Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar logam berat pada limbah cair industri
emas (PT X) di Surabaya. Limbah industri PT. X ini memiliki kandungan logam – logam berat yang
dapat disetarakan dengan limbah industri Electroplating. Limbah cair dari industri perhiasan emas
sebagian besar merupakan limbah anorganik dengan kandungan asam yang cukup tinggi (pH
rendah). Metode yang digunakan adalah metode presipitasi(pengendapan) dengaan beberapa
variable yaitu jenis bahan pengendap(NaOH dan CaOH), pH larutan dan waktu pengendapan. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa , dengan penambahan Ca(OH) maupun NaOH semakin tingi pH ,
maka semakin besar pula % Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe. Demikian pula dengan variable
waktu flokulasi maka semakin lama waktu flokulasi maka semakin besa.% Removal logam Cu, Ni,
Zn dan Fe. Untuk pH optimum yang dapat menurunkan kadar logam Cu, Ni, Zn dan Fe adalah
pada pH 12. Besarnya % removal logam Cu, Ni, Zn & Fe dengan penambahan koagulan NaOH
berturut – turut adalah 99.993% , 99.877%, 99.946% dan 99.935%. Besarnya % removal logam Cu,
Ni, Zn dan Fe dengan penambahan koagulan Ca(OH)2 berturut – turut adalah 99.994%, 99.936%,
99.949% dan 99.941%. Sedangkan waktu flokulasi optimum untuk menurunkan kadar logam Cu, Ni,
Zn dan Fe adalah pada waktu flokulasi 30 menit.
Abstract
This research has purpose to reduce heavy metal contain in liquid waste of gold industries (PT X) in
Surabaya. Industrial waste of PT X has heavy metals that equal with electroplating waste industries.
Liquid waste from gold jewellery industry most of it is an inorganic waste high acid composition
(low pH). The method that being used is pressipitation method with some variables such as type of
presipitatior pH of solution and time of presipitation. From the research’s result with Ca(OH)2 and
NaOH, the high pH, then the bigger % removal of metal Cu, Ni, Zn, and Fe. The same with variables
of floculation’s time when the longer floculation time than the bigger % removal of metal (Cu, Ni,
Zn and Fe). For the optimum pH which can decrease metal content Cu, Ni, Zn and Fe is pH 12. The
percentage of removal with additioned by reductor NaOH in order are 99,93 %, 99,77 %, 99,46 %,
and 99,35 %., with additioned Ca(OH)2 are 99,94%, 99,936% 99,949%, 99,941%, mean while the
optimum time of floculation to decrease metal concentrate is 30 minute. So from the result the
additional of Ca(OH)2 is much better than NaOH.
TPL09-
TPL09-1
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
limbah anorganik dengan kandungan asam yang Dari latar belakang diatas ,dapat
cukup tinggi (PH rendah). diketahui bahwa kadar logam berat yang
melebihi baku mutu pemerintah adalah logam
Tabel 1.1. Karakteristik Limbah Cair PT. X Cu, Ni, Zn dan Fe sehingga dilakukan
penelitian untuk menurunkan kadar logam –
Kandungan Cu Ni Zn Fe logam berat tersebut sampai sekecil mungkin
Logam dengan metode prespitasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi proses presipitasi, namun pada
(ppm) 29627.79 187.5 295.75 2562.79 penelitian ini difokuskan pada variabel pH,
waktu flokulasi dan jenis reduktor. Jenis
Standard reduktor yang digunakan adalah NaOH dan
Baku Mutu Ca(OH)2. Ca(OH)2 digunakan sebagai
(ppm) 5 1 20 20 pembanding NaOH yang selama ini digunakan
dengan harapan didapat reduktor yang lebih
efektif dan efisien.
