH 1 14 48 16 65 116
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005

2.3.3 Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung


Timur terdiri dari mesjid, langgar, dan gereja. Berdasarkan data jumlah fasilitas
peribadatan umat Islam merupakan jumlah yang terbanyak. Jumlah total mesjid
adalah 260 unit dan jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Mendahara dengan
jumlah 70 unit. Jumlah langgar sebesar 295 unit dan terbanyak terdapat di
Kecamatan Nipah Panjang sebanyak 69 unit, sedangkan gereja banyak
terdapat di Kecamatan Rantau Rasau dengan jumlah 7 unit. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel II.3.4 dibawah ini.
TABEL II.3.4
JUMLAH FASILITAS PERIBADATAN
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005

N KECAMATA JENIS FASILITAS PERIBADATAN

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 20


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

MESJI LANGGA GEREJ VIHAR


O N
D R A A
1. Mendahara 73 73 -
2. Dendang 55 42 -
3. Muara Sabak 51 73 1 -
Rantau
4. 67 5 1 -
Rasau
Nipah
5. 37 36 7 -
Panjang
6. Sadu 13 5 -
JUMLAH 296 324 9 -
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005

2.4 Sumber Daya Alam Air, Hutan dan Lahan Pertanian


Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi sumberdaya air yang
meliputi air permukaan, air tanah dan air hujan sangat bermanfaat sebagai
sumber air bagi keperluan air minum dan sungai sebagai prasarana transportasi.
Sumberdaya Hutan dan lahan pertanian khususnya telah menjadi sumber
pencaharian dominan bagi masyarakat perdesaan.
Luas wilayah Tanjung Jabung Timur 5.445 Km2 sementara yang telah
digunakan untuk lahan pertanian tanaman pangan pada tahun 2005 seluas
43.278 Ha, perkebunan kelapa seluas 59.154 Ha, dan perkebunan karet seluas
4.110 Ha dan Kehutanan dalam bentuk hutan lindung seluas 169.188 Ha dan
Hutan produksi tetap seluas 78.446 Ha. Pada bahasan berikut ini akan diuraikan
mengenai potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Tanjung
Jabung Timur khususnya pada wilayah
bagian timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.

A. Pertanian
Pada wilayah timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pertanian yang
dikembangkan oleh masyarakat yaitu
jenis tanaman pangan dan palawija.
Untuk tanaman pangan berupa hamparan Lahan pertanian yang terdapat di
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
lahan padi sawah. Sampai dengan akhir Timur

tahun 2005 luas lahan padi sawah di wilayah timur ini seluas 51.645 Ha. Untuk

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 21


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

lebih jelasnya mengenai luas lahan serta produksinya dapat dilihat pada Tabel
II.4.1 dibawah ini.

TABEL II.4.1
JUMLAH LUAS LAHAN SAWAH, LUAS PANEN DAN PRODUKSI
RATA-RATA PADI SAWAH DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
PRODUKSI
LUAS LAHAN LUAS PANEN PRODUKSI
NO. KECAMATAN RATA-RATA
(HA) (HA) (TON)
(TON)
1. Muara Sabak 16.665 10.773 48.594 4,28
2. Rantau Rasau 11.083 6.656 21.559 3,59
3. Nipah Panjang 14.142 10.282 33.697 3,63
4. Sadu 9.755 3.544 14.797 2,55
JUMLAH 51.645 31.074 118.647
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005.

Sedangkan komoditi pertanian lainnya yang juga banyak diusahakan oleh


penduduk adalah jenis komoditi ubi kayu, jagung, ubi jalar, kacang kedelai,
kacang hijau, kacang tanah.

B. Pekebunan
Untuk tanaman perkebunan yang diusahakan oleh penduduk di wilayah
timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini terdiri dari karet, kelapa, kopi, kelapa
hibrida, pinang. Untuk jenis tanaman kelapa merupakan jenis tanaman
perkebunan yang luas tanam yang terbesar untuk wilayah timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur ini.

