You are on page 1of 27

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 LELES
Jl. Raya Leles No. 7 Telp. (0262) 455209 Garut

DIKTAT SEJARAH KELAS IX


[semester I]
A. Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Harus dipahami bersama bahwa kemerdekaan suatu bangsa merupakan bentuk akhir dari
satu proses untuk pembentukan jati diri dan karakter suatu bangsa. Kemerdekaan Indonesia
merupakan suatu proses yang sangat panjang, dimana kita pernah mengalami suatu masa
keemasan dan kejayaan dikala kita menjadi suatu bangsa yang merdeka.

Namun kemerdekaan itu hilang dan tidak pernah kita alami lagi saat bangsa ini
mengalami masa penjajahan, baik itu penjajahan dari Bangsa Eropa maupun dari Banga Asia itu
sendiri. Hal ini harus kita pahami mengapa ini dialami oleh Bangsa Indonesia. Bangsa yang
besar dengan pengalaman sejarah yang besar pula. Pengalaman ini harus menjadi bahan
pembelajaran oleh rakyat dan Bangsa Indonesia saat ini, bahwa kemerdekaan akan hilang dan
tidak pernah kita alami lagi dimana Bangsa Indonesia mengalami kelemahan dan kelengahan.

Kemerdekaan Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945


merupakan hasil perjuangan Bangsa Indonesia yang sudah kembali sadar dengan dirinya,
kesadaran yang tumbuh kembali setelah kita diperalat dengan kolonialisasai Bangsa Eropa
maupun Bangsa Asia sendiri.

Namun ternyata dibalik kemerdekaan yang sudah kita peroleh itu, masih ada hal yang
perlu diluruskan mengenai prosesi kemerdekaan itu sendiri, jangan ada kesan bahwa
kemerdekaan yang kita peroleh merupakan hasil perolehan atau merupakan hadiah dari bangsa
asing.

Prosesi kemerdekaan Indonesia sendiri terjadi diawali oleh suatu peristiwa Internasional
terjadi pada waktu itu, pada waktu itu sedang Perang Dunia II, pada saat yang bersamaan
Indonesia saat itu berada dalam kekuasaan Jepang, pada masa itu posisi Bangsa Jepang dalam
Perang Dunia II berada dalam Blok Timur, sekelompok dengan Jerman, Italia.

Peristiwa kekuasaan Jepang di Indonesia dimulai dengan ditandatanganinya perjanjian


antara Jepang dengan Belanda di Kalijati yang kemudian terkenal dengan perjanjian Kalijati
tanggal 8 Maret 1942, inti dari perjanjian ini adalah bahwa Belanda menyerahkan kekuasaannya

Sydjspd 2008-09
atas Indonesia kepada Jepang yang meliputi wilayah kekuasaan Belanda,dengan adanya
perjanjian ini mengandung arti bahwa secara de jure atau hukum maka sejak tanggal 8 Maret
1942 kita mulai dikuasai oleh Jepang.

Kedatangan Bangsa Jepang ke Indonesia ditanggapi oleh Bangsa Indonesia secara


variatif, artinya ada kelompok yang merasa senang dengan kadatangan Jepang tentunya dengan
alasan tersediri, tetapi ada juga sebagian Bangsa Indonesia yang merasa tidak suka denga
kedatangan Bangsa Jepang tentunya dengan alasan tersenzxdiri juga. Perbedaan pandangan
terhadap Jepang ini ternyata bertahan sampai menjelang proklamasi kemerdekaan.

Hal ini disadari oleh Bangsa Jepang, sangat dimanfaatkan sekali. Diawali dengan proses
propaganda Jepang dengan semboyan 3A, diteruskan dengan pembentukan hal-hal yang
bernuansakan militerisme, langkah ini dilanjutkan lagi namun lebih bernuansakan politik yaitu
dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
[BPUPKI] pada tanggal 29 April 1945 Dokuritsu Jumbi choosakai yang pelantikannya dilakukan
pada tanggal 28 Mei 1945 dan mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945, yang kalau kita lihat
pembentukan ini dilator belakangi oleh keadaan Jepang sendiri dalan kancah Perang Dunia II
yang mulai mengalami keruntuhan untuk lebih menarik simpatik bangsa Indonesia itu sendiri.

Untuk menunjukan kemurniaan pembentukan BPUPKI, maka kemudian BPUPKI


mengadakan beberapa kali sidang. Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia mulai mengadakan sidang pertamanya dan ini merupakan
suatu tonggak yang sangat bersejarah, karena pada waktu itu Mr. Muhamad Yamin
menyampaikan suatu pidatonya diantaranya menyampaikan lima azas Dasar Negara yang
kemudian disebut dengan Pancasila :

1. Peri Kebangsaan.

2. Peri Kemanusian.

3. Peri Ketuhanan.

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat.

Tetapi dalam usulannya rancangan UUD beliau menyampaikannya dalam bentuk yang
berbeda yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesaia.

Sydjspd 2008-09
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masih dalam sidang pertama, Ir Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan
pidatonya juga sama, perumusan azas-azas dasar negara yang sistematiknya sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau Perikemanuasiaan.

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan social.

5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Lima azas yang disampaikan oleh Soekarno tersebut beliau menyebutnya dengan
Pancasila, meramu sosio nasionalisme, sosio demokrasi dan ketuhanan disebut Trisila, dan
diperas lagi menjadi ekasila yaitu gotong royong.

Kalau kita analisa antara rumusan Pancasila menurut Mr. Muhamad Yamin dengan
rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 banyak sekali persamaannya,
tetapi kalau kita membandingkan rumusan Pancasila menurut Ir. Soekarno dengan rumuan
Pancasila dalam UUD 1945 sangat bertolak belakang.

Pada tanggal 22 Juni 1945 dalm usulan landasan koinstitusional yang nantinya
disebut dengan UUD 1945, Panitia sembilan BPUPKI berhasil merumuskan Piagam Jakarta
yang merupakan cikal bakal UUD 1945 yang didalamnya terdapat juga rumusan Pancasila
sebagai berikut :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sydjspd 2008-09
Rumusan Piagam Jakarta ini yang didalamnya terdapat rumusan Pancasila diterima
BPUPKI pada tanggal 14-16 Juli 1945, yang kalau kita runtut secara kronologis sejarah rumusan
sistemetik lima azas dimulai tanggal 29 Mei 1945, 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, 14 Juli 1945, dan
ini bukan merupakan rumusan yang final karena masih bersifat usulan perseorangan, kecuali
usulan Piagam Jakarta.

Itulah awal singkat sejarah perumusan azas dan landasan konstitusional yang terjadi pada
masa Indonesia dikuasai oleh Jepang yang pada awalnya merupakan langkah yang dilakukan
Jepang untuk lebih memikat bangsa Indonesia yang ternyata oleh bangsa Indonesia kesempatan
ini benar-benar dimanfaatkan untuk mempersiapkan kemerdekaan, yang ternyata sudah terjadi
reorientasi pandangan dan maksud pembentukan awalnya.

Namun ternyata langkah-langkah yang dilakukan oleh Jepang di Indonesia yang pada
awalnya untuk memikat lebih bangsa Indonesia tidak berdampak positif terhadap keadaan
Jepang dalam Perang Dunia II, dimana posisi Jepang ternyata semakin terjepit.

