You are on page 1of 8

Orang Kaya

yang Bodoh

Kakek, David berkata dengan sedih sambil bersiap-siap


untuk tidur, tidak ada yang mau bermain denganku!
Kenapa, David? tanya Kakek.
Setiap kali aku mengajak teman bermain, mereka selalu
memilih mainan yang aku inginkan. Aku ingin bermain dengan
anak-anak yang lain, tetapi aku juga ingin bermain dengan
semua mainanku. Mengapa aku harus berbagi?

Kakek berpikir sejenak. Ada cerita bagus yang mungkin dapat


membantu memecahkan persoalanmu, katanya.
Ambillah buku cerita Alkitabmu, dan kakek akan membacakan
sebuah cerita sebelum kamu tidur.
David bergegas mengambil bukunya dan duduk manis di sebelah
kakek sementara kakek mulai membaca.
*
Adalah seorang petani yang kaya raya dan kita menyebutnya Pak
Makmur. Ia memiliki ladang yang sangat besar. Suatu waktu, tuaian
sangat besar dan pekerjanya mengumpulkan banyak gandum.

Pak Makmur mengawasi dan


memastikan para pekerjanya
memasukkan karung-karung yang
berisi gandum itu agar tersimpan
dengan aman di lumbungnya.
Selagi ia mengagumi tumpukan
karung-karung itu, salah seorang
tetangganya melintas dan
berkata, Banyak sekali tuaian
Anda tahun ini!
Ya! Tuan Makmur berkata,
Ladang gandumku luas sekali.
Alangkah terberkatinya aku! Aku
sangat kaya!
Selagi ia menyombong tentang
kekayaannya yang banyak
itu, seorang pekerja miskin
mendekatinya dan bertanya,
Tuan, tuaian begitu bagus,
dapatkah tuan memberi beberapa
karung gandum untuk keluarga
kami?
Apa? seru Tuan Makmur.
Tidak! Tidak bisa. Aku harus
menyimpannya untuk diriku
sendiri!
Pekerja yang miskin itu melihat
ke lumbung, kemudian ke Tuan
Makmur, Ta-tapi, lumbung tuan
bahkan tidak cukup besar untuk
menyimpan gandum-gandum ini!
Omong kosong! jawab
Tuan Makmur. Pasti muat.

Sang pekerja melanjutkan, Saya


yakin tuan bahkan tidak menyadari
seandainya tuan memberikan
beberapa karung saja. Kami bekerja
keras dan kami sangat miskin.
Tidak! Tidak! Aku tidak dapat
memberikan gandumku. Semuanya
kuperlukan untuk diriku sendiri.
Setelah itu, Tuan Makmur beranjak
pergi.
Beberapa saat kemudian, setelah
para pekerja menyimpan sebanyak
mungkin karung gandum ke dalam
lumbung, Tuan Makmur melihat bahwa
masih ada beberapa karung yang
tidak muat.
Aduh! seru Tuan Makmur,
Pekerja itu benarlumbungnya
tidak cukup untuk semua gandum
itu. Tuaian begitu banyak sehingga
tidak cukup tempat di lumbung untuk
menyimpannya! Apa yang harus
kulakukan?
Tuan Makmur mulai kuatir. Wah
jangan-jangan aku harus memberikan
sebagian gandum ini kepada orang
lain! ia menahan nafas. Tetapi
kemudian ia mendapat gagasan.
Aha! Aku punya akal. Aku akan
membangun lumbung yang lebih
besar untuk menyimpan gandumku,
dengan demikian aku tidak harus
berbagi dengan siapa pun.

Benar. Kakek setuju.