C. Peternakan
Jenis ternak yang umumnya diusahakan oleh penduduk yang berada pada
wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah unggas, kambing dan
sapi. Jenis unggas yang dipelihara adalah ayam buras, ayam pedaging dan itik.
Untuk lebih jelasnya jenis ternak yang dipelihara oleh penduduk pada wilayah
timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada Tabel II.4.2 dibawah
ini.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 22


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

TABEL II.4.2
PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK PADA WILAYAH TIMUR
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005

JENIS TERNAK

N AYAM
KECAMATAN SAPI KAMBIN DOMB AYAM ITIK
O PEDAGIN
(EKOR G A BURAS (EKOR
G
) (EKOR) (EKOR) (EKOR) )
(EKOR)
Muara Sabak
1. 204 627 15 23472 14460 2620
Timur
2. Rantau Rasau 2537 2246 28 84168 3000 3130
3. Berbak 439 381 54 34397 0 3050
4. Nipah Panjang 1983 1841 0 23661 150000 8511
5. Sadu 85 106 0 8910 1150 1235
JUMLAH 5248 5201 97 174608 168610 18546
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005

D. Perikanan
Wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini merupakan wialyah
pesisir pantai dan berhubungan langsung dengan perairan sehingga banyak
penduduk yang berada dipesisir pantai merupakan masyarakat nelayan. Mata
pencarian penduduk tersebut adalah nelayan yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan pada pesisir pantai timur tersebut. Berdasarkan data yang
ada pada tahun 2005 jumlah rumah tangga yang bermatapencarian sebagai
nelayan adalah 2.728 KK. Produksi ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
sebagian besar berasal dari wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
sekitar 55,92% dari total produksi perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

D. Kehutanan
Hutan yang ada pada wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terdiri dari Kawasan Suaka Alam Hutan Bakau pantai timur dan Taman Nasional
Berbak. Untuk Taman Nasional Berbak terdapat pada 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Sadu dan Kecamatan Berbak dengan luas 138.244 Ha.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 23


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

2.5 Transportasi

Transportasi di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang sebagian
besar wilayahnya merupakan kawasan
berawa, pembangunan prasarana
transportasi merupakan suatu kendala
karena kondisi tanahnya kurang
mendukung pembangunan prasarana
tersebut. Pembangunan prasarana
transportasi darat memerlukan biaya
tinggi karena terletak pada tanah yang kurang keras sehingga perlu dilakukan
penimbunan tanah yang didatangkan dari luar kawasan begitupun material
lainnya seperti batu dan koral. Sedangkan untuk transportasi air/sungai, selain
sungai alam yang digunakan sebagai prasarana transportasi juga saluran
drainase/irigasi yang dapat digunakan sebagai prasarana transportasi, itupun
hanya pada saluran primer. Saluran lainnya seperti saluran sekunder dan saluran
tersier tidak dapat dipergunakan sebagai prasarana transportasi karena dimensi
yang tidak mengijinkan juga pada kedua saluran tersebut dibangun pintu air.
Dengan kondisi fisik tersebut, transportasi yang dikembangkan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur maupun di kawasan perencanaan dikembangkan dua jenis
transportasi, yakni transportasi darat dan transportasi air.

2.5.1 Transportasi Darat

Berlangsungnya kegiatan transportasi didukung tersedianya sarana dan


prasarana, antara lain jaringan jalan dan jumlah kendaraan. Panjang jaringan
jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 719,02 km, yang terdiri dari
jalan aspal 112,19 km, jalan kerikil/koral 164,52 km dan jalan tanah 442,31 km,
sedangkan berdasarkan Kondisinya terdiri dari jalan kondisi baik 57,36 km,
kondisi sedang 279,71 km dan kondisi rusak 270,50 km.

