Professional Documents
Culture Documents
Jabung Timur
Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 5.445 Km2. Untuk
lebih jelasnya wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dapat dilihat pada
Gambar 2.1.1 dibawah ini.
2.1.2 Iklim
Gambar 2.1.1
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur
A. Curah Hujan
2.1.3 Geologi
bahan batu pasir dan batu kerikil, yang penyebarannya hampir di semua
kecamatan.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen ini terdiri dari :
a. Formasi Palembang Atas (QTPU)
Formasi Palembang tersusun dari tufa batu apung yang bersifat masam,
berwarna abu kebiru-biruan dengan sisipan bentonit dan lignit. Kayu yang
membantu sering ditemukan pada formasi ini, berumur Plioplistosen.
b. Formasi Palembang Atas (TPPP)
Merupakan batu pasir berwarna abu muda, batu lempung berwarna biru
muda dan lignit. Batu lignit merupakan 10 % dari ketebalan formasi ini.
Berumur Mioplistosen, bersifat masam.
2.1.5 Topografi
2.1.6 Hidrologi
Wilayah timur Provinsi Jambi merupakan bagian dari kawasan pantai timur
Sumatera yang ditunjukan dengan ciri-ciri tenggelamnya dataran rendah
dibawah permukaan pada zaman QuarterTua. Oleh sebab itu wilayah ini agak
datar dan keadaan tata airnya dikendalikan oleh gradient sangat kecil sehingga
drainase terhambat dengan akibat penggenangan yang luas dan bersifat
permanen membentuk rawa-rawa.
Beberapa sungai besar lain yang mengalir di kawasan studi adalah Sungai
Pamusiran, Sungai Sadu, Sungai Simpang Jelita dan Sungai Simpang Datuk,
sedangkan berdasarkan geometrik sungai berbentuk meandering (berkelok-
kelok) dan pada sepanjang kedua tanggulnya dimanfaatkan sebagai pemukiman
dan lahan pertanian.
Tinggi muka air di kawasan perencanaan ditentukan oleh pasang surut air
laut, air pasang sepanjang pantai Selat Berhala dibedakan atas tipe pasang kecil
dan pasang besar.
• Pasang Kecil (pasang perbani).
• Pasang Besar (pasang purnama)
Gambar 2.1.2
Gambar 2.1.3
Peta Fisiografi
Gambar 2.1.4
Peta Topografi
Tinggi muka air di daerah ini ditentukan oleh pasang surut air laut. Selama
pasang kecil (pasang perbani, neap-tide) pasang surut di kawasan perencanaan
berpola semi diurnal, dengan 2 kali air pasang dan 2 kali air surut setiap harinya,
sedangkan selama pasang besar (pasang purnama, spring-tide) pasang surut
menjadi diurnal, dengan hanya satu kali pasang dan surut pada setiap hari.
Perbedaan elevasi air tertinggi dan air terendah (tidal range) bervariasi antara 2
meter pada pasang kecil sampai 3,50 meter pada pasang besar. Pada musim
hujan muka air rata-rata di muara sungai 10 sampai 30 cm lebih tinggi dari muka
air pada musim kemarau. Variasi musiman ini akan bertambah lebih tinggi dari
muara ke hulu sungai. Berdasarkan tata air kawasan perencanaan dapat
dibedakan menjadi kawasan tergenang periodik dan tergenang terus menerus.
Kawasan perencanaan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan yang
tergenang terus menerus.