Dari table diatas menunjukkan bahwa
kandungan logam berat yang berasal dari Tujuan dari penelitian ini adalah
limbah cair PT. X , seperti logam Cu, Ni, Zn, untuk mendapatkan harga pH larutan dan waktu
Cd dan Fe melebihi kadar maksimum baku pengendapan yang memberikan % removal dari
mutu limbah cair electroplating. Sehingga perlu logam Cu, Ni, Zn dan Fe yang paling besar..
untuk dilakukan pengolahan limbah cair Disamping itu juga untuk mengetahui diantara
tersebut untuk mereduksi kadar logam berat dua reduktor yang digunakan mana yang lebih
sebelum di buang ke badan air. Untuk efisien.
menurunkan kadar logam tersebut diatas, PT. X
telah melakukan pengolahan limbahnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sebelum dibuang ke badan air dengan digunakan sebagai referensi, sebagai bahan
menggunakan metode presipitasi , yaitu dengan perbandingan maupun sebagi acuan bagi
menambahkan NaOH sebagai bahan industri industri yang sejenis dalam mengolah
reduktornya pada pH 8.5-10, namun kadar limbah cair terutama dalam penurunan
logam beratnya masih diatas ambang batas baku logamberat yang terkandung didalamnya.
mutu yang diijinkan. Limbah cair PTX berasal
dari proses Refinary, Proses Bombing dan
glundung, Proses Pencucian dan Proses 2. Teori Dasar
Pengaturan warna dan Bilasan. Rachmad dkk) Pada dasaranya logam berat dalam air buangan
telah melakukan penelitian pendahuluan dapat dipisahkan dengan berbagai cara yaitu
menggunakan sample air limbah sebanyak 200
dengan proses fisika, kimia dan biologi. Proses
ml menggunakan metode Jar-tes dengan
pengambilan logam berat yang terlarut dalam
menggunakan komposisi air limbah dari suatu larutan biasanya dilakukan dengan cara
keempat proses diatas sebagai variabel, dengan prespitasi, reverse osmosis, ion exchange dan
penambahan NaOH pada pH sekitar 8,5-10.
adsorbsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH awal
limbah 2 sedangkan komposisi limbah terbaik Penurunan kandungan logam berat pada
adalah 13.37% limbah dari Bak penampung air limbah industri ini, dapat dilakukan dengan
limbah I (proses Refinery), 1.96% limbah dari proses secara fisik – kimia. Teknologi
Bak penampung limbah II (proses Bombing dan pengolahan air limbah yang mengandung logam
glundung), 5.72% limbah dari Bak penampung – logam, telah lama dikembangkan dan sampai
limbah III (proses pencucian) , 78.95%limbah saat tetap “establish” yaitu dengan prinsip.
dari Bak penampung limbah IV (proses
pengaturan warna & bilasan), dengan penurunan Proses Produksi PT. X :
kadar logam berat berkisar antara 96-98 %.
Roekmijati W.Soemantojo, Praswasti PDK. 1.Peleburan
Wulan, dan Yulianti (2001) telah melakukan
penelitian tentang “Presipitasi Bertahap Logam Proses ini adalah proses untuk
Berat Limbah Cair Industri Pelapisan Logam membuat kadar emas sesuai dengan keinginan.
Menggunakan Larutan Kaustik Soda”.Hasil Bahan baku terdiri dari emas, perak dan
penelitiannya menunjukkan bahwa dengan tembaga. Proses peleburan menggunakan
variabel pH 4,6 dan 8 tidak berpengaruh secara system induksi panas dengan menggunakan
signifikan terhadap penurunan kadar logam tenaga listrik dalam suatu bejana reactor. Hasil
berat Cudan Fe.
TPL09-
TPL09-2
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
peleburan berupa emas cair yang siap untuk di 3. Proses Pengaturan Warna & Bilasan :
cetak / di casting. menghasilkan limbah bilasan yang
bersifat Basa
1. Pencetakan 4. Proses Refinery : menghasilkan limbah
Pada unit proses ini merupakan proses asam yang bersifat Asam
pembuatan perhiasan (kalung, gelang, cincin, Dengan volume limbah terbesar adalah limbah
dll) dimana emas cair dengan kadar (karat) dari proses Pengaturan warna & Bilasan.
tertentu yang dihasilkan dari proses peleburan
dicetak. Seperti diketahui bahwa pengolahan
limbah dengan metode presipitasi ini merupakan
2. Pembentukan salah satu metode pengolahan limbah yang
3. Finishing banyak digunakan untuk memisahkan logam
Pada unit proses ini semua produk dari berat dari limbah cair. Dalam metode presipitasi
unit pembentukkan dilakukan proses kimia dilakukan penambahan sejumlah zat
penghalusan & pencucian dengan menggunakan kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang
air & NaCN. Proses penghalusan dilakukan mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut.
