Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak buruk berlakunya AFTA adalah produk dari IKM tidak sesuai standar
yang ditetapkan dan mengakibatkan satu persatu gulung tikar walaupun pernah eksis
ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 , menyadari hal tersebut, mahasiswa
TIKM, diharapkan terjun langsung kelapangan dan berfikir sistematis untuk mencari
permasalahan teknis yang ada pada IKM dan memberikan solusi sistematis yang
tepat.
Kunjungan ini sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah- masalah yang
dihadapi IKM terutama industry kecil tahu dan tempe. Sehingga diharapkan dapat
memberikan slusi positif dan sistematis agar IKM dapat berkembang dan bersaing dalam
kawasan AFTA. Kunjungan ini dilakukan di IKM “Home industry tahu dan tempe Pak
Kuswadi “ yan berlokasi di desa Gumilir Cilacap.
1. Memenuhi tugas Ujian Akhir Trisemester I untuk mata kuliah Asas dan
Penerapan Sistem Teknik
2. Mengetahui system yang ada pada IKM home industri tahu dan tempe
2
C. Ruang Lingkup
1. Analisis system
2. Analisis finansial
3. Analisis SWOT
4. Manajemen Penjualan
No Tanggal Kegiatan
E. Metode Penelitian
Metode penelitian kunjungan IKM “Tahu dan Tempe Pak Kuswadi” adalah
metode wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan
4
Bab II
GAMBARAN UMUM IKM TAHU DAN TEMPE
Telepon/ Hp :-
Didirikan : 2000
1. Struktur Organisasi
Pemilik
2. Deskripsi Pekerjaan
a. Pemilik
3. Menerima kritikan dan saran dari konsumen untuk perbaikan kualitas tahu
dan tempe
7
3. Ketenaga Kerjaan
1. Pembuatan tempe
dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp.
pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-
benang yang disebut hifa. Hifa inilah yang mengikatkan biji kedelai yang satu
dengan biji lainnya. Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus
menghasilkan enzim (senyawa kimia) yang dapat menguraikan protein yang
terkandung dalam kedelai, sehingga protein kedelai menjadi mudah dicerna.
Jika tempe dibiarkan, akan tercium bau amoniak yang busuk. Adanya
bau ini menunjukkan bahwa tempe mulai membusuk dan sudah tercemari
mikroorganisme lain. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun telah dimasak,
sehingga dapat menurunkan selera konsumen. Oleh karena itu, agar diperoleh
tempe berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan
tempe perlu diperhatikan kebersihan (alat, bahan, pembuatan) dan kualitas ragi
yang digunakan.
9
1.Alat
Ø Waskom
Ø Ayakan
Ø Dandang
Ø Kipas 2. Bahan
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam
dengan air panas, bersuhu sekitar 70 derajat C.
8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang atau daun jati untuk
pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai
pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut
dengan menggunakan jarum.
10. Simpan kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua
hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutup jamur.
2. Penggilingan Kedelai
3. Ember
4. Cetakan Tahu
6. Kedelai
7. Tungku penggorengan
Bab III.
ANALISIS SISTEM IKM TAHU DAN TEMPE
A. Analysis Sistem
Dari pengamatan penulis, system industry kecil tahu dan tempe terdiri dari
subsistem pemilik usaha, penanggung jawab produksi, pasaran dan karyawan. Sistem
tersebut akan beinteraksi dengan produsen kedelai dengan konsemen dari industry
kecil dan menengah. Untuk pengembangan usaha diperlukan modal yang besar ,
maka usaha tahu dan tempe tersebut akan berteraksi dengan bank atau badan
perkeriditan. Permasalahaan penjualan dan harga bahan baku kedelai yang fluktuatif ,
dibutuhkan badan yang bisa mengayomi dan membantu permasalahan tersebut, maka
usaha industry tahu dan tempe di Gumilir bergabung dengan Koperasi tahu dan
tempe.
masyarakat
KOPERASI BANK
Penanggung Jawab
INDUSTRI
Usaha TahuKECIL
TAHU DAN
Pemasaran Pemilik
TEMPEKaryawan
Penanggung Jawab
Usaha Tempe
B. Analysis SWOT
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
Ø Berbagai olahan makanan berbahan baku tahu dan tempe cukup banyak
THREAT
Ø Harga bahan baku kedelai bisa dipermainkan oleh Negara lain karena
masih mengimpor .
