You are on page 1of 26

KETAHANAN NASIONAL

dan
WAWASAN NUSANTARA
I. KETAHANAN NASIONAL

A. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa


Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi,
yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur
sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. Ketahanan
nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan
nasional yang harus diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

B. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) Indunesia konsepsi pengebangan kekuatan


nasional melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantaran. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi ketahanan
nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan
tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat
kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan
nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada dasarnya keduanya merupakan
nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional,
tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan
nasional. Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling
mengisi. Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan
saling bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat
dalam kehidupan nasional. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan
keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya
terhadap ancaman dari luar negeri. Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut
doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman dari dalam negeri.
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri.
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut
oleh musuh dari luar negri.
C. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional
Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama
bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik
yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra)
yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial
(pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara
merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan
nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
D. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:
 Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas,
dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk
menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.
 Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa
berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan
untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
 Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang
diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan
selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
 Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
 Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif
dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
E. Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:
a) . Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan
dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa
kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat
berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada
pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan
harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang
dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
b). Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional
juga berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi
tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun
negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
 Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa
yang ulet dan tangguh.
 Mawas ke Luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan
serta mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima
kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional.
c). Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang
rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya
perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam
kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
d). Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam
bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan
selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif
intergral).
F. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan
nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah
menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis
sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena
sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar
aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat statis, yang meliputi Aspek
Geografi, Aspek Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek
Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan
Keamanan.
a). Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara teoretis, suatu
ideologi bersumber dari stuatu falsafah dan meruakan pelaksanaan dari
sistem filsafah itu sendiri.
 Ideologi Dunia
1. Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran
pemikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat
hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua individu
dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak
dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak
dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali
atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme
mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang
menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan
mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil
yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
2. Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl
Marx, Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark
Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal
revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa
negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas
lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh).
Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan
revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan
kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa
dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran yang
melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau
mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut
atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :
a. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan-
golongan, tertentu serta menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan.
b. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa, dan didasarkan pada kebendaan
(materialistis). Bahkan agama dinyatakan sebagai racun
bagi kehidupan bermasyarakat.
c. Masyarakat komunis bercorak Internasional. Masyarakat
yang dicita-citakan oleh komunis adalah masyarakat
komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasiona1.
Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang terkenal”Kaum
buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme
menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.
d. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah
masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap
masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang
aman dan tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik
pribadi atas alat produksi dan tanpa pembagian kerja.
3. Faham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam
kitab Agama.
 Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari
nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung
didalamnya.
Sila-sila Pancasila adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual,
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua
pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai
kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai,
hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan
keadilan, toleransi, dan gotong royong.
3. Persatuan Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang
pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin
keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwalikan.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwalikan menunjukan bawha
kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang riil dan wajar
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban,
penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana
kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-
sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian
sosial.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak
langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkannya
diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk
memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai
berikut:
 Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif
terus dikembangkan serta ditingkatkan.
 Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus
direlefansikan dan di aktualisasikan nilai
instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, selaras dengan peradaban
dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati
diri bangsa Indonesia.
 Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan
Nusantara yang bersumber dari Pancasila harus terus di
kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang royal
dan bangga terhadap bangsa dan negara. Disamping itu
anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap
wajar terhadap kebhinekaan.
 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Republik Indonesia harus dihayati dan
diamalkan serta nyata oleh setiap penyelenggaraan
negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan,
serta setiap warga negara Indonesia, agar kelestarian
dak keampuhannnya terjaga dan tujuan nasional serta
cita-cita bangsa Indonesia terwujud, dalam hal ini suri
tauladan para pemimpin panyelenggara negara dan
pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang
sangat mendasar.
 Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus
menunjukan keseimbangan antara Fisik material
dcngan mental spiritual untuk menghindari tubuhnya
materialisme dan skuarisme. Dengan memperhatikan
kondisi geografi Indonesia, pembangunan harus adil
dan merata di seluruh wilayahuntuk memupuk rasa
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
 Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak
didik dengan cara mengintegrasikannya. Ke dalam mata
pelajaran lain seperti pendidikan budi pekerti,
pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia
dan kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga
perlu diberikan kepada masyarakat luas secara non
formal.
b). Pengaruh Aspek Politik
Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna kekuasaan
(pemerintahan) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan. Di Indonesia,
kita tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini tercermin pada
pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu kebijaksanaan dan
ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena itu,
kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras
dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Politik di Indonesia, yang
harus dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian
utama, yaitu Politik dalam negeri dan Politik luar negeri.
1. Politik Dalam Negeri
Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi,
dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem.
Unsur-unsurnya terdiri dari struktur politik, proses politik, budaya
politik, komunikasi politik, dan partisipasi politik.
a. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran kepentingan
masyarakat dan sekaligus wadah pengkaderan pimpinan
nasional.
b. Proses Politik merupakan suatu rangkaian pengambilan
keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun
kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan
dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya
terselenggara dalam Pemilu.
c. Budaya Politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak
dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
beberbangsa, dan bernegara, yang dilaksanakan secara dasar
dan rasional melalui pendidikan politik maupun kegiatan
politik yang sesuai dengan disiplin nasional.
d. Komunikasi Politik merupakan suatu hubungan timbal balik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dimanan rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber
pimpinan nasional Ketahanan pada aspek politik dalam
negeri berarti sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum,
mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan
pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan
aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
2. Politik Luar Negeri
Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepantingan
nasional dalam pergaulan antarbangsa. Politik luar negeri Indonesia
yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan
sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dcngan perikemanusiaan
dan perikeadilan. Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan
nasional dalam kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara
Pancasila se bagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri Indonesia
di tujukan pada kepentingan nasional terutama pembangunan nasional.
Dengan demikian, politik luar negeri merupakan bagian integral dari
strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana
pencapaian tujuan nasional.
Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45,
melaksanakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan
kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas
dan aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia tidak memihak pada
kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percaturan
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi
berperan atas dasar cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek
politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan
Pancasila UUD 1945. Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti
meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan
meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai
dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan,
perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama,
memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara
industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan
Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI
di luar negeri perlu ditingkatkan.
c). Pengaruh Aspek Ekonomi
Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang meliputi
produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa, dan dengan usaha
untuk meningkatkan, taraf hidup masyarakat.
Perekonomian Indonesia. Sistem perekonomian bangsa Indonesia
mengacu pada pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
ke-keluargaan. Secara makro, sistem perekonomian Indonesia dapat
disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan. Ketahanan ekonomi
diartikan sebagai kondiosi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasioanl dalam menghadapi
serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
datang dari luar maupun ancaman dalam negeri secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan
negara Republik Indonesia berdasar-kan Pancasila dan UUD 1945.
d). Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Yang disebut “sosial” di sini pada hakikatnya adalah pergaulan hidup
dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib,
sepenanggungjawaban dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu.
Semetara “budaya” adalah sistem nilai yang merupakan hasil cipta, rasa
dan karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan
menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakan kehidupan.
Struktur Sosial di Indonesia. Dalam masyarakat, manusia hidup secara
berkelompok sesuai fungsi, peran dan profesinya. Kehidupan masyarakat
terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota. Kondisi
Budaya di Indonesia, kebudayaan daerah, dalam setiap kebudayaan daerah
terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya
asing, yang sering disebut sebagai local genius. Local genius ialah pangkal
segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif
budaya asing.Kebudayaan Nosional bersitat religius, bersifat
kekeluargaan, bersifat serba selaras, bersifat kerakyatan.
Integrasi Nasional.Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang
mendiami bumi Nusantara ini pada tahun 1928 telah menghasilkan
aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah
air. Aspirasi ini terwujud secara sah dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di
dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru
merupakan hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah mampu
memunculkan faktor-faktor perekat persatuan atau inregrasi bangsa. Di
masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat
persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih
crta-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.

e). Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan


a. Pokok-pokok Pengetahuaan Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya
upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan
mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan
keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan Ketahanan
Nasional Indonesia. Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan
sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia yang mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan
dalam mengembangkan menghadapi dan mengatasi segala tantangan
dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara.
langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas,
dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Iaepuhlik In-
donesia.

b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamaman


Postur Kekuatan Hankam. Postur kekuatan Hankam mencakup
struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat
empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan
Hankam, yaitu pendekatan ancaman, misi, kewilayahan dan politik.
Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepi Hankam perlu mengacu
pada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada
upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang
meliputi wilayah laut, udara, dan darat, termasuk pulau-pulau besar
dan kecil.
Gejolak Dalam Negeri. Di dalam era globalisasi saat ini dan di
masa mendatangf tidak tertutup kemungkinan munculnya campur
tangan asing dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi,
penegak hukum dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional
mereka. Geopolitik ke arah Geoekonomi. Kondisi ini mengimplikasi-
kan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan
politik dan ekonomi. Perkembangan Lingkungan Strategis.
Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke
arah geoekonomi membawa perubahan dalam penerapan
kebijaksanaan dan strategis negara–negara di dunia dalam
mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-masing. Penerapan
cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan
konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan negara super
power. Dalam menyikapi dinamika perkembangan seperti ini, kita
perlu membangun postur kekuatan. Hankan yang dimiliki
profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : pertama, kegiatan
intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional; kedua, upaya
pertahanan darat laut dan udara; ketiga, pemeliharaan dan penegakan
keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan
nasional; keempat, pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam
semua aspek. kehidupan nasional untuk meningkatkan Tannas; serta
kelima, pemeliharaan stabilitas nasional dan Tannas secara
menyeluruh dan berlanjut.
Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam. Dengan mengacu pada
negara-negara lain yang hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak
untuk kepentingan invasi, barangkali konsep standing armed forces
secara proposional dan seimbang perlu dikembangkan. Pengembangan
konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini meliputi : pertama,
perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang dibina sebagai
kekuatan-kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai
kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu Polri dan Rapih yang
fungsinya adalah Wanra;, kedua, perlawanan tidak bersenjata yang
terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan
Linmas; ketiga komponen pendukung perlawanan bersenjara dan tidak
bersenjata sesuai bidang profesi masing-masing dengan pemanfaatan
semua sumber daya nasional, sarana, dan prasarana serta perlindungan
masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.

c. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan
serta upaya bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan
kekuatan melalui penyelengaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk
menjanlin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

d. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia


Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap
warganegara Indonesia perlu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk
Perjuangan Non Fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan
tanpa kenal menyerah dan mampu mengembang-kan kekuatan
nasional dalam rangka meng-hadapi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan ganguan yang datang dari luar maupun dari dalam
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada
aspek ideologi, politik, ekonomi, soasial budaya dan pertahanan
keamanan sehingga setiap warga neraga Indonesia dapat
mengeliminir pengaruh tersebut.

II. WAWASAN NUSANTARA


A. Pengertian Wawasan Nusantara
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti
melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara
harfiah berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang.
Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa
Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.
Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah
Pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya
dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu wawasan nasional Indonesia yang
disebut dengan Wawasan Nusantara.
Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN,
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat
serta menjiawai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini :
- Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973
- TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
- TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR '83
dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal :
- Kesatuan Politik
- Kesatuan Ekonomi
- Kesatuan Sosial Budaya
- Kesatuan Pertahanan Keamanan

B. Latar Belakang dan Proses Terbentuknya Wawasan Nusantara


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda
13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi
bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah,
akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia
memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa
dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan
nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris
bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti:
Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan
nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara
ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang
sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai
bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi,
dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang
usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
 Satu kesatuan wilayah
 Satu kesatuan bangsa
 Satu kesatuan budaya
 Satu kesatuan ekonomi
 Satu kesatuan hankam.
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah
Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia.
Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam
terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus
ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat
meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor"
wasantara.

C. Isi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara mencakup :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik,
dalam arti :
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan
milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam
arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta
mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan
satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan
sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional
yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa
lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui
politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan
nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi,
dalam arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan
hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah
air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh
daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan
satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan
Budaya, dalam arti :
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa
harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan
terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan
corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan, dalam arti :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

D. Konsep Geopolitik dan Geostrategi

Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga


wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa
membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara
konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional
yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. ,
sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada
kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand
strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta
bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim
(maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari
berbagai ancaman.

E.Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia


Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional
dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau
yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan
pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan
Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar
laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan,
yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup
segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan
kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia
telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973.
Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara
kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13
Desember 1957.