TABEL II.1.2
TINGGI MUKA AIR (DALAM M + PRL)
JARAK MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
SUNGAI PASAN
DARI
DAN G PASAN RATA SURU RANG PASAN RATA SURU RANG
MUARA
LOKASI SURUT G 2
T E G 2
T E
SUNGAI
Sungai
Batanghari
Pertemuan 61 Km Purnam +2,50 +1,90 +1,00 1,50 +2,40 +1,50 +0,30 2,10
Berbak a +2,30 +1,90 +1,20 1,10 +2,20 +1,50 +0,50 1,70
Rata- +2,20 +1,90 +1,50 0,70 +2,10 +1,50 +0,90 1,20
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : +3,30
Pertemuan 41 Km Purnam +2,50 +1,60 +020 2,30 +2,40 +1,30 -0,40 2,80
Pamusiran a +2,30 +1,60 +0,50 1,80 +2,20 +1,30 -0,10 2,30
Rata- +2,20 +1,60 +1,00 1,20 +2,10 +1,30 +050 1,60
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : +3,10
Sungai
Pamusiran
Pamusiran 31 Km Purnam +2,30 +1,50 0,00 2,30 +2,20 +1,20 -0,60 2,80
AWLR a +2,20 +1,50 +0,30 1,90 +2,00 +1,20 -0,30 2,30
Rata- +2,10 +1,50 +1,80 1,30 +1,90 +1,20 +0,30 1,60
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum : 2,80
Sungai
Berbak
Nipah 0 Km Purnam +2,50 +1,30 -0,80 3,30 +2,40 +1,10 -0,10 3,50
Panjang a +2,30 +1,30 -0,40 2,70 +2,20 +1,10 -0,70 2,90
Rata- +2,20 +1,30 +0,30 1,90 +2,10 +1,10 +000 2,10
rata
Perbani
Tinggi Banjir Maksimum :
Sumber : Pedoman O & P Buku II Jaringan Reklamasi Rawa Rantau Rasau, 1998
Gambar 2.1.5
Peta Hidrologi
A. Hidro-topografi
1. Kategori A :
Daerah ini terluapi air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari
siklus pasang purnama baik musim hujan maupun musim kemarau.
Umumnya daerah ini daerah yang paling rendah yang dekat dengan
sungai atau saluran besar. Daerah ini cocok untuk padi sawah. Jika air
saluran tidak dipengaruhi instrusi air laut/asin pada musim kemarau,
kemungkinan dapat bertanam padi dua kali.
2. Kategori B :
Sama dengan kategori A tetapi daerah ini terluapi air pasang surut hanya
pada musim hujan saja, sehingga umumnya tidak mungkin dapat tanam
padi dua kali dalam setahun, karena dimusim kemarau akan kekurangan
air.
3. Kategori C :
Daerah ini tidak secara tetap terluapi oleh pasang tinggi. Elevasi lahan
sampai maksimum 50 cm di atas ketinggian air pasang. Muka air tanah
masih dipengaruhi oleh fluktuasi muka air saluran. Daerah ini cukup baik
untuk tanaman keras tetapi agak kurang cocok untuk padi.
4. Kategori D :
Daerah ini sama sekali tidak terpengaruh air pasang surut. Paling cocok
untuk tanaman keras.
Dikarenakan belum adanya data dan peta yang lengkap mengenai Hidro-
topografi di kawasan perencanaan, belum dapat disajikan Peta Hidro-
Topografi.
B. Drainabilitas
2.1.8 Tanah
Kebanyakan tanah di kawasan studi adalah tanah liat rawa dengan tekstur
tanah yang halus sampai sedang dan ditutupi oleh lapisan tanah organik yang
tebalnya bervariasi dari dangkal sampai dalam. Pada umumnya tanah liat
mengandung bahan asam sulfat atau pirit pada berbagai kedalaman. Untuk
perkembangan pertanian karakteristik tanah yang paling penting adalah :
• Kedalaman Pirit
Di sebagian besar kawasan studi terdapat tanah dengan bahan sulfat atau
pirit pada kedalaman kurang dari 1 meter di bawah permukaan. Dalam
keadaan terendam pirit tidak membahayakan pertanian, namun jika elevasi
muka air tanah turun hingga di bawah batas permukaan pirit akan terkena
udara dan mulai teroksidasi. Proses ini akan melepas sebagian besar asam,
besi beracun (Fe2+) dan alumunium.
