Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
makanan terus meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya
yang telah dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Komoditi ini
pewarna. Menurut pracaya (2000) dalam setiap 100 g bahan yang dapat dimakan
95.059,16 hektar yang tersebar disumatra utara, sumatra barat, sumatra selatan,
jawa barat, jawa tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara timur, Nusa tenggara barat,
sulawesi utara dan Sulawesi Selatan. Data ini ini belum termasuk pengusahaan
cabai secara kecil-kecilan dibeberapa propinsi lainya. Produksi pada tahun 2004
cabai hanya mencapai 21.896 hektar dengan hasil mencapai 160.368 ton atau rata-
rata hasil perhektar mencapai 7,324 ton/ha (badan pusat statistik 2000). Hasil
tersebut masih rendah karena jika dibudidayakan dengan intensif tanaman cabai
cabai adalah serangan hama dan penyakit pada buah cabai, selain itu diduga
akibat kondisi lingkungan yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai.
dengan kemiringan > 150, keadaan tersebut menyebabkan tingkat erosi yang
tinggi dan pencucian unsur hara akibat curah hujan yang tinggi. Untuk
mengurangi tingkat erosi dan pencucian hara pada lahan tanaman cabai dapat
tingkat erosi pada tanah dan dapat menekan kehilangan air karena evaporasi,
menekan gulma, menekan fluktuasi suhu tanah, dan menaikan kelembaban tanah.
Penggunaan tanaman penutup tanah dan mulsa organik yang dihamparkan pada
sistem perakaran tanaman yang baik sehingga tanaman dapat menyerap hara dan
seberapa besar pengaruh tanaman penutup tanah dan mulsa organik terhadap
2. Tanaman penutup tanah dan mulsa organik yang mana yang berpengaruh
penutup tanah dan mulsa organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.
kemiringan kurang dari 150 adalah pengikisan lapisan atas tanah dan pencucian
hara sebagai akibat aliran air dipermukaan tanah. Masalah tersebut dapat
menyebabkan kerusakan fisik, Kimia, dan biologi tanah. Budidaya sayuran yang
sehingga produksi yang diperoleh seringkali dibawah potensi yang ada dan
produktivitas lahan adalah dengan menerapkan pola usaha tani konservasi yang
dapat meningkatakan produksi dan pendapatan petani, serta mampertahankan
tanaman penutup tanah dan mulsa dapat menahan percikan air hujan dan aliran
air.dipermukaan tanah sehingga erosi tanah dapat ditekan (Nelson et. Al., 1991,
Hingga kini penggunaan tanaman penutup tanah dan mulsa organik masih
belum biasa dilakukan pada tanaman cabai, karena jenis tanaman penutup tanah
dan mulsa organik yang cocok untuk tanaman cabai masih belum diketahui.
mudah diperbanyak (sebaiknya dari biji), mempunyai sistem perakaran yang tidak
memberikan persaingan berat dengan tanaman pokok, dapat tumbuh cepat dan
hasil tomat hingga 20 % dan hasil pengkasan tanaman penutup tanah tersebut
dikembalikan ketanah sebagai mulsa dapat berfungsi sebagai mulsa hidup pada
tanaman penutup tanah. Penggunaan tanaman ubi jalar, kacang jogo dan kacang
tanah sebagai tanaman penutup tanah mempunyai nilai tambah karena dapat
belum diketahui. Untuk mulsa organik dapat digunakan sisa-sisa tanaman, jerami,
sekam padi, serbuk gergaji, dan limbah organik lainya. Mulsa jerami padi telah
diketahui dapat meningkatkan hasil kubis ( subhan dan Sumarna, 1994). Dan hasil
produktifitas lahan dan tanaman karena daya saing setiap jenis tanaman penutup
tanah dalam pengambilan cahaya, air dan unsur hara tidak sama, begitu pula sifat
1.4 Hipotesis
2. Salah satu Tanaman penutup tanah dan mulsa organik akan memberikan
dari Meksiko, sedangkan beberapa jenis cabai lain seperti cabai rawit atau kultivar
lainya adalah berasal dari Amerika Selatan. Tanaman cabai mulai diperkenalkan
adalah:
Divisio : Spermathophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
utama yanag lurus. Pangkal batang berkayu, mempunyai banyak cabang, berdaun
pipih, warna daun hijau dan berbentuk sederhana. Bunga dan buah tumbuh pada
Ukuran buah sedang, ovary berdaging, warna hijau tua waktu muda dan menjadi
kuning atau merah saat buah masak, tergantung pada varietasnya. Dinding buah
7
terluar berdaging tipis, dinding sebelah dalam mendukung plasenta dan biji.