2.5.2 Transportasi Air

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 24


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Berdasarkan kondisi Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang wilayahnya


berada pada DAS Batanghari serta kondisi tanahnya yang sebagian besar
merupakan kawasan berawa, maka segala kegiatan masyarakatnya sangat
tergantung kepada sungai dan saluran besar. Begitu pula halnya dengan
penggunaan transportasi sungai yang sangat dominan dalam menghubungkan
antar kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, alat transportasi yang
dipergunakan berupa kapal motor, pompong dan speed boat.
Sungai Batanghari dan Sungai Berbak yang melintasi Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dapat dilewati kapal-kapal besar dan sebagai pintu masuk kegiatan
ekspor – impor Provinsi Jambi. Pendukung kegiatan terdiri dari dermaga
penyeberangan yang berada di Desa Muara Sabak dan dermaga samudera yang
berada di Desa Singkep, sedangkan untuk kawasan perencanaan sarana
transportasi hanya terdapat beberapa dermaga yang masih sederhana di Desa
Puding, Rantau Makmur dan Desa Rantau Rasau Desa.
Untuk lalu lintas air, sungai-sungai yang dapat digunakan adalah :

 Batang Hari dan Batang Berbak dapat dilalui kapal dengan tonase kurang dari
25 ton.
 Sungai Pamusiran, sering dilalui kapal motor sampai Selat Berhala dengan
muatan kurang dari 10 ton.
 Sungai-sungai lainnya dan parit-parit/saluran-saluran terutama yang lebar juga
dimanfaatkan untuk mengangkut hasil-hasil kebun dan pertanian dari
penduduk sekitarnya.

2.6 Utilitas
a. Air Bersih

Prasarana pelayanan air bersih di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,


sampai dengan Agustus 2008 masih belum mencapai seluruh masyarakat di
wilayah kabupaten, terbatas hanya di beberapa kecamatan, dan itupun belum
menjangkau seluruh desa / kelurahan. Karakteristik pelayanan air bersih di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara ringkas ialah sebagai berikut :

• Khusus untuk Kelurahan Muara Sabak, pelayanan air bersih dilakukan oleh
PDAM Tirta Pengabuan yang merupakan cabang dari PDAM Tirta Pengabuan

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 25


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Kuala Tungkal namun pada saat ini kondisinya cukup memperhatinkan hal ini
dikarenakan tingginya biaya operasioanl dan perawatan dibandingkan dengan
keuntungan yang diterima. PDAM Tirta Pengabuan tersebut kini tidak
beroperasi sama sekali.

• Wilayah pelayanan Air Bersih sampai dengan November 2008 meliputi :


Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu di Kelurahan Muara Sabak,
Kecamatan Nipah Panjang di 4 desa, dan Kecamatan Sadu 2 desa.

• Untuk wilayah lain yang belum terlayani, kebutuhan air bersih diusahakan
secara individual, dan didapat melalui sumur-sumur pompa, menampung
air hujan, atau mengambil langsung dari air sungai, namun untuk bulan
Agustus sampai Desember hal ini sulit dilakukan, karena rasa dari air
sungai tersebut asin / payau.

• Sumber air PDAM didapat dari air sumur tanah dalam, dengan kedalaman
sumur 150 – 200 meter, ditarik dan disalurkan ke pelanggan dengan
bantuan tenaga pompa,

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 26


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

• Sistem penjernihan, menggunakan kolam-kolam penjernihan air, dengan


hasil : air yang jernih bersih dan tidak berbau, dan layak untuk kegiatan
MCK, namun untuk diminum masih harus dimasak terlebih dahulu.

• Sistem penyaluran dilakukan melalui : sistem perpipaan sampai ke rumah


pelanggan.

b. Air Kotor / Limbah

Pelayanan pengelolaan / pembuangan air limbah (rumah tangga maupun


non rumah tangga) , sampai dengan November 2008 masih belum ditangani
secara khusus, baik dari aspek kelembagaan maupun aspek perencanaan /
teknis lainnya. Dalam arti penanganan air kotor / limbah dilakukan secara
individual. Baik untuk limbah rumah tangga maupun non rumah tangga.
Berdasarkan pengamatan lapangan, sistem pembuangan air limbah
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
• Untuk rumah dengan tipikal dibangun di atas rawa, pembuangan air
limbah dilakukan langsung ke bagian bawah rumah yang berbentuk rawa,
selanjutnya untuk pembersihannya (penggelontoran) diharapkan terjadi
pada saat terjadi musim hujan atau bila air pasang naik mencapai bagian
rumah tersebut. Dengan besarnya volume air penggelontoran, maka
diharapkan terjadi proses penjernihan air sendiri (self purification)

• Untuk rumah tipikal tidak di atas rawa, pembuangan langsung disalurkan


ke parit-parit / anak sungai, melalui saluran pipa pembuangan.