C. Analisis Finansial
Dari kunjungan industry Kecil tahu dan tempe diperoleh data sebagai berikut:
Rencana benefit
No Nama Produk Target penjualan/ hari Jumlah hari/ tahun Harga satuan Benefit/tahun
1 tempe kecil 1475 360 Rp 200,00 Rp 106.200.000,00
2 tempe mendoan 350 360 Rp 800,00 Rp 100.800.000,00
3 tahu 2000 360 Rp 300,00 Rp 216.000.000,00
total benefit Rp 423.000.000,00
Dengan asumsi kegiatan produksi tahu dan tempe berjalan tiap hari maka
diperoleh keuntungan (Benefit) dalam setahun sebesar Rp. 423.000.000,-
Biaya yang dibutuhkan dari awal produksi sampai 5 tahun kedepan dapat
dihitung, bila diketahui biaya yang diperlukan sebagi berikut:
Biaya Menejemen
No Item Jml Orang Jml Bulan Gaji/ bulan Gaji / tahun
1 Pemilik Usaha 2 13 Rp 1.000.000,00 Rp 26.000.000,00
2 karyawan pembungkus tempe 4 13 Rp 420.000,00 Rp 21.840.000,00
3 karyawan pembuat tahu 2 13 Rp 500.000,00 Rp 13.000.000,00
total biaya menejemen Rp 60.840.000,00
Biaya operasional
no Item jml Satuan Jml bulan biaya/bulan Biaya/ tahun
1 kedelai 100 kg 12 Rp 5.400,00 Rp 6.480.000,00
2 Daun 1 keranjang 12 Rp 20.000,00 Rp 240.000,00
4 kayu bakar 5 iket 12 Rp 7.000,00 Rp 420.000,00
5 Bahan bakar penggiling kedelai 2 liter 12 Rp 5.000,00 Rp 120.000,00
Total biaya operasional Rp 7.260.000,00
18
Biaya produksi
no Nama Produk jml Produksi/hari Satuan Jml hari/tahun biaya / hari Biaya/tahun
1 tempe kecil 1475 bungkus 360 Rp 50,00 Rp 26.550.000,00
2 tempe mendoan 350 bungkus 360 Rp 200,00 Rp 25.200.000,00
3 tahu 2000 buah 360 Rp 75,00 Rp 54.000.000,00
Total biaya Produksi Rp 105.750.000,00
Total cost/ biaya Rp 384.390.000,00
Total biaya yang dibutuhkan dalam setahun sebesar Rp. 384.390.000,- Dengan
menggunakan perhitungan present value kita bisa menentukan cost benefit rasio usaha
industry tahu dan tempe
Suatu usaha dikatakan layak usaha bila nilai cost benefit rasio (CBR) > 1.
Dengan menggunakan Microsoft excell diperoleh nilai cost benfet rasio usaha tahu dan
tempe sebesar 1,09. Hal ini menunjukkan usaha tahu dan tempe layak dikembangkan.
Untuk memperoleh bantuan modal dari badan perkriditan atau bank, suatu
usaha industry harus menunjukkan nilai IRR > bungan bank atau tingkat inflasi
nasional. Tabel dibawah ini menunjukkan payback analysis industry tahu dan tempe,
yang bisa digunakan untuk menentukkan nilai IRR suatu usaha dan untuk
menentukkan suatu usaha akan kembali modal.
19
Payback Analysis
YEAR OF PROJECT >>> 0 1 2 3 4 5 Totals
NPV of all Benefit Rp 10.000.000,00 Rp 387.678.571,43 Rp 724.891.581,63 Rp 1.025.974.626,46 Rp 1.294.798.773,62 Rp 1.534.820.333,59 Rp 1.534.820.333,59
NPV of all Costs Rp 20.000.000,00 Rp 363.205.357,14 Rp 669.638.711,73 Rp 943.239.921,19 Rp 1.187.526.715,35 Rp 1.405.639.924,42 Rp 1.405.639.924,42
Net PV benefit and costs Rp (10.000.000,00) Rp 24.473.214,29 Rp 55.252.869,90 Rp 82.734.705,27 Rp 107.272.058,27 Rp 129.180.409,17 Rp 129.180.409,17
Komulative benefits and costs Rp (10.000.000,00) Rp 14.473.214,29 Rp 69.726.084,18 Rp 152.460.789,45 Rp 259.732.847,72 Rp 388.913.256,90 Rp 518.093.666,07
Break Even Peroid (BEP) = 0,41 tahun
= 5 bulan
IRR 45%
Bab IV
Dari permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diawarkan, diperlukan perubahan
system dari IKM tahu dan tempe . dibawah ini perubbahan system dari IKM tahu dan tempe.
masyarakat
Dinas
Penanggung Jawab
IKM INDUSTRI
Usaha TahuKECIL
TAHU DAN
Pemasaran Pemilik
TEMPEKaryawan
MST UGM
Penanggung Jawab
Usaha Tempe
PNPM Mandiri
Dinas Pertanian
22
6. Industri tempe dan tahu dengan Produsen kedelai dan Dinas pertanian
7. Industri tempe dan tahu dengan MST UGM dan PNPM Mandiri
BAB V
PENUTUP
Demikian hasil kunjungan IKM tahu dan tempe yang beralamat di Jl. Sadang Rt 03/Rw
08 Gumilir Cilacap Utara yang meliputi dasar menejemen yang di analisis adalah:
1. Analisis system
2. Analisis finansial
3. Analisis SWOT
4. Manajemen Penjualan
Demikianlah laporan kami , semoga dapat bermanfaat bagi IKM tahu dan Tempe Pak
Kuswadi dan pihak-pihak yang memerlukan
25
LAMPIRAN
A. Slide Presentasi
26
27
28
29
30
31
B. Foto Presentasi
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8