Kondisi ini diperkuat dengan dijatuhkannya dua bom atom di Nagasaki dan Hiroshima
oleh Sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, tentunya dipilih dua kota itu dilatar belakangi
oleh factor strategis militer. Dan ternyata ini mengakibatkan Jepang pada tanggal 14 Agustus
1945 Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu.

Dari sinilah kita benar-benar diuji kebangsaan kita. Golongan pemuda yang sejak awal
kedatangan Jepang menolak kedatangan Jepang, setelah mendengar bahwa Jepang sudah
menyatakanm menyerah mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekan.
Sikap ini diambil tentunya dengan alasan tertentu dan ingin segera memanfaatkannya, karena
kondisi Indonesia pada waktu itu berada dalam kondisi vacuum of power, artinya Indonesia
sedang berada dalam kekosongan kekuasaan yang ditandai dengan menyerahnya Jepang kepada
Sekutu, Sekutu sendiri belum dating ke Indonesia untuk menggantikan Jepang disisi lain
Indonesia belum menyatakan merdeka.

Namun ternyata desakan golongan muda kepada golongan tua tidak berhasil untuk segera
melaksanakan proklamasi kemerdekaan, golongan muda dengan alasan tertentu dan golongan tua
dengan alasan tertentu pula menolak keinginan golongan muda. Tetapi pada dasarnya antara
golongan muda dan tua mereka semua ingin segera melaksanakan proklamasi, perbedaan hanya
terjadi kapan sebenarnya kita akan segera memproklamasikan, ini yang terjadi pada tanggal 15
Agustus 1945.

Karena desakannya tidak diterima pada tanggal 16 Agustus 1945 golongan muda
mengasingkan golongan tua ke Rengasdengklok, peristiwa inilah yang terkenal dan disebut
Sydjspd 2008-09
dengan Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa ini dilatar belakangi oleh
adanya perbedaan visi antara golongan muda dan tua mengenai proklamasi kemerdekaan,
golongan muda menghendaki kemerdekaan secepatnya dilaksanakan karena kondisinya
menentukan tetapi golongan tua mempunyai pandangan lain bahwa proklamasi akan dibicarakan
dulu dengan PPKI [dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 pengganti BPUPKI] .

Pertimbangan golongan tua yang demikian memberikan pemahaman kepada golongan


muda bahwa proklamasi kemerdekaan yang menurut golongan tua akan dikompromikan dulu
dengan PPKI, kemerdekaan seolah-olah merupakan hasil/pemberian Jepang karena
keberangkatan pembentukannya BPUPKI hasil bikinan Jepang untuk kepentingan propaganda
Jepang.

Selain terjadinya perbedaan pandangan tersebut, tujuan golongan muda membawa


golongan tua adalah untuk menjauhkan golongan tua dari pengaruh atau intimidasi pihak Jepang,
juga tetap mendesak golongan tua untuk tetap secepatnya memproklamasikan kemerdekaan,
berkenaan dengan prosesi kemerdekaan Indonesia.

Dengan mengedepankan rasa kebangsaan dan persatuan dan dengan tidak bermaksud
merendahkan peran personal yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok akhirnya dicapai
kata sepakat antara golongan muda dan golongan tua mengenai proklamasi kemerdekaan yang
menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan besok hari tanggal 17 Agustus
1945 di Jakarta.

B. Detik-detik Menjelang Proklamasi Kemerdekaan

Berdasarkan kesepakatan inilah kemudian golongan tua dan golongan muda kemudian
kembali ke Jakarta untuk merumuskan/mempersiapkan proklamasi kemerdekaan, dan atas
pertimbangan faktor keamanan, atas saran dari beberapa tokoh akhirnya perumusan naskah
proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di Jalan Imam Bonjol No 1, yang merupakan rumah dinas
kediaman Laksamana Muda Maeda. Tentu Maeda memberikan rumahnya untuk tempat
perumusan proklamasi kemerdekaan sangat beresiko dan Maeda siap dengan resiko yang
dihadapinya.

Mereka terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama yang terdiri dari golongan
muda dan tua ada yang berada di ruang depan, satu kelompok lagi yang terdiri dari Ir. Soekarno,
Drs Muhamad Hatta dan Achmad Soebardjo berada diruang makan, mereka bertiga inilah yang
terlibat langsung dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan.

Sydjspd 2008-09
Naskah proklamasi kemerdekaan yang terdiri dari dua alinea ini, merupakan hasil konsep
dari dua orang yaitu Achmad Soebardjo dan Muhamad Hatta, sedangkan peran Soekarno sebagai
penulis konsep/ide/gagasan dari dua orang tersebut, tetapi dilain sumber dikatakan bahwa benar
alinea pertama dari pemikiran A. Soebardjo sedangkan alinea kedua adalah hasil pemikiran dari
Soekarno yang kemudian kedua alinea tersebut ditulis seperti yang sekarang merupakan hasil
dari Muhamad Hatta. Alinea pertama yang awalnya berbunyi “kami rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan kami” dari Achmad Soebardjo kemudian diubahnya pula menjadi
“kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia, alinea kedua [dalam
satu sumber lain hasil Soekarno] yang berbunyi “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara secepat-cepatnya serta dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya”. Kedua alinea tersebut kemudian oleh Muhamad Hatta [dalam satu sumber
lain oleh Soekarno] digabungkan dan ditulis seperti yang kita kenal sekarang ini seperti ;

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan


Indonresia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, deselenggarakan


dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-‘05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Sydjspd 2008-09
Naskah yang sudah mereka rumuskan bertiga ini kemudian dibawa keruang depan saat
golongan muda dan tua lainnya berkumpul, kemudian dibacakan oleh Soekarno. Setelah
dibacakan salah satu golongan muda Soekarni menyampaikan sarannya agar naskah proklamasi
yang sudah selesai itu dirubah. Berdasarkan atas saran tersebut kemudian Soekarno memberikan
naskah proklamasi tersebut kepada Sayuti Melik untuk diketik ulang. Naskah Proklamasi tulisan
tangan [menurut Soekarno atau Muhamad Hatta] disebut naskah proklamasi konsep dan naskah
proklamasi yang di ketik Sayuti Melik disebut naskah proklamasi otentik, menjadi

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara


saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05

Atas nama Bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta.

Kalau kita amati antara naskah proklamasi konsep dan otentik ternyata ada beberapa hal
yang berbeda, dan ini tentunya disadari sebgai satu bentuk kepercayaan dari mereka yang hadir
pada waktu itu.

Setelah selesai merumuskan naskah proklamasi kemudian mereka semua kembali


kerumah masing-masing dengan catatan bahwa proklamasi akan dibacakan dilapangan Ikada,
tetapi karena disadari bahwa semua titik didaerah Jakarta sudah diawasi dengan ketat oleh
Jepang, kemudian proklamasi dialihkan ke rumah Soekarno jalan pegangsaan timur no 56.

Pagi harinya tepat jam 10, hari jum’at, tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur no
56 Ir Soekarno membacakan Proklamsi Kemerdekaan Indonesia yang dihadiri oleh golongan
muda dan golongan tua serta segenap rakyat yang ada disekitarnya. Sejak itulah Bangsa
Indonesia yang selama ini merupakan bangsa yang terjajah sekarang menjadi sebuah Negara
yang bermartabat dan berdiri sejajar dengan bangsa lainnya.

Proklamasi kemerdekan yang dibacakan pada waktu itu ternyata berbeda dengan naskah
yang otentik maupun dengan naskah proklamasi konsep.