dengan mesin penghalus pada unit Bombing dan Tiap-tiap logam memiliki karakteristik pH
unit Glundung. Dari proses ini dihasilkan optimum presipitasi tersendiri, yaitu pH pada
limbah cair yang bersifat basa cyanide, dan basa saat logam tersebut memiliki kelarutan
non cyanide minimum. Oleh karena itu pada limbah yang
mengandung beragam logam presipitasi
4. Pencucian dilakukan secara bertahap, yaitu dengan
Perhiasan yang telah dihaluskan melakukan perubahan pH pada tiap tahapannya
kemudian dicuci. Pencucian dilakukan berulang sehingga logam-logam tersebut dapat
– ulang sehingga di peroleh perhiasan dengan mengendap secara bertahap. (Mc Graw
kilap tertentu. Di dalam ini dilakukan proses “Resources and Enviromental Engineering).
penghilangan kotoran & lemak, dengan
menggunakan air dan detergen . Dari proses ini Presipitasi kimia adalah suatu prosedur
dihasilkan limbah detergen dan limbah yang standar untuk menyisihkan/menurunkan
mengandung NaCN serta logam berat. kandungan logam berat dari air dan air limbah.
Pembentukkan presipitat sangat ditentukan oleh
5. Pengaturan Warna & Bilasan penambahan bahan kimia sebagai pengikat
Pada proses ini penyepuhan di lakukan logam – logam. Dosis bahan kimia yang
dengan mencelupkan bahan – bahan ke dalam dibutuhkan relative sulit dihitung secra teoritis,
larutan electrolit yang mengandung emas. umumnya ditentukan melalui percobaan dalam
Setelah disepuh, perhiasan dicuci dengan skala Laboratorium. Percobaan dengan
larutan basa & di bilas dengan air. penentuan dosis bahan kimia untuk proses
presipitasi atau koagulasi ini sering disebut
6. Refinery sebagai Jar – Test. Adapun yang mempengaruhi
Barang rusak/gagal produksi percobaan dengan Jar – Test ini, antara lain :
dikumpulkan pada unit proses ini. Dimana pada
proses ini digunakan bahan pelarut emas yaitu 1. Bahan kimia yang dipakai untuk
air raja yang terdiri dari HCl dan HNO3 pekat mereduksi kadar logam berat
dalam reactor peleburan. Dari proses ini 2. Penambahan dosis bahan reduktor
dihasilkan limbah cair dan gas buang yang 3. pH
bersifat Asam. 4. Kecepatan pengadukan
5. Waktu flokulasi
Limbah cair pada PT X, merupakan Penurunan kadar logam berat terutama
limbah yang dihasilkan dari proses – proses tergantung pada dua factor, yaitu :
diatas adalah sebagai berikut :
1. Kelarutan teoritis yang
1. Proses bombing dan proses glundung : membentuk spesies padatan
menghasilkan limbah yang terlarut sebagai fungsi dari
mengandung Basa Cyanide & Basa konstanta kesetimbangan
non - Cyanide. kelarutan, pH dan konsentrasi
2. Proses pencucian : menghasilkan bahan pembentuk presipitat.
limbah detergen yang mengandung 2. Pemisahan padatan dari larutan
Basa detergen yang membawanya.
Logam – logam berat umumnya dipresipitasi
TPL09-
TPL09-3
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979
979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
TPL09-
TPL09-4
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979
979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
nickel dan perak sulit untuk dihilangkan dengan untuk menghilangkan ion – ion kompleks
metode khlorinasi alkali. tersebut. Pemakaian bahan kimia Hidrogen
Hid
Peroksida (H2O2) dapat mengoksidasi CN
Ammoniak bisa dihilangkan dengan aerasi, sekaligus membentuk presipitat Cd(OH)2.
khlorinasi titik retak. Kelarutan logam – logam
dengan atau tanpa adanya ammmoniakmoniak sebagai . Tembaga (Cu)
fungsi pH dapat dilihat pada gambar 2.
