You are on page 1of 64

g.

Kerjakan soal-soal latihan dan mintalah nilai pada guru mata diklat untuk
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
tiap soal latihan. Jika anda dinyatakan berhasil maka anda boleh
BAB I. PENDAHULUAN
melanjutkan ke materi berikutnya tetapi jika anda belum berhasil maka
ulangi lagi sampai anda dinyatakan berhasil
A. DESKRIPSI 2. Untuk Guru
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Penguasaan Dalam kegiatan pelajaran meteri ini, guru mempunyai peran sebagai berikut :
ilmu dan teknologi harus disertai dengan pemahaman dasar-dasar keilmuwan yang a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
mendukung. Sistem Pengapian sebagai salah satu Standar Kompetensi Dasar b. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
Kejuruan yang mempunyai peran yang sangat penting dalam mengantarkan siswa c. Melaksanakan penilaian
untuk memahami dasar-dasar ilmu dan teknologi terutama dasar-dasar Sistem d. Mencatat pencapaian kemajuan siswa
Kelistrikan Otomotif. Standar Kompetensi Dasar Kejuruan ini membahas tentang e. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan
“Sistem Pengapian Konvensional”. dari suatu kompetensi yang perlu dibenahi dan merundingkan rencana
pemelajaran selanjutya
B. PRASYARAT
Materi ini merupakan materi awal atau materi dasar pada Standar Kompetensi D. TUJUAN AKHIR
Dasar Kejuruan yaitu Sistem Pengapian. Dengan mempelajari materi ini diharapkan Setelah mempelajari materi modul Standar Kompetensi Dasar Kejuruan “Sistem
siswa dapat mempelajari materi berikutnya dengan lebih mudah. Pengapian” ini diharapkan siswa dapat:
1. Menambah pengetahuan dalam pelaksanaan Sitem Pengapian Konvensional.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
2. Memberikan pengetahuan awal atau gambaran pelaksanaan praktek Sistem
1. Untuk Siswa
Pengapian Konvensional.
Peserta diklat harap memperhatikan petunjuk-petunjuk dibawah ini:
a. Bacalah dengan seksama materi-materi yang ada
E. KOMPETENSI
b. Catatlah hal-hal yang penting pada tiap materi, jika perlu buatlah
Mata Pelajaran : Standar Kompetensi Dasar Kejuruan
ringkasan-ringkasan rumus-rumusnya
Kelas/Semester : XI/1
c. Fahami maksud isi materi
Standar Kompetensi : Sistem Pengapian
d. Siapkan kertas kosong dan alat-alat tulis untuk mencatat hal-hal yang
Kode Kompetensi : OPKR 50-011B
penting dan ringkasan rumus
Alokasi Waktu : 40 X @45 menit
e. Kerjakan setiap latihan soal yang ada dan cobalah membuat model soal
lain untuk materi yang sama
f. Ulangi lagi materi yang anda rasa belum paham dengan mecoba latihan
soalnya

By Tarmizi, S.Pd. 1
BAB II. PEMELAJARAN  Cara
menaikkan
tegangan
 Dasar
A. BELAJAR SISWA transformasi
tegangan
Peserta diklat diharapkan mampu membuat rencana belajar yang mencakup   Bagian-  Rangkaian  Teliti dalam  Memahami  Dapat
bagian sistem sistem menerapkan rangkaian mempraktekka
pengapian pengapian rangkaian sistem n rangkaian
hal-hal berikut: baterai sistem pengapian sistem
pengapian baterai pengapian
Tempat Alasan Tanda baterai baterai
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
belajar Perubahan Tangan
  Cara kerja  Cara kerja  Teliti dalam  Memahami  Dapat
1. Pendahuluan dan data-data sistem menerapkan cara kerja dan mempraktekka
2. Bagian-bagian Sistem sistem pengapian cara kerja data-data n cara kerja
Pengapian Baterai pengapian baterai sistem sistem dan
3. Cara Kerja dan Data-data baterai  Data-data pengapian pengapian pengukuran
Sistem Pengapian Baterai sistem dan data- data-data
pengapian data sistem sistem
4. Kontak Pemutus dan Sudut
baterai pengapian pengapian
Dwell
baterai
5. Kondensator   Kontak  Kegunaan dan  Teliti dalam  Memahami  Dapat
pemutus dan bagian-bagian menerapkan kegunaan, mempraktekka
6. Koil dan Tahanan Balast
sudut dwell  Jalan arus pada kegunaan, bentuk kontak n kegunaan,
kontak pemutus bentuk pemutus, bentuk kontak
7. Busi kontak susdut pemutus,
 Bentuk-bentuk pemutus, pengapian, susdut
8. Saat Pengapian pada kontak sudut dwell dan pengapian,
pemutus pengapian, hubungannya dwell dan
9. Advans Sentrifugal
 Sudut dwell dan hubungannya
pengapian hubunganny
10. Advans Vakum a
 Sudut dwell
 Hubungan
sudut dwell
B. KEGIATAN BELAJAR dengan celah
kontak pemutus
Selama pemelajaran diharapkan peserta diklat melakukan kegiatan-kegiatan berikut  Besar sudut
dwell dengan
ini: kemampuan
pengapian
1. Membaca dan memahami materi   Kondensator  Percobaan  Teliti dalam  Memahami  Dapat
sistem menerapkan percobaan mempraktekka
2. Mendiskusikan materi bersama peserta diklat lain pengapian percobaan sistem n percobaan
tanpa sistem pengapian sistem
3. Membuat laporan hasil diskusi sendiri dan kelompoknya kondensator pengapian tanpa dan pengapian
 Bunga api pada tanpa dan dengan tanpa dan
kontak dengan kondensator dengan
kondensator kondensator
 Sifat-sifat
C. SILABUS KOMPETENSI induksi diri
 Sistem
Kegiatan Pemelajaran pengapian
Materi
Kompetensi Dasar Indikator dengan
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan kondensator

 Sistem Pengapian  Pendahuluan  Cara penyalaan  Teliti dalam  Memahami  Dapat  Kondensator
pada sistem
bahan bakar menerapkan cara penyalaan mempraktekk
pengapian
pada motor cara bahan bakar, an cara
bakar penyalaan menaikkan penyalaan   Koil dan  Kegunaan koil  Teliti dalam  Memahami  Dapat
 Sistem bahan tegangan bahan bakar, tahanan  Macam-macam menerapkan kegunaan, mempraktekka
pengapian bakar, cara ballast kegunaan macam-macam n kegunaan
jenis koil
konvensional menaikkan menaikkan koil dan koil dan koil, tahanan
tegangan tegangan  Koil dengan tahanan tahanan ballast ballast dan
pada motor
tahanan balas ballast serta rangkaian rangkaian
bensin
 Kegunaan penambahan penambahan

By Tarmizi, S.Pd. 2
tahanan ballast start start
 Rangkaian
penambahan D. URAIAN MATERI
start
  Busi  Bagian-bagian  Teliti dalam  Memahami  Dapat Kegiatan Belajar 1
busi menerapkan bagian-bagian, mempraktekka
 Beban dan celah beban dan n penyetelan 1. Pendahuluan
tuntutan pada elektroda tuntutan, nilai celah elektroda
busi busi dan panas, busi dan a. Cara Penyalaan Bahan Bakar pada Motor Bakar
tegangan permukaan, tegangan
 Nilai panas pengapian dudukan, ulir, pengapian
 Permukaan busi celah elektroda Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar dibedakan dalam 2
busi dan
 Dudukan tegangan macam:
 Ulir pengapian
 Celah elektroda 1) Penyalaan sendiri (Motor Diesel)
busi dan
tegangan Penjelasan:
pengapian
  Saat  Macam-macam  Teleti dalam  Memahami  Dapat Udara dikompresikan dengan tekanan kompresi tinggi yaitu 20-40
pengapian contoh saat menerapkan macam- menentukan
pengapian macam- macam, saat pengapian bar (2-4 Mpa), temperatur naik 700oC-900oC
 Persyaratan macam saat persyaratan idial
saat pengapian pengapian, saat pengapian Bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar → langsung terjadi
daya, dan
 Saat pengapian
dan daya motor
putaran,
beban motor
hubungannya
dengan daya,
penyalaan atau pembakaran
 Hubungan saat dan nilai putaran dan
pengapian oktan beban motor
dengan putaran serta nilai oktan
motor
 Hubungan saat
pengapian
dengan beban
motor
 Saat pengapian
dengan nilai
oktan
  Advans  Contoh soal  Teliti dalam  Memahami  Dapat
sentrifugal  Fungsi advant menerapkan fungsi advant mempraktekka
sentrifugal fungsi sentrifugal n fungsi advant
(governor) advant (governor) sentrifugal
sentrifugal(g (governor)
overnor)
  Advans  Pendahuluan  Teliti dalam  Memahami  Dapat
vakum  Cara kerja menerapkan cara kerja, mempraktekka
advans vakum cara kerja, macam-macam n cara kerja
macam- kondisi vakum, advant vakum
 Macam-macam macam batas toleransi dan
kondisi vakum sambungan, kurva advant menentukan
pada batas vakum dan batas toleransi
sambungan toleransi saat pengapian kurva advant
advans vakum kurva advant pada macam- vakum serta
 Batas toleransi vakum dan macam saat pengapian
kurva advans saat keadaan motor pada macam-
vakum pengapian macam 2) Penyalaan dengan bunga api listrik (Motor Bensin)
pada keadaan motor
 Saat pengapian macam- Penjelasan:
pada macam- macam
macam
keadaan motor
keadaan Campuran udara + bahan bakar dikompresikan dengan tekanan
motor
 Kerja sistem kompresi rendah yaitu 8-13 bar (0,8-13 Mpa), temperatur naik
advans pada
macam-macam
keadaan motor

By Tarmizi, S.Pd. 3
400oC-600oC. Busi meloncatkan bunga api terjadi penyalaan atau
pembakaran
2) Sistem pengapian magnet

b. Sistem Pengapian Konvensional pada Motor Bensin


Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam:
1) Sistem pengapian baterai

c. Cara Menaikkan Tegangan


Cara menaikkan tegangan:
Tegangan baterai (12 V) dinaikkan menjadi tegangan tinggi 5000-25000
Volt dengan menggunakan transformator (Koil)

By Tarmizi, S.Pd. 4
2) Transformator
Untuk menaikkan tegangan menggunakan: Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan
arus bolak-balik maka:
 Ada perubahan arus listrik
 Terjadi perubahan medan magnet
 Terjadi tegangan induksi lampu

d. Dasar Transformasi Tegangan


Transformasi tegangan berdasarkan prinsip induksi magnetis
1) Induksi magnetis
Jika magnet digerak-gerakkan dekat kumparan, maka:
 Terjadi perubahan medan magnet 3) Perbandingan tegangan
 Timbul tegangan listrik Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah
Tegangan tersebut disebut ”Tegangan Induksi” lilitan
 Jumlah lilitan sedikit tegangan induksi kecil
 Jumlah lilitan banyak tegangan induksi besar

By Tarmizi, S.Pd. 5
4) Transformasi dengan arus searah
Bagaimana jika transformator diberi arus searah?
 Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah,
karena
 Arus tetap
 Tidak terjadi perubahan medan magnet
 Tidak ada induksi
Bagaimana agar terjadi perubahan medan magnet?
 Dengan memberi saklar pada sambungan primer, jika saklar
dibuka atau ditutup (On/Off) maka:
 Arus primer terputus-putus
 Ada perubahan medan magnet 2) Kunci kontak
 Terjadi induksi Menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit
primer

Kegiatan Belajar 2
2. Bagian-Bagian Sistem Pengapian Baterai 3) Koil
a. Kegunaan Bagian Sistem Pengapian Baterai Mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi
1) Baterai (5000 – 25000 Volt)
Sebagai penyedia atau sumber arus listrik

By Tarmizi, S.Pd. 6
 Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan
induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi

4) Kontak pemutus 6) Distributor


Menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi
tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian sesuai dengan urutan pengapian

5) Kondensator 7) Busi
Kegunaan: Meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di
 Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai
pada saat kontak mulai membuka

By Tarmizi, S.Pd. 7
b. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai
Bagian-bagian Kegiatan Belajar 3
1. Baterai 3. Cara Kerja dan Data-data Sistem Pengapian Baterai
2. Kunci kontak a. Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai
3. Koil Cara kerja:
4. Kontak pemutus 1) Saat kunci kotak on, kontak pemutus menutup
5. Kondensor Arus mengalir dari + Baterai – Kunci kontak – Kumparan primer koil
6. Distributor kontak pemutus – Masa
7. Busi * Terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil
Penjelasan:
Sirkuit tegangan rendah = Sirkuit primer
Aliran arus primer sirkuit primer
Baterai – Kunci kontak – Primer koil – Kontak pemutus – Kondensor –
Massa
Sirkuit tegangan tinggi = Sirkuit sekunder
Aliran arus sirkuit sekunder
Sekunder koil – Distributor – Busi – Massa

By Tarmizi, S.Pd. 8
 Saat kontak pemutus menutup, arus primer 3-4 Amper
Cara kerja:  Kontak pemutus terbuka: 12-13 Volt
2) Saat kunci kontak on, kontak pemutus membuka  Kontak pemutus tertutup: maksimal 0,3 Volt
Arus primer terputus dengan cepat maka:  Motor hidup ± 300-400 Volt
 Ada perbedaan medan magnet (medan magnet jatuh)  (Tegangan induksi diri)
 Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada saat sirkuit sekunder
(terjadi loncatan bunga api diantara elektroda busi) Kegiatan Belajar 4
4. Kontak Pemutus dan Sudut Dwell
a. Kegunaan dan Bagian-bagian
Kegunaan:
Menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada sirkuit sekunder
Bagian-bagian:
1. Kam distributor
2. Kontak tetap (wolfram)
3. Kontak lepas (wolfram)
4. Pegas kontak pemutus
b. Data-data Sistem Pengapian Baterai Secara Umum 5. Lengan kontak pemutus
6. Sekerup pengikat
7. Tumit ebonit
8. Kabel (dari koil -)
9. Alur penyetel