Tetapi kita harus ingat bahwa negara merdeka tidak hanya ditandai dengan pembacaan
proklamsi kemerdekaan saja, tetapi ada factor yang lain atau syarat-syarat yang lain. Makanya

Sydjspd 2008-09
dalam rangka untuk melengkapi syarat yang lain tersebut maka diadakan beberapa sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Sidang yang pertama tanggal 18 Agustus 1945 membahas beberapa hal seperti

1. Berhasil menetapkan Piagam Jakarta menjadi landasan Konstitusional UUD 1945


dengan diadakan beberapa perubahan.

2. Berhasil menetapkan presiden dan wakil presiden secara aklamasi yaitu Ir


Soekano dan M. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden yang pertama.

3. Akan di bentuk satu badan Komite Nasional Indonesia Pusat [KNIP] yang
wewenangya dan tugasnya seperti DPR/MPR .

Karena permasalahan belum selesai, agenda sidang PPKI kemudian diteruskan pada
besok harinya pada tanggal 19 Agustus 1945 yang berhasil menetapkan beberapa keputusan
seperti :

1. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 profinsi.

2. Membentuk 12 departemen

3. Membentuk 4 menteri negara.

4. Membentuk 4 pejabat negara.

Sedangkan mengenai pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat [KNIP] yang


merupakan agenda sidang pertama baru dapat direalisasaikan pada sidang ketiga tanggal 22
Agustus 1945, yang keanggotaannya baru diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan
susunan sebagai berikut :

1. Ketua : Mr.Kasman Singodimejo.

2. Wakil ketua I : Sutarjo Kartohadikusumo.

3. Wakil ketua II : J.Latuharhary.

4. Wakil ketua III : Adam Malik.

5. Anggota : 137 orang.

Demikianlah peristiwa detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan, dengan tidak


bermaksud merendahkan peran-peran personal tertentu, mudah-mudahan dengan kebersamaan
dan persatuan walaupun masih ada yang perlu menggali dan mencari sumber baru untuk
menghilangkan dualisme informasi sekitar proklamasi kemerdekaan negara kita yang didirikan

Sydjspd 2008-09
tetap bertahan abadi untuk menciptakan kesejahteraan yang adil dan makmur sesuai dengan cita-
cita UUD 1945 dan proklamasi itu sendiri tercapai. Amin.............................................

C. Usaha-Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Perjalanan sejarah panjang Indonesia tidak dapat dihentikan dengan telah dicapainya
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Karena hasil perjuangan bangsa ini harus
dipertahankan dan di isi dengan pembangunan sesuai dengan cita-cita proklamasi itu sendiri.
Namun ini tidak dapat dilaksanakan dengan lancar karena setelah proklamasi kemerdekaan kita
dihadapkan dengan adanya usaha pihak Sekutu [Belanda] untuk kembali menguasai Indonesia,
tentunya kita tidak menghendaki ini terjadi.

Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan kita melakukannya dengan dua cara, cara
tersebut adalah dengan cara diplomasi dan cara militer. Cara diplomasi ditempuh dengan jalur
komunikasi dan dilalog baik dilaksanakan dua pihak maupun dengan melibatkan pihak dunia
internasional, sedangkan cara militer dilaksanakan dengan adanya perang kemerdekaan di
berbagai daerah baik yang bersipat lokal maupun terkatagori nasional.

C.1. Usaha Diplomasi

1. Diplomasi ke berbagai negara, usaha ini dilakukan dengan cara mengirim utusan/duta
Indonesia ke berbagai negara atau lembaga luar negeri, tujuannya tentunya untuk memperoleh
dukungan terhadap perjuangan Bangsa Indonesia dalam usahanya mempertahankan kemerdekan,
utusan/duta-duta tersebut antara lain:

1. Lambertus Nico Palar dan Sudjatmoko ke PBB.

2. Soemitro Djojohadikusumo ke AS.

3. Soedarsono ke India.

4. Zaibuddin Zafar ke Arab Saudi.

5. Soebandrio ke Inggris.

6. Idham Cholid ke Pakistan.

7. H. Rosyidi ke Mesir.

2. Diplomasi di Forum PBB.

Dalam sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 11 Agustus 1947 RI mengutus PM Sutan
Syahrir, H. Agus Salim dan Sumitro Joyohadikusumo serta Sujatmoko diberi kesempatan untuk
menyampaikan keadaan Indonesia yang sebenarnya.

Sydjspd 2008-09
Dan berkat dari perjuangan diplomasi di forum PBB banyak negara yang terpanggil
untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda. DK
PBB kemudian membentuk Komisi Tiga Negara yaitu ;

1. Australia [tunjukan Indonesia] Richard Kirby.

2. Belgia [tunjukan Belanda] Paul Van Zeeland.

3. Amerika Serikat [ tunjukan Australia dan Belgia ] Dr.Frank Graham.

3 Diplomasi dengan Belanda dan BFO, ada beberapa perundingan yang terjadi antara
Indonesia, Belanda antara lain;

1. 17 November 1945.

2. 10 Februari 1946.

3. 14-25 april 1946.

4. 20-30 September 1946.

5. Linggajati

6. Renville.

7. Roem Royen

8. Konfrensi Inter Indonesia.

9. Konfrensi Meja Bundar.

Dengan ditandatanganinya Perjanjian KMB antara Indonesia pada tanggal 27 Desember


1949 yang dilaksanakan di dua tempat, di Den Haag dari PM Willem Drees kepada PM Drs.
Moh Hatta dan di Jakarta dari Lovink sebagai Komisaris Tinggi Belanda kepada Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai wakil RIS dan sejak itu Belanda mengakui secara de fakto dan de
jure kemerdekaan Indonesia walaupun dalam bentuk serikat [RIS], sejak itu maka Bekanda harus
angkat kaki dari Indonesia, dan ini merupakan kekalahan Belanda untuk menguasai kembali
Indonesia.

Dalam satu isi Perjanjian KMB dikataakan bahwa masalah Irian Jaya/Irian Barat akan
diserahkan satu tahun kemudian, tetapi dalam prakteknya Belanda dengan berbagai alasan selalu
menunda-nunda perjanjian KMB dan konplik ini berkelanjutan sampai tahun 1962.

Untuk menyelesaikan masalah ini Indonesia melakukan berbagai perjuangan sejak tahun
1950 dan puncaknya pada masa Demokrasi Terpimpin. Langkah awal untuk melakukan
pendekatan dengan Belanda dengan cara diplomasi antara lain:

Sydjspd 2008-09
1. Perundingan bilateral dalam ikatan Uni Indonesia Belanda dari tahun 1950- 1953,
tetapi Belanda selalu menolaknya.

2. Dengan memasukan masalah Irian Barat dalam agenda Konfrensi Asia Afrika
1955, Indonesia mendapat dukungan dari negara-negara Asia Afrika.

3. Dengan memasukan masalah Irian Barat dalam agenda DK PBB maupun SU


PBB, tetapi selalu gagal karena bElanda selalu mendapat dikungan dari sekutunya.

4. Pemerintah RIS memutuskan secara sepihak kerja sama Uni Indonesia Belanda pada
tahun 1954.

5. Pemerintah RIS melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda pada


tanggal 17 Agustus 1960.