Dinding buah ini dalam keadaaan mentah atau masak mempunyai kadar karotin
yang tinggi, vitamin B dan vitamin C. Biji berbentuk pipih dan bundar, tahan
terhadap suhu tinggi dalam perkecambahanya, yaitu antara 210 C sampai 240 C.
Tanaman cabai tidak memerlukan struktur tanah yang khusus dan dapat
tumbuh atau ditanam dimana saja, karena kemampuanya beradaptasi yang luas,
baik didaratan rendan maupun daratan tinggi sampai ketinggian 1.200 meter
diatas permukaan laut, yang penting tanah tersebut banyak mengandung bahan
organik dengan keasaman tanah (pH 5,0-7,5) (Nur Tjahjadi,1990). Pada keasaman
tanah yang sangat rendah, yaitu sekitar 4,0 tanaman cabai masih dapat tumbuh
dengan baik, tetapi produksinya agak sedikit berkurang, karena beberapa unsur
hara sulit diserap. Tanaman cabai sangat memerlukan sinar matahari. Apabila
kurang pada awal pertumbuhanya maka tanaman akan mengalami etiolase, jumlah
Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan lebat terutama pada waktu berbunga.
Didaerah yang iklimnya sangat basah (tipeA), tanaman mudah terserang penyakit
yang berguguran karena pukulan air hujan yang lebat. Oleh karena itu, tanaman
cabai sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan sekitar bulan maret atau april.
Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
berkisar antara 180 C-300 C. Suhu udara yang terlalu rendah atau atau terlalu
tinggi akan menyebabkan turunya produksi cabai (Nur Tjahjadi 1990). Tanaman
cabai dapat dipanen setelah berumur 3 sampai 4 bulan, dengan pemeliharaan yang
1984).
terjadinya erosi. Jenis tanaman penutup tanah dibedakan atas tiga golongan,
yaitu : tanaman merayap, tanaman semak dan tanaman pohon. Tanaman merayap
umumnya terdiri atas rumput dan jenis leguminosa sepeti puerria javanica,
tephrosia candida dan T.vogeli. sedangkan golongan pohon yang biasa dipakai
adalah petai cina (Leuncaena glauca). Tanaman penutup tanah bentuk pohon ini
memberikan persaingan berat dengan tanaman pokok, dapat tumbuh cepat dan
Oleh karena itu pada tanaman cabai tanaman penutup tanah yang digunakan
adalah dari tanaman jenis leguminosa, seperti tanaman kacang tanah dan kacang
ditimbulkan oleh lingkungan luar yang dapat berpengaruh kurang baik bagi
menurunkan kecepatan evaporasi serta menekan gulma. Hal ini sesuai dengan
tanah.
Mulsa organik yang dapat digunakan adalah berasal dari sisa-sisa tanaman
propinsi Jawa Barat. Waktu percobaan dilaksanakan dibulan oktober 2002 sampai
cabai kultivar Hot Beauty, tanaman penutup tanah dan mulsa organik (jerami padi
insektisida, Curacron 500 EC dan fungisida Dithane M-45 80 WP. Alat-alat yang
Ranangan Petak terbagi (Strip Plot design) yang terdiri dari dua faktor yang
M0 = tanpa mulsa
10 11
M1 = jerami
Faktor kedua adalah tanaman penutup tanah (P) terdiri dari 4 taraf, yaitu :
P1 = kacang Ijo
P2 = Kacang Tanah
P3 = Ubi Jalar
Pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, luas daun, bobot segar tanaman,
bobot kering tanaman umur 90 HST, jumlah buah perpetak, dan tingkat erosi
tanah.