• Untuk rumah tipikal di atas rawa-rawa, permasalahan akan timbul pada


saat musim kemarau, dimana jumlah hari hujan sangat kecil, sehingga
tidak terjadi penggelontoran pada bagian rumah yang menjadi saluran
pembuangan air limbah, hal ini mengakibatkan terjadinya polusi udara
(bau), serta lingkungan rumah yang kurang hygienist. Keadaan ini
terutama untuk rumah yang letaknya jauh dari pinggir sungai, sehingga
proses pasang surut tidak mencapai bagian rumah.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 27


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Kondisi pembuangan air limbah pada


Kecamatan Muara Sabak Timur yang
merupakan daerah pasang surut

C. Sampah
Pelayanan pengelolaan / pembuangan sampah (rumah tangga maupun non
rumah tangga) , sampai dengan November 2008 masih belum ditangani
secara khusus, baik dari aspek kelembagaan maupun aspek perencanaan /
teknis lainnya (sistem pembuangan, TPS, TPA, dll). Dalam arti penanganan
sampah dilakukan secara individual. Baik untuk sampah rumah tangga
maupun non rumah tangga.
Berdasarkan pengamatan lapangan, sistem pengelolaan sampah dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
• Untuk rumah dengan tipikal dibangun di atas rawa, dominan
pembuangan sampah dibuang langsung ke parit-parit sekitar rumah.
• Untuk rumah dengan tipikal dibangun tidak di atas rawa, pembuangan
sampah dilakukan dengan dibakar, atau ditimbun,
• Lokasi pembakaran atau penimbunan, masih belum dilakukan di suatu
tempat, tapi dilakukan disekitar rumah secara individual.

Sedangkan untuk Kecamatan Muara Sabak Barat tepatnya pada kawasan


pusat pemerintahan sampah telah dikelola oleh Dinas Tata Kota Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Sehingga sampah yang dihasilkan oleh fasilitas umum
untuk saat ini telah dilakukan pengangkutan secara rutin satu kali dalam
sehari oleh kendaraan truk pengangkut sampah. Selain itu tong-tong sampah
untuk wilayah pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah
cukup menyebar secara merata.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 28


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Sarana persampahan yang terdapat pada


Pusat perkantoran Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

D. Listrik
Pelayanan prasarana energi listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Kabupaten Tanjung
Jabung, dan sampai dengan November 2008, relatif sudah menjangkau
hampir seluruh wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kecuali Desa
Talang Babat yang direncanakan mendapat supply listrik dari Parit Culum.
Sistem pembangkit yang digunakan ialah PLTD (tenaga Diesel) yang
tersebar di setiap kecamatan. Sedangkan sistem jaringannya melalui
saluran udara tegangan menengah menggunakan tiang-tiang listrik .

E. Telepon
Pelayanan telepon di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikatakan
masih sangat terbatas, sampai dengan Agustus 2000, belum menjangkau
seluruh Desa/kelurahan yang ada. Pengelolaannya dilakukan oleh PT Telkom
yang saat ini masih berkantor pusat di Kuala Tungkal sebagai cabang dari
PT Telkom Jambi. Khusus untuk Kota Muara Sabak sebagai ibukota
Kabupaten, saat ini hanya tersedia 3 satuan sambungan telepon (sst),
menggunakan saluran radio dari Kuala Tungkal, masing-masing 1 sst di
Kantor Bupati, dan 2 lainnya pada
sebuah wartel yang dikelola pihak
swasta.
Selain itu pada saat di Ibukota
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(Kota Muara Sabak) sudah terdapat
beberapa operator selular yang akan

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 29


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

memperlancar jalur komunikasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur


tepatnya di Kota Muara Sabak
Berdasarkan pengamatan lapangan, kondisi ini sangat dikeluhkan oleh
masyarakat, mengingat saat ini kegiatan perekonomian di Muara Sabak
sudah cukup berkembang dan perlu didukung oleh sarana komunikasi yang
memadai, terlihat bahwa kegiatan komunikasi untuk ketiga sst tersebut
selalu mencapai beban puncak, baik yang berada di Kantor Bupati, maupun
yang berada di Wartel.