6. Pres Soekarno menyampaikan masalah Irian Barat didalam MU PBB pada tanggal
30 September 1960.

Tetapi ternyata usaha-usaha diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah RIS tidak berhasil
menyelesaikan masalah dengan Belanda mengenai Irian Barat, akhirnya bangsa Indonesia
melakukan usaha pemogokan dan melaksanakan nasionalisasi perusahaan milik Belanda, tetapi
karena tetap juga tidak berhasil melunakkan keinginan Belanda , akhirnya pada tanggal 19
Desember 1961 Pres Soekarno mengeluarkan TRIKORA yang isinya;

1. Gagalkan pembentukan Negara Papua bikinan Belanda.

2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat.

3. Bersiap untuk mobilisasi demi mempertahankan NKRI.

Untuk melaksanakan perwujudan TRIKORA maka dibentuklah Komando Mandala


Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962 dengan panglimanya Mayjen Soeharto,
tugasnya jelas yaitu mengembalikan Irian Barat ke bumi Indonesia dengan jalan infiltrasi,
eksploitasi dan konsolodasi.

C.2. Secara Militer

1. Insiden Bendera Yamato, peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 September 1945 karena
sikap konfrontatif yang dilakukan Belanda dengan dikibarkannya bendera merah,putih, biru
dipuncak hotel Yamato Surabaya, para pemuda yang mengetahuinya kemudian menurunkan
bendera tersebut menyobek warna biru kemudian menaikkan kembali kepuncak Hotel Yamato.

2. Pertempuran Surabaya, peristiwa ini bermula dengan kedatangan tentara Sekutu di


Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 dipimpin Brigjen Mallaby sebagai pasukan RAPWI
Sydjspd 2008-09
[ Relief of Allied Prisoner of War and Interners ], pada awalnya mereka diterima dengan baik,
tetapi setelah mereka melakukan kegiatan merebut beberapa bangunan dan membebaskan
pasukan sekutu yang ditawan Jepang dan juga adanya perintah dari sekutu agar senjata yang
dirampas dari pasukan Jepang dikembalikan kepada sekutu.

Permintaan Sekutu itu di hadapi oleh para pemuda Surabaya dengan melakukan
penghancuran pos-pos Sekutu pada tanggal 28-29 Oktober 1945. Untuk menyelesaikannya
pasukan AFNEI meminta Presiden Soekarno menghentikannya. Akhirnya atas permintaan Pres
Soekarno, Bung Hatta dan Amir Syarifudin inciden dapat dihantikan dengan dibentuk kontak
Biro, tetapi kemudian terjadi Inciden Jembatan Merah pada tanggal 30 Oktober 1945 dalam
inciden ini Brigjen Mallaba tewas.

Petinggi AFNEI Christison dan ultimátum Mayjen Mansergh agar para pemuda dan
rakyat Surabaya yang memiliki senjata agar menyerahkan senjata ke pihak sekutu sampai
tanggal 10 Nopember 1945 jam 06.00. Gubernur Suryo, Bung Tomo, Sungkono menolak
permintaan itu, peristiwa ini merupakan pertempuran yang dasyat selama satu bulan dan
memakan korban hampir 15.000 warga, untuk mengenang kegigihan para pemuda dan rakyat
Surabaya, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

3. Pertempuran Ambarawa, peristiwa ini bermula dari pemnbebasan secara sepihak


tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Bethel terhadap para tahanan sekutu di Ambarawa
dan Magelang, perang ini terjadi di Desa Jambu dipimpin oleh Letkol Sarbini, dalam perang ini
gugur letkol Isdiman, kemudian perang diteruskan oleh Kol Sudirman. Dan untuk mengenang
meninggalnya Isdiman dibangun dibangun Monumen Ambarawa/monumen Isdiman.

Dengan mengerahkan sekitar 19 batalyon dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Semarang


akhirnya pada tangal 15 Desember 1945 sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang. Karena
perang ini dimenangkan denga cara infantri, maka tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari
Infantri oleh TNI AD.

4. Perang Medan Area , berita proklamasi ternyata baru sampai di Medan pada tanggal
27 Agustus 1945 oleh Mr. Teuku Moh Hassan, para pemuda dibawah pimpinan Achmad
Tahir ,membentuk segera membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Pertempuran pertama terjadi
pada tanggal 13 Oktober 1945 yang dimulai dengan pengambil alihan sarana-sarana yang pernah
dikuasai oleh Jepang.

Pada tanggal 10 Desember 1945 Sekutu melancarkan serangan balasan secara besar-
besaran dan perang ini memakan banyak korban. Selain di Medan perang juga terjadi di berbagai
pelosok daerah di Sumatera.
Sydjspd 2008-09
5. Perang Bandung Lautan Api, perang ini terjadi karena tentara Sekutu menuntut rakyat
dan para pemuda yang memiliki rampasan perang Jepang unntuk segera mengembalikan senjata
tersebut kepada sekutu, tetapi ini tidak ditanggapi oleh rakyat Bandung, tuntutan sekutu
dilanjutkan pada tanggal 21 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi
bahwa selambat – lambatnya tanggal 29 November 1945 kota bandung bagian utara harus di
kosongkan. Pemuda dan rakyat Bandung tidak mengidahkan ultimatum tersebut, sehingga
insiden – insiden dengan pasukan sekutu sering terjadi.

Untuk ketiga kalinya, sekutu pada tanggal 23 Maret 1946 mengeluarkan


ultimatum yang isinya agar kota Bandung seluruhnya dikosongkan. Menanggapi ultimatum
tersebut TRI Bandung menerima perintah dari Jakarta agar kota Bandung dikosongkan, tetapi
TRI Yogyakarata memerintah agar Bandung di pertahankan. Akhiranya rakyat Bandung
mematuhi perintah dari Jakarta, tetapi sebelum meninggalkan kota Bandung, mereka menyerang
dan membumi hanguskan kota Bandung bagian selatan. Tujuan tindakan ini agar pos- pos yang
penting dan tempat – tempat yang vital tidak dapat dipergunakan oleh pihak lawan. Pertempuran
– pertempuran melawan sekutu di Jawa Barat juga terjadi di daerah – daerah lain, seperti di
Bojongkokosan, Cimareme, Dayeuhkolot, dan lain – lain.

6. Pertempuran Margarana,Bali 29 November 1946.

Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan pasukanya di Bali, pada waktu
itu Letkol I Gusti Nguruh Rai sedang berada di Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi
dengan markas tertinggi TRI mengenai pembinaan Resiman Sunda Kecil dan cara – cara
manghadapi Belanda. Sekembali dari Yogyakarta, kesatuan – kesatuan resimennya ditemui
dalam keadaan terpencar.

Sementara itu Belanda sedang giat – giatnya mengusahakan berdirinya Negara


Indonesia Timur dan membujuk Nguruh Rai untuk bekerja sama. Ajakan tersebut ditolaknya
Ngurah Rai. Pada tanggal 18 November 1946, Ngurah Rai memulai perlawanannya dengan
menggempur daerah Tabanan dan berhasil memenangkan pertempuran. Untuk menghadapi
pasukan Ngurah Rai, Belanda mengerahkan kekuatan pasukan yang ada di Bali dan Lombok.

Disebabkan kekuatan pasukan yang tidak seimbang, Ngurah Rai menyerukan Perang
Puputan yang artinya mengadakan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Seluruh pasukan
dan Ngurah Rai gugur dalam pertempuran di Margarana. Gugurnya Letkol Ngurah Rai
melincinkan jalan terbentuknya Negara Indonesia Timur bagi Belanda pada tanggal 18
Desember 1946.

7. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang.