1. Model Linier
Keterangan :
Dari model linier diatas dapat disusun Daftar analisis ragam seperti tabel 1
Berikut :
B
Ulangan 2 (ΣXi..2/t) –(X…2/rt) KTU KTUI/ KTGc 3,55
I
Mulsa (M) 2 (ΣX.jh2/rp)-(X…2/rt) KT KTM/ KTGa 4,76
M
Galat (a) 4 (ΣX.j.2/rm)-(X.2/rt)- KTG - -
JKUI-JKM a
Penutup Tanah 3 (ΣX..h2/t-X…2/rt) KTP KTP/ KTGb 4,76
(P)
Galat b 6 (Σxhi2 /m)-(X2 /rt)- KTG - -
JKUI-JKP b
Interaksi (NP) 6 (ΣX ij2 /r)-(X. 2 /rt)-JKM- KT KTMP/ 2,46
JKP MP KTGb
Galat c 1 Jktotal-JKU-JKM- KTG -
2 JKGa-JKP-JKGb- c
JKMP
Total 3 (ΣXijh)-(X…2/rt)
5
Sumber : Toto Warsa dan Cucu S.A (1982)
Bila ada keragaman maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Jarak Berganda
barisan tanaman penutup tanah sesuai dengan perlakuan dengan jarak tanam 70cm
x 30 cm, diantara dua barisan tanaman penutup tanah ditanam cabai varietas Hot
Beauty dengan jarak tanam 70 x 30 cm (36 tanaman cabai perpetak). Setiap petak
percobaan, pada ujung-ujung selokan atau saluran pembuangan air dibuat lubang
atau lorak yang dilapisi plastik untuk mengendapkan tanah yang terbawa air dari
13
tanah. Pada tanaman cabai diberikan pupuk kandang sebesar 600 kg/ha diberikan
2 kali, pada waktu tanam dan umur 50 hari setelah tanam (HST), masing-masing
setengah dosis. Pemberian mulsa organik dilakukan 2 HST. Pencegahan hama dan
tanaman penutup tanah dan mulsa organik terhadap tanaman cabai, yaitu tinggi
tanaman, luas daun, bobot segar dan bobot kering. Hasil analisis disajikan pada
table 2.
Mulsa Organik
Mo = tanpa mulsa 67,70 a 285,45 a 132,75 a 19,87 a
M1 = jerami 68,83 a 259,96 a 74,58 c 17,33 a
M2 = sisa tanaman 69,35 a 261,60 a 85,25 b 19,12 a
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak Berganda Duncan pada taraf
nyata 5 %.
14
tidak nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman, luas daun, bobot kering
daun, bobot segar dan bobot kering per tanaman. Perlakuan tanaman penutup
tanaman dengan menggunakan kacang tanah (p1) menunjukan hasil yang tertinggi
tanaman penutup tanah dan mulsa organik terhadap hasil tanaman cabai, yaitu
jumlah buah dan bobot buah perpetak. Hasil analisis disajikan pada tabel 3.
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak Berganda Duncan pada taraf
nyata 5 %.
yang nyata terhadap pengamatan jumlah buah perpetak, tetapi berpengaruh tidak
nyata terhadap pengamatan bobot buah perpetak. Pada pengamatan jumlah buah
perpetak. Perlakuan mulsa jerami (m1) menghasilkan jumlah buah perpetak tinggi
terhadap jumlah dan bobot buah perpetak. Perlakuan tanaman penutup tanaman
dengan menggunakan kacang tanah (p1) menunjukan hasil yang tinggi yang
3. Tingkat Erosi
tanaman penutup tanah dan mulsa organik terhadap tingkat erosi tanah. Hasil
Tabel 3. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Organik terhadap Tingkat
Erosi Tanah
Mulsa Organik
Mo = tanpa mulsa 0,56 a
M1 = jerami 0,37 b
M2 = sisa tanaman 0,36 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom sama
berbeda tidak nyata menurut uji jarak Berganda Duncan pada taraf
nyata 5 %.
nyata terhadap tingkat erosi tanah, perlakuan tanpa mulsa (mo) menunjukan
tingkat erosi tanah tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya.
terhadap tingkat erosi tanah. Perlakuan tanpa tanaman penutup tanaman (po)
menunjukan tingkat erosi tanah tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainya.
4.2 Pembahasan
tanaman penutup tanah dan mulsa organik terhadap pertumbuhan tanaman hasil
cabai, serta tingkat erosi tanah. Pengaruh tanaman penutup tanah dan mulsa
organik terhadap pertumbuhan dan gulma cabai serta tingkat erosi tanah disajikan
Pada Tabel 1 tampak bahwa pemberian mulsa organik pada tanman cabai
tidak mempengaruhi tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering tanaman, tetapi
menurunkan bobot segar tanaman. Walaupun tanaman yang diberi mulsa organik
mempunyai bobot segar tanaman yang lebih rendah, tetapi bobot kering
tanamannya tidak jauh berbeda dengan tanaman yang tidak diberi mulsa (Tabel
1). Hal ini berarti pemberian mulsa organik hanya menurunkan kandungan air
karena tidak ada perbedaan dalam bobot kering tanaman sebagai hasil fotosintesis
antara tanaman yang diberi mulsa organik dan yang tidak diberi mulsa.
