You are on page 1of 5

Diktat UNAIR Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan: Abortus.

Surabaya: balai penerbit FK


UNAIR, 2000
Kapita Selekta. Jakarta : balai penerbit FK UI, 2001

A. PENGERTIAN
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di luar kandungan
dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (IKPK dan
KB, 1992).

“Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 26 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.”

Abortus atau keguguran dibagi menjadi


1. Berdasarkan kejadiannya

a. Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan
sendiri

b. Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri. Upaya


menghilangkan konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
 Indikasi medis
Yaitu menghilangkan kehamilan atas indikasi untuk menyelamatkan jiwa ibu.
Indikasi tersebut diantaranya adalah penyakit jantung, ginjal, atau penyakit hati
berat dengan pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dalam rahim.
 Indikasi social
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek social, menginginkan jenis
kelamin tertentu, tidak ingin punya anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum
siap untuk hamil dan kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Berdasarkan pelaksanaanya

a. Abortus buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas


berdasarkan indikasi medis

b. Abortus buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan hokum
(Abortus Kriminalis).
3. Berdasarkan gambaran klinis
a. Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya.
b. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi masih tersisa
dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
c. Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan masih ada harapan
untuk dipertahankan.
d. Keguguran tak terhalangi (abortus insipien), abortus ini suadah berlangsung dan tidak
dapat dicegah atau dihalangi lagi.
e. Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-
kurangnya 3 kali.
f. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi
sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan dengan cara kurang legeartis.
g. Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22, tetapi
tertahan dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.

B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor yang
berpengaruh adalah :
a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat
menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
1. Faktor kromosom terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk
kromosom seks
2. Faktor lingkungan endometrium terjadi karena endometrium belum siap untuk
menerima implantasi hasil konsepsi.selain itu juga karena gizi ibu yang kurang
karena anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan.
3. Pengaruh luar
- Infeksi endometrium
- Hasil konsepsi yang dipengaruhi oleh obat dan radiasi
- Faktor psikologis
- Kebiasaan ibu (merokok, alcohol, kecanduan obat)
b. Kelainan plasenta
1. Infeksi pada plasenta
2. Gangguan pembuluh darah
3. Hipertensi
c. Penyakit ibu
1. Penyakit infeksi seperti tifus abdominalis, malaria, pneumonia dan sifilis
2. Anemia
3. Penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, DM
4. Kelainan rahim
d. Kelainan Traktus Genetalis
Mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Sebab lain abortus
dalam trisemester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan
bawaan pada serviks, dilatari serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks
luar yang tidak dijahit.

C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut
karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil
konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :
a. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
b. Sekaligus dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan
c. Akibat perdarahan, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak
anemis dan daerah ujung (akral) dingin.

Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis
jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan. Pada
kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak
banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan
dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula janin telah
mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a. Terdapat keterlambatan dating bulan
b. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim
d. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
e. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif

Tanda dan gejala pada abortus Insipien :


a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules atau sakit lebih hebat
c. Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
atau hasil konsepsi dapat diraba

Tanda dan gejala abortus Inkomplit :


a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d. Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)

Tanda dan gejala abortus Kompletus :


a. Uterus telah mengecil
b. Uerdarahan sedikit
c. Canalis servikalis telah tertutup

Tanda dan gejala Missed Abortion :


a. Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin
b. Buah dada mengecil kembali

Manifestasi klinik abortus antara lain:


• Terlambat haid atau amenote kurang dari 20 minggu
• Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat.
• Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
• Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
• Pemeriksaan Ginekologi
a. Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginaan ada atau tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium
atau tidak bau busuk dari vulva.
b. Inspekulo: Pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup ada atau
tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
c. Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kaum douglasi tidak menonjol dan tidak
nyeri.

E. DIAGNOSA DAN INTERVENSI

Diagnosa meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status psikiatri, pemeriksaan


penunjang.
1. Anamnesa
Anamnesa dilakukan untuk mencari etiologi dari abortus. Dengan anamnesa yang telita dan
menjurus maka akan dikembangkan. Pemikiran mengenai pemeriksaan selanjutnya yang dapat
memperkuat dugaan kita pada suatu etiologi yang mendasari terjadinya abortus. Hal ini akan
berpengaruh juga pada rencana terapi yang akan dilakukan sesuai denganetologinya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status interna umum status obstetri. Pada pemeriksaan
fisik dapat ditemukan manifestasi klinis yang mengarah pada suatu gejala abortus seperti yang
sudah dijelaskan diatas.
3. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan darah, serta reaksi


silang analisis gas darah, kultur darah, terresistensi.
• Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.

• Pemeriksaan dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

• Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

You might also like