• Kedalaman Bahan Organik : Tanah Bergambut (Muck Soil) dan Tanah Gambut
(Organosol)
Lapisan tanah organik sebagian besar sangat tidak terduga dan mempunyai
karakteristik fisik yang merugikan. Disamping kedalaman juga kualitas
lapisan organik menjadi penting, demikian juga jumlah mineral yang
dikandungnya. Pada umumnya tanah bergambut dapat ditanami padi atau
palawija, tetapi tanah gambut mempunyai kesuburan terlalu rendah untuk
tanaman tahunan dan hanya dapat ditanami tanaman perkebunan.
sawah ke saluran drain. Lahan dengan lapisan atas yang hanya setengah
matang juga kurang efektif untuk penyiapan lahan. Perlu dipertimbangkan
bahwa pada kedalaman yang lebih besar di bawah permukaan, permeabilitas
akan berkurang.
• Jenis Tanah
Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu
tanah-tanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut.
Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat
Penelitian Tanah PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik,
Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik dan
Gleisol Humik.
• Ketebalan Gambut
Kawasan studi dapat dibedakan antara kawasan bergambut dan kawasan
tidak bergambut. Kawasan bergambut dapat klasifikasikan :
2.2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 1994
tercatat sejumlah 216.235 jiwa dan pada tahun 2005 jumlah penduduk menurun
menjadi 208.522 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi dalam kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada tahun 2005 di Kecamatan Muara Sabak Timur sebesar 36.121
jiwa dan jumlah penduduk terendah pada tahun yang sama di Kecamatan Berbak
sebesar 10.041 jiwa.
Jika dilihat dari pertumbuhan tiap kecamatan, sampai tahun 2000 seluruh
kecamatan menunjukan penurunan, mulai tahun 2005 kecamatan Muara Sabak
dan Mendahara mulai terjadi penambahan/pertumbuhan penduduk sedangkan
untuk kecamatan lainnya masih terjadi penurunan. Total rata-rata pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah – 5% dan pertumbuhan
penduduk yang mengalami penurunan yang besar adalah Kecamatan sadu
2.3. Fasilitas
Fasilitas pelayanan yang merupakan fasilitas sosial ekonomi terbagi
menjadi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan
fasilitas perdagangan dan jasa.
TABEL II.3.1
JUMLAH SARANA PENDIDIKAN
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dapat dilihat pada Tabel II.3.2 dibawah ini.
TABEL II.3.3
JUMLAH FASILITAS DAN TENAGA KESEHATAN
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
JENIS FASILITAS
JENIS TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN
NO KECAMATAN
PUSKESMA PUST DOKTE PERAWA
RS BIDAN
S U R T
1. Mendahara - 2 4 2 5 12
2. Mendahara Ulu - - 5 1 5 7
3. Geragai - 1 7 2 10 14
4. Dendang - 1 5 1 4 10
7. Kuala Jambi - 1 1 - 2 6
8. Rantau Rasau - 1 6 3 4 10
9. Berbak - - 4 - - 3
11. Sadu - 3 3 1 8 10
JUMLAH 1 14 48 16 65 116
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005
A. Pertanian
Pada wilayah timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pertanian yang
dikembangkan oleh masyarakat yaitu
jenis tanaman pangan dan palawija.
Untuk tanaman pangan berupa hamparan Lahan pertanian yang terdapat di
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
lahan padi sawah. Sampai dengan akhir Timur
tahun 2005 luas lahan padi sawah di wilayah timur ini seluas 51.645 Ha. Untuk
lebih jelasnya mengenai luas lahan serta produksinya dapat dilihat pada Tabel
II.4.1 dibawah ini.
TABEL II.4.1
JUMLAH LUAS LAHAN SAWAH, LUAS PANEN DAN PRODUKSI
RATA-RATA PADI SAWAH DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
PRODUKSI
LUAS LAHAN LUAS PANEN PRODUKSI
NO. KECAMATAN RATA-RATA
(HA) (HA) (TON)
(TON)
1. Muara Sabak 16.665 10.773 48.594 4,28
2. Rantau Rasau 11.083 6.656 21.559 3,59
3. Nipah Panjang 14.142 10.282 33.697 3,63
4. Sadu 9.755 3.544 14.797 2,55
JUMLAH 51.645 31.074 118.647
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005.