By Tarmizi, S.Pd. 9
2) Kontak pejal
Keausan yang terjadi
b. Jalan Arus pada Kontak Pemutus  Keausan permukaan tidak merata
Arus mengalir dari minus koil – Kabel kontak pemutus – lengan kontak  Pemindahan panas kurang baik
pemutus – kontak lepas – kontak tetap – massa

c. Bentuk-bentuk Kontak Pemutus d. Sudut Pengapian


1) Kotak berlubang Sudut Pengapian adalah:
Keausan yang terjadi Sudut putar kam distributor dari saat kontak pemutus mulai membuka 1
 Keausan permukaan rata sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan kam berikutnya 2
 Pemindahan panas baik Contoh sudut pengapian:

360o

By Tarmizi, S.Pd. 10
α= Sudut dwell besar → celah kontak pemutus kecil
Z
Z = Jumlah silinder
Untuk motor 4 silinder
360o
α=
4
α = 90o PK (Poros Kam)
e. Sudut Dwell

2) Celah Kontak Pemutus Besar

Sudut Dwell Sudut Putar Kam Distributor


A – B = Sudut buka Kp (Kontak pemutus)
B – C = Sudut tutup Kp
Sudut tutup kontak pemutus dinamakan sudut dwell
Kesimpulan:
Sudut dwell adalah sudut putar kam distributor pada saat kontak pemutus
menutup (B) sampai kontak pemutus mulai membuka (C) pada tonjolan  Sudut buka besar (β)
kam berikutnya.  Sudut dwell kecil (α)
f. Hubungan Sudut Dwell dengan Celah Kontak Pemutus Kesimpulan:
1) Celah Kontak Pemutus Kecil Sudut dwell kecil → celah kontak pemutus besar
 Sudut buka kecil (β) Penjelasan:
 Sudut dwell besar (α) (a) Sudut pengapian
Kesimpulan:

By Tarmizi, S.Pd. 11
Toleransi ± 2o
o
360
Besar sudut dwell = 36o ± 2o
α=
Z Sudut dwell = 34o – 38o
Z = Jumlah silinder
(b) Sudut dwell = 60% x Sudut pengapian
360o
60% x
Z
Contoh: Menghitung sudut dwell motor 4 silinder dan 6 silinder
Motor 4 Silinder
360o 360o
Sudut pengapian α = = = 90 o PK
Z 4
o o
Sudut dwell = 60% x 90 = 54
Toleransi ± 2o
Besar sudut dwell = 54o ± 2o
g. Besar Sudut Dwell dan Kemampuan Pengapian
Sudut dwell = 52o – 56o
Kemapuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan
kontak pemutus yang cukup.
Sudut dwell kecil

Motor 6 Silinder
360o 360o
Sudut pengapian α = = = 60 o PK
Z 6
Sudut dwell = 60% x 60o = 36o  Waktu penutupan kontak pemutus pendek

By Tarmizi, S.Pd. 12
 Arus primer tidak mencapai maksimum 2) Pada Sirkuit Sekunder
 Kemapuan pengapian kurang
Sudut dwell besar
 Kemapuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu
lama
 Kontak pemutus menjadi panas
 Kontak pemutus cepat aus
Kesimpulan:
Besar sudut dwell merupakan kompromis antara kemampuan pengapian
dan umur kontak pemutus

Kegiatan Belajar 5
Bunga api pada busi lemah
5. Kondensor
Mengapa bunga api pada busi lemah?
a. Percobaan Sistem Pengapian tanpa Kondensator
Karena arus primer tidak terputus dengan segera, medan magnet
1) Pada Sirkuit Primer
pada koil tidak jatuh dengan cepat → Tegangan induksi rendah
Pada saat kontak pemutus mulai membuka
b. Bunga Api pada Kontak
Ada loncatan bunga api diantara kontak pemutus
Artinya:
 Arus tidak terputus dengan segera
 Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar)

Mengapa terjadi bunga api pada kontak saat arus primer diputus?
Pada saat kontak pemutus membuka arus dalam sirkuit primer diputus
maka terjadi perubahan medan magnet pada inti koil (medan magnet
jatuh).
Akibatnya terjadi induksi pada:

By Tarmizi, S.Pd. 13
 Kumparan primer 3) Arah tegangan induksi diri menghambat perubahan arus primer
 Kumparan sekunder Pada waktu:
Induksi pada sirkuit primer disebut ”induksi diri” 1) Kontak pemutus tutup, induksi diri memperlambatarus primer
Bunga api yang terjadi pada saat memutuskan suatu sirkuit arus selalu mencapai maksimum
disebabkan karena induksi diri 2) Kontak pemutus buka, induksi diri memperlambat pemutusan
arus primer, akibat adanya loncatan bunga api pada kontak
pemutus
d. Sistem Pengapian dengan Kondensator
Pada sistem pengapian, kondensator dihubungkan secara paralel
dengan kontak pemutus
1) Cara Kerja:
Pada saat kontak pemutus mulai membuka, arus induksi diri diserap
kondensator
Akibatnya:
c. Sifat-sifat Induksi Diri  Tidak terjadi loncatan bunga api pada kontak pemutus
 Arus primer diputus dengan cepat (medan magnet jatuh
dengan cepat)
 Tegangan induksi pada sirkuit sekunder tinggi, bunga api pada
busi kuat (tegangan induksi tergantung pada kecepatan
perubahan kemagnetan)

1) Tegangan bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem


pengapian tegangannya ≈ 300 – 400 Volt
2) Arus induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada 2) Prinsip Kerja Kondensator
kontak pemutus

By Tarmizi, S.Pd. 14
Kondensator terdiri dari dua plat penghantar yang terpisah oleh foil Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut
isolator, waktu kedua plat bersinggungan dengan tegangan listrik, dihubungkan, maka akan terjadi penyeimbangan arus, lampu
plat negatif akan terisi elektron-elektron menyala lalu pada

Jika sumber tegangan dilepas, elektron-elektron masih tetap e. Kondensator pada Sistem Pengapian
tersimpan pada plat kondensator, ada penyimpanan muatan listrik Pada sistem pengapian konvensional pada mobil umumnya
menggunakan kondensator model gulung

Bagian-bagian: Data:
1. Dua foil alumunium Kapasitas 0,1 – 0,3 mf
2. Dua foil isolator Kemampuan isolator ≈ 500 volt

By Tarmizi, S.Pd. 15
3. Rumah sambungan massa Keuntungan:
4. Kabel sambungan positif Konstruksi sederhana dan ringkas
Kerugian:
Kegiatan Belajar 6 Garis gaya magnet tidak selalu mengalir dalam inti besi, garis gaya
6. Koil dan Tahanan Ballast magnet pada bagian luar hilang, maka kekuatan/daya magnet
a. Kegunaan Koil berkurang.
Untuk mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi 2) Koil dengan Inti Tertutup
pada sistem pengapian

b. Macam-macam Jenis Koil Keuntungan:


1) Koil Inti Batang (Standar) Garis gaya magnet selalu mengalir dalam inti besi ”daya magnet
kuat” hasil induksi besar.
Kerugian:
Sering terjadi gangguan interferensi pada radio tape dan TV yang
dipasang pada mobil/juga dirumah (TV).
3) Koil dengan Tahanan Ballast
 Rangkaian prinsip
 Persyaratan perlu tidaknya koil dirangkai dengan tahanan
ballast

By Tarmizi, S.Pd. 16
I=4A
R2 = 1,5 Ω
R1 = ... Ω
U 12
R min = = =3Ω
I maks 4
R1 dan R2 seri maka R = R1 + R2
R1 = R – R2 = 3 – 1,5 = 1,5 Ω
(b) Konpensasi panas
Pada koil yang dialiri arus, timbul panas akibat daya listrik.
Dengan menempatkan tahanan ballast diluar koil, dapat
Pada sistem pengapian konvensional yang memakai kontak
memindahkan sebagian panas diluar koil, untuk mencegah
pemutus, arus primer tidak boleh lebih dari 4 ampere, untuk
kerusakan koil.
mencegah:
 Keausan yang cepat pada kontak pemutus
 Kelebihan panas yang bisa menyebabkan koil meledak (saat
motor mati kunci kontak ON)
Dari persyaratan ini dapat dicari tahanan minimum pada sirkuit
primer
U 12
R min = = =3Ω
I maks 4
Jadi jika tahanan sirkuit primer koil < 3 Ω, maka koil harus dirangkai
dengan tahanan ballast
Catatan: Contoh Soal:
Untuk pengapianelektronis tahanan primer koil dapat kurang dari 3 Kuat arus yang mengalir pada koil I = 4 A
Ω. Tahanan primer (R2) = 1,5 Ω
Contoh: Tahanan rangkaian primer 0,9 – 1 Ω dan dirangkai tanpa Tahanan ballast (R1) = 1,5 Ω
tahanan ballast Daya panas pada koil
4) Kegunaan Tahanan Balast P. koil = I2 x R2 = 42 . 1,5 = 24 Watt
(a) Pembatas Arus Primer Daya panas pada tahanan ballast
Contoh Soal: P. ballast = I2 x R2 = 42 . 1,5 = 24 Watt
U = 12 V 5) Rangkaian Penambahan Start

By Tarmizi, S.Pd. 17
Selama motor distart, tegangan baterai akan turun karena
penggunaan beban starter. Akibatnya, kemampuan pengapian
berkurang.
Untuk mengatasi hal tersebut koil dapat dihubungkan langsung
dengan tegangan baterai selama motor distarter.
(a) Penambahan Start Melalui Terminal ST 2 pada kunci kontak

(c) Tahanan Ballast di dalam Koil (misal: Toyota Kijang)

(b) Penambahan Start Melalui Terminal Motor Starter (d) Penambahan Start dengan Menggunakan Relay

By Tarmizi, S.Pd. 18
Kegiatan Belajar 7
7. Busi
a. Bagian-bagian Busi
1. Terminal
2. Rumah busi
3. Isolator b. Beban dan Tuntutan pada Busi
4. Elektrode (paduan nikel) 1) Panas
5. Perintang rambatan arus Temperatur gas didalam ruang bakar berubah, temperatur pada
6. Rongga pemanas pembakaran 2000oC – 3000oC dan waktu pengisian 0oC – 120oC.
7. Elektroda massa (paduan nikel) Hal-hal yang dituntut:
8. Cincin perapat  Elektrode pusat dan isolator harus tahan terhadap temperatur
9. Cincin elektrode tinggi ≈ 800oC
10. Baut sambungan  Cepat memindahkan panas sehingga temepratur tidak lebih
11. Cincin perapat baik dari 800oC
12. Penghantar 2) Mekanis
Tekanan pembakaran 30 – 50 bar
 Bahan harus kuat
 Konstruksi harus rapat
3) Kimia
 Erosi bunga api
 Erosi pembakaran

By Tarmizi, S.Pd. 19
 Kotoran  Banyak menyerap panas
Hal-hal yang dituntut:  Lintasan pemindahan panas panjang, akibatnya pemindahan
 Bahan elektroda harus tahan temperatur tinggi (nikel, panas sedikit
platinum)
 Bahan kaki isolator yang cepat mencapai temperatur 2) Busi dingin
o
pembersih diri (± 400 C)  Luas permukaan kaki isolator kecil
4) Elektris  Sedikit menyerap panas
 Tegangan pengapian mencapai 25000 volt  Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan
Hal-hal yang dituntut: panas
 Bentuk kaki isolator yang cocok sehingga jarak elektroda pusat
ke massa jauh
 Konstruksi perintang arus yang cocok
c. Nilai Panas
Nilai panas busi adalah suatu indek yang menunjukkan jumlah panas
yang dapat dipindahkan oleh busi
Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada
bentuk kaki isolator/luas permukaan isolator.
Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin
1) Busi panas

d. Permukaan Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi
1) Normal
 Isolator berwarna kuning atau coklat muda
 Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator kotor
berwarna coklat muda atau abu-abu
 Kondisi kerja mesin baik
 Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat

 Luas permukaan kaki isolator besar

By Tarmizi, S.Pd. 20
 Kaki isloator dan elektrode sangat kotor
 Warna kotoran coklat
Penyebab:
 Cincin torak aus
 Penghantar katup aus
 Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter

2) Terbakar

4) Berkerak karbon/jelaga

 Elektroda terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-


partikel kecil mengkilat yang menempel
 Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab:
 Nilai oktan bensin terlalu rendah
 Campuran terlalu kurus
 Knoking (detonasi)
 Saat pengapian terlalu awal Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga
 Tipe busi yang terlalu panas Penyebab:
 Campuran terlalu kaya
3) Berkerak karena oli  Tipe busi yang terlalu dingin
By Tarmizi, S.Pd. 21
5) Isolator retak
Penyebab:
 Jatuh
 Kelemahan bahan
 Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa

f. Ulir
Panjang ulir busi harus sesuai dengan panjang ulir kepala silinder
1) Terlalu panjang

e. Dudukan
Penggunaan cinci perapat antara busi dan kepala silinder tergantung
pada tipe motor
1) Dudukan rata, harus dipasang cincin perapat

2) Dudukan bentuk konis, tanpa cincin perapat 2) Terlalu pendek

By Tarmizi, S.Pd. 22
3) Baik

Kegiatan Belajar 8
8. Saat Pengapian
a. Macam-macam Contoh Saat Pengapian

g. Celah elektroda busi dan tegangan pengapian


Celah elektroda busi mempengaruhi kebutuhan tegangan pengapian
 Celah elektroda busi besar → tegangan pengapian besar
 Celah elektroda busi kecil → tegangan pengapian kecil
Contoh:
 Celah elektroda 0,6 mm → tegangan pengapian 12,5 kv
 Celah elektroda 0,8 mm → tegangan pengapian 15 kv
 Celah elektroda 1 mm → tegangan pengapian 17,5 kv

By Tarmizi, S.Pd. 23
1) Pengapian terjadi sebelum torak mencapai TMA (pengapian
awal)
2) Pengapian terjadi setelah torak melewati TMA (pengapian
lambat)
Kesimpulan:
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api
untuk mulai pembakaran, saat pengapian diukur dalam
derajat poros engkol (ope) sebelum atau sesudah TMA.
b. Persyaratan Saat Pengapian
 Mulai saat pengapian sampai proses pembakaran selesai
diperlukan waktu tertentu
 Waktu rata-rata yang diperlukan selama pembakaran ≈ 2
ms (mili detik).
Penjelasan: c. Saat Pengapian dan Daya Motorl
1) Usaha yang efektif 1) Saat pengapian terlalu awal
Untuk mendapatkan langkah usaha yang paling efektif, Mengakibatkan detonasi/knocking, daya motor berkurang,
tekanan pembakaran maksimum harus dekat sesudah TMA motor menjadi panas dan menimbulkan kerusakan (pada
2) Saat pengapian yang tepat torak, bantalan dan busi).
Agar tekanan pembakaran maksimum dekat sesudah TMA 2) Saat pengapian tepat
saat pengapian harus ditempatkan sebelum TMA Menghasilkan langkah usaha yang ekonomis, daya motor
maksimum.
3) Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah usaha yang kurang ekonomis/tekanan
pembakaran maksimum jauh sesudah TMA, daya motor
berkurang, boros bahan bakar.