2.7. Kondisi Wilayah Tiap Kecamatan


I. Kecamatan Mendahara
Struktur pemukiman di Kecamatan Mendahara adalah pemukiman yang
mengikuti alur sungai (DAS), kondisi ini disebabkan karena sarana transportasi
sebagai pemancing kegiatan masyarakat hanya mengandalkan sungai, bahkan
hampir 100 persen, pola pergerakan orang dan barang di Kecamatan Mendahara
sangat tergantung kepada moda transportasi sungai. Sulitnya transportasi darat
menyebabkan orientasi kebutuhan dan pemasaran tergantung kepada jarak dan
waktu tempuh moda air. Kuala Tungkal menjadi sasaran utama dalam
pendistribusikan dan memperoleh kebutuhan sehari-hari di Kecamatan
Mendahara. Jambi bukan berarti tidak bisa menjadi sasaran pemasaran hasil
bumi di kecamatan ini, namun jarak dan waktu tempuh moda air ke Jambi lebih
panjang dan lama.
Jenis tanaman yang bisa dikembangkan di Kecamatan Mendahara yaitu
Pinang, Kelapa, Kelapa Sawit, dan perikanan tangkap (nelayan). Pemasaran buah
pinang biasanya di via ke Kuala Tungkal dengan menggunakan moda air,
sedangkan untuk pemasaran ke Jambi biasanya dipasarkan melalui jalur darat
dari Desa Lagan Hilir dengan menggunakan truk, sedangkan untuk perkebunan
sawit sifatnya inti plasma dengan perkebunan inti PT. SMP (Sawit Mas Perkasa).
Sedangkan untuk perikanan Kisarkan ke kuala tungkal bahkan sampai eksport ke
Singapura dengan menggunakan perahu motor.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 30


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Orientasi kebutuhan masyarakat maupun orientasi pemasaran hasil bumi


masyarakat dari kecamatan ini 60% ke Kuala Tungkal, kondisi ini disebabkan
karena jarak tempuh ke Kuala Tungkal lebih singkat dibandingkan ke Jambi. Dari
segi ongkos perjalanan dari Mendahara lebih murah ke Kuala Tungkal dari pada
ke Jambi.
Saat ini telah diupayakan untuk membuka jalur darat yang mana aksesnya
dari Kecamatan Geragai, namun sampai saat ini pembukaan jaringan jalannya
belum selesai, menurut masyarakat dan aparat kecamatan jika jalan tersebut
telah selesai dibuka maka keterisolasian di sektor transportasi darat di
Kecamatan Mendahara akan berkurang sehingga memancing pergerakan di
antar kecamatan maupun desa dengan menggunakan moda angkutan darat baik
roda dua maupun roda 4 atau lebih. Tingginya keinginan masyarakat untuk
dibukakan jalan tersebut sangat tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, kondisi saat ini
berkaitan dengan tarif/biaya yang dikeluarkan masyarakat yang menggunakan
moda transportasi sungai dan penyeberangan, baik yang bertujuan ke dalam
maupun keluar dari Kecamatan Mendahara terbilang tinggi, diantaranya sebagai
berikut:
 Mandahara - tungkal Rp. 20.000/orang
 Mandahara - Sabak Rp. 25.000/orang
 Mandahara - simpang kiri Rp. 30.000/orang
Kecamatan Mendahara memiliki dermaga besar sebagai pusat perniagaan
kecamatan yang letaknya di Desa Mendahara Ilir, lokasi dermaga tersebut
bersatu dengan pasar yang mana pasar tersebut beroperasi setiap hari. Selain itu
kecamatan ini memiliki beberapa dermaga dengan cakupan skala pelayanan
desa yang terdistribusi di setiap desa Kecamatan Mendahara.