meningkatkan hasil buah cabai per petak, tetapi hasil jumlah buah cabai per petak
meningkat secara nyata (Tabel 2). Hal ini berarti mulsa organik menurunkan
ukuran buah cabai. Hasil bobot buah akan meningkatkan bila ada peningkatan
fotosintat (hasil fotosinesis) untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Karena tidak ada peningkatan fotosintat yang tercermin dari tidak
adanya perbedaaan bobot kering tanaman akibat pemakaian mulsa organik (Tabel
1) maka tidak terjadi peningkatan bobot hasil buah, penggunaan mulsa organik
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang akan mempermudah
perkembangan buah (creamer et al., 1996). Sedangkan menurut Vos (1994) mulsa
waktu pembentukan buah lebih cepat, tetapi tidak ditemukan adanya pengaruh
cabai, akan tetapi berpengaruh terhadap luas daun, bobot segar tanaman, bobot
kering tanaman (Tabel 1), serta jumlah dan bobot buah cabai perpetak (Tabel 2).
Pada umumnya penggunaan tanaman kacang jogo dan kacang tanah sebagai
tanaman penutup tanah dapat meningkatkan luas daun, bobot segar tanaman dan
bobot kering cabai (Tabel 1). Hal ini menunjukan bahwa tanaman kacang jogo
dan kacang tanah tidak memberikan persaingan berat dalam pengambilan cahaya,
air dan unsur hara pada tanaman cabai. Bahkan tanaman kacang jogo dan kacang
tanah tampaknya dapat memberikan lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi
bagi tanaman cabai (stiver Young, 1998). Burket, et. Al(1997) juga melaporkan
pencucian nitrat antara 65-70% karena akar-akarnnya menahan nitrat (N) dan air
disekitar lapisan tanah agar tidak hilang tercuci air tanah (Wyland,et. Al. 1996).
Peningkatan pertumbuhan tanaman cabai dalam hal ini luas daun, bobot
segar, dan bobot kering tanaman akibat penggunaan tanaman penutup tanah
kacang jogo dan kacang tanah meningkatkan jumlah bobot buah perpetak (Tabel
2). Peningkatan hasil cabai dengan tanaman penutup tanah kacang jogo dan
dapat menurunkan luas daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman
cabai (Tabel 1), yang pada akhirnya menurunkan jumlah dan bobot buah perpetak
(Tabel 2). Hal ini berarti pertumbuhan tanaman ubi jalar yang bersama dengan
waktu tanam cabai tidak tepat Asandhi (1998) mendapatkan bahwa pada
tumpangsari kentang + ubi jalar, waktu tanam ubi jalar yang baik adalah 2 MST
kentang.
menggunakan cahaya, air dan unsur hara lebih banyak dari pada tanaman kacang
jogo dan kacang tanah, hal ini terlihat dari bobot segar tanaman total dan
kandungan N pada daun tanaman ubi jalar lebih tinggi dari pada tanaman kacang
jogo dan kacang tanah. Penurunan bobot cabai akibat penggunaan ubi kalar
Tabel 3 menunjukan bahwa tingkat erosi tanah dapat ditekan baik dengan
Pemakain mulsa jerami dan media sisa-sisa tanaman sama efektifnya dalam
menahan erosi. Tingkat erosi tanah dengan pemberian mulsa organik tersebut
dapat ditekan sebesar 34,82 %. Begitu pula penggunaan tanaman kacang jogo,
kacang tanah dan ubi jalar sebagai tanaman penutup tanah dapat menekan tingkat
erosi tanah berturut-turut sebesar 22,41, 39,65, dan 42,32 % (Tabel 3). Dari hasil
tersebut tampak bahwa tanaman ubi jalar paling baik untuk menekan erosi tanah,
akan tetapi tanaman tersebut tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai tanaman
5.1 Kesimpulan
jumlah buah cabai sebesar 6,8 dan 4,0 % berturut-turut dan menekan
2. Tanaman kacang jogo dan kacang tanah sebagi tanaman penutup tanah
tingkat erosi tanah. Sedangkan tanaman penutup tanah ubi jalar dapat
paling tinggi yaitu sebesar 33,91% dengan penurunan tingkat erosi tanah
sebesar 39,65%.
5.2 Saran
hasil tanaman cabai yang baik disarankan pemberian mulsa jerami atau sisa-sisa
DAFTAR PUSTAKA
Asandhi, AA. 1993. Perfomance of Potato Intercropped With Corn, Sweet Potato
Asandhi, A.A. 1998. Pengaruh Waktu Tanam Kentang dan Ubi Jalar dalam
1179.
Badan Pusat Statistik. 2006. Statistika Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Burket, J.Z, D.D.Hempil and R.P Dick. 1997. Winter Cover Crop and Nitrogen
Subhan dan A. Sumarna. 1994. Pengaruh Dosis Fosfat dan Mulsa terhadap