By Tarmizi, S.Pd. 24
d. Hubungan Saat Pengapian dengan Putaran Motor
Supaya akhir pembakaran dekat sesudah TMA, saat pengapian
harus ≈ 1 ms sebelum TMA. Untuk menentukan saat pengapian
yang sesuai dalam derajat poros engkol ( ope), kita harus
memperhatikan kecepatan putaran motor.
Contoh:
1) Putaran rendah
Sudut putar pe selama 1 ms kecil
2) Putaran tinggi
Sudut putar pe selama 1 ms besar
Kesimpulan: e. Hubungan Saat Pengapian dengan Beban Motor
Supaya pembakaran tetap dekat TMA, saat pengapian harus Pada beban rendah, pembentukan campuran setelah langkah
disesuaikan pada putaran motor: kompresi masih kurang homogen karena:
Putaran motor tinggi → saat pengapian semakin awal 1) Pengisian silinder kurang → Temperatur hasil kompresi
rendah

By Tarmizi, S.Pd. 25
2) Aliran gas dalam silinder pelan → tolakan kurang 1) Torak yang berlubang karena temperatur terlalu tinggi, akibat
Akibatnya: detonasi
Waktunya bakar menjadi lebih lama dari pada ketika beban penuh 2) Cincin torak, pen torak, bantalan rusak akibat tekanan yang
Kesimpulan: tinggi karena detonasi
Agar mendapatkan akhir pembakaran tetap dekat sesudah TMA,
maka pada beban rendah saat pengapian harus lebih awal dari
pada waktu beban penuh.
Petunjuk:
 Beban rendah = Katup gas terbuka sedikit
 Beban penuh = katup gas terbuka penuh

Kegiatan Belajar 9
9. Advans Sentrifugal
a. Contoh Soal:

f. Saat Pengapian dan Nilai Oktan


Jika nilai oktan bensin rendah, saat pengapian sering harus
diperlambat daripada spesifikasi, untuk mencegah knocking
(detonasi).
Macam-macam contoh torak akibat detonasi

By Tarmizi, S.Pd. 26
 Poros distributor dengan plat pembawa pemberat
sentrifugal
Hitunglah saat pengapian yang sesuai dalam derajat poros engkol  Pemberat (bobot) sentrifugal
o
( pe) untuk putaran: (a) 1000 rpm, (b) 2000 rpm, (c) 4000 rpm, (d)  Poros governor dengan plat berkurva
6000 rpm.  Pegas pengembali
Persyaratan saat pengapian harus tetap 0,8 ms sebelum TMA
Jawab:
(a) n = 1000 rpm
waktu (t) untuk 1 putaran
t = 1/n . 60 . 103 ms
t = 1/1000 . 60 . 103 = 60 ms
Sudut putar poros engkol dalam 1 ms
= 360/60 = 6o poros engkol
Saat pengapian = 0,8 ms
Jadi T = 0,8 . 6 = 5o poros engkol sebelum TMA
Analog:
n = 2000 rpm Saat pengapian ≈ 10o pe sebelum TMA
n = 4000 rpm Saat pengapian ≈ 20o pe sebelum TMA
n = 4000 rpm Saat pengapian ≈ 30o pe sebelum TMA
Kesimpulan:
Semakin cepat putaran motor, saat pengapian semakin maju
(semakin awal)
b. Fungsi Advans Sentrifugal
1) Bagian-bagian
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran
motor digunakan advans sentrifugal.
Bagian-bagian:

By Tarmizi, S.Pd. 27
lebih maju dari kedudukan semula → kontak pemutus dibuka
lebih awal (saat pengapian lebih maju)
3) Cara Kerja Advans Sentrifugal
(a) Putaran idle (stasioner)
 Pemberat sentrifugal belum mengembang
 Plat kurva belum ditekan
 Advans belum ditekan
 Salah satu pegas pengembali masih longgar

(b) Putaran rendah sampai dengan menengah


 Pemberat sentrifugal mulai mengembang
 Plat kurva mulai ditekan
 Advans sentrifugal mulai bekerja
 Hanya satu pegas pengembali yang bekerja

2) Prinsip Kerja
Semakin cepat putaran motor, semakin mengembang bobot-
bobot sentrifugal. Akibatnya poros governor (kam) diputar

By Tarmizi, S.Pd. 28
4) Karakteristik Kurva Advans Sentrifugal

(c) Putaran tinggi


 Pemberat sentrifugal mengembang sampai
pembatas maksimum
 Plat kurva ditekan 5) Contoh Spesifikasi Kurva Advans Sentrifugal
 Advans bekerja maksimum Penafsiran:

 Kedua pegas pengembali bekerja Pada kendaran tersebut di atas, governor (advans
sentrifugal) bekerja dengan benar jika:
 Advans sentrifugal mulai bekerja pada 900 – 1400 rpm
 Pada putaran 2000 rpm saat pengapian dimajukan
sebesar 5o – 10o poros engkol
 Advans maksimum harus tercapai pada putaran 5500
rpm
 Sudut pengatur advans maksimum 17o – 22o poros
engkol
By Tarmizi, S.Pd. 29
 0 sampai A : hanya satu pegas pengembali bekerja Sudut pengatur advans maksimum 15o – 35o poros engkol
 Multi titik A : kelonggaran pegas pengembali kedua Gambar daerah kerja advans sentrifugal pada diagram
diseimbangkan, maka kedua pegas pengembali bekerja Catatan:
Petunjuk: Kurva advans sentrifugal harus sesuai dengan keperluan
Saat pengapian adalah saat yang distel pada idle ditambah motor yang ditentukan berdasarkan percobaan di pabrik
sudut pengatur advans sentrifugal Pengajuan saat pengapian bisa jauh berbeda pada berbagai
Contoh saat pengapian pada 5500 rpm macam tipe motor
Idle : 10o Grafik di atas merupakan keterangan mengenai batas-batas
Advans : 17o – 22o poros engkol kerja advans sentrifugal secara umum
Saat pengapian : 27o – 32o poros engkol

Kegiatan Belajar 10
6) Latihan Daerah Kerja Advans Sentrifugal Secara Umum 10. Advans Vakum
(Motor 4 Silinder) a. Pendahuluan
Pada umumnya advans sentrifugal mulai bekerja pada Pada beban rendah atau menengah kecepatan bakar rendah
putaran 900 – 1500 rpm karena tolakan rendah, temperatur rendah, campuran kurus. Oleh
Advans maksimum tercapai pada putaran 4500 – 6000 rpm karena itu waktu pembakaran menjadi lebih lama, agar

By Tarmizi, S.Pd. 30
mendapatkan tekanan pembakaran maksimum tetap dekat  Plat dudukan kontak pemutus masih tetap pada
sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan. kedudukan semula
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban motor  Saat pengapian tetap
digunakan advans vakum.
b. Bagian-bagian

2) Advans vakum bekerja

1. Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial


2. Batang penarik
3. Diafragma
4. Pegas
5. Langkah maksimum
6. Sambungan selang vakum
c. Cara Kerja Advans Vakum
1) Advans vakum tidak bekerja
(Pada saat idle dan beban penuh)
 Vakum rendah membran tidak tertarik

By Tarmizi, S.Pd. 31
(Pada beban rendah dan menengah)
 Vakum tinggi, membran tertarik
 Plat dudukan kontak pemutus diputar maju berlawanan
arah dengan putaran kam governor
 Saat pengapian semakin dimajukan
d. Macam-macam Kondisi Vakum pada Sambungan Advans Vakum
1) Idle
Vakum yang benar terjadi di bawah katup gas
Vakum belum mencapai daerah sambungan advans, maka
advans vakum belum bekerja

3) Beban penuh
Vakum pada daerah sambungan advans kecil, maka advans
vakum tidak bekerja

2) Beban rendah dan menengah


Vakum yang besar mencapai daerah sambungan advans,
maka advans vakum bekerja

By Tarmizi, S.Pd. 32
e. Batas Toleransi Kurva Advans Vakum (Contoh Suzuki Saat pengapian yang distel pada waktu idle, ditambah pengajuan
Carry/Jimny) oleh advans sentrifugal dan advans vakum
Advans Vakum: Contoh 1
 Mulai bekerja pada vakum 15 – 20 Kpa Motor berputar 5000 rpm, katup gas terbuka penuh (jalan tol)
 Bekerja maksimum pada vakum lebih dari 40 Kpa Saat pengapian yang telah distel : misal 8o
Catatan: Advans sentrifugal pada 5000 rpm : misal 25o
Pada pemeriksaan fungsi advans vakum suatu motor, hanya di Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 0o
dapatkan kurva yang membentuk suatu garis. Jika fungsi advans Hasil saat pengapian : 33o pe sebelum TMA
vakum baik, garis kurva tersebut berada di antara batas-batas Contoh 2
toleransi. Motor berputar 3000 rpm, katup gas 1/3 terbuka (jalan raya)
Secara umum, advans maksimum mencapai 10o – 25o poros Saat pengapian : misal 8o
engkol. Advans sentrifugal pada 3000 rpm : misal 15o
Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 20o
Hasil saat pengapian : 43o pe sebelum TMA
Contoh 3
Motor berputar 5000 rpm, katup gas tertutup (Motor
memperlambat kendaraan)
Saat pengapian yang telah distel : misal 8o
Advans sentrifugal pada 5000 rpm : misal 25o
Advans vakum saat katup gas terbuka penuh : misal 0o
Hasil saat pengapian : 33 pe sebelum TMA
g. Latihan Kerja Sistem-sistem Advans pada Macam-macam
Keadaan Motor
Kendaraan pada jalan tol

f. Saat Pengapian pada Macam-macam Keadaan Motor


Saat pengapian adalah jumlah dari tiga komponen

By Tarmizi, S.Pd. 33
Kecepatan : 70 km/h
Putaran motor : 3000 rpm
Kecepatan : 160 km/h (maks) Katup gas : terbuka penuh
Putaran motor : 6500 rpm Kendaraan turun tanjakan
Katup gas : terbuka penuh
Kendaraan pada jalan raya

Kecepatan : 70 km/h
Putaran motor : 3500 rpm
Katup gas : tertutup (motor mengerem)
Kecepatan : 70 km/h Lalulintas macet
Putaran motor : 3000 rpm
Katup gas : terbuka sedikit
Kendaraan naik tanjakan

Kecepatan : 10 km/h
Putaran motor : 1000 rpm

By Tarmizi, S.Pd. 34
Katup gas terbuka sedikit dasar kompetensi kejuruan. Dengan mempelajari materi ini diharapkan
siswa dapat mempelajari materi berikutnya dengan lebih mudah.