2. Kecamatan Mendahara Ulu


Secara geografis regional, Kecamatan ini memiliki posisi yang
cukup strategis, diuntungkan oleh dilewatinya dengan jaiur regional utama (Jalan
Provinsi), sehingga ketersediaan maupun kondisi sarana umum dan sosial
lebih baik jika andingkan dengan kecamatan-kecamatan lain.
Dalam melakukan pergerakan dari kecamatan ini ke kecamatan lain atau
bahkan ke kabupaten lain relatif mudah karena angkutan umum yang melewati

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 31


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

kecamatan ini cukup banyak sehingga kemudahan akses dari dan ke luar wilayah
Kecamatan Mendahara Ulu cukup tinggi. Walaupun kemudahan pada moda
transportasi darat cukup mendukung namun transportasi air tidak dihilangkan
oleh masyarakat karena untuk menuju ke wilayah ini.
Potensi kecamatan ini adalah di sektor perkebunan dengan komoditi Sawit,
Pinang dan Karet. Selain itu terdapat pula potensi di sektor pertanian seperti
kacang tanah, jagung dan kedelai.
Dikecamatan Mendahara juga terdapat HTI (Hutan Tanaman Industri) PT.
WKS Wira Karya Sakti dengan jenis tanaman Akasia. Desa-desa yang masuk ke
dalam HTI adalah Desa Sungai Beras, Desa Pematang Rahim, Sinar Wajo, Sungai
Toman, dan Desa Moncolok. Keberadaan HTI memang sangat menguntungkan
bagi daerah dalam hal ini adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun tidak
bagi masyarakat yang dilalui oleh jalur pengangkutan kayu, dampak yang
dirasakan masyarakat adalah jalan yang rusak serta suara bising truk-truk
pengangkut kayu yang beroperasi hingga malam hari. Sebenarnya hanya
sebagian kecil dan masyatakat kecamatan ini yang bekerja diperusahaan
tersebut.

Orientasi kebutuhan masyarakat kecamatan ini adalah Jambi dan Tungkal


dengan menggunakan angkutan darat jenis kendaraannya L300. Walaupun
dikecamatan ini merupakan kecamatan lintasan namun belum semua desa
dikecamatan ini bisa dilalui oleh jalur darat. Berdasarkan hasil wawancara
dengan masyarakat setempat, Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan oleh
masyarakat berkaitan dengan sistem transportasi di Kecamatan Mendahara Ulu
adalah keberadaan terminal barang, namun kendala dalam pengembangan
transportasi moda air di Kecamatan ini diantaranya adalah kondisi air yang
pasang surut.
Desa yang belum bisa dilalui jalur darat di Kecamatan Mendahara Ulu
adalah Desa Sinar Wajo dan Sungai Beras. Satu-satunya penghubung antara
Kecamatan Mandahara Ulu dengan Kecamatan Mandahara adalah transportasi
air.

3. Kecamatan Geragai

Kecamatan Geragai sangat besar potensinya di sektor migas, perusahaan


Petrocina yang mengelola potensi minyak bumi tersebut memberikan kontribusi

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 32


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

yang cukup baik terhadap peningkatan sarana dan prasarana bagi masyarakat
kecamatan ini. Sebagai contoh perusahaan ini setiap tahun menyelenggarakan
program CD (Community Development) yang sasarannya langsung kepada
masyarakat seperti pengadaan buku bagi siswa sekolah, pemberian beasiswa,
program penggemukan sapi dan saat ini sedang diupayakan peningkatan
instalasi jaringan listrik bagi seluruh masyarakat.
Potensi sektor migas yang terdapat di Kecamatan Geragai, kurang
didukung dengan sektor transportasi yang memadai. Keberadaan terminal belum
bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana angkutan umum di
wilayah ini.
Potensi pertanian yang ada di Kecamatan Geragai terdapat di Desa Lagan
Hulu, sedangkan potensi perkebunan sawit terdapat di desa Sukamaju dan desa
Rantau, hasil usaha maupun produksi Sawit dari Kecamatan Geragai pada
umumnya dipasarkan ke Muara Bungo. Selain itu ada juga potensi pinang dan
kopi. Sungai salah satu sarana kegiatan koleksi, distribusi barang di Kecamatan
Geragai dapat 3 (tiga) unit sarana perdagangan berupa pasar tradisional, yaitu
pasar Kalangan di Pandan Jaya yang beroperasi pada hari minggu, pasar
Sukamaju yang beroperasi pada hari kamis, dan pasar di Desa Kotabaru. Saat ini
telah terbuka jaringan jalan baru dari Kecamatan Geragai ke Kecamatan
Mandahara namun saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