Dia sangat mementingkan
dirinya sendiri. Tetapi malam
itu Tuhan berkata kepada
Tuan Makmur: Kamu
bodoh! Malam ini kamu akan
mati, apa yang akan kamu
lakukan dengan apa yang
sudah kamu simpan itu?
Persis seperti yang
Tuhan katakan, malam itu
petani yang egois mati
ketika sedang tertidur dan
ia harus meninggalkan
kekayaannya.
Tuhan mengambil segala
sesuatu dari dirinya karena
dia mementingkan diri
sendiri dan tamak, kata
David.
Benar sekali! kata
Kakek. Bukannya berbagi
apa yang dimilikinya,
ia memutuskan untuk
membangun lumbung yang
lebih agar bisa menyimpan
lebih banyak lagi gandum.
Bukanlah sesuatu yang
buruk menjadi kaya dan
memiliki lumbung-lumbung
itu. Tahukah kamu apa yang
salah, yang dilakukannya?

Dia tidak mau


berbagi, kata
David. Sedikit
pun ia tidak mau
membantu mereka
yang sangat
membutuhkan.
Benar sekali!
kata Kakek.
Kakek, aku
punya banyak
mainan, kata
David. Tetapi
tidak ada yang mau
bermain denganku.
Kamu makmur
dengan mainan,
David. Mungkin
Tuhan memberi
banyak sekali
supaya kamu dapat
berbagi dengan
yang lain! Ingat,
Memberi lebih baik
daripada menerima.
Dan kamu tidak
akan pernah rugi
dengan memberi!
*

Keesokan harinya, David


melihat Tommy bersepeda di
depan rumahnya.
Hai, Tommy! David berseru. Mari kita bermain bersama?
Tommy terlihat terkejut.
Baiklah! jawabnya dengan
gembira. Aku tanya ibuku
dulu ya .
Ketika Tommy datang, David memperlihatkan kotak
tempat mainannya. Silakan
pilih mobil mana yang kamu
mau kemudian kita bisa membuat jalanan dan bermain
mobil-mobilan.
Sungguh? Aku boleh memilih lebih dulu mobil mana
yang kuinginkan? tanya Tommy.
Ya, silakan! kata David,
dengan senyum lebar.
Ok, kata Tommy, aku
ingin memainkan mobil polisi
dan pemadam kebakaran.
Boleh! jawab David,
meskipun itu adalah mainan
yang paling disukainya. Aku
akan memainkan ambulans
dan mobil derek. Nah mari
kita membuat jalanannya!

David tersenyum lebar seraya


dia dan Tommy mulai bermain.
Dia senang sekali bermain
bersama teman.
Setelah itu, ibunya datang
dan menyampaikan bahwa ibu
Tommy menelepon dan Tommy
harus pulang untuk makan
malam.
Mari kubantu menyimpan
mainanmu sebelum aku pulang,
kata Tommy.
Terima kasih! jawab David,
kemudian menambahkan,
Besok sore datang lagi ya ...
dan kita bisa bermain bersama.
Oh dengan senang hati!
Terima kasih, David. Kamu
teman yang baik. Aku senang
sekali. Besok aku bawa LEGO
dan mobil-mobilanku juga. Jadi
ada lebih banyak mobil yang
bisa kita mainkan, dan kita
bahkan bisa membangun kota
lalu mobilnya bisa berkendara di
seputar kota.
Ide yang bagus, kata David.
Kamu juga teman yang baik,
Tommy. Sampai besok ya!
Tommy mengambil sepedanya
dan mulai mengayuh pulang ke
rumahnya.

Ketika makan malam, David berkisah kepada orang tuanya, Hari ini aku
mengerti apa yang Kakek maksudkan tadi malam bahwa kita tidak pernah
rugi dengan memberi. Dulu aku tidak mau berbagi mainan dengan siapa pun,
sebab kukira untuk bergembira aku butuh semua mainanku. Tetapi hari ini
aku sadar bahwa ketika aku berbagi, aku membuat temanku gembira dan aku
juga gembira, meskipun aku tidak bermain dengan semua mainanku!
Ayah bangga dengan kamu, nak, karena kamu sudah mempelajari hikmah
yang berharga itu dan memutuskan untuk berbagi dengan orang lain, kata
ayahnya. Kakek memang benarkamu tidak pernah rugi dengan memberi!

Authored by Simon Peter, adapted by Danielle Adair and Devon T. Sommers. Illustrations by Didier Martin. Design by Stefan Merour.
2009 Aurora Production AG. All Rights Reserved. Used by permission.

You might also like