12. PETUNJUK PENGGUNAAN MATERI


a. Untuk Siswa
Peserta diklat harap memperhatikan petunjuk-petunjuk dibawah ini:
h. Bacalah dengan seksama materi-materi yang ada
i. Catatlah hal-hal yang penting pada tiap materi, jika perlu buatlah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ringkasan-ringkasan rumus-rumusnya
berkembang pesat. Penguasaan ilmu dan j. Pahami maksud isi materi
teknologi harus disertai dengan pemahaman k. Siapkan kertas kosong dan alat-alat tulis untuk mencatat hal-hal
dasar-dasar keilmuwan yang mendukung yang penting dan ringkasan rumus
Pengetahuan Dasar Tehnik Mesin (PDTM) l. Kerjakan setiap latihan soal yang ada dan cobalah membuat model
sebagai salah satu mata diklat dasar soal lain untuk materi yang sama
kompetensi kejuruan yang mempunyai peran m. Ulangi lagi materi yang anda rasa belum paham dengan mecoba
yang sangat penting dalam mengantarkan latihan soalnya
siswa untuk memahami dasar-dasar ilmu dan n. Kerjakan soal-soal latihan dan mintalah nilai pada guru mata diklat
teknologi terutama dasar-dasar teknologi untuk tiap soal latihan. Jika anda dinyatakan berhasil maka anda
permesinan. Materi diklat ini membahas boleh melanjutkan ke materi berikutnya tetapi jika anda belum
kompetensi tentang “Pengenalan Ilmu Statika berhasil maka ulangi lagi sampai anda dinyatakan berhasil
dan Tegangan”. Materi kompetensi ini dapat b. Untuk Guru
digunakan siswa mengembangkan pemahaman Dalam kegiatan pelajaran meteri ini, guru mempunyai peran sebagai
siswa SMK tentang ilmu dasar teknik mesin. berikut :
c. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
11. PRASYARAT d. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
Materi ini merupakan materi awal atau materi dasar pada mata diklat e. Melaksanakan penilaian
Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) sebagai salah satu mata diklat f. Mencatat pencapaian kemajuan siswa

By Tarmizi, S.Pd. 35
g. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan dan Peserta diklat diharapkan mampu membuat rencana belajar yang mencakup
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu dibenahi dan hal-hal berikut:
merundingkan rencana pemelajaran selanjutya Tempa Alasan Tanda
Tangg Wakt
Jenis Kegiatan t Perubaha Tanga
al u
belajar n n
13. TUJUAN AKHIR 11. Mengenal
Setelah mempelajari materi kompetensi “Pengenalan Ilmu Statika dan besaran vektor,
Tegangan” ini diharapkan siswa dapat: sistem satuan dan
3. Mengenal besaran vector, sistem satuan dan hukum Newton hukum Newton
4. Menerapkan besaran vector untuk mempersentasikan gaya, momen dan 12. Menetapkan
kopel besaran vektor
5. Membuat diagram benda bebas dan menerapkan teori keseimbangan untuk
6. Mengenal teori tegangan mempersentasikan
gaya, momen dan
14. KOMPETENSI kopel
13. Melatih
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan T. M. Otomotif
membuat diagram
Kelas/Semester : X/1
benda bebas dan
Standar Kompetensi : Pengenalan Ilmu Statika dan
menerapkan teori
Tegangan
keseimbangan
Kode Kompetensi : PDTM A 14. Mengenal
Alokasi Waktu : 40 X @45 menit teori tegangan

14.a.2 KEGIATAN BELAJAR


Selama pemelajaran diharapkan peserta diklat melakukan kegiatan-kegiatan
berikut ini:
BAB II. PEMELAJARAN 14.a.2.1.1.1.1 Membaca dan memahami materi
14.a.2.1.1.1.2 Mendiskusikan materi bersama peserta diklat lain
14.a.1 RENCANA BELAJAR SISWA 14.a.2.1.1.1.3 Membuat laporan hasil diskusi sendiri dan kelompoknya

By Tarmizi, S.Pd. 36
14.a.3 SILABUS KOMPETENSI mengu

Materi Kegiatan Pemelajaran asai


Kompetensi
Indikator Pembelaja penger
Dasar Skp Pgthn Ket.
ran
 Mengenal  Besara  Pengenal  Teliti  Mema  tian

besaran n an ilmu dalam hami sistem

vector, skalar, mekanika menera denga satuan

sistem besara  Besara pkan n  Menge

satuan n skalar dan besara benar nal

dan vector, besaran n ilmu dan

hukum sistem vector vector mekani mengu

Newton satuan  Sistem untuk ka asai

dan satuan mempr  Menge penger

hukum  Hukum esenta nal tian

Newton Newton sikan dan hukum

gaya mengu Newto

asai n
 Menerapk  Gaya  Konsep  Teliti  Mengu 
penegr
an momen gaya dalam asai
tian
besaran dan  Sistem menera penger
besara
vector kopel gaya- pkan tian
n
untuk dinyata gaya besara konsep
skalar
memprese kan dimensi n gaya
dan
ntasikan dengan vector  Mengu
besara
gaya, besara untuk asai
n
momen n vector mempe penget
vector
dan kopel secara rsentas ian
 Menge
benar ikan mome
nal
gaya n dan
dan
By Tarmizi, S.Pd. 37
 Mengu kopel meng
asai  Mengu hitun
pengert asai g
ian penger gaya
konsep tian dala
gaya penju m
 Mengu mlaha siste
asai n gaya m
pengert meka
ian nika
 Mengenal  Konsep  Konsep   Menge 
momen
teori tegang tegangan tahui
dan
tegangan an  Tegangan denga
kopel
 Melatih  Diagra  Isolasi   Menge  Mene dimeng normal n
membuat m sisten tahui rapka erti  Tegangan benar
diagram benda mekanika denga n dengan geser penger
benda bebas  Diagram n diagr benar tian
bebas dan dan benda benar am tegang
menerapk keseim bebas maksu bend an
an teori bangan  Kondisi d a  Menge
keseimban didemo keseimba isolasi beba rti
gan nstrasik ngan sistem s dan denga
an mekani kondi n
sesuai ka si benar
dengan kesei penger
kaidah- mban tian
kaidah gan tegang
baku untuk an

By Tarmizi, S.Pd. 38
normal 1) Macam-macam Sistem Satuan
 Menge (a) Sistem Metrik (Metric System)
tahui Sistem metrik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem
denga metrik dinamis dan sistem metrik statis.

n Sistem Metrik Dinamis
benar Dalam sistem metrik dinamis digunakan tiga besaran
tegang pokok, yaitu: panjang, massa dan waktu.
an 
Sistem Metrik Statis
geser Dalam sistem metrik statis digunakan tiga besaran
pokok, yaitu: panjang, gaya dan waktu.
14.a.4 URAIAN MATERI
(b) Sistem British (British System)
Pengenalan Ilmu Statika dan Tegangan
Dalam sistem British digunakan tiga besaran pokok, yaitu
1. Besaran dan Sistem Satuan
panjang, gaya dan waktu. Satuan-satuannya berturut-turut:
a. Pengertian Besaran dan Satuan
feet (kaki), pound (lb) dan second (detik). Sistem satuan ini
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
juga sering disebut sistem fps (feet, pound, second).
dengan angka-angka. Contoh panjang, massa, waktu, suhu,
Dari kedua sistem diatas, sistem metrik lebih banyak dipakai
kecepatan, gaya dan energi. Sedangkan satuan adalah ukuran
oleh sebagian besar negara. Sistem ini lebig mudah
pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Besaran-
penggunaannya karena konversi satuan-satuannya berupa
besaran harus diukur dengan satuan-satuan yang sesuai.
kelipatan sepuluh. Misalnya 1 meter = 10 2 centimeter = 103
milimeter = 106 mikrometer dan seterusnya.
b. Besaran Pokok dan Besaran Turunan Menurut SI
Tabel 1. Nama-nama Besaran dan Satuannya
Besaran pokok adalah besaran-besaran yang satuannya telah
Siste Metrik Dinamis Metrik Statis British
ditetapkan (dibakukan) terlebih dahulu, untuk digunakan sebagai m Besar Kecil
Besar Kecil
dasar (patokan) dalam menentukan satuan-satuan pada besaran Satuan (mks) (cgs)
Panjan
lainnya. Besaran lainnya yang ditentukan dari besaran pokok, m cm m cm feet (ft)
g
selanjutnya disebut besaran turunan. Dengan demikian, satuan- Massa kg gr smsb smsk slug
satuan untuk besaran turunan diperoleh atau diturunkan dari Waktu s s s s s
Gaya kg.m/s2 gr.cm/s2 kg gr pound
satuan-satuan besaran pokok.

By Tarmizi, S.Pd. 39
(lb) Tabel 2. Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
Usaha kg.m2/s2 gr.cm2/s2 kg.m gr.cm ft.lb
kg.m/ gr.cm/ Lambang
Daya kg.m2/s3 gr.cm2/s3 ft.lb/s Besaran Pokok Satuan
s s Satuan Dimensi
Keterangan:
Panjang meter m L
smsb : satuan massa statis besar
Massa kilogram kg M
smsk : satuan massa statis kecil
Waktu second s T
slug : satuan massa statis british
Arus listrik ampere A I
Suhu Kelvin K θ
2) Sistem Satuan Internasional (SI) Intensitas
Kandela Cd J
Penggunaan sistem satuan yang beragam menimbulkan cahaya
Jumlah zat Mole Mol N
kesukaran-kesukaran. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat
mengganggu kelancaran kerja sama antar bangsa dalam
penggunaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
Disamping itu dipilih juga besaran tambahan sebagai
teknologi.
pelengkap, yaitu:
Kesukaran itu tidak akan ada jika digunakan satu sistem satuan
Tabel 3. Besaran Tambahan dalam Satuan Internasional
saja secara seragam. Untuk itu pada tahun 1960 dalam
konferensi CGPM (Conference Generale des Poids et Besaran Lambang
Satuan
Measures), para ilmuwan meresmikan suatu sistem satuan Tambahan Satuan Dimensi
untuk dipakai secara internasional. Sistem ini disebut Sistem Radian
Sudut datar rad α
Satuan Internasional (System International d’United) disingkat (radial)
SI. Sistem ini diadopsi dan dikembangkan dari sistem satuan Sudut ruang Steradian sr Ø
metrik dinamis besar atau sering disebut MKS (Meter-Kilogram-
Sekon). 4) Besaran Turunan

3) Besaran Pokok dalam SI Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan atau

Dalam sidangnya yang ke-14, tahun 1971, CGPM telah memilih diperoleh dari hasil perkalian dan atau pembagian atas besaran-

7 besaran pokok dan menentapkan satuan-satuannya sebagai besaran pokok. Beberapa contoh besaran turunan yang telah

berikut: kita kenal antara lain:

By Tarmizi, S.Pd. 40
Tabel 4. Besaran Turunan dalam Satuan International Dalam SI, dianjurkan pula penggunaan awalan untuk
menyatakan suatu bilangan yang teramat besar atau teramat
Lamban Lambang
Besaran kecil dengan istilah-istilah seperti tercantum pada tabel dibawah
g Satuan Dimen
Turunan Satuan
besaran si ini:
Kg.m.s-2
Tabel 5. Awalan dalam Satuan International
Gaya F Newton atau N
Kg.m/s2 Faktor Awalan Simbol
N.m atau 103 kilo k
Jumlah panas Q Joule 2 2
J
Kg.m /s 10 6
mega M
N.m-2
109 giga G
Tekanan P Pascal atau Pa
N/m2 1012 tera T
Usaha W Joule N.m J 1015 peta P
-1
J.s atau 10 18
exa E
Daya P Watt W
J/s 10-3 mili m
Tegangan W.A-1
V Volt V 10-6 micro μ
listrik atau W/A
A.s 10-9 nano n
Muatan listrik Q Coulomb (ampere C 10 -12
pico p
second) 10-15 femto f
Kapasitas C.V-1
C Farad F 10-18 atto a
listrik atau C/V
V.A-1
Tekanan listrik R ohm Ω
atau V/A Contoh soal:
Fluks V.s (volt Tuliskan dengan menggunakan awalan untuk menyatakan
Ф weber Wb
magnetik second) bilangan berikut!
Wb.m-2
Medan a. Sepuluh juta watt (10.000.000 W)
E tesla atau T
magnet b. 1/1.000.000 meter (10-6 m)
2
Wb/m
Penyelesaian:

By Tarmizi, S.Pd. 41
a. Sepuluh juta watt (10.000.000 W) dapat dinyatakan dengan Tabel 6. Dimensi Besaran Turunan
menuliskan 10 MW (dibaca; 10 mega watt). Besaran Turunan Satuan Rumus Dimensinya
b. 1/1.000.000 meter (10-6 m) dapat dinyatakan dengan
Volume m3 [L3]
menuliskan 1 mm (dibaca; 1 mikrometer).
Kecepatan m/s [L]/[T] atau [LT-1]
[M] [L]/[T2] atau
Latihan Soal 1.1 Gaya kg.m/s2
[M.L.T-2]
Tuliskan angka-angka dibawah ini dengan menggunakan Energi kg.m2/s2 [M.L2.T-2]
awalan dalam SI!
Tekanan kg/m.s2 [M.L-1.T-2]
1. 5 400 m
2. 420 000 m 3) Kegunaan Dimensi
3. 603 000 000 m 
Untuk memeriksa benar atau salahnya suatu persamaan,
4. 28 000 000 000 m misalnya: v = v0 + ½ at2, dengan v = laju, a = percepatan
5. 0,000 702 kg dan t = waktu.
6. 0,000 000 65 kg Tabel 7. Kegunaan Dimensi
7. 0,004 800 kg Persamaa Dimensi Dimensi Ruas
Kesimp.
8. 0,009 kg n Ruas Kiri Kanan
[L.T-1] + [L.T-2]
9. 0,000 005 km v = v0 + ½
[L.T-1] [T2] Salah
10. 0,001 gram at 2

[L.T-1] + [L]
c. Dimensi Besaran
1) Dimensi Besaran Pokok 
Untuk memeriksa kesetaraan dua besaran yang kita
Setiap besaran pokok mempunyai dimensi dan satuan
ragukan kebenarannya, misalnya persamaan usaha (W =
tersendiri. Dimensi dan satuan besaran poko sifatnya berdiri
F.s) dan persamaan energi potensial (E p = m.g.h) dengan F
sendiri, tidak terikat antara satu dengan yang lainnya. Tabel 2
= gaya, s = perpindahan, m = massa, g = percepatan
dan Tabel 3 menyajikan lambang dimensi dari 7 besaran pokok
gravitasi bumi dan h = ketinggian.
dan 2 besaran tambahan.
Tabel 8. Kegunaan Dimensi
2) Dimensi Besaran Turunan
Persamaan Persamaan Energi
Dimensi semua besaran turunan tersusun dari dimensi-dimensi Kesimpulan
Usaha P.
besaran pokok. Beberapa contoh dimensi besaran turunan: [M.LT-2] [L] [M] [L.T-2] [L] Benar

By Tarmizi, S.Pd. 42
[M.L2.T-2] [M.L2.T-2] 1 yard = 3600/3973 meter = 0.91440 meter
1 yard = 36 inci, berarti:
Latihan Soal 1.2 1 inci = 1/36 x 0.91440 meter = 0.025400 meter.
1. Tuliskan dimensi besaran-besaran dibawah ini: Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter, maka;
a. Percepatan 1 inci = 0.025400 x 10000 milimeter
b. Massa jenis 1 inci = 25.4000 milimeter (faktor konversi)
c. Usaha 2) Konversi melalui Table (chart)
d. Daya Konversi ini berupa table yang ada angka-angka konversinya.
e. Hambatan Listrik Sehingga mudah untuk menggunakan karena tinggal melihat
2. Periksalah apakah dua besaran berikut setara? table saja. Dari tabel atau chart ini banyak terdapat dipabrik-
a. Usaha dan energi kinetik pabrik, contohnya dapat dilihat tabel di bawah.