G. Hubungan Antara Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan


mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara
lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan
disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670
pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik –
cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat
mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling
berbhineka tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional
yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dengan adanya wawasan
nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap
wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan
negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah konsep bangsa Indonesia,
Keselamatan Nasional (National Security) atau kelangsungan hindup bangsa
(national survival). National security yang sering kita tejemahkan dengan
keamanan nasional, lebih fokus pada kekuatan militer daripada kekuatan lain
yang ada dalam kehidupan suatu nangsa. Tannas yang juga disebut sebagai
comprehensive security, berpendapat bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa
atau masyarakat tergantung pada keserasian aspek kehidupan seperti Ideologi-
Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Militer, dimana tiap aspek saling
mempengaruhi. Stabilitas dari networking aspek2 tsb akan menciptakan
Tannas yang kuat. Tannas lahir di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda
Angkatan Darat) pada tahun 1969-1970, yang pada saat itu berusaha
mengembangkan doktrin sendiri tentang national security, berdasarkan
pengalaman sendiri dan bangsa lain. Hasilnya menyatakan bahwa
kelangsungan hidup suatu mesyarakat tidak hanya ditentukan oleh kekuatan
militer saja, tetapi juga tergantung pada kemampuan aspek kehidupan yang
lain. Keadaan ekonomi dan konflik antar kelompok karena alasan politik,
agama dan sumberdaya dapat menghancurkan kemampuan negara untuk
bertahan. Pada tahun 1966 kita menghentikan konfrontasi dengan Malaysia
dan Singapore, dan Indonesia tidak ingin dianggap negara yang agresif.
Strategi yang mendukung tercapainya Tannas dalam menghadapi ancaman,
terutama ancaman militer atau kekerasan adalah strategi tidak langsung,
konsep Andre Beaufre – jendral Prancis. Untuk pertahanan dikembangkan
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dan untuk kemanan dalam negeri
dikembangkan Operasi Keamanan Dalam Negeri, strategi dari keduanya
didasarkan pada strategi tidak langsung. Strategi tidak langsung barangkali
dapat digambarkan yang dalam bahasa Jawa disebut: “nglurug tanpa bala,
menang tanpa ngasorake”, yang artinya kira2: berlaga tanpa pasukan, menang
tanpa mengalahkan. Dalam permainan game/strategi ini disebut “non zero
sum game”, dalam suatu penyelesaian sengketa kedua belah pihak mendapat
manfaat. Awalnya konsep Tannas ini diberi nama Pembinaan Nusantara, yang
terdiri dari pembinaan Wilayah (untuk menciptakan kesejahteraan) dan
pembinaan Teritorial (untuk menciptakan keamanan). Keduanya saling
berkaitan, tidak mutually eksklusif, kita tidak bisa meng-antagoniskan kedua
pembinaan, karena dalam setiap pembinaan kedua unsur tersebut harus
diperhatikan, hanya yang mana lebih diutamakan hanya masalah prioritas
sesuai dengan kondisi pada saat itu. Teori lain yang dipakai adalah teori
kelangsungan hidup suatu “social system” yang dikembangkan oleh Talcot
Parson. Parson berpendapat jika suatu sistem sosial ingin mempertahankan
hidupnya dia harus mampu mengembangkan kemampuan: 1. “pattern
maintainence”; 2, “adaptation”; 3, “goal attainment”; 4, “integration”; 5, “goal
setting”. Tidak social system mampu mengembangkan semua fungsi. Sebelum
konsep ini berkembang sampai mempunyai kerangka yang jelas, pada tahun
1972 presiden Suharto meminta agar konsep ini dikelola oleh Lemhannas
(Lembaga Pertahanan Nasional yang kemudian menjadi Lembaga Ketahanan
Nasional. Perkembangan konsep ini kemudian tidak sesuai dengan apa yang
semula digagas di Seskoad. Wawasan Nusantara adalah suatu konsep
bagaimana bangsa ini melihat dirinya sendiri yang merupakan negara
kepulauan. Jika didasarkan hukum yang berlaku pada saat itu, maka Indonesia
terdiri dari pulau2 yang dikelilingi perairan teritorial sepanjang 12 mil, maka
selebihnya menjadi wilayah internasional, situasi demikian membahayakan
keamanan nasional dan internasional, karena rawan konflik. Maka Indonesia
mengusulkan agar wilayah laut pedalaman, yang pengukurannya didasarkan
berdasarkan pada prinsip2 tertentu dapat menjadi wilayah nasional.
Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional adalah,
bahwa Wawasan Nusantara memperkuat dan mempermudah pengelolaan
Ketahanan Nasional. Tetapi masalahnya justru adanya Wawasan Nusantara
orang berpendapat bahwa sebagai negara maritim kita harus mempunyai
kekuatan maritim (Angkatan Laut) yang kuat. Tehnologi sekarang sudah
memungkinkan terciptanya networking antar unsur untuk mencapai tujuan
strategi. Diharapkan generasi muda berusaha mendalami dan menggali
pengalaman masa lalu, supaya kita dapat menciptakan konsep yang cucuk
dengan suasana dan lingkungan kita sendiri. Manfaat suatu konsep adalah jika
dapat dipraktekan, hobi kita suatu konsep untuk terus menjadi wacana, yang
hanya menghasilkan orang pintar bicara. Apabila kita menggali ilmu di luar
negeri, kita ambil intisari ilmu untuk mengkaji keadaan kita berdasarkan ilmu
tersebut. Bukan kita tiru aplikasi ilmu itu dalam kondisi lain, lalu hasilnya
ingin diterapkan di Indonesia. Ini akanmerugikan bangsa kita, kerugian tidak
segera nampak, karena proses berjalan lama. Ibarat kita beli sepatu, tidak
cocok dikaki kita, jangan kakinya yang dirubah tetapi sepatunya. Para pemuda
harus menggeluti ilmu dari muda, mau mempelajari sejarah secara teliti,
karena sejarah adalah masalah lalu kita. Masa depan dibangun dari
pengambilan hikmah masa lalu. Tetapi juga harus disadari bahwa penulisa
sejarah kita, kebanyakan adalah untuk kepentingan penulis atau subyek yang
ditulisnya, sehingga sebetulnya tidak bermanfaat untuk kepentingan kita.
Pelajari sejarah dan pengalaman secara sangat kritis, jangan takut untuk dicap
tidak patriotis, karena pengalaman menunjukkan bahwa orang yang menyebut
orang lain tidak patriotis, dia sendiri selalu berlindung dalam kemunafikan.
KETAHANAN NASIONAL
Dan
WAWASAN NUSANTARA

Nama : Dewi Ratna Ningsih


Kelas : 1 A
Prodi : Pend. Fisika

Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2009/2010

You might also like