Sydjspd 2008-09
Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945 di bawah
pimpinan Letkol Carmichael yang juga diikuti oleh tentara NICA. Pemerintah RI di Palembang
menentukan bahwa pasukan sekutu hanya diizinkan mendiami daerah Talang Semut, tetapi
kemudian mereka meluaskan daerahnya ke tempat – tempat lain. Dalam suasanana yang panas
tersebut terjadi insiden dengan pemuda ketika pasukan sekutu menggeledah rumah – rumah
penduduk untuk mencari senjata.

Sementara itu jumlah pasukan sekutu dan Belanda semakin bertambah banyak dan ketika
sekutu meninggalkan kota Palembang pada bulan Oktober 1946, mereka menyerahkan
kedudukannya kepada Belanda. Suasana kota Palembang semakin tegang ditambah ketika
Belanda menurut supaya kota Palembang dikosongkan. Pemuda– pemuda menolak tuntutan
tersebut dan pertempuran hebat pun tak terelakan lagi pada tanggal 1 Januari 1947. dalam
pertempuran ini Belanda menggunakan peralatan dan senjata – senjata berat, tetapi TRI dan para
pemuda dengan senjata sederhana dapat memberikan perlawanan yang gigih, bahkan berhasil
membuat kerugian besar di pihak Belanda.

Setelah pertempuran berlangsung lima hari lima malam, seperlima kota Palembang
hancur serta korban berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947 dicapai
persetujuan gencetan senjata.

8. Serangan Umum 1 Maret 1949.

Setelah Agresi Militer Belanda II sudah berjalan hampir satu bulan, rakyat dan TNI
segara mengadakan pukulan – pukulan terhadap tentara Belanda dengan sasaran garis – garis
komunikasi Belanda, seperti memutuskan kawat – kawat telepon, merusak rel kereta api, dan
menyerang konvoi – konvoi Belanda. Akibatnya Belanda terpaksa memperbanyak pos–pos di
jalan–jalan besar untuk menghubungkan kota –kota yang telah diduduki. Setelah kekuatan
Belanda terpecah – pecah, TNI mulai mengadakan penyerangan ke dalam kota Yogyakarata.

Puncak penyerangan TNI dan rakyat adalah serangan umum terhadap kota
Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949. serangan ini berhasil menguasai Yogyakarta selama 8
jam. Keberhasilan serangan tersebut disiarkan melalui radio Wonogiri ke seluruh dunia. Puncak
pimpinan TNI yang melakukan serangan umum ini meliputi sultan Hamengkubuwono IX, Letkol
Soeharto ( sektor barat ), Mayor Vence Sumual ( sektor barat ), Mayor Sarjono ( sektor
selatan ),Mayor Kusno ( sektor utara ), dan Letnan Amir Murtono ( sektor kota ), Serangan
umum 1 Maret 1949 mempunyai arti penting bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam
menghadapi Belanda, sebagai berikut.

Sydjspd 2008-09
1). Ke dalam, secara psikologis dapat mendorong semangat perjuangan TNI dan Rakyat
Indonesia yang sedang berjuang melakukan perang gerilya.

2). Ke Luar, untuk membutikan kepada dunia luar ( Internasional ), bahwa TNI dan
Negara Republik Indonesia masih ada dan sekaligus membantah kebohongan Belanda yangn
menyatakan bahwa negara RI dan TNI sudah berhasil dihancurkan.

Pertempuran – pertempuran itu sesungguhnuya merupakan perlawanan bersenjata Bangsa


Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, dan kedaulatan bangsa dan negara. Bangsa
Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan,dan kedaulatannya, walau hanya dengan
senjata hasil rampasan dari Jepang dan berbekal bambu runcing. Itu semua bisa terwujud karena
Bangsa Indonesia berbekal semangat juang yang tinggi, rela berkoban yang disertai jiwa heroik,
pantang menyerah, jiwa persatuan dan lebih baik berkalang tanah dari pada hidup harus dijajah
kembali.

10. Peristiwa Merah Putih Manado

Berita mengenai proklamsi kemerdekaan akhirnya sampai juga di Manado, rakyat


menyambutnya dengan suka cita, namun ternyata pasukan sekutu yang membonceng NICA
untuk mengamankan kepentingannya telah mempersenjatai p tentara KNIL, tindakan sepihak
Sekutu ini tentinya tidak dikehendaki dan mengakibatkan munculnya sikap membenci pasukan
sekutu [Pasukan Tangsi Putih]

Desember 1945 pasukan Sekutu menyerahkan kekuasaannya kepada NICA, tindakan ini
dilanjutkan dengan penangkapan sejumlah tokoh RI. Tindakan ini ditentang oleh para pemuda
dan anggota KNIL yang pro kemerdekaan [Pasukan Tangsi Hitam], dan akhirnya mereka
membentuk Pasukan Pemuda Indonesia [PPI].

Pada bulan Pebruari 1946 PPI menyerbu NICA di markas Pasukan Tangsi Putih di
Teling, berhasil menguasai markas tersebut dan dibarkanlah bendera merah putih.

D. SEPUTAR SISTEM PEMERINTAHAN PASCA PROKLAMASI.

Situasi pasca Perang Dunia II yang berakhir tahun 1945 berpengaruh besar terhadap
keadaan bangsa-bangsa yang baru saja mengalami kemerdekaan, dimana Blok Barat dengan
paham liberal kapitalisme sebagai satu ideologi yang dominan mempengaruhi situasi dunia pada
waktu itu.

Situasi dan keadaan ini berpengaruh juga terhadap perkembangan dan warna sistem
pemerintahan yang terjadi di Indonesia. Ini dapat dilihat dari perkembangan sistem pemerintahan
tiga bulan setelah kemerdekaan. Melalui dikeluarkannya Maklumat Wapres No X, tanggal 3

Sydjspd 2008-09
Nopember 1945 yang isinya adalah adanya keleluasaan yang diberikan dari pemerintah kepada
kepada rakyat untuk pendirian partai politik, kebijakan ini diambil oleh pemerintah agar kita
diakui sebagai negara yang berideologi demokrasi, demokrasi versi barat.

Dampak dari dikeluarkannya Maklumat ini tentunya berpengaruh terhadap terhadap


sistem pemerintahan kita,

1. UUD 1945 1. UUD 1945.


2. Bentuk 2. Bentuk
Negara NKRI. Negara NKRI.
3. Bentuk 3. Bentuk
pemerintahan pemerintahan
Presidental. Parlementer.
4. Pelaksanaan 4. Pelaksanaan
Demokrasi Demokrasi
Pancasila. Liberal.
5. Pelaksanaan
pemerintahan 5.Pelaksanaan
konstitusional pemerintahan
inkonstitusional
.
Keputusan ini kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan kabinet parlementer
pertama, Sutan Syahrir terpilih sebagai perdana menteri pertama, hanya disayangkan bahwa
terjadinya perubahan sistem pemerintahan ini tidak bertujuan untuk membuat suatu perubahan
kearah yang lebih baik, tetapi hanya semata bertujuan untuk agar kita diakui sebagai negara yang
bersistemkan demokrasi seperti pemikiran barat yang mengatakan bahwa negara demokrasi
adalah negara yang ditandai dengan banyaknya partai politik, selain demi pemikiran tadi juga
ada faktor-faktor lain yang menyebabkan sistem pemerintahan kita mengalami perubahan.