Usaha = gaya x perpindahan
Tabel 9. Konversi Metrik ke Inci
 2
Energi kinetik = ½ x massa x (kecepatan)
½ adalah ketetapan (konstanta) yang tidak memiliki Milimeter Inci Milimeter Inci Milimetr Inci

dimensi 0.01 0.00039 0.34 0.01339 0.67 0.02638


b. Tekanan dan massa jenis 0.02 0.00079 0.35 0.01378 0.68 0.02677
 Tekanan = gaya : luas 0.03 0.00118 0.36 0.01417 0.69 0.02717
 Massa jenis = massa : volume 0.04 0.00157 0.37 0.01457 0.70 0.02756
0.05 0.00197 0.38 0.01496 0.71 0.02795

d. Konversi Satuan British ke SI 0.06 0.00236 0.39 0.01535 0.72 0.02835

Konversi satuan berarti mengubah suatu satuan ke satuan lain 0.07 0.00276 0.40 0.01575 0.73 0.02874
dengan cara mengali atau membaginya dengan faktor konversi. Ada 0.08 0.00315 0.41 0.01614 0.74 0.02913
tiga macam konversi yang sudah dilakukan, yaitu: a. konversi 0.09 0.00354 0.42 0.01654 0.75 0.02953
secara matematika, b. konversi melalui tabel dan c. konversi dial 0.10 0.00394 0.43 0.01693 0.76 0.02992
mesin (conversion dial). 0.11 0.00433 0.44 0.01732 0.77 0.03032
1) Konversi secara Matematika 0.12 0.00472 0.45 0.01772 0.78 0.03071
Konversi metrik ke inci secara matematika diperlukan faktor 0.13 0.00512 0.46 0.01811 0.79 0.03110
konversi. Caranya adalah sebagai berikut:
By Tarmizi, S.Pd. 43
0.14 0.00551 0.47 0.01850 0.80 0.03150 7 0.27559 40 1.57480 73 2.87401
0.15 0.00591 0.48 0.01890 0.81 0.03189 8 0.31496 41 1.61417 74 2.91338
0.16 0.00630 0.49 0.01929 0.82 0.03228 9 0.35433 42 1.65354 75 2.95275
0.17 0.00669 0.50 0.01969 0.83 0.03268 10 0.39370 43 1.69291 76 2.99212
0.18 0.00709 0.51 0.02008 0.84 0.03307 11 0.44307 44 1.73228 77 3.03149
0.19 0.00748 0.52 0.02047 0.85 0.03346 12 0.47244 45 1.77165 78 3.07086
0.20 0.00787 0.53 0.02087 0.86 0.03386 13 0.51181 46 1.81102 79 3.11023
0.21 0.00827 0.54 0.02126 0.87 0.03425 14 0.55118 47 1.85039 80 3.14960
0.22 0.00866 0.55 0.02165 0.88 0.03465 15 0.59055 48 1.88976 81 3.18897
0.23 0.00906 0.56 0.02205 0.89 0.03504 16 0.62992 49 1.92913 82 3.22834
0.24 0.00945 0.57 0.02244 0.90 0.03543 17 0.66929 50 1.96850 83 3.26771
0.25 0.00984 0.58 0.02283 0.91 0.03583 18 0.70866 51 2.00787 84 3.30708
0.26 0.01024 0.59 0.02323 0.92 0.03622 19 0.74803 52 2.04724 85 3.34645
0.27 0.01063 0.60 0.02362 0.93 0.03661 20 0.78740 53 2.08661 86 3.38582
0.28 0.01102 0.61 0.02402 0.94 0.03701 21 0.82677 54 2.12598 87 3.42519
0.29 0.01142 0.62 0.02441 0.95 0.03740 22 0.86614 55 2.16535 88 3.46456
0.30 0.02282 0.63 0.02480 0.96 0.03780 23 0.90551 56 2.20472 89 3.50393
0.31 0.01220 0.64 0.02520 0.97 0.03819 24 0.94488 57 2.24409 90 3.54330
0.32 0.01260 0.65 0.02559 0.98 0.03858 25 0.98425 58 2.28346 91 3.58267
0.33 0.01299 0.66 0.02598 0.99 0.03898 26 1.02362 59 2.32283 92 3.62204
1 0.03937 34 1.33858 67 2.63779 27 1.06299 60 2.36220 93 3.66141
2 0.07874 35 1.37795 68 2.67716 28 1.10236 61 2.40157 94 3.70078
3 0.11811 36 1.41732 69 2.71653 29 1.14173 62 2.44094 95 3.74015
4 0.15748 37 1.45669 70 2.75590 30 1.18110 63 2.48031 96 3.77952
5 0.19685 38 1.49606 71 2.79527 31 1.22047 64 2.51968 97 3.81889
6 0.23622 39 1.53543 72 2.83464 32 1.25984 65 2.55905 98 3.85826

By Tarmizi, S.Pd. 44
33 1.29921 66 2.59482 99 3.89763 1 hectare (ha) 100 are (a) -
1 kilometer kuadrat 100 hectare (ha) 1000000 meter
2
3) Konversi Dial Mesin (Coversion Dial) (km ) kuadrat (m2)
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin-
mesin produksi, misalnya mesin bubut, freis dan sebagainya. UKURAN VOLUME
1 centiliter (cl) 10 mililiter (ml) -
Dengan demikian satu unit mesin dapat digunakan untuk
1 deciliter (dl) 10 centiliter (cl) 100 mililiter (ml)
membuat komponen-komponen baik yang ukurannya dalam inci
1 liter (l) 10 deciliter (dl) 1000 mililiter
maupun yang ukurannya dalam metrik.
(ml)
Selanjutnya untuk menggunakan satuan untuk unit-unit lain yang 1 dekaliter (dkl) 10 liter (l) -
berdasar atas satuan dasar meter dan kilogram dapat dilihat 1 hectoliter (hl) 10 dekaliter (dkl) 100 liter (l)
konversi pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Konversi Meter dan Kilogram UKURAN KUBIK
UKURAN LINIER 1 centimeter kubik 1000 milimeter kubik -
3 3
1 centimeter (cm) 10 milimeter (mm) - (cm ) (mm )
1 decimeter kubik 1000 centimeter -
1 decimeter (dm) 10 centimeter (cm) 100 mililiter
3 3
(dm ) kubik (cm )
(mm)
1 meter kubik (m3) 1000 decimeter kubik -
1 meter (m) 10 decimeter (dm) 1000 mililiter
(dm2)
(mm)
1 dekameter (dkm) 10 meter -
1 hectometer (hm) 10 dekameter (dkm) 100 meter (m) UKURAN MASSA
1 centigram (cg) 10 miligram (mg) -
1 kilometer (km) 10 hectometer (hm) 1000 meter (m)
1 decigram (dg) 10 centigram (cg) 100 miligram
(mg)
UKURAN LUAS 1 gram (g) 10 decigram (dg) 1000 miligram
1 centimeter kuadrat 100 milimeter kuadrat -
(mg)
2 2
(cm ) (mm ) 1 dekagram (dkg) 10 gram (g) -
1 meter kuadrat (m2) 10000 centimeter -
1 hectogram (hg) 10 dekagram (dkg) 100 gram (g)
kuadrat (cm2)
1 kilogram (kg) 10 hectogram (hg) 1000 gram (g)
1 are (a) 100 meter kuadrat -
1 metrik ton (t) 1000 kilogram (kg) -
(m2)

By Tarmizi, S.Pd. 45
e. Besaran Vektor dan Besaran Vektor
1) Perbedaan Besaran Vektor dan Skalar
Besaran skalar adalah besaran-besaran yang hanya
mempunyai besar (nilai) saja disebut besaran skalar. Misalnya
panjang, massa, waktu, laju, energi, daya, suhu, potensial listrik
dan sebagainya. Sedangkan besaran vector adalah besaran- Gambar 1. 1 Pengambaran dan Penulisan Vektor
besaran yang selain mempunyai besar (nilai) juga mempunyai Vektor A positif, besarnya A = 3 satuan (tulisan cetak)
arah. Misalnya kecepatan, percepatan, gaya, momentum, kuat Vektor B positif, besarnya B = 4 (tulisan tangan)
arus, dan sebagainya. Vektor C negative, besarnya C = 3 satuan
2) Penggambaran dan Penulisan Vektor Vektor V membentuk sudut θ terhadap garis x, besarnya V = 3,5
Sebuah vektor dapat digambarkan dengan sebuah anak panah. satuan.
Arah anak panah menunjukkan arah vektor dan panjangnya 3) Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
menunjukkan besar vektor. Sedangkan penulisan notasi vektor Dua buah vector atau lebih dapat dipadukan menjdi satu vector
dan besar vektor yang lazim adalah: resultan dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan
 Untuk tulisan cetak, notasi vektor dengan huruf tebal, (mencari selisih) kedua vector itu.
misalnya A atau a. (a) Menjumlahkan dan mengurangkan vektor segaris
 Untuk tulisan tangan, notasi vektor ditulis dengan tanda Misalnya vector V1 = 2 satuan searah dan bertitik tangkap
panah di atasnya, misalnya A atau a. sama dengan vector V2 = 5 satuan. Maka resultan kedua
 Besaran vektor dalam tulisan cetak dinyatakan dengan vector tersebut adalah R = V 1+V2 atau R = 2+5 = 7 satuan.
huruf tipis miring misalnya A atau a. R = resultan (paduan) kedua vector tersebut. Lukisannya

 Besar vektor dalam tulisan tangan dinyatakan dengan huruf adalah sebagai berikut:

tanpa tanda panah, misalnya A atau a.


Contoh:

By Tarmizi, S.Pd. 46
Satuan adalah ukuran pembanding yang telah diperjanjikan terlebih
dahulu. Besaran-besaran harus diukur dengan satuan-satuan yang
Gambar sesuai. Ada dua macam sistem satuan yang sering digunakan
dalam fisika dan ilmu teknik, yaitu sistem metrik dan sistem Inggris.
Bila salah satu vector berharga negative, misalnya V1 = 6 Sistem metrik dibagi dalam dua bagian yaitu sistem MKS (Meter
satuan dan V2 = -2 satuan, maka resultannya adalah selisih Kilogram Sekon) dan sistem CGS (Centimeter Gram Sekon).
kedua vector itu, yaitu R = V1+(-V2) atau R = 6+(-2) = 4
satuan. b. Macam-macam Sistem Satuan
Sistem satuan yang akan dibahas dan digunakan pada materi ini
Gambar adalah sistem SI. Tetapi mengingat dalam bidang teknik masih
banyak dipergunakan sistem satuan lain, maka untuk menambah
Dalam menjumlah atau mengurangkan vector-vector wawasan siswa SMK, akan dibahas sekilas tentang beberapa
segaris, pengertian R = V1+V2 atau R = V1+(-V2) sama macam sistem satuan.
dengan R = V1+V2 atau R = V1 + (-V2), seolah-olah Sebelum sistem SI diresmikan sebagai sistem satuan international,
merupakan jumlah aljabar biasa. telah berkembang dua macam sistem satuan yang dipergunakan
terbatas pada beberapa negara, yaitu sistem metrik dan sistem
British (Inggris).
1) Sistem Metrik (Metric System)
Seperti telah dikemukakan bahwa sistem metrik telah
dikembangkan oleh para ilmuawan Perancis sejak tahun 1970-
an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran
panjang dan kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan
meter dan kilogram ini kemudian diturunkan untuk satuan lain
untuk mengukur luas, volume, kapasitas dan tekanan.
Pada mulanya satu meter ini panjangnya diperkirakan sama
dengan sepersepuluh juta dari kuadrant meridian bumi.
2. Sistem Satuan Berdasarkan pengamatan lebih lanjut ternyata persamaan
a. Pengertian Satuan tersebut kurang tepat. Lalu dibuatlah standar meter dari bahan

