Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
AHMAD ALWANI
NIM. 3351402068
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari : Jumat
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketu Jurusan Akuntansi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panetia sidang ujian skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Maret 2007
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakkan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Ahmad Alwani
NIM. 3351402068
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Persembahan:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan
pendidikan terbaik dalam hidupku
2. Keluarga besarku kakakku, adikku dan semua
saudara-saudaraku
3. Seseorang yang selalu kusayangi dan selalu
menyayangi aku.
4. Teman-temanku Purbo, Tio, Indra, Imam, Pak
Habib, Eunike. Terimakasih
5. Teman-teman Neo Tazkiya kost
v
KATA PENGANTAR
pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
Semarang.
Semarang.
4. Drs. Asrori MS, Dosen Pembimbing I yang penuh perhatian dan kesabaran
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telaah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
vi
7. Bapak dan Ibunda tercinta serta Adik-Kakakku yang telaah memberikan
9. Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
Ahirnya dengan segala kerendahan hati yang tulus penulis berharaap skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.
Penulis
vii
SARI
viii
meningkatkan kinerjanya sebagai seorang auditor. Demikian juga bagi kantor
akuntan publik, dalam melakukan rekruitmen calon tenaga kerja hendaknya tidak
menilai dari prestasi akademiknya saja melainkan perlu memperhatikan
kemampuan emosional yang dimiliki calon karyawan tersebut.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
SARI.............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1.4 Empati................................................................... 18
x
2.1.1.5 Keterampilan Sosial .............................................. 19
2.3 Hipotesis...................................................................................... 26
xi
4.2 Diskripsi Responden ................................................................. 49
4.5 Pembahasan................................................................................ 76
BAB V PENUTUP
5.2 Saran........................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor ...................... 31
Tabel 3.4 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Sampel ...................... 35
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan
keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas seorang akuntan publik adalah
entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan IAI. Hal ini
kepercayaan dari pihak klien dan pihak ketiga untuk mmembuktikan laporan
keuangan yang disajiakan oleh pihak klien. Pihak ketiga tersebut diantaranya
1
2
maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar
Menurut Mulyadi Dan Kanaka dalam Surya dan Hananto (2004:34), ada
dua tanggung jawab yang harus dipikul oleh akuntan publik dalam menjalankan
kecuali atas ijin kliennya. Namun jika hukum atau negara menghendaki akuntan
harus mendapatkan persetujuan dari kliennya. Tanggung jawab yang kedua yaitu
Akhir-akhir ini muncul issue yang sangat menarik yaitu pelanggaran etika
oleh akuntan baik ditingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia issue ini
berkembang seiringa dengan adanya pelanggaran etika baik yang dilakukan oleh
akuntan pubik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Contoh kasus ini
Banyak bank yang dinyatakan sehat oleh akuntan publik atas audit laporan
bank tersebut kondisinya tidak sehat. Kasus lainnya adalah rekayasa atas laporan
3
keuangan yang dilakukan oleh auditor intern yang banyak dilakukan sejumlah
Selain fenomena diatas kinerja auditor juga tengah mendapat sorotan dari
masyarakat banyak. Seperti kasus penyuapan yang telah dilakukan oleh pejabat
KPU yaitu Mulyana W Kusuma kepada Khairiansah yang merupakan salah satu
seorang petugas KPK membawa sejumlah uang yang diduga akan digunakan
Integrity Aword dari Berlin Jerman. Namun disatu sisi ternyata oleh penyidik
dinyatakan ikut menikmati Dana Abadi Umat (DAU). Dengan fenomena kinerja
seperti BPK dan BPKP sudah tidak memadai lagi untuk menjalankan fungsinya
sebagi Control And Audit Buggetting. Pamor lembaga ini akan kian memudar
berprestasi dalam pekerjaan. Saat ini keberhasilan kerja seseorang tidak ditunjang
seseorang dan 80% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Faktor inilah yang disebut
Aturan bekerja sekarang ini tengah berubah, seseorang dinilai tidak hanya
sendiri dan orang lain Goleman dalam Sayogya (2004:2). Sebagai seorang auditor,
berhubungan dengan pihak lain (auditee) seorang auditor selain harus memiliki
interpersonal dan sikap dalam berkarir dilingkungan yang selalu berubah. Dalam
dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakan serta selalu meningkatkan dan
akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak
memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi
seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu
yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.
kerja. Karena bukan IQ saja yang membuat orang berhasil, maka perlu menelusuri
yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan
bagi faktor yang menentukan kesuksesan dalam hidup, sedang 80% lainnya
mampu membuat keputusan yang baik walaupun dalam keadaan tertekan. Selain
jernih walaupun dalam tekanan, bertindak sesuai etika, berpegang pada prinsip
dan memiliki dorongan berprestasi. Selain itu orang yang memiliki kecerdasan
emosional mampu memahami persepektif atau pandangan orang lain dan dapat
yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.