Sistem pemerintahan ini ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan karena tentunya
keadaan ini disebabkan situasi politik dan keamanan yang terjadi di Indonesia, dimana pada
waktu itu kita selain konsentrasi untuk mempertahankan kemerdekaan, kita juga konsentrasi
untuk mencegah kembalinya Belanda yang ingin mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.
Situasi ini berjalan sampai dengan ditandatanganinya perjanjian Konprensi Meja Bundar [KMB]
tanggal 27 Desember 1949

Sebenarnya sejak itulah kita dapat dikatakan benar-benar masuk ke jaman demokrasi
liberal, karena sistem pemerintahan kita mutlak berubah dan benar-benar berubah. Dengan
ditandatanganinya KMB maka sejak itu kita berbentuk Republik Indonesia Serikat [RIS] yang
ditandai keanggotaan RIS terdiri dari beberapa negara bagian/federal seperti:

Sydjspd 2008-09
1. Republik Indonesia.

2. Negara Sumatera Timur

3. Negara Sumatera Selatan

4. Negara Pasundan

5. Negara Jawa Timur

6. Negara Madura

7. Negara Indonesia Timur

8. Kalimantan Barat.

9. Kalimantan Timur

10. Bangka

11. Belitung

12. Riau

13. Jawa Tengah

14. Dayak Besar

15. Banjar

16. Kalimantan Tenggara

Kepala negara RIS yaitu Presiden Soekarno yang mulai bertugas mulai 28 Desember
1949 di Jakarta, Presiden RIS berstatus sebagai presiden konstitusional sehingga ia tidak
mempunyai kekuasaan untuk memerintah sebab kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Perdana
Menteri Drs Mohammad Hatta. Sistem demokrasi yang diterapkan pada negara RIS adalah
demokrasi liberal seperti yang diterapkan di Nederland dan Republik Indonesia sejak Sutan
Syahrir berkuasa.

Bentuk negara dan pemerintahan RIS ternyata tidak dapat bertahan lama, ini karena
disebabkan sistem pemerintahan RIS bersipat liberal kolonial yang memecah bangsa Indonesia
menjadi negara ferderal tidak sesuai dengan jiwa dan semangat persatuan rakyat Indonesia,
selain itu negara ferderal tidak didukung oleh rakyat dan ini juga disebabkan oleh upaya Belanda
untuk memecah belah bangsa kita.

Kuatnya jiwa untuk kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia inilah yang
disebut dengan semangat Unitarisme, kuatnya keinginan rakyat untuk kembali ke bentuk NKRI

Sydjspd 2008-09
dipelopori oleh Negara Pasundan dan Jawa Timur. Sampai dengan tanggal 5 April 1950 Negara
RIS hanya terdiri dari Republik indonesia, Negara Sumatera Timur, dan Negara Indonesia
Timur. Akhirnya pada tanggal 19 Mei 1950 terbentuklah Piagam Persetujuan antara RIS dan RI
yang bertugas merancang konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang hasil
rancangannya ditandatanganipada tanggal 15 Agustus 1950 oleh Soekarnao yang nantinya
konstitusi ini di sebut dengan nama Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Akhirnya pada tanggal 17 agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat dibubarkan
dan kita kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Konstitusi yang dipakai
adalah konstitusi UUDS/1950.

E. MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959.

Setelah Republik Indonesia Serikat dibubarkan maka babakan sejarah pemerintahan kita
masuk ke babakan sejarah pemerintahan demokrasi liberal. Hal yang sangat menonjol pada masa
pemerintahan ini adalah terjadinya berbagai instabilitas pemerintahan. Instabilitas pemerintahan
ini terjadi karena dilaksanakannya sistem oposisi dan koalisi pemerintahan yang berorientasai
kepada kepentingan pribadi atau kepentingan kelompoknya, sehingga pada masa ini sering
terjadi pergantian kabinet yang sering

Tentunya dengan sering terjadinya pergantian kabinet ini merupakan satu gejala atau
dampak banyaknya partai politik yang muncul pada waktu itu, misal Masyumi, PNI, NU, PRI,
PSII, Partindo, Parlindo dan lain-lain. Selain itu juga berlaku sistem kabinet koalisi dan oposisi
dimana dengan sistem ini riskan sekali dengan terjadinya pencabutan dukungan sehingga kabinet
ganti lagi.

Dari tahun 1950-1959 terjadi beberapa buah kabinet yang berkuasa, berturut-turut adalah:

a. Kabinet M. Natsir [6 September 1950-21 Maret 1951]

b. Kabinet Sukiman [ 27April 1951-3 April 1952].

c. Kabinet Wilopo [ 3 April 1952-3 Juni 1953]

d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I [31 Juli 1953-24 Juli 1955].

e. Kabinet Burhanudin Harahap [12 Agustus 1955-3 Maret 1956].

f. Kabinet Ali sastroamidjojo II [ 20 Maret 1956-14 Maret 1957].

g. Kabinet Djuanda [9 April 1957- 5 Juli 1959]

Sydjspd 2008-09
Setiap kabinet mempunyai program kerja yang tidak ada satupun dapat merealisasikan
programnya ini tentunya disebabkan pada masa itu dukungan dari oposisi dapt saja ditarik
sewaktu-waktu bilamana kepentingan partainya sudah tidak dapat berjalan bersama lagi dengan
partai pemerintah.

F. MOMENTUM MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959.

Sampai dengan tahun 1955 masyarakat kita dihinggapai perasaan gelisah terutama
dalam politik, kegagalan kabinet ternyata menumbuhkan perasaan tidak percaya lagi kepada
pemerintah, wakil-wakil rakyat di kabinet hanya mementigkan kepentingan partainya saja, oleh
karena itu masyarakat mulia menuntut untuk dilaksanakannya pemilu yang tentunya diharapkan
dari pemilu itu dapt mengakhiri kegelisahan masyarakat.

Untuk itu sejak masa Kabinet Ali I, pada tanggal 4 November 1953 telah terbentuk
Panitia Pemilhan Indonesia [PPI] yang diketuai oleh S. Hadikusumo. Pada tanggal 29
September 1955 diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, sedangkan pada tanggal 15 Desember 1955 diselenggarakan untuk memilih para anggota
dewan Konstituate [ Dewan Pembuat Undang-Undang Dasar]. Dalam pelaksanaannya Indonesia
di bagi dalam 16 daerah pemilihan, 208 kabupaten, 2139 kecamatan, 43429 desa. DPR hasil
pemilu beranggota 272 orang dengan perbandingan satu anggota DPR sebanding dengan
300.000 suara, sedangkan anggota Dewan Konstituante berjumlah 542 orang.

Pelantikan anggota DPR tanggal 20 Maret 1956, anggota DK tanggal 10 Nov 1956, dari
hasil pemilu ini didapat komposisi partai besar PNI 23 %, Masyumi 20,9%, Nu 18,4% dan PKI
16,4%.

Keberhasilann pelaksanaan pemilu ini menunjukkan kematangan bangsa Indonesia,


namun disisi lain keberhasilan ini tidak memenuhi harapan masyarakat , praktek politik dagang
sapi diparlemen dan tawar menawar posisi terus mencolok dan berkelanjutan. Akhirnya tugas
Dewan Konstituante yang mempunyai tugas merancang dan membuat undang-undang dasar
yang baru pengganti undang-undang dasar sementara tahun 1950 tidak dapat menyelesaikan
tugasnya.

Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 melelui Dewan Konstituante serta rentetan
peristiwa politik yang mencapai puncaknya pada bulan Juni 1959, akhirnya mendorong Presiden
Seokarno untuk sampai pada satu kesimpulan bahwa telah timbul’keadaan ketatanegaraan yang
membahayakan persatuan dan kesatuan negara serta merintangi pembangunan nasional, dan
berdasarkan staatsnootdrecht [ hukum keadaan negara dalam bahaya ],pada hari Minggu tanggal

Sydjspd 2008-09
5 Juli 1959 jam 17.00 Presiden Seokarno di Istana Merdeka mengumumkan Dekrit Presiden
yang isinya :

1. Menyatakan pembubaran Dewan Konstituante hasil Pemilu 1955.

2. Menyatakan pembatalan pemberlakuan UUDS/1950.

3. Menyatakan berlakunya kembali UUD 1945.

4. Akan dibentuk MPRS/DPAS.

Dengan dikeluarkannya Dekrit presiden ini maka berakhirlah masa demokrasi liberal
1960-1959 dan berakhir juga masa Kabinet Djuanda, sejarah Indonesia mulai masuk ke dalam
sejarah baru yaitu masa demokrasi terpimpin.

Walaupun pada masa demokrasi liberal ini kita mengalami instabilitas pemerintahan
yang ditandai dengan sering terjadinya pergantian kabinet, instabilitas politik yang ditandai
dengan terjadinya berbagai gerakan sparatisme diberbagai daerah yang ingin memisahkan diri
dari negara kesatuan ini seperti terjadinya gerakan sparatis Andi Azis, APRA, RMS, PRRI,
Permesta dan DI/TII, juga mengalami instabilitas konstitusional yang ditandai dengan
penggunaan konstitusi UUDS/1950 yang diakhiri dengan keluranya Dekrit Presiden, tetapi pada
masa ini pula Indonesia mengalami keberhasilan pelaksanaan politik luar negerinya yaitu dengan
berhasilnya pelaksanaan penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika tahun 1955.

Konfrensi Asia Afrika merupakan pertemuan yang diperuntukan negara-negara di


kawasan Asia Afrika yang dipelopori bangsa Indonesia untuk mengatasi permasalahan di dunia
yang muncul pada waktu itu. KAA bukanlah organisasi yang bersipat ideologis artinya bukan
kegiatan yang diperuntukan bagi satu ideologi, tetapi organisasi yang merupakan lintas ideologi,
siapapun dapat menjadi peserta KAA dengan catatan mempunyai misi dan visi yang sama, ini
dapat dibuktikan di KAA bahwa negara-negara yang berideologis berbeda dapat duduk sejajar
memecahkan permasalahan internasional waktu itu.

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi pelaksanaan KAA ini.Sejarah mencatat
bahwa bangsa-bangsa Asia dan Afrika memiliki beberapa persamaan. Persamaan- persamaan
yang dimiliki bangsa Asia dan Afrika pada waktu itu adalah sebagai berikut :
1 Memiliki letak geografis yang berbatasan dan sifat geografis yang sama.
2 Memiliki hubungan keagamaan dan keturunan.
3 Memiliki persamaan nasib, yaitu pernah dijajah bangsa Eropa.

Sydjspd 2008-09
4 Memiliki persamaan dalam menghadapi dan mengatasi masalah dalam n
egerinya setelah memerdekakan diri, seperti masalah pembangunan ekonomi, sosial,
budaya, dan pendidikan.
Persamaan nasib tersebut mendorong lahirnya kemauan untuk bersatu guna
memperjuangkan nasib bangsanya. Setelah Perang Dunia II selesai, usaha PBB untuk
menegakkan perdamaian dunia belum berhasil secara memuaskan. Sementara itu, rakyat di
wilayah Asia - Afrika terus bergolak. Mereka berusaha membebaskan diri dari belenggu
penjajahan dan mencapai kemerdekaannya. Indonesia pun mengalami revolusi fisik dari tahun
1945 - 1950. Berkat perjuangan yang gigih dan pantang mundur, akhirnya negara-negara
merdeka mulai bermunculan di kawasan Asia dan Afrika. Sesuai dengan Piagam Atlanta (1941)
dan Piagam San Fransisco (1945), yang sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, perjuangan
kemerdekaan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika merupakan hal yang wajar.
Untuk mengimbangi dua blok raksasa (Blok Timur dan Blok Barat), yang selalu
berusaha mempengaruhi dunia, Indonesia sebagai salah satu negara yang merdeka setelah Perang
Dunia II mencetuskan suatu gagasan yang sesuai dengan cita-cita PBB, yaitu mewujudkan
perdamaian dunia yang abadi.
Gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia - Afrika dikemukakan oleh Mr. Ali
Sastroamijoyo. Pada waktu itu, Ali Sastroamijoyo menjadi Perdana Menteri Indonesia. Gagasan
itu disetujui India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma. Untuk mempersiapkan Konferensi Asia
Afrika, dilaksanakan konferensi pendahuluan. Konferensi pendahuluan itu dilaksanakan di
Colombo (Konferensi Colombo) dan di Bogor (Konferensi Bogor).
a. Konferensi Colombo
Konferensi Colombo dilaksanakan pada tanggal 28 April - 2 Mei 1954. Konferensi ini
bertujuan membahas masalah Indo Cina sebelum masalah tersebut diselesaikan dalam konferensi
di Jenewa. Dalam Konferensi Colombo, Ali Sastroamidjojo mengajukan usul diadakannya
Konferensi Asia Afrika. Konferensi Colombo disebut juga Konferensi Panca Negara. Masing-
masing negara peserta konferensi mengirimkan wakilnya:
1. Sri Lanka diwakili oleh PM Sir John Kotelawala;
2. Indonesia diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo;
3. India diwakili oleh PM Pandit J. Nehru;
4. Pakistan diwakili PM Mohammad Ali Jinah;
5. Burma (Myanmar) diwakili oleh PM U Nu.
Dalam konferensi tersebut, dihasilkan keputusan- keputusan berikut.
1. Indo-Cina harus dimerdekakan dari imperialisme Perancis.

Sydjspd 2008-09
2. Kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
3. Menyetujui dan mengusahakan adanya Konferensi Asia Afrika dan memilih
Indonesia sebagai penyelenggara.
Tujuan pertemuan di Colombo tersebut adalah membicarakan masalah meningkatnya
agresi komunis serta soal persenjataan nuklir yang mengancam negara-negara muda (negara
ketiga atau negara berkembang). Gagasan Indonesia untuk mengadakan konferensi Asia Afrika
tidak dapat dilepaskan dari tujuan diplomasinya untuk mendapatkan dukungan bagi perjuangan
Irian Barat. Oleh sebab itu, pada akhir tahun 1954 diselenggarakan Konferensi Panca Negara di
Bogor untuk mengawali Konferensi Asia Afrika.
b. Konferensi Bogor
Konferensi Bogor dilaksanakan pada tanggal 28 - 31 Desember 1954. Konferensi di
Bogor ini disebut juga Konferensi Panca Negara karena diikuti lima negara. Konferensi Bogor
diadakan untuk merencanakan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Konferensi Bogor berhasil
menyusun keputusan-keputusan berikut ini:
1. Konferensi Asia Afrika akan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 - 24 April
1955.
2. Menetapkan negara-negara yang diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
3. Menetapkan kelima negara peserta Konferensi
Bogor sebagai negara-negara sponsor.
4. Menentukan rencana agenda konferensi dan merumuskan pokok-pokok tujuan
Konferensi Asia Afrika.
C. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
a. Negara peserta
Konferensi Asia Afrika diadakan di Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955.
Konferensi dihadiri 29 negara dari kawasan Asia Afrika yang terdiri dari 5 negara pengundang
dan 24 negara yang diundang. Yang bertindak sebagai negara pengundang ada 5 negara, yaitu:
Indonesia, India, Srilanka, Pakistan, dan Burma (sekarang Myanmar). Sementara itu negara-
negara yang diundang adalah: Filipina, Nepal, Thailand, Libanon, Vietnam Selatan, RRC,
Vietnam Utara, Afghanistan, Laos, Iran, Turki, Irak, Jepang, Syria, Yordania, Saudi Arabia,
Kamboja, Yunani, Mesir, Lybia, Sudan, Liberia, Ethiopia, Ghana.
b. Agenda Konferensi Asia Afrika
Agenda pokok yang dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika I di Bandung adalah
sebagai berikut.
1 Memajukan kerja sama antarbangsa di Asia Afrika demi kepentingan bersama.