By Tarmizi, S.Pd. 47
platinum-iridium yang kemudian dikenal dengan sebutan Sistem metrik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem metrik
Prototip Meter Internasional (International Prototype Meter). dinamis dan sistem metrik statis
Sejak tahun 1960, oleh General Conference of Weights and (a) Sistem metrik dinamis
Measures (CGPM), satu meter didefinisikan sebagai satuan Dalam sistem metrik dinamis, digunakan tiga besaran
panjang yang panjangnya adalah sama dengan 1650763.73 kali pokok, yaitu panjang, masa dan waktu. Satuan-satuan untuk
panjang gelombang radiasi atom krypton 86 dalam ruang ketiga besaran tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
hampa dan ini timbul karena adanya perubahan tingkatan energi Tabel 2.1 Tiga Besaran Pokok Sistem Metrik Dinamis
antara 2p10 dan 5d5. Sistem Metrik
Panjang Massa Waktu
Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu Statis
decimeter kubik air destilasi pada kekentalan (density) Statis besar Meter kKilogram Sekon
Dinamis kecil Centimeter Gram Sekon
maksimum yaitu pada temperatur 4 oC. Dari dasar inilah
kemudian dibuatkan prototipenya yaitu Prototip Kilogram (b) Sistem metrik statis
Internasional (International Prototype Kilogram). Kedua prototip Dalam satuan metrik statis digunakan tiga besaran pokok
di atas yaitu prototip meter dan prototip kilogram semuanya di panjang, gaya dan waktu dengan nama-nama satuan
simpan di suatu tempat yang bernama Sevres, Perancis dan seperti terlihat pada tabel berikut:
dipelihara oleh suatu badan yang bernama International Bureau Tabel 2.2 Tiga Besaran Pokok Sistem Metrik Statis
of Weights and Measures.
Sistem Metrik
Ada pula satuan yang untuk unit lain yaitu yang disebut liter. Panjang Massa Waktu
Dinamis
Liter adalah unit untuk kapasitas yang didasarkan atas standar Dinamis
Meter Kilogram Sekon
massa. Definisinya adalah satu liter kira-kira sama dengan besar (mks)
volume yang dimiliki oleh air putih yang massanya satu (1) Dinamis kecil
Centimeter Gram Sekon
kilogram. Volume ini mendekati satu (1) decimeter kubik, (cgs)

persamaan yang sesungguhnya adalah 1 liter = 1000.028


centimeter kubik. Jadi satu liter lebih besar sedikit dari pada
Selanjutnya untuk menggunakan satuan untuk unit-unit lain
satu centimeter kubik. Untuk maksud-maksud tertentu kelebihan
yang berdasar atas satuan dasar meter dan kilogram dapat
itu bisa diabaikan. (Menurut perhitungan awal yang dilakukan
dilihat konversi pada tabel berikut ini.
oleh International Bureau of Weights and Measures, didapatkan
bahwa 1 liter = 1000.027 centimeter kubik.

By Tarmizi, S.Pd. 48
Tabel 1. Konversi Meter dan Kilogram 1 centimeter kubik 1000 milimeter kubik -
3 3
UKURAN LINIER (cm ) (mm )
1 centimeter (cm) 10 milimeter (mm) - 1 decimeter kubik 1000 centimeter kubik -
3 3
1 decimeter (dm) 10 centimeter (cm) 100 mililiter (dm ) (cm )
1 meter kubik (m3) 1000 decimeter kubik -
(mm)
1 meter (m) 10 decimeter (dm) 1000 mililiter (dm2)
(mm)
1 dekameter (dkm) 10 meter - UKURAN MASSA
1 hectometer (hm) 10 dekameter (dkm) 100 meter (m) 1 centigram (cg) 10 miligram (mg) -

1 kilometer (km) 10 hectometer (hm) 1000 meter (m) 1 decigram (dg) 10 centigram (cg) 100 miligram
(mg)
1 gram (g) 10 decigram (dg) 1000 miligram
UKURAN LUAS
(mg)
1 centimeter kuadrat 100 milimeter kuadrat - 1 dekagram (dkg) 10 gram (g) -
(cm2) (mm2) 1 hectogram (hg) 10 dekagram (dkg) 100 gram (g)
1 meter kuadrat (m2) 10000 centimeter kuadrat -
1 kilogram (kg) 10 hectogram (hg) 1000 gram (g)
(cm2)
1 are (a) 100 meter kuadrat (m2) - 1 metrik ton (t) 1000 kilogram (kg) -
1 hectare (ha) 100 are (a) -
1 kilometer kuadrat 100 hectare (ha) 1000000 meter Sekarang sistem ini banyak digunakan oleh hamper semua
(km2) kuadrat (m2) negara industri, baik industri yang sudah maju maupun industri
yang baru berkembang. Akan tetapi, adanya juga beberapa
UKURAN VOLUME negara yang industrinya sudah maju namun masih tetap
1 centiliter (cl) 10 mililiter (ml) -
menggunakan sistem pengukuran yang bukan sistem metrik,
1 deciliter (dl) 10 centiliter (cl) 100 mililiter (ml)
misalnya Amerika dan Kanada. Negara-negara ini, sebagian
1 liter (l) 10 deciliter (dl) 1000 mililiter
besar industrinya masih menggunakan sistem pengukuran inci
(ml)
(English system). Kita tahu bahwa Amerika dan Kanada
1 dekaliter (dkl) 10 liter (l) -
merupakan negara industri maju yang produk-produk
1 hectoliter (hl) 10 dekaliter (dkl) 100 liter (l)
industrinya sudah dikenal dan digunakan orang sejak lama.
Timbul pertanyaan, mengapa negara-negara tersebut di atas
UKURAN KUBIK

By Tarmizi, S.Pd. 49
masih mempertahankan sistem inci? Alasan yang bisa diterima Standard) dan di Amerika (National Bureau of Standard) adalah
tentunya masalah biaya. Untuk mengubah suatu sistem tidak jauh berbeda. Hanya pada hal-hal tertentu ada sedikit
pengukuran yang sudah mantap menjadi suatu sistem yang perbedaan, misalnya, satu ton menurut Bristish Standard adalah
belum pernah digunakan sama sekali tentu membutuhkan sama dengan 2240 pound, sedangkan di Amerika satu ton
biaya, dan tentunya masih ada pertimbangan-pertimbangan lain. adalah sama dengan 2000 pound; satu yard Amerika =
Meskipun demikian, lambat laun negara-negara yang masih 3600/3937 meter, sedangkan satu yard menurut British Imperial
menggunakan sistem inci tentu akan mempertimbangkan untuk = 3600000/3937014 meter; dan contoh yang lain lagi satu
menggunakan sistem metrik dalam perindustriannya. pound Amerika sama dengan 0.4535924277 kilogram
Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh, sistem metrik ini mempunyai sedangakan satu pound menurut British Imperial sama dengan
banyak keuntungan dibandingkan sistem inci, keuntungan- 0.45359234 kilogram itulah beberapa contoh dari perbedaan
keuntungan tersebut antara lain, yaitu: besarnya satuan yang dipakai oleh National Bureau of Standart
1. Konversinya lebih mudah, dan British Standard.
perhitungannya juga lebih mudah dan cepat karena Standar utama (primary standard) untuk panjang yang
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih digunakan oleh industri-industri di Amerika adalah United States
mudah dipelajari. Prototype Meter 27, Prototip ini merupakan standar garis (line
2. Dunia perdagangan dari negara-negara standard) yang terbuat dari 90% platinum dan 10% iridium, dan
industri sebagian besar menggunakan sistem metrik mempunyai penampang yang berbentuk X. Batang ukur
sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja panjang (length bar) ini disimpan di National Bureau of Standard
sama antara industri satu dengan lainnya karena sistem di Washington. Dasar untuk menentukan standar panjangnya
pengukuran yang digunakan sama. (ingat prinsip dasar bermacam-macam. National Bureau of Standard telah
industri untuk menghasilkan komponen yang mempunyai menetapkan bahwa panjang gelombang radiasi hijau dari isotop
sifat mampu tukar). mercury 198 sebagai dasar yfundamental untuk ukuran panjang
c. Sistem Inci (English System) yang berbeda dengan international Prototype Meter. Kalau
Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, dibandingkan dengan standar meter maka didapat bahwa 1 inci
pound dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan = 0.0254 meter. Dalam pemakaiannya di industri-industri ada
waktu. Kemudian berkembang pula satuan-satuan lain dua macam skala pecahan, misalnya, 0.0001 inci (decimal) dan
misalnya, yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel dan sebagainya. 1/128 (pecahan atau fractional). Untuk pengukuran-pengukuran
Pada umumnya sistem inci yang digunakan di Inggris (British presisi banyak digunakan skala decimal, misalnya 0.1, 0.01,

By Tarmizi, S.Pd. 50
0.0001 sampai 0.000001 inci. Untuk skala pecahan yang Dengan demikian, dalam dunia perdagangan dan industri
banyak digunakan adalah: 1/128, 1/64, 1/32, 1/20, 1/16, 1/8, ¼, sekarang ini terdapat dua sistem pengukuran yaitu sistem metrik
dan ½ inci. Untuk satuan-satuan yang lain: 1 foot = 12 inci, 1 dan sistem inci. Meskipun sistem metrik digunakan oleh
yard = 36 inci = 3 feet, 1 mil = 5280 feet. sebagian besar negara industri, namun ada baiknya pula
Sedangkan standar utama (primary standard) untuk massa yang mempelajari sistem inci. Hal ini disebabkan masih ada industri-
berlaku di Amerika adalah United States Prototype Kilogram 20, industri besar misalnya di Amerika dan Kanada yang
terbuat dari platinum iridium dan dipelihara oleh National Bureau menggunakan sistem inci dan semua hasil-hasil produksinya
of Standard. Dalam praktek sehari-hari satuan masa yang tersebar diberbagai negara. Sebagian besar obyek yang diukur
digunakan adalah pound yang disesuaikan dengan Prototype dalam industri permesinan adalah menyangkut panjang dengan
Kilogram 20. Sejak tahun 1893 satu pound ini ditetapkan sama berbagai bentuk. Oleh karena itu, konversi dari satuan metrik ke
dengan 0.4535924277 kilogram. Dalam satuan inci ini dikenal inci atau inci ke metrik perlu juga dipelajari.
juga adanya istilah ton ini pada dasarnya mempunyai dua d. Konversi Antara Metrik dan Inci
pengertian yaitu: Karena sejak semula sistem metrik dan sistem inci maka tidak
i. Sebagai unit dari berat, ada hubungan yang jelas antara kedua sistem itu dalam
misalnya: pengukuran panjang. Untuk itu perlu dilakukan konversi dari
3. Short atau net ton = 2000 pound, metrik ke inci atau dari inci ke metrik. Ada tiga (3) macam
4. Long, gross atau shipper ton = 2240 konversi yang sudah dilakukan yaitu:
pound, 1) Konversi secara Matematika
5. Metric ton = 1000 kilogram = 2204.6 Konversi metrik ke inci secara matematika diperlukan faktor
pound. konversi. Caranya adalah sebagai berikut:
(c) Sebagai unit dari kapsitas atau volume, misalnya: 1 yard = 3600/3973 meter = 0.91440 meter
6. register ton = 100 feet kubik, 1 yard = 36 inci, berarti:
7. measurement ton = 40 feet kubik, 1 inci = 1/36 x 0.91440 meter = 0.025400 meter.
8. English water ton = 224 British Imperial Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter, maka;
gallon 1 inci = 0.025400 x 10000 milimeter
Yang banyak digunakan di Amerika dan Kanada adalah short 1 inci = 25.4000 milimeter (faktor konversi)
ton, Britania raya (Inggris sekarang) menggunakan long ton, dan 2) Konversi melalui Table (chart)
untuk sistem metrik digunakan metric ton.

By Tarmizi, S.Pd. 51
Konversi ini berupa table yang ada angka-angka 0.20 0.00787 0.53 0.02087 0.86 0.03386
konversinya. Sehingga mudah untuk menggunakan karena 0.21 0.00827 0.54 0.02126 0.87 0.03425
tinggal melihat table saja. Dari tabel atau chart ini banyak 0.22 0.00866 0.55 0.02165 0.88 0.03465
terdapat dipabrik-pabrik, contohnya dapat dilihat tabel di 0.23 0.00906 0.56 0.02205 0.89 0.03504
bawah. 0.24 0.00945 0.57 0.02244 0.90 0.03543
Tabel 2. Konversi Metrik ke Inci 0.25 0.00984 0.58 0.02283 0.91 0.03583

Milimeter Inci Milimeter Inci Milimetr Inci 0.26 0.01024 0.59 0.02323 0.92 0.03622

0.01 0.00039 0.34 0.01339 0.67 0.02638 0.27 0.01063 0.60 0.02362 0.93 0.03661

0.02 0.00079 0.35 0.01378 0.68 0.02677 0.28 0.01102 0.61 0.02402 0.94 0.03701

0.03 0.00118 0.36 0.01417 0.69 0.02717 0.29 0.01142 0.62 0.02441 0.95 0.03740

0.04 0.00157 0.37 0.01457 0.70 0.02756 0.30 0.02282 0.63 0.02480 0.96 0.03780

0.05 0.00197 0.38 0.01496 0.71 0.02795 0.31 0.01220 0.64 0.02520 0.97 0.03819

0.06 0.00236 0.39 0.01535 0.72 0.02835 0.32 0.01260 0.65 0.02559 0.98 0.03858

0.07 0.00276 0.40 0.01575 0.73 0.02874 0.33 0.01299 0.66 0.02598 0.99 0.03898

0.08 0.00315 0.41 0.01614 0.74 0.02913 1 0.03937 34 1.33858 67 2.63779

0.09 0.00354 0.42 0.01654 0.75 0.02953 2 0.07874 35 1.37795 68 2.67716

0.10 0.00394 0.43 0.01693 0.76 0.02992 3 0.11811 36 1.41732 69 2.71653

0.11 0.00433 0.44 0.01732 0.77 0.03032 4 0.15748 37 1.45669 70 2.75590

0.12 0.00472 0.45 0.01772 0.78 0.03071 5 0.19685 38 1.49606 71 2.79527

0.13 0.00512 0.46 0.01811 0.79 0.03110 6 0.23622 39 1.53543 72 2.83464

0.14 0.00551 0.47 0.01850 0.80 0.03150 7 0.27559 40 1.57480 73 2.87401

0.15 0.00591 0.48 0.01890 0.81 0.03189 8 0.31496 41 1.61417 74 2.91338

0.16 0.00630 0.49 0.01929 0.82 0.03228 9 0.35433 42 1.65354 75 2.95275

0.17 0.00669 0.50 0.01969 0.83 0.03268 10 0.39370 43 1.69291 76 2.99212

0.18 0.00709 0.51 0.02008 0.84 0.03307 11 0.44307 44 1.73228 77 3.03149

0.19 0.00748 0.52 0.02047 0.85 0.03346 12 0.47244 45 1.77165 78 3.07086

By Tarmizi, S.Pd. 52
13 0.51181 46 1.81102 79 3.11023 digunakan untuk membuat komponen-komponen baik yang
14 0.55118 47 1.85039 80 3.14960 ukurannya dalam inci maupun yang ukurannya dalam
15 0.59055 48 1.88976 81 3.18897 metrik.