perasaan mereka sendiri dengan baik, dan mampu membaca serta menghadapi
perasaan orang lain dengan efektif. Orang tersebut memiliki keuntungan dalam
setiap bidang kehidupan yang baik dalam hubungan pribadi maupun politik
baik, seseorang dapat berbuat tegas mampu membuat keputusan yang baik
walaupun dalam keadaan tertekan. Orang dengan kecerdasan emosional yang baik
berpegang pada prinsip dan memiliki dorongan berprestasi. Selain itu orang yang
auditor?
menyamakan persepsi terhadap judul ini, perlu dijelaskan pengertian dari istilah-
1. Kecerdasan emosional
8
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan menelola emosi dengan baik pada
ini dihindari. Selain itu kecerdasan emosional bukan berarti memberi kebebasan
terekspresikan secara tetap dan efektif yang memungkinkan orang bekerja sama
pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti
menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan
1.3 Motivasi
9
1.4 Empati
orang .
emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat
2. Kinerja Auditor
dan keeps,1992 dalam Veithzal 2002:87). Kinerja diukur dengan instrumen yang
dapat dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara
meliputi : (I) kualitas kerja, (II) kuantitas kerja, (III) pengetahuan tentang
10
kerja.
kinerja auditor.
kinerja auditor.
1. Manfaat Akademik
emosional.
2. Manfaat Praktis
11
LANDASAN TEORI
sebagai keadaan yang keras yang timbul dari hati, perasaan jiwa yang kuat seperti
sedih, luapan perasan yang berkembang dan surut dalam waktu cepat. Emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khasnya, suatu keadaan
untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri
dan mengelola emosi dengan baik dalam diri kita dan hubungan kita. Kemampuan
ini saling melengkapi dan berbeda dengan kemampuan akademik murni, yaitu
ketajaman emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh. Salovely dan
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan itu
untuk memandu pikiran dan tindakan. Temuan beberapa peneliti, seperti David
Aspek-aspek yang terkait dalam afeksi dan personal dan faktor sosial. Temuan
dikatakan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri
yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati,
oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan Jhon Meyer dari
sosial, dan interaktivitas emosional. Cooper dan Sawaf dalam Trisnawati dan
titik awal model empat batu penjuru, yang terdiri dari kesadaran emosi,
diri sendiri dan orang lain serta mampu menggunakan perasaan itu untuk
kompetensi personal yang meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri
dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial. Dalam
keputusan diri sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak
ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Ajaran
akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul (Suryanti dan Ika 264).
Hautman dalam Suryanti dan Ika (2004:264) menyatakan bahwa saat kita
semakin mengenal diri kita, kita akan lebih memahami apa yang kita rasakan
dan lakukan. Pemahaman itu akan memberi kita kesempatan atau kebebasan
untuk mengubah hal-hal yang ingin kita ubah mengenai diri kita dan
untuk berhubungan dengan emosi, pikiran, dan tindakan (Suryanti dan Ika,
memiliki lebih banyak aspek EQ dan dinilai lebih efektif oleh atasan dan
supordinat dari pada mereka yang tidak sadar diri Harvard Business Review
dengan itu, adalah kecakapan yang hampir selalu dijumpai pada setiap diri
seorang bintang kinerja dalam sebuah studi terhadap beberapa ratus pekerja
terpelajar dalam hal ini ilmuan komputer, auditor dan sebagainya diperusahaan-
perusahaan termasuk AT&T dan 3M. Kelly dalam Goleman (2001:106), yang
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan
emosi. Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat adalah
kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri, Gibbs dalam Suryati dan Ika
(2004:265).
bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan
kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan
adalah orang-orang yang optimistik dan berorientasi pada tindakan. Jika ada
orang yang kurang beres dalam hidup mereka, mereka langsung berfikir
2.1.1.3 Motivasi
ampuh adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, Condry dan
berbicara mengenai resiko dan lebih berani menanggung resiko yang telah
2.1.1.4 Empati
menyatakan bahwa empati telah ada saat kita berusia tiga tahun. Ini dapat
dihubungkan dengan gerakan meniru yang dilakukan bayi pada usia dini.
18
sering diungkapkan melalui hasrat. Kunci untuk memahami perasaan orang lain
ekspresi wajah dan sebagainya. Manfaat dari mampu membaca perasaan dari
lebih populer, lebih mudah bergaul dan mungkin tidak mengherankan lebih
peka.
Hein dalam Suryani dan Ika, (2004:267) menyatakan bahwa empati yang
lebih tinggi memberikan kita lebih banyak informasi yang kita dapat mengenai
empati yang kemudian akan memimpin kepada tingkat pemahaman yang lebih
tinggi.
emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat
bekerja dalam tim. Keterampilan sosial merupakan aspek yang paling penting
banyak berlatih.