Sydjspd 2008-09
2 Meninjau masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
3 Memecahkan masalah kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme.
4 Memperkuat kedudukan dan peranan negara di Asia dan di Afrika dalam usaha
perdamaian dunia.
c. Hasil-hasil Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika I yang dilaksanakan dari tanggal 18 -24 April 1955 menghasilkan
beberapa keputusan penting. Keputusan-keputusan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
� Memajukan kerja sama antarbangsa di kawasan Asia Afrika dalam bidang sosial,
ekonomi, dan budaya.
� Menuntut kemerdekaan atas Aljazair, Tunisia, dan Maroko.
� Menuntut pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dan Aden kepada
Yaman.
� Menentang diskriminasi dan kolonialisme.
� Ikut aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia.
Selain keputusan-keputusan di atas, Konferensi Asia Afrika I juga berhasil mencetuskan
10 prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sepuluh prinsip ini dikenal dengan nama
Bandung Declaration atau Dasasila Bandung. Bandung Declaration ini dicantumkan dalam
Declaration on The Promotion of World Peace and Cooperation. Berikut ini isi Dasasila
Bandung.
� Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan- tujuan serta asas-asas yang
termuat dalam piagam PBB.
� Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
� Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar
maupun kecil.
� Tidak melakukan intervensi atau campur tangan terhadap soal-soal dalam negeri
negara lain.
� Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara
sendirian atau secara kolektif yang sesuai dengan piagam PBB.
� Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukan
tekanan terhadap negara lain.
� Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman- ancaman agresi terhadap
keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara lain.

Sydjspd 2008-09
� Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, sesuai dengan
piagam PBB.
� Mengajukan kerja sama untuk kepentingan bangsa.
� Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
D. Pengaruh Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika I di Bandung mempunyai pengaruh yang besar bagi dunia.
Akibat Konferensi Asia Afrika I bagi dunia antara lain:
� berkurangnya ketegangan dunia,
� Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi
di negaranya,
� Belanda mulai kebingungan untuk menghadapi blok Afro-Asia di PBB.
Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia
Afrika khususnya dan dunia pada umumnya. Arti penting Konferensi Asia Afrika antara lain
sebagai berikut.
� Konferensi Asia Afrika merupakan bukti adanya rasa kebersamaan dan kebangunan
bangsabangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
� Konferensi Asia Afrika merupakan pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa Asia Afrika pada khususnya dan dunia pada umumnya.
� Konferensi Asia Afrika merupakan kelahiran kelompok netral, yaitu kerja sama Asia
Afrika yang menjadi kelompok penengah di antara dua blok (blok Amerika dan blok Soviet)
yang selalu bersaing.
� Konferensi Asia Afrika membuka harapan baru bagi bangsa-bangsa yang belum
merdeka dan yang sudah merdeka. Mereka merasa bahwa di belakang mereka ada kekuatan yang
akan membela dan membantu mereka saat mereka mendapatkan ancaman dari pihak lain.
E. Kelanjutan Konferensi Asia Afrika
Pada 19-24 April 2005 silam, negara-negara yang bergabung dalam KAA kembali
bertemu di Bandung, Indonesia. Hal ini dilakukan oleh 100 negara peserta untuk menegaskan
ulang bahwa semangat yang digalang tahun 1955 lalu masih solid dan berlaku. kemitraan sejajar,
visi dan pemilikan bersama, dan juga tekad bersama yang kuat untuk menangani tantangan-
tantangan bersama memajukan kemitraan berkelanjutan melalui melengkapi atau membangun
inisiatif regional/ subregional yang sudah ada di Asia dan Afrika; memajukan masyarakat yang
adil, demokratik, terbuka, bertanggung jawab, dan harmonis,memajukan dan melindungi hak-
hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar, termasuk hak untuk membangun; memajukan
upaya-upaya kolektif dan terpadu dalam forum-forum multilateral.

Sydjspd 2008-09
DAPTAR PUSTAKA

1. Eddy Rosadi, Belajar Efektif, Sejarah Untuk Siswa SMA/MA Kelas XII, PT Inti Media
Ciptanusantara,2006.
2. Suparman Pengetahuan Sosial, Sejarah Untuk Kelas 3 SMP/MTs, Kurikulum 2004, PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2004.
3. Modul Diklat Peningkatan Pemahaman Sejarah Indonesia, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2003.
4. Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1975.
5. Kuntjoro Purbopranoto, Santiaji Pancasila, Statu Tinjauan Filosofis, Historis dan
Yuridis Konstitusional, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kurnia Esa Yakarta,
1972.
6. Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Untuk SMA Kelas I,II, Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, 1981.
7. A.K. Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, PT Dian Rakyat,1986.

Sydjspd 2008-09
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis

dapat menyelesaikan diktat ini. Teknik penyusunan dibuat ringkas, padat,

proporsional dan mudah dipahami mudah dipelajari dan dicerna oleh siswa.

Fungsi pengajaran IPS/sejarah menyadarkan siswa akan adanya proses

perubahan dan perkembangan dalam masyarakat. Dalam buku ini secara tersirat

mengajak siswa untuk menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa

masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia. Tujuan pengajaran

IPS pada tingkat SMP adalah: (1) Mendorong siswa berpikir kritis analitis dalam

memanfaatkan pengetahuan tentang masa-masa kini dan masa depan; (2)

Memahami bahwa Ilmu Sosial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari; (3)

Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami

proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat, (4) menanamkam benih benih

nilai perjuangan bangsa kepada generasi berikutnya dengan penekanan terhadap

keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.

Buku ini dibuat untuk dipergunakan sebagai satu solusi atas kurangnya

buku/mata pelajaran sejarah sebagai pelengkap, dan dipergunakan untuk kalangan

terbatas di sekolah, khususnya dilingkungan SMP Negeri I Leles.

Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu

segala kritik membangun dan sumbang saran akan diterima dengan penuh ucapan

terima kasih demi semakin baiknya sajian buku ini, penyusun terbuka menerima masukan

dari semua pihak demi penyempurnaan buku ini. Tidak lupa, kepada semua pihak yang telah

membantu pembuatan buku ini,

Semoga dunia pendidikan kita akan semakin menuju ke arah kemajuan dan selalu

mendapat bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amiinn.......

Sydjspd 2008-09
Garut ,Juli 2008

Penyusun

Sydjspd 2008-09

You might also like