16 0.62992 49 1.92913 82 3.22834 Yang paling banyak dijumpai dalam pengukuran adalah

17 0.66929 50 1.96850 83 3.26771 pengukuran panjang (linear). Bahkan sudut pun bisa diukur

18 0.70866 51 2.00787 84 3.30708 dengan kombinasi pengukuran linier. Untuk dapat


melakukan pengukuran tersebut diperlukan standar. Dalam
19 0.74803 52 2.04724 85 3.34645
pengukuran dikenal ada ting macam standar yaitu:
20 0.78740 53 2.08661 86 3.38582
a. standar garis, b. standar ujung, dan c. standar
21 0.82677 54 2.12598 87 3.42519
gelombang.
22 0.86614 55 2.16535 88 3.46456
23 0.90551 56 2.20472 89 3.50393
Sistem Satuan Internasional
24 0.94488 57 2.24409 90 3.54330
Dalam suatu penemuan internasional yang dinamakan Conference
25 0.98425 58 2.28346 91 3.58267
Generaledes Poids et Measures (CGPM) di Perancis pada tahun 1960,
26 1.02362 59 2.32283 92 3.62204
telah ditetapkan suatu sistem satuan yang dikenal sebagai Sistem
27 1.06299 60 2.36220 93 3.66141
Internasional.
28 1.10236 61 2.40157 94 3.70078
Dalam SI terdapat tujuh buah besaran pokok berdimensi dan dua buah
29 1.14173 62 2.44094 95 3.74015
besaran tambahan tidak berdimensi.
30 1.18110 63 2.48031 96 3.77952
31 1.22047 64 2.51968 97 3.81889
Tabel 2. Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
32 1.25984 65 2.55905 98 3.85826
Lambang
33 1.29921 66 2.59482 99 3.89763 Besaran Pokok Satuan Dimensi
satuan
Panjang meter m L
3) Konversi Dial Mesin (Coversion Dial) Massa kilogram kg M
Waktu detik s T
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin- Arus listrik (second) A I
mesin produksi, misalnya mesin bubut, freis dan Temperatur ampere K 
sebagainya. Dengan demikian satu unit mesin dapat Thermodinamika Kelvin cd J
By Tarmizi, S.Pd. 53
Intensitas cahaya candela Karena 1 Hari matahari rata-rata dari tahun ke tahun tidak sama, maka
mol N
Jumlah zat mol (mole) standar ini tidak berlaku lagi kemudian, pada tahun 1956 sekon standar
ditetapkan secara internasional.
Tabel 3. Besaran Tam,bahan dalam Satuan Internasional

Besaran Tambahan Satuan Lambang satuan 1


1 sekon  tahun 1900
Sudut datar radian rad 31.556.925,9747
Sudut ruang Steradian sr Akhirnya pada tahun 1967, ditetapkan kembali bahwa : satu sekon
ialaha waktu yang diperlukan oleh atom cesium untuk bergetar
Penetapan Satuan Panjang
sebanyak 9.192.631,770 kali.
Mula-mula satu meter didefiniskan sebagai jarak antara dua goresan
yang terdapat pada kedua ujung sebatang platina-iridium, pada suhu
Penetapan Satuan Arus Listrik
0oC yang disimpan di Sevres dekat Paris. Batang itu disebut meter
Arus listrik tahun 1954 titik acuan suhu diambil sebagai berikut : titik
standar. Meskipun telah disimpan pada tempat yang aman dari
lebur es beharga 0C, dan titik didih (1 coulomb = 6,25.10 18 elekteron)
pengaruh fisik dan kimia, namun meter standar ini lama kelamaan
yang melewati suatu penampung dalam waktu 1 sekon.
mengalami perubahan panjang, mesikpun sangat kecil. Maka pada
tahun 1960, satu meter standar didefinisikan sebagai jarak yang sama
Penetapan satuan suhu
dengan 1650763.73 kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang
Sebelum tahun 1954, titik acuan suhu diambil sebagai berikut : titik lebur
dihasilkan oleh gas krypton.
es berharga 0C, dan titik didih air berharga 100C pada tekanan 76
cmHg.
Penetapan Satuan Massa
Kemudian pada tahun 1954, dalam kongres perhimpunan internasional
Kilogram standar adalah sebuah massa standar, yaitu massa sebuah
platinum-iridium yang aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Kota fisika bahwa suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15K

Sevres adalah “Kantor International tentang Besaran Ukuran”. dan titik didih air pada 76 cmHg menjadi T = 373,15K.

Atau massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter air murni
pada suhu 4C. Penetapan Satuan Intensitas Cahaya

Penetapan Satuan Waktu Untuk sumber cahaya standar mula-mula dipakai cahaya buatan yang

Satuan waktu dalam S1 adalah detik atau sekon. Mula-mula, 1 detik ditentukan menurut perjanjian internasional disebut lilin.

atau 1 sekoan didefinisikan :

By Tarmizi, S.Pd. 54
Satuan cendela didefiniskkan sebagai sebagai “Benda hitam seluas satu Tabel 4. Beberapa Besaran Turunan dalam S1 yang
meter persegi yang bersuhu titik lebur platina (1773C) akan mempunyai Nama Satuan Tertentu.
memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya
Lambang
sebesar 6 x 105 kendala. Besaran Turunan Satuan
Satuan
Gaya Newton N
Energi Joule J
Daya Watt W
Penetapan Satuan Jumlah Zat Tekanan Pascal Pa
Jumlah zat dalam satuan internasional diukur dengan mol. Dimana Frekuensi Hertz Hz
23
terdiri atas 6,025 x 10 disebut dengan bilangan Avogadro. Muatan listrik Couloumb C
Beda potensial Volt V
2. Besaran Turunan Hambatan listrik Ohm 
Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari satu Kapasitas kapasitor Farad F
atau lebih besar pokok. Seperti besara volum berasal dari satu besaran Induktif Henry H
pokok yaitu meter kubik, besaran kecepatan berasal dari dua besaran Fluks cahaya Lumen In
pokok yaitu panjang dan waktu, karena satuan dari kecepatan adalah Kuat penerangan Lux Lx
meter/sekon. Induksi magnet Tesla T
Contoh besaran-besaran turunan yang berasal dari besaran pokok
adalah : Faktor pengali

15. Kecepatan : Meter/sekon Dalam sistem internasioanl, faktor pengali dari sebuah besaran pokok

16. Massa Jenis : Kilogram/m3 dengan besaran pokok lainnya adalah sama. Contoh untuk besaran

17. Luas : M2 panjang dan besaran massa.

18. Volume : M3
19. Percepatan : Meter/sekon2 Besaran panjang Besaran massa
kilometer kilogram
20. Gaya : Kilogram meter/sekon2
hectometer hectogram
Dalam sistem internasional, besaran turunan itu mempergunakan sistem
decameter dekagram
satuan MKS (meter-kilogram-sekon)
meter gram

By Tarmizi, S.Pd. 55
decimeter decigram karung pertam dan 10 kg beras dari karung kedua menghailkan 30 kg
centimeter centigram beras campuran.
milimeter miligram Besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki besaran juga
memiliki arah. Misalnya, perpindahan (pesawat terbang telah terbang
Tabel 5. Faktor Pengali dalam S1 300 km ke arah selatan), kecepatan (sebuah mobil sedang bergerak
Factor Nama awalan Syimbol dengan kecepatan 60 km/jam ke utara), dan gaya (seorang pekerja
10-18 Atto a
sedang memberikan gaya ke atas 200 N untuk mengangkat sebuah
10-15 Femto f
paket barang).
10-12 Piko p
Lambang suatu besaran vektor dicetak dengan huruf tegak cetak tebal
10-9 Nano n
(s = perpindahan, v = kecepatan, f = gaya) dan jika dituli dengan
10-6 Mikro 
tangan dinyatakan dengan anak panah diatas lambang besaran s, v, f.
10-3 Mili m
Ketika menjumlahkan besaran-besaran vektor, arah vektor harus
103 Kilo K
diperhatikan. Oleh karena itu, hukum-hukum berhitung tidak berlaku
106 Mega M
pada besaran-besaran vektor.
109 Giga G
Besran vektor digambarkan dengan sebuah anak panah, dimana
1012 Tera T
panjang anak panah menunjukan besar vektor (5 cm menyatakan 5,0

3. Vektor N), dan araj acuan tertentu, misalnya 30 terhadap arah horizontal.
Secara umum besaran-besaran dalam ilmu fisika atau lmu teknik dapat
dibai dalam dua bagian. Yaitu secara abesaran skalar dan besaran 5 cm
F = 5,0 N
vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besaran dan cukup 30
dinyatakan dengan anka dan sebuah satuan. Misalnya, massa (sebuah
batu bata massanya 1 kg), volum (sebuah boto; air mineral volumnya 1 Gambar 1 Sebuah gaya 5,0 N berarah 30 terhadap horizontal
liter), dan suhu (suhu tubuhmu 36,5C).
Lambang suatu besaan skalar dicetak dengan huruf miring (m = massa, Penjumlahan Vektor
V = volum, T = suhu). Besaran-besaran skalar memenuhi hukum a) Secara Grafik (Metode Polygon)
berhitung : tambah, kurang, kali dan bagi. Misalnya, 20 kg beras dari

By Tarmizi, S.Pd. 56
Untuk menjumlahkan vektor A dengan vektor B, lukislah B dengan gerak yang disebut Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III
ekornya berada di kepala A. Jumlah A+B adlaah vektor R yang Newton.
menghubungkan ekoor A dengan kepala B. (b) Hukum I Newton

R Pada dasarnya setiap benda bersifat lembam, artinya setiap


R benda mempunyai sifat untuk mempertahankan keadaannya.
+ = B
A =
Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama
A B dengan nol, maka benda tersebut :
= R 1) Jika dalam keadaan diam akan tetap diam atau
+ R
=
2) Jika sedang bererak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
Gambar 2 Penjumlahan Vektor beraturan
b) Metode Jajaran Genjang Pernyataannya diatas dikenal dengan Hukum I Newton atau
Resultan dua vektor yang Hukum Kelembaman. Sifat kelembaman itu dapat dirasakan pada

B R berpotongan adalah diagonal jajar saat naik kendaraan. Misalnya, pada kendaraan mobil atau kereta
genjang dengan kedua vektor api, bila kendaraan yang ditumpangi dengan tiba-tiba direm, maka
tersebut sebagai sisi jajaran genjang. badan atau tubuh kita akan terdorong ke depan atau tubuh kita
A
akan terdorong ke belakang bila dengan tiba-tiba kendaraan yang
Gambar 4 Metode Jajaran Genjang kita tumpangi bergerak maju dari keadaan diam.
1) Setiap benda dalam keadaan diam mempunyai
c) Selisih Vektor kecenderungan untuk tetap diam.
2) Sedangkan jika benda sedang bergerak, maka mempunyai
A
kecenderungan untuk bergerak terus.
A
= D=A+B B
(c) Hukum II Newton
Apabila resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda
4. Hukum Newton tidak sama dengan 0, maka benda tersebut akan bergerak
Seorang ilmuwan Inggris yang bernama Isaac Newton (1642-1727) dengan suatu percepatan.
mengemukakan tiga hukum mengenai hubungan antara gaya dan Menurut Hukum II Newton :