B. Pekebunan
Untuk tanaman perkebunan yang diusahakan oleh penduduk di wilayah
timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini terdiri dari karet, kelapa, kopi, kelapa
hibrida, pinang. Untuk jenis tanaman kelapa merupakan jenis tanaman
perkebunan yang luas tanam yang terbesar untuk wilayah timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur ini.
C. Peternakan
Jenis ternak yang umumnya diusahakan oleh penduduk yang berada pada
wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah unggas, kambing dan
sapi. Jenis unggas yang dipelihara adalah ayam buras, ayam pedaging dan itik.
Untuk lebih jelasnya jenis ternak yang dipelihara oleh penduduk pada wilayah
timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada Tabel II.4.2 dibawah
ini.
TABEL II.4.2
PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK PADA WILAYAH TIMUR
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2005
JENIS TERNAK
N AYAM
KECAMATAN SAPI KAMBIN DOMB AYAM ITIK
O PEDAGIN
(EKOR G A BURAS (EKOR
G
) (EKOR) (EKOR) (EKOR) )
(EKOR)
Muara Sabak
1. 204 627 15 23472 14460 2620
Timur
2. Rantau Rasau 2537 2246 28 84168 3000 3130
3. Berbak 439 381 54 34397 0 3050
4. Nipah Panjang 1983 1841 0 23661 150000 8511
5. Sadu 85 106 0 8910 1150 1235
JUMLAH 5248 5201 97 174608 168610 18546
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Tahun 2005
D. Perikanan
Wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini merupakan wialyah
pesisir pantai dan berhubungan langsung dengan perairan sehingga banyak
penduduk yang berada dipesisir pantai merupakan masyarakat nelayan. Mata
pencarian penduduk tersebut adalah nelayan yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan pada pesisir pantai timur tersebut. Berdasarkan data yang
ada pada tahun 2005 jumlah rumah tangga yang bermatapencarian sebagai
nelayan adalah 2.728 KK. Produksi ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
sebagian besar berasal dari wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
sekitar 55,92% dari total produksi perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
D. Kehutanan
Hutan yang ada pada wilayah timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terdiri dari Kawasan Suaka Alam Hutan Bakau pantai timur dan Taman Nasional
Berbak. Untuk Taman Nasional Berbak terdapat pada 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Sadu dan Kecamatan Berbak dengan luas 138.244 Ha.
2.5 Transportasi
Transportasi di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang sebagian
besar wilayahnya merupakan kawasan
berawa, pembangunan prasarana
transportasi merupakan suatu kendala
karena kondisi tanahnya kurang
mendukung pembangunan prasarana
tersebut. Pembangunan prasarana
transportasi darat memerlukan biaya
tinggi karena terletak pada tanah yang kurang keras sehingga perlu dilakukan
penimbunan tanah yang didatangkan dari luar kawasan begitupun material
lainnya seperti batu dan koral. Sedangkan untuk transportasi air/sungai, selain
sungai alam yang digunakan sebagai prasarana transportasi juga saluran
drainase/irigasi yang dapat digunakan sebagai prasarana transportasi, itupun
hanya pada saluran primer. Saluran lainnya seperti saluran sekunder dan saluran
tersier tidak dapat dipergunakan sebagai prasarana transportasi karena dimensi
yang tidak mengijinkan juga pada kedua saluran tersebut dibangun pintu air.
Dengan kondisi fisik tersebut, transportasi yang dikembangkan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur maupun di kawasan perencanaan dikembangkan dua jenis
transportasi, yakni transportasi darat dan transportasi air.