Metode pengolahan standart untuk
Pada presipitasi Arsen dan Besi, tembaga adalah presipitasi. pH optimum untuk
oksidasi mungkin memerlukan penggunaan klor
atau permanganate. Untuk pengolahan limbah presipitasi Cu adalah pH 9 dan pH 10.
khrom, khrom heksavalensi (Cr6+) harus Pengolahan yang efektif telah diobserva
diobservasi
direduksi terlebih dahulu menjadi khrom terjadi pada nilai pH operasi yang lebih rendah.
trivalent (Cr3+) dan kemudian di presipitasi
dengan kapur. 2 Kapur dan soda digunakan secara luas
untuk presipitasi Cu. Namun, dalam air limbah
tembaga sulfat, penambahan kapur akan
menghasilkan Kapur Sulfat yang mudah
mengendap sehingga disarankan tidak
menggunakann filter, karena dapat mengikat
media pasir menjadi gumpalan yang keras.
TPL09-
TPL09-5
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
Manfaat Penelitian
Diamkan sample sesuai dengan
Studi Literatur variable waktu flokulasi, yaitu :
15, 20, 25 & 30 menit
Percobaan
Saring Sample dengan Kertas Saring
Analysis Data
Masukkan sample hasil
penyaringan ke botol
Kesimpulan
Selesai
TPL09-
TPL09-6
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
4.Hasil Pembahasan
Kadar Awal
100.0%
100.0%
15 menit
100.0%
20 menit
% Removal
100.0% 25 menit
100.0% 30 menit
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
8 9 10 11 12
pH
SELESAI
Gambar 10. Skema percobaan
Grafik 1. pH Versus % Removal logam Cu
dengan reduktor NaOH.
Skema Pengambilan Sample Limbah Cair PT.
X
100.0%
15 menit
99.0%
MULAI 20 menit
% Removal
25 menit
98.0%
30 menit
97.0%
Ambil sample dari tangki penampung
Limbah Cair yang berasal dari unit proses 96.0%
Refinery (limbah 1)
95.0%
8 9 10 11 12
pH
Ambil sample dari tangki penampung Limbah
Cair yang berasal dari unit proses Bombing &
Glundung (limbah 2) Grafik 2. pH Vs % Removal logam Ni dengan
reduktor NaOH
Ambil sample dari tangki penampung Limbah
Cair yang berasal dari unit proses Pencucian
(limbah 3)
TPL09-
TPL09-7
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
98.8% s = KSP
98.4%
98.0%
8 9 10 11 12
pH
100.0%
Grafik 3. p Vs % removal Logam Zn dengan
reduktor NaOH. 100.0%
15 menit
100.0% 20 menit
% Removal
25 menit
100.0% 100.0% 30 menit
100.0% 100.0%
20 menit
99.9%
99.9% 25 menit
8 9 10 11 12
30 menit
99.8% pH
99.8%
99.7%
Grafik 5. pH Vs % removal logam Cu dengan
8 9 10 11 12
reduktor Ca(OH)2
pH
100.00%
Grafik 4. pH Vs % Removal logam Fe dengan 99.50%
reduktor NaOH. 99.00% 15 menit
20 menit
% Removal
98.50%
Grafik 1, 2, 3, dan 4 menunjukan 25 menit
98.00% 30 menit
pengaruh pH terhadap % removal logam Cu, Ni, 97.50%
Zn dan Fe dengan penambahan reduktor NaOH 97.00%
pada waktu flokulasi sesuai dengan variable (15, 96.50%
20, 25 dan 30 menit). Dari grafik – grafik diatas 96.00%
terlihat bahwa semakin besar pH maka % 8 9 10 11 12
TPL09-
TPL09-8
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
99.920%
99.900%
NaOH Dari uraian diatas menunjukkan bahwa
Ca(OH)2
99.880% besarnya % removal masing – masing logam
99.860%
99.840%
berbeda – beda, hal ini terjadi karena kelarutan
99.820% masing – masing logam berbeda – beda. Seperti
99.800% diketahui bahwa kelarutan logam sangat
Cu Ni Zn Fe
Logam
dipengaruhi oleh pH, konsentrasi bahan
reduktor dan bahan pembentuk presipitat
Grafik 9. % Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe (koagulan) sehingga perlakuan pH untuk masing
dengan reduktor NaOH dan Ca(OH)2 dan waktu – masing logam tidak sama. Seperti contoh
30 menit. logam Cu dapt terlarut optimum pada pH 12
TPL09-
TPL09-9
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
sedangkan logam Ni masih belum terlarut ekonomi harga kapur lebih murah dibandingkan
optimum pada pH tersebut. dengan NaOH
Dari grafik 9 juga terlihat bahwa Dari penelitian yang telah dilakukan
penambahan bahan reduktor kapur (Ca(OH)2) oleh Praswasti PDK Wulan dalam penurunan
lebih bagus dibanding dengan menggunakan logam berat Cu dan Fe dengan variable pH 4, 6
caustic soda (NaOH) dalam meremoval logam, dan 8 tidak begitu berpengaruh terhadap
hal itu disebabkan kapur mengendapkan logam penurunan kadar logam karena pH minimal dari
lebih cepat dan dapat bertindak sebagai Ko- kedua logam tersebut adalah pada pH 10 untuk
presipitat. 4 logam Cu dan 12 untuk logam Fe. Sedangkan
penelitian ini variable pH yang diambil adalah
Reaksi – reaksi Presipitasi hidroksida pada pH 8, 9, 10, 11 dan 12 untuk menentukan
untuk semua logam – logam kationik (M++) pH optimum dari masing – masing logam. Dari
adalah sama dengan yang ditunjukkan dengan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pH
reaksi sebagai berikut : optimum untuk logam Cu dan Fe ada diatas pH
10.