19
Salah satu kunci keterampilan sosial adalah seberapa baik atau buruk
pengendalian diri dan empati. Salah satu penyebab kegagalan orang pintar
dalam wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di Amerika
dengan akurat. Dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati dan
hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka terhadap reaksi dan
dengan instrumen yang dapat dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam
secara mendasar, meliputi : (I) kualitas kerja, (II) kuantitas kerja, (III)
(V) perencanaan kerja. Menurut Muekijat dalam Yetti (2004), kinerja adalah hasil
kerja yang dicapai oleh seseorang kariawan dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini kariawan bisa belajar
seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informa, seperti komentar yang baik
dari mitra kerja. Namun demikian penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem
yang berkaitan dengan pekerjaan, prilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran
konsep kinerja yang ditulis Muekijat (1989:20) sebagai acuan penelitian karena
dalam hal ini seorang auditor bertugas untuk menilai atau memberikan pernyataan
tentang wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan yang mereka audit.
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan menelola emosi dengan baik pada
tetap selaras dengan nilai-nilai kita yang paling dalam sehingga akan berdampak
pada kinerja (Goleman 2001:92). Dengan kesadaran diri yang baik, seorang
auditor dapat tampil dengan keyakinan diri, sehingga dapat berbuat tegas dan
mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan
tertekan (Goleman 2001: 107). Dengan kesadaran diri yang baik itu auditor dapat
Seorang auditor yang mempunyai penaturan diri yang baik akan memiliki rasa
pengaturan diri mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan
teguh, tetap positif, tidak goyah serta dapat berfikir jernih dan tetap fokus
meskipun dalam tekanan (Goleman 2001 :131). Salah satu ciri auditor unggulan
mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi
kegagalan dan frustasi. Dengan motivasi seseorang akan memiliki dorongan untuk
yang tinggi (Goleman 2001:181). Auditor yang memiliki motivasi yang baik akan
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi
keputusan, serta tidak takut gagal dan memandang kegagalan sebagai situasi yang
Dari uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa motivasi diri dapat mempengaruhi
kinerja auditor.
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan
perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Seseorang yang
sesuatu yang jelas dan meyakinkan dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk
2001:333). Selain itu mampu menciptakan sinergi kelompok dan dapat bekerja
sama dengan orang lain demi tujuan bersama (Goleman 2001:342). Berdasarkan
2001:15).
berikut :
25
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Empati (X4)
2.3 Hipotesis
(H1) Kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
(H2) Kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
26
BAB IV
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantor akuntan
publik disingkat KAP, yaitu suatu badan usaha yang telah mendapatkan ijin
dari menteri keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi
akuntan publik dalam memberikan jasanya. Sedangkan akuntan publik adalah
akuntan yang telah memperoleh ijin dari menteri keuangan atau pejabat yang
berwenang untuk memberikan jasanya.
Kantor Akuntan Publik dalam pekerjaannya memberikan beberapa jasa
yang disebut dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa-jasa audit tersebut yaitu :
Audit khusus dapat merupakan audit atas akun atau pos laporan
tujuan tertentu.
27
28
3. Jasa Atestasi
jawab pihak lain, dilaksanakan mulai pemeriksaan, review dan prosedur yang
disepakati bersama.
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi
komperhensif lainnya.
tertentu.
6. Jasa Konsultasi
7. Jasa Perpajakan
masalah perpajakan.
Tugasnya mereview program audit, mereviw kertas kerja, laporan audit dan
manajemen letter.
Diskripsi profil responden terdiri dari jenis kelamin, gelar atau tingkat
pendidikan yang dicapai serta lamanya bekerja dalam KAP. Hal tersebut
30
pria atau (38,8%) dan 44 wanita atau (61,2%). Berdaarkan tingkat pendidikan
responden atau (56,9%) dan S2 sebanyak 9 responden atau (12,5%). Berikut tabel
Dari tabel diatas dapat diketahui kesadaran diri auditor ditinjau dari
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab tidak sesuai
sejumlah 36 orang atau 50%, sesuai 16 orang atau 22,2%, sangat tidak sesuai
10 orang atau 13,9%, ragu-ragu 8 oarang atau 11,1% dan yang menjawab
b. Penilaian diri
kategori sangat tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang
dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang
orang atau 19,4%, ragu-ragu berjumlah 8 orang atau 11,1%, dan tidak sesuai
Untuk kesadaran diri auditor ditinjau dari indikator penilaian diri pada
tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai
sebanyak 42 orang atau 58,3%, sangat sesuai sebanyak18 orang atau 25%,
ragu-ragu berjumlah 8 orang atau 11,1%, dan tidak sesuai sejumlah 4 orang
atau 5,6%.