4. Kecamatan Dendang
Kecamatan dendang merupakan kecamatan induk sebelum terjadinya
pemekaran. dikecamatan ini dahulunya merupakan lumbung padi bagi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun saat ini tanahnnya sudah berubah
fungsi dari pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit yang mana lahan sawit
tersebut milik rakyat. Walaupun di kecamatan ini ada perusahaan sawit namun
sistem kemitraan atau biasa di kenal dengan sebutan inti plasma belum tercipta
sehingga masyarakat dalam memasarkan hasilnya selalu keluar daerah dengan
sistem angkut di tempat. Di kecamatan ini dulunya ada perusahaan flywood yang
sekarang sudah tidak beroperasi lagi, (karyawan perusahaan ini rata-rata
merupakan masyarakat Kecamatan Dendang yang sekarang sudah dirumahkan
karena perusahaan tersebut sudah berhenti yang disebabkan karena sudah
sulitnya bahan baku kayu di Kecamatan ini.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 33


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Potensi lain yang bisa dikembangkan saat ini di Kecamatan Dendang


adalah di sektor perkebunan sawit dan karet, sektor peternakan sapi dan
kambing dan sektor pertanian padi. Selain itu di Desa Catur Rahayu merupakan
habitat buaya sungai setiap tahun selalu ada masyarakat yang menjadi korban
buaya-buaya Rebut. Rincian jumlah sarana transportasi yang ada di Kecamatan
Dendang antaranya yaitu : Jumlah speed 9 unit, Jumlah kendaraan angkutan
umum 7 unit, 3 unit plat kuning 4 unit plat hitam. Jaringan pergerakan di
Kecamatan Dendang diantaranya adalah minimnya penghubung antar desa
yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Sedangkan kebutuhan
mendesak berkaitan dengan sistem trasnportasi di Kecamatan Dendang adalah
jaringan jalan dan terminal. Tarif dari Kecamatan Dendang ke Kota jambi
mencapai Rp. 30.000.
Letak geografis yang menguntungkan, kecamatan ini memiliki sarana
prasarana kebutuhan masyarakat yang lebih lengkap di banding kecamatan lain,
sebut saja kecamatan ini memiliki 2 buah Bank yang mana keberadaan Bank
merupakan tolok ukur bagi struktur perekonomian masyarakat. Kecamatan ini
memiliki 2 (dua) kelurahan (Sabak Hilir dan Sabak Hulu) dan 8 (Delapan) desa,
antara lain : Desa Siau Dalam, Kota Raja, Alangalang, Sungai Ular, Lambur,
Lambur I, Lambur II, Kota Harapan, Simbur Naik dan Kuala Simbur.

5. Kecamatan Muara Sabak Barat

Kecamatan muara sabak barat merupakan kecamatan yang menjadi


ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur. di sektor transportasi, baik sarana
maupun prasarananya cukup lengkap. Kecamatan ini memiliki 4 Kelurahan yaitu :
Talang Babat, Parit Culum 1, Parit Culum 2, Teluk Dalam dan 3 Desa yaitu:
Nimbung Putih, Danau, Kp. Singkep.
Orietansi kecamatan paling besar di sektor perkebunan dengan komoditas
Karet, semasaran karet ke Jambi melalui Sijenjang dengan moda angkutan
menggunakan mobil dengan sistem charter, selain karet juga terdapat potensi
perkebunan sawit.
Kecamatan ini memiliki 2 pasar kalangan (Kaget), yaitu pasar Talang Babat
yang beroperasi hari kamis dan Pasar Parit Culum yang beroperasi pada hari
Sabtu. Untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat cukup belanja di toko/warung
sekitar rumah.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 34


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

6. Kecamatan Kuala Jambi

Potensi yang bisa dikembangkan di kecamatan ini adalah dari sektor


perikanan dan perkebunan dengan masing-masing komoditi yaitu perikanan
tangkap dan kelapa. Pemasaran kelapa biasanya dibawa ke Mandahara karena
di Kecamatan belum terdapat pabrik pembuatan minyak kelapa yang cukup
besar, biasanya pabrik tersebut menampung kelapa dari kecamatan-kecamatan
sekitar termasuk Kecamatan Kuala Jambi. Namun tidak seluruh hasil kopra di
kecamatan ini di pasarkan ke Kecamatan Mandahara, ada juga yang langsung
dibawa ke Kota Jambi dan ke Tungkal, pemasaran ke berbagai daerah ini
disebabkan karena fluktuasi harga yang berbeda-beda disetiap daerah
penampung (Hilir).