Batang Hari dan Batang Berbak dapat dilalui kapal dengan tonase kurang dari
25 ton.
Sungai Pamusiran, sering dilalui kapal motor sampai Selat Berhala dengan
muatan kurang dari 10 ton.
Sungai-sungai lainnya dan parit-parit/saluran-saluran terutama yang lebar juga
dimanfaatkan untuk mengangkut hasil-hasil kebun dan pertanian dari
penduduk sekitarnya.
2.6 Utilitas
a. Air Bersih
• Khusus untuk Kelurahan Muara Sabak, pelayanan air bersih dilakukan oleh
PDAM Tirta Pengabuan yang merupakan cabang dari PDAM Tirta Pengabuan
Kuala Tungkal namun pada saat ini kondisinya cukup memperhatinkan hal ini
dikarenakan tingginya biaya operasioanl dan perawatan dibandingkan dengan
keuntungan yang diterima. PDAM Tirta Pengabuan tersebut kini tidak
beroperasi sama sekali.
• Untuk wilayah lain yang belum terlayani, kebutuhan air bersih diusahakan
secara individual, dan didapat melalui sumur-sumur pompa, menampung
air hujan, atau mengambil langsung dari air sungai, namun untuk bulan
Agustus sampai Desember hal ini sulit dilakukan, karena rasa dari air
sungai tersebut asin / payau.
• Sumber air PDAM didapat dari air sumur tanah dalam, dengan kedalaman
sumur 150 – 200 meter, ditarik dan disalurkan ke pelanggan dengan
bantuan tenaga pompa,
C. Sampah
Pelayanan pengelolaan / pembuangan sampah (rumah tangga maupun non
rumah tangga) , sampai dengan November 2008 masih belum ditangani
secara khusus, baik dari aspek kelembagaan maupun aspek perencanaan /
teknis lainnya (sistem pembuangan, TPS, TPA, dll). Dalam arti penanganan
sampah dilakukan secara individual. Baik untuk sampah rumah tangga
maupun non rumah tangga.
Berdasarkan pengamatan lapangan, sistem pengelolaan sampah dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
• Untuk rumah dengan tipikal dibangun di atas rawa, dominan
pembuangan sampah dibuang langsung ke parit-parit sekitar rumah.
• Untuk rumah dengan tipikal dibangun tidak di atas rawa, pembuangan
sampah dilakukan dengan dibakar, atau ditimbun,
• Lokasi pembakaran atau penimbunan, masih belum dilakukan di suatu
tempat, tapi dilakukan disekitar rumah secara individual.
D. Listrik
Pelayanan prasarana energi listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Kabupaten Tanjung
Jabung, dan sampai dengan November 2008, relatif sudah menjangkau
hampir seluruh wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kecuali Desa
Talang Babat yang direncanakan mendapat supply listrik dari Parit Culum.
Sistem pembangkit yang digunakan ialah PLTD (tenaga Diesel) yang
tersebar di setiap kecamatan. Sedangkan sistem jaringannya melalui
saluran udara tegangan menengah menggunakan tiang-tiang listrik .
E. Telepon
Pelayanan telepon di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikatakan
masih sangat terbatas, sampai dengan Agustus 2000, belum menjangkau
seluruh Desa/kelurahan yang ada. Pengelolaannya dilakukan oleh PT Telkom
yang saat ini masih berkantor pusat di Kuala Tungkal sebagai cabang dari
PT Telkom Jambi. Khusus untuk Kota Muara Sabak sebagai ibukota
Kabupaten, saat ini hanya tersedia 3 satuan sambungan telepon (sst),
menggunakan saluran radio dari Kuala Tungkal, masing-masing 1 sst di
Kantor Bupati, dan 2 lainnya pada
sebuah wartel yang dikelola pihak
swasta.