CO3 CO3 ↓
M ++ ++
SO4 + Ca (OH ) 2 → M (OH ) 2 + Ca SO4 ↓ 5. Kesimpulan
Cl2 Cl2 ↓ Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
CO3 CO3 ↓
1. % Removal terbesar pada pH dan waktu
++ ++
M SO4 + 2 NaOH → M (OH ) 2 + Ca SO4 ↓ flokulasi optimum dengan penambahan
Cl2 Cl2 ↓ bahan reduktor NaOH adalah logam Cu
dengan % removal sebesar 99.993%.
Sedangkan % removal terbesar pada pH
Perbedaan penambahan bahan reduktor NaOh dan waktu flokulasi optimum dengan
dengan Ca(OH)2 dari segi effisiensi biaya penambahan bahan reduktor Ca(OH)2
maupun operasionalnya ditunjukkan dengan adalah logam Cu dengan % removal
table dibawah : sebesar 99.994%
2. Penambahan bahan reduktor Ca(OH)2 lebih
baik dibandingkan NaOH karena
menghasilkan % removal logam Cu, Ni, Zn
Tabel 4.1 Perbandingan koagulan NaOH dan
dan Fe lebih besar dan dari segi effisiensi
Ca(OH)2 : 3
biaya maupun pengolahannya.
Parameter NaOH Ca(OH)2
6. Daftar Pustaka
Biaya Mahal Murah 1. Afiatun, Evi, Wahyui, Sri, Rachmawaty,
Agustini, (2004), “Perolehan Kembali Cu
operasional
dari Limbah Elektroplating dengan
Lumpur Sedikit Banyak Menggunakan Reaktor Unggun
Terfluidisasi”, Infomatek, Volume 6 No.1,
yang d 27 - 36.
ihasilkan 2. Day, R.A., Jr., and A.L. Underwood, (991),
“Analisa Kimia Kuantitatif Edisi ke-4”,
Kecepatan Lambat Cepat Penerbit Erlangga, Jakarta.
pengendapa 3. Eckenfelder, W.Wesley, Jr., (1989), “
n Industrial Water Pollution Control 2nd
ed.”,McGraw-HillInternational,Singapore.
4. N. HAAS, Charles, J.Vamos, Richard,
“Hazardous and Industrial Waste
Dari table diatas terlihat bahwa Treatment”, Prentice Hall, Engelwood
kerugian menggunakan kapur adalah jumlah Cliffs, New Jersey 07632
lumpur yang dihasilkan lebih banyak 5. Roekmijati W.Soemantojo, Praswasti PDK.
dibandingkan dengan penggunaan NaOH, tetapi Wulan, dan Yulianti (2001)“Presipitasi
Lumpur yang dihasilkan sebagai limbah padat Bertahap Logam Berat Limbah Cair
dapat diolah lagi menjadi Paving. Secara Industri Pelapisan Logam Menggunakan
Larutan Kaustik Soda”, Jurusan Teknik
TPL09-
TPL09-10
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
TPL09-
TPL09-11