7. Kecamatan Rantau Rasau


Potensi unggulan di Kecamatan ini
adalah sektor perkebunan dengan komoditi
sawit an karet, sektor pertanian dengan
komoditi padi dan kedelai dan peternakan
sapi. Wilayah pemasaran untuk sektor
perkebunan dan pertanian diantaranya ke
Kota Jambi dengan menggunakan jalur air
(kapal motor), sedangkan untuk sektor
peternakan pemasaran ke luar daerah yaitu
Batam. Rangkaian gambar di bawah ini
memperlihatkan kondisi moda transportasi
air sebagai sarana distribusi dan pergerakan
orang maupun barang dari dan ke luar
wilayah Kecamatan Rantau Rasau.
Moda pergerakan orang dan barang
hampir seluruhnya menggunakan moda
transportasi air dengan jenis kendaraan speed, pongpong dan kapal motor. Untuk
pergerakan orang 30% menggunakan kendaraan pribadi, sedangkan 70%
menggunakan jalur air. Untuk pergerakan barang hampir 100% dibawa ke Kota

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 35


Laporan RPIJM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Jambi menggunakan kapal motor. Kebutuhan yang mendesak di sektor


transportasi adalah laringan jalan baru sebagai penghubung antar desa.

8. Kecamatan Berbak

Kecamatan Berbak merupakan kecamatan dengan julukan lumbung


padi bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sehingga potensi unggulan di
kecamatan ini adalah sektor pertanian dengan komoditas padi, jagung, kedelai
dan lain-lain yang potensi-potensi tersebut dipasarkan hampir seluruhnya ke
Jambi yang saat ini dengan menggunakan moda air (kapal motor).
Kecamatan ini sedang di bangun jembatan yang kondisinya hampir selesai.
Dengan dibangunnya jembatan ini maka kecamatan ini akan banyak diuntungkan
di sektor transportasinya, bahkan bukan kecamatan ini saja namun kecamatan
lain yang berada di wilayah bagian timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan
mendapat keuntungan yang sama karena dengan terbukanya jalur darat maka
keterisolasian daerah akan hilang seiring dengan meningkatnya pergerakan di
kecamatan-kecamatan tersebut.

9. Kecamatan Nipah Panjang


Dari kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di kecamatan ini maka
kecamatan ini pantas di jadikan sebuah simpul transportasi, karena kecamatan
Nipah Panjang merupakan kecamatan tujuan bagi wilayah di sekitarnya seperti
Kecamatan Rantau Rasau dan Kecamatan Sadu. Sarana prasarana vital seperti
PLTD, Bank, Dermaga Pasar dll. ada di kecamatan ini.
Potensi yang bisa dikembangkan di kecamatan ini antara lain : Kelapa,
Pinang, Sapi, Perikanan. Rata-rata komoditi tersebut di bawa/pasarkan ke Kota
Jambi dengan menggunakan kapal motor.

10. Kecamatan Sadu


Potensi kecamatan Sadu yang menjadi unggulan diantaranya yaitu kelapa,
padi, buah-buahan, dan perikanan tangkap. Jalur pemasaran Kelapa pada
umumnya dibawa ke Jambi dengan menggunakan kapal motor dari Dabu Singkep
yang selalu singgah di kecamatan ini. Dikecamatan ini terdapat 2 dermaga yang
lokasinya di Sungai Lokan dan Sungai Itik. Kapal dari Singkep biasanya setiap
hari dan hari senin dengan kapasitas kapal lebih dari 10 ton.

DINAS PEKERJAAN UMUM Bab 2 - 36

You might also like