Selain itu pada saat di Ibukota
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(Kota Muara Sabak) sudah terdapat
beberapa operator selular yang akan
kecamatan ini cukup banyak sehingga kemudahan akses dari dan ke luar wilayah
Kecamatan Mendahara Ulu cukup tinggi. Walaupun kemudahan pada moda
transportasi darat cukup mendukung namun transportasi air tidak dihilangkan
oleh masyarakat karena untuk menuju ke wilayah ini.
Potensi kecamatan ini adalah di sektor perkebunan dengan komoditi Sawit,
Pinang dan Karet. Selain itu terdapat pula potensi di sektor pertanian seperti
kacang tanah, jagung dan kedelai.
Dikecamatan Mendahara juga terdapat HTI (Hutan Tanaman Industri) PT.
WKS Wira Karya Sakti dengan jenis tanaman Akasia. Desa-desa yang masuk ke
dalam HTI adalah Desa Sungai Beras, Desa Pematang Rahim, Sinar Wajo, Sungai
Toman, dan Desa Moncolok. Keberadaan HTI memang sangat menguntungkan
bagi daerah dalam hal ini adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun tidak
bagi masyarakat yang dilalui oleh jalur pengangkutan kayu, dampak yang
dirasakan masyarakat adalah jalan yang rusak serta suara bising truk-truk
pengangkut kayu yang beroperasi hingga malam hari. Sebenarnya hanya
sebagian kecil dan masyatakat kecamatan ini yang bekerja diperusahaan
tersebut.
3. Kecamatan Geragai
yang cukup baik terhadap peningkatan sarana dan prasarana bagi masyarakat
kecamatan ini. Sebagai contoh perusahaan ini setiap tahun menyelenggarakan
program CD (Community Development) yang sasarannya langsung kepada
masyarakat seperti pengadaan buku bagi siswa sekolah, pemberian beasiswa,
program penggemukan sapi dan saat ini sedang diupayakan peningkatan
instalasi jaringan listrik bagi seluruh masyarakat.
Potensi sektor migas yang terdapat di Kecamatan Geragai, kurang
didukung dengan sektor transportasi yang memadai. Keberadaan terminal belum
bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana angkutan umum di
wilayah ini.
Potensi pertanian yang ada di Kecamatan Geragai terdapat di Desa Lagan
Hulu, sedangkan potensi perkebunan sawit terdapat di desa Sukamaju dan desa
Rantau, hasil usaha maupun produksi Sawit dari Kecamatan Geragai pada
umumnya dipasarkan ke Muara Bungo. Selain itu ada juga potensi pinang dan
kopi. Sungai salah satu sarana kegiatan koleksi, distribusi barang di Kecamatan
Geragai dapat 3 (tiga) unit sarana perdagangan berupa pasar tradisional, yaitu
pasar Kalangan di Pandan Jaya yang beroperasi pada hari minggu, pasar
Sukamaju yang beroperasi pada hari kamis, dan pasar di Desa Kotabaru. Saat ini
telah terbuka jaringan jalan baru dari Kecamatan Geragai ke Kecamatan
Mandahara namun saat ini masih dalam tahap penyelesaian.
4. Kecamatan Dendang
Kecamatan dendang merupakan kecamatan induk sebelum terjadinya
pemekaran. dikecamatan ini dahulunya merupakan lumbung padi bagi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun saat ini tanahnnya sudah berubah
fungsi dari pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit yang mana lahan sawit
tersebut milik rakyat. Walaupun di kecamatan ini ada perusahaan sawit namun
sistem kemitraan atau biasa di kenal dengan sebutan inti plasma belum tercipta
sehingga masyarakat dalam memasarkan hasilnya selalu keluar daerah dengan
sistem angkut di tempat. Di kecamatan ini dulunya ada perusahaan flywood yang
sekarang sudah tidak beroperasi lagi, (karyawan perusahaan ini rata-rata
merupakan masyarakat Kecamatan Dendang yang sekarang sudah dirumahkan
karena perusahaan tersebut sudah berhenti yang disebabkan karena sudah
sulitnya bahan baku kayu di Kecamatan ini.
8. Kecamatan Berbak