By Tarmizi, S.Pd. 57
Percepatannya yang timbul pada suatu benda karena diengaruhi Jika sebuah benda beralih dari keadaan diam ke keadaan
oleh gaya F besarnya akan berbanding lurus dan searah dengan bergerak atau sebaliknya, atau jika ada perubahan dalam
gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda. kedudukan diam atau kedudukan bergerak itu, maka ada suatu
Dalam bentuk persamaan, Hukum II Newton dituliskan : sebab yang menjadikan perubahan itu, penyebab ini dinamakan
F gaya. Selain itu, gaya juga menyebabkan perubahan arah atau
a atau F = m.a
m kecepatan suatu gerak.
a
Dimana : Agar dapat menyatakan gaya itu pada gambar, haruslah
F = gaya yang bekerja diketahui terlebih dahulu ketentuan dari gaya, seperti titik
F
m
pada benda (Newton) tangkap, besar dan arah gaya.
m = massa benda (kg) Gambar 14 b. Jenis Gaya
a = percepatan pada benda(m/s2) Pada ilmu gerak dalam mekanika teknik terjadinya gaya itu
(d) Hukum III Newton karena beberapa hal antara lain, seperti:
Apabila suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka i. Gaya otot
benda yang kedua ini juga akan mengerjakan gaya pada benda Gaya otot adalah gaya yang dibangkitkan oleh manusia
pertama yang sama besarnya, etapi dengan arah yang atau binatang, contohnya:
berlawanan. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum III Newton.  Menggerakkan penggerak tangan (handel)
Hukum III Newton ini disebut sebagai gaya aksi reaksi.  Menggerakkan mesin jahit
 Menggerakkan kaki pada permainan sepak bola
(c) KEGIATAN BELAJAR 2 ii. Gaya berat
Gaya, Momen, Kopel, Keseimbangan dan Tegangan Gaya berat adalah agaya yang terjadi karena tarikan bumi.
1) Gaya Sebuah benda yang jatuh bebas selalu mendapatkan
a. Pengertian dan Jenis Gaya kecepatan yang semakin besar. Gaya yang menyebabkan
a. Pengetian Gaya perubahan gerak ini dinamakan gaya berat.
Sifat pokok pertama Hukum Newton menyebutkan apabila iii. Gaya pusingan atau
sebuah benda dibiarkan pada dirinya sendiri, maka dalam Gaya sentrifugal
keadaan bergerak atau diam kedudukan benda itu tak akan Gaya yang keluar dari titik pusat suatu benda yang diikat
berubah(azas kelembaman/enersia). pada seutas tali lalu diputar, tidak saja tali akan tertarik
tegang, akan tetapi bila semakin cepat perputarannya,
By Tarmizi, S.Pd. 58
mengakibatkan tali akan putus dan benda tadi terlempar. Dinamika adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari hubungan
Kenyataan ada gaya pada benda itu, arah keluar, segaris antara gaya dan gerak. Gaya ada bermacam-macam, seperti : gaya
dengan tali. Gaya ini disebut gaya sentrifugal, sedangkan berat, gaya normal, gaya tegangan tali, gaya gesekan, gaya
gaya yang terdapat pada tali yang menahan atau menarik sentrifugal, dan sebagainya.
benda tersebut disebut gaya sentripetal. 7. Gaya Berat
iv. Gaya pegas Berat benda juga merupakan gaya. Berat mempunyai satuan
Gaya pegas adalah gaya yang diberikan oleh pegas yang Newton. Sedangkan massa benda mempunyai satuan kilogram.
dalam keadaan tertekan atau tertarik (pegas berubah Jadi, berat dengan massa adalah berbeda. Tetapi, dalamkehidupan
bentuk). sehari-hari massa benda sering disebut dengan berat benda.
c. Menentukan Suatu Gaya Hubungan antara massa benda, berat, dan percepatan grafitasi
Gaya ditentukan oleh: adalah :
(a) Arah gaya, yang digambarkan sebagai garis dengan tanda
panah. w=m.g
(b) Besar gaya, yang digambarkan sebagai panjang garis yang
disebut vektor. dimana:
(c) Titik tangkap dari gaya, dimana vektor mulai bekerja. w = gaya berat (Newton)
Pada gambar 3.1, dilukiskan suatu benda yang terletak pada m = massa benda (kilogram)
bidang datar. Dimana pada titik A bekerja suatu gaya K = 25 kg g = percepatan grafitasi (m/s2)
mendatar ke kanan, skala gaya 1 cm = 5 kg, (artinya 1 cm Berat benda adalah massa benda yang dipengaruhi oleh medan
satuan panjang dianggap sama dengan 5 kg satuan gaya). grafitasi pada tempat tersebut. Massa benda dimana-mana adalah
sama, sedangkan berat benda tergantung dari besarnya pengaruh
Gambar medan grafitasi pada benda tersebut.
8. Penggunaan Hukum Newton
b. Menyusun dan Menguraikan Gaya d. Menentukan gaya tegangan
tali
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda yang lain menjadi i. Benda akan keadaan
bergerak atau sesuatu yang menyebabkan benda yang sedang setimbang (diam). Dalam keadaan ini akan berlaku :
bergerak mengalami perubahan gerak. T
By Tarmizi, S.Pd. 59
T – m . g = 0 atau T=m.g f. Benda Bergerak pada Bidang
Dimana : T = Tegangan tali Miring
m.g = Berat benda Tidak ada gesekan antara benda denga bidang miring, bila
m.g
bidangnya licin sempurna.
Gambar 21 Benda diam
N

Mg sin
ii. Benda bergerak ke atas dengan percepatan = a. Dalam
keadaan ini akan berlaku :

Mg cos mg
T
T–m.g=m.a atau Gambar 25. Gerak benda pada bidang miring
T = m.g + m.a

a Besarnya gaya normal :


m.g
N = m.g cos 
Gambar 22 Benda bergerak ke atas dengan percepatan a Penyebab gerak benda adalah gaya yang sejajar dengan bidang
e. Gerak Benda yang miring, yaitu gaya mg sin .
Dihubungkan dengan Katrol N = m.g sin 
Dua buah benda m1 dan m2 Dari Hukum II Newton didapatkan,
dihubungkan dengan tali dan
F m.g sin 
dihubungkan ke katrol. Apabila
a= 
m m
massa tali diabaikan dan tali T
T a = g sin 
a
dengan katrol tidak ada gaya T dimana :
gesekan, maka akan berlaku T
a a = Percepatan benda (m/s2)
persamaan-persamaan : m2.g
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
a  = Sudut kemiringan bidang
m2.g

Bila m1 < m2, maka sistem akan bergerak ke arah m2 dengan


Gaya Gesekan
percepatan a.

By Tarmizi, S.Pd. 60
Sebuah benda diletakkan pada suatu permukaan yang kasar, - F > fg : benda bergerak
kemudian benda tersebut ditarik dengan sebuah gaya, maka akan N
terjadi gaya perlawanan, yang disebut gaya gesekan. Jadi, gaya
fg F
gesekan dapat menghambat gerakan sebuah benda.
1. Pengertian Gaya Gesekan W
Bila sebuah balok massanya m dilepaskan dengan kecepatan Gambar 34 Gaya gesekan fg berlawanan dengan arah F
awal vo pada sebuah bidang horizontal, maka balok itu akhirnya
akan berhenti. Ini berarti, di dalam gerakannya balok mengalami 2. Gaya Gesekan dapat Merugikan, Dapat pula Bermanfaat
perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok. Gaya ini Sebuah lemari ingin dipindahkan dari satu tempat ke tempat
disebut gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah yang lain di dalam sebuah rumah. Bila lemarinya berat,
gerak balok. dibutuhkan gaya dorong yang sangat besar untuk memindahkan
Besarnya gaya gesekan yang dialami olehs ebuah benda lemari tersebut. Ini menunnjukkan bahwa gaya gesekan dalam
tergantung pada : hal ini sangat merugikan. Komponen-komponen di dalam
2. Kekasaran permukaan yang bergesekan (koefisien sebuah mesin selalu direndam dengan minyak pelumas adalah
gesekan = ) untuk mengurangi timbulnya gaya gesekan antar komponen
3. Besarnya gaya normal pada saat mesin sedang dijalankan. Gesekan akan mengurangi
Namun, gaya gesekan tidak tergantung dari luas bidang kecepatan putaran mesin, demikian juga gesekan akan
yang bergesekan. Sehingga, perumusan gaya gesekan menimbulkan energi dalam bentuk panas. Gesekan ini di dalam
dapat dituliskan : mesin semuanya merugikan.
fg = .N Sedangkan seseorang tidak akan dpaat berja;lan kaki diatas
dimana : lantai yang licin, demikian juga kendaraan tidak akan dapat
fg = Gaya gesekan (Newton) dihentikan atau diren oada jalan yang licin. Jadi, dalam hal

 = Koefisien gesekan (tidak bersatuan) seperti ini gesekan adalah bermanfaat.

N = Gaya Normal (Newton) Dengan demikian, seperti telah disebutkan diatas bahwa

Arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gaya gesekan itu ada yang bermanfaat dan ada juga yang merugikan.

penyebabnya. Bila gesekan itu merugikan, maka diusahakan supaya

Bila : - F < fg : benda diam kerugiannya sekecil mungkin, yaitu seperti mengisi mesin-mesin

- F = fg : benda tepat akan bergerak dengan pelumas, untuk mengurangi terjadinya gesekan.

By Tarmizi, S.Pd. 61
3. Koefisien Gaya Gesekan Ada beberapa konsepsi momen
Bila mendorong sebuah benda yang sedang dalam keadaan a. Mencari gaya pengganti (resultan) dari beberapa buah gaya pada
diam, dibutuhkan gaya dorong yang lebih besar dibandingkan bidang datar atau tumpuan dengan jalan perhitungan momen
dengan benda tersebut ketika bergerak, untuk keadaan yang terhadap suatu titik.
x
sama.
P3 P4
P1
a b c d
4) Momen
Momen terhadap sebuah benda adalah bila sebuah gaya yang
P2
bekerja pada benda tersebut, tetapi garis kerja gyanya tidak melalui Gambar 43. Mencari resultan
pusat benda. Dengan demikian ebuah momen akan selalu membuat
putaran, yang disebabkan adanya jarak tegak lurus antara gaya
dengan titik pusat benda. Momen terhadap suatu titik adalah besar
gaya yang bekerja di kali dengan jarak tegak lurus antara gaya
terhadap titik.
Rumus : M = P x a, dimana :
P = Gaya (kg)
A = Jarak (m)
M = Momen (kg/m)

P P
a a

Momen positif : Momen yang membentuk putraan searah


dengan putaran jarum jam.
Momen negatif : Momen yang mengakibatkan putaran yang
berlawanan dengan arah jarum jam.

By Tarmizi, S.Pd. 62
 MA =  MR menarik maka pasangan gaya-pasangan gaya itu disebut gaya
+ P1. a – P2 (a+b) + P3 (a+b+c) + P4 (a+b+c+d) = Rx pasangan atau gaya kopel.

b. Mencari gaya reaksi titik tumpu pada gaya-gaya yang bekerja 6) Diagram Benda Bebas dan Kesetimbangan
pada batang yang ditummpu pada dua titik tumpu antara rol dan Dalam ilmu mekanika teknik menjelaskan gejala-gejala keseimbangan
engsel. dan gerak-gherak benda yang berhubungan dengan konstruksi
bangunan. Dalam ilmu mekanika untuk menghitung gaya dengan cara
P1 P3
membuat diagram.
A B
Dalam membuat diagram benda bebas lurus diperhatikan skala gaya
P2 dan kala panjang. Skala gaya yaitu perbandingan [panjang garis gaya
dengan besarnya gaya, misalnya 1 cm # 100 kg, artinya setiap
a b c
panjang garis gaya 1 cm menunjukkan besarnya gaya 100 kg.
RA RB
Gambar 44. Mencari Gaya Reaksi Suatu benda dikatakan mempunyai keseimbangan (sesuai dengan
hukum Newton), yaitu :
Untuk mencari Ra   MB = 0  M = 0 artinya jumlah momen pada suatu titik sama dengan nol
Ra (a+b+c) - P1 (b+c) + P2.c = 0  FV = 0 yaitu jumlah gaya-gaya vertikal smaa dengan nol
Untuk mencari Rb   MA = 0  Fh = 0 yaitu jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol
-RB (a+b+c) – P3 (a+b+c) – P2 (a+b) + P1.a = 0
 P = RA + RB 7) Tegangan
Apabila sebuah batang dibebani suatu gaya maka akan terjadi gaya
5) Kopel reaksi yang besarnya sama dengan arah yang berlawanan. Gaya
Momen Kopel merupakan hasil perkalian gaya dengan jaraknya tegak tersebut akan diterima sama rata oleh setiap molekul pada bidang
lurus. penampang batang tersebut. Jadi, misalnya besarnya gaya tersebut
Untuk menjelaskan tentang gaya kopel, dapat kita gambarkan pada adalah sebesar F dan luas penampang adalah A, maka setiap satuan
penggunaan alat pengulir (tap atau sney). Bila kedua gaya gaya
F
tangan kanan dan tangan kiri untuk memutarkan alat itu sama luas penampang akan menerima beban sebesar .
A
besarnya, arahnya berlawanan, satu mendorong dan satunya lagi

By Tarmizi, S.Pd. 63
Rantai dan sabuk memiliki fungsi yang sama, yaitu pemindah daya atau
(a) KEGIATAN BELAJAR 3 meneruskan putaran.
Pengenalan Komponen Mesin

8) Sambungan
Pada umumnya mesin-mesin itu terdiri dari beberapa bagian yang sambung-
menyambung menjadi sebuah mesin utuh. Cara menyambung bagian-
bagian tadi ada yang disambung mati, ada pula yang dapat dilepas dan ada
pula yang harus dapat bergerak/berputar.

9) Poros dan Bantalan


(a) Poros
Poros adalah sebatang logam yang berpenampang lingkaran yang
berfungsi memindahkan putaran atau mendukung sesuatu beban
dengan atau tanpa meneruskan daya. Poros ditahan oleh dua atau lebih
bantalan poros atau pemegang poros. Bagian-bagian berputar yang
didukung poros, seperti roda daya (fly mheel), roda gigi, roda ban, roda
gesek, dan lain-lain.
(b) Bantalan
Bantalan berguna untuk menuju poros dan memberi kemungkinan poros
dapat berputar bersamanya atau berputar padanya.

10) Penerus Daya Fleksibel


(a) Sabuk
Sabuk penggerak berfungsi memindahkan gaya atau memindahkan
putaran dari puli satu ke puli yang lain. Sabuk penggerak banyak
digunakan untuk : industru, otomotif, pertanian, dan lain-lain.
(b) Rantai

By Tarmizi, S.Pd. 64

You might also like