c. Percaya diri
dari indikator percaya diri termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data
penelitian dimana auditor yang menjawab tidak sesuai sejumlah 25 orang atau
34,7% ragu-ragu 25 oarang atau 34,7%, sesuai 16 orang atau 22,2%, sangat
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
tidak sesuai sejumlah 35 orang atau 48,6%, ragu-ragu 19 orang atau 26,3%,
sesuai 12 orang atau 16,7%, sangat sesuai 4 orang atau 5,6%, dan sangat tidak
2. Pengaturan diri
a. Kendali diri
dari indikator kendali diri pada sub indikator sabar dalam menghadapi klien
yang kurang kooperatif termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data
59,7%, tidak sesuai 17 orang atau 23,6%, sangat sesuai 6 orang atau 8,3%,
pada sub indikator tenang dalam menghadapi sikap klien termasuk dalam
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
sesuai sebanyak 48 orang atau 66,7%, ragu-ragu 10 orang atau 13,9%, tidak
sesuai 8 orang atau 11,1%, dan sangat sesuai 6 orang atau 8,3%.
ditinjau dari indikator sifat dapat dipercaya pada sub indikator menunda
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
32 orang atau 44,4%, tidak sesuai 19 orang atau 26,3%, sangat sesuai 13
orang atau 18,1%, ragu-ragu 6 orang atau 8,3% dan sangat tidak sesuai
dipercaya pada sub indikator bertanggung jawab atas kinerja pribadi termasuk
dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang
29,2%, tidak sesuai 17 orang atau 23,6%, sangat tidak sesuai 5 orang atau
c. Inovasi
ditinjau dari indikator inovasi pada sub indikator terbuka terhadap gagasan
atau ide baru termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian
dimana auditor yang menjawab tidak sesuai sejumlah 32 orang atau 44,4%,
ragu-ragu 25 orang atau 34,7%, sesuai 11 orang atau 15,3%, dan sangat tidak
3. Motivasi
36
a. Dorongan prestasi
61,1%, sangat sesuai 22 orang atau 30,6%, ragu-ragu 4 orang atau 5,6%, dan
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
sesuai sebanyak 35 orang atau 48,6% sangat sesuai 18 orang atau 25%., ragu-
ragu 10 orang atau 13,9%, dan tidak sesuai 9 orang atau 12,5%.
Untuk motivasi auditor ditinjau dari indikator dorongan prestsi pada sub
indikator sanggup bekerja keras demi KAP termasuk dalam kategori tinggi,
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
34 orang atau 47,2%, ragu-ragu 21 orang atau 29,2%, tidak sesuai 10 orang
b. Inisiatif
mencapai sasaran audit termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data
45,8%, ragu-ragu 22 orang atau 30,6%, tidak sesuai 11 orang atau 15,3%, dan
c. Optimisme
dari indikator optimisme pada sub indikator perasaan putus asa dalam
dimana auditor yang menjawab tidak sesuai sejumlah 28 orang atau 38,8%,
38
ragu-ragu 21 orang atau 29,2%, sesuai 17 orang atau 23,67%, sangat sesuai 4
orang atau 5,6%, dan sangat tidak sesuai sejumlah 2 orang atau 2,8%.
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
yang menjawab sesuai sebanyak 48 orang atau 66,7%, sangat sesuai 11 orang
atau 15,3%, ragu-ragu 8 orang atau 11,1%,dan tidak sesuai 5 orang atau 6,9%.
4. Empati
indikator memahami orang lain pada sub indikator memahami dan mengerti
tugas dan kesibukan klien termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data
80,6% sangat sesuai 7 orang atau 9,7%, ragu-ragu 5 orang atau 6,9%, dan
sub indikator mengerti perasaaan orang lain termasuk dalam kategori tinggi,
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
43 orang atau 59,7% sangat sesuai 14 orang atau 19,4%., ragu-ragu 11 orang
b. Mengatasi keragaman
lingkungan yang belum dikenal termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari
data penelitian dimana auditor yang menjawab tidak sesuai sejumlah 35 orang
atau 48,6%, ragu-ragu 16 orang atau 22,2%, sesuai 12 orang atau 16,7%,
sangat tidak sesuai 6 orang atau 8,3%, dan sangat sesuai sebanyak 3 orang
atau 4,2%.
40
c. Kesadaran Politis
bagi klien termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana
orang atau 31,9%, sangat sesuai 13 orang atau 18,1%., dan tidak sesuai 10
dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang
menjawab sesuai sebanyak 31 orang atau 43,1%, tidak sesuai 20 orang atau
27,8%, ragu-ragu 12 orang atau 16,7%, dan sangat sesuai 9 orang atau 12,5%.
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
yang menjawab sesuai sebanyak 47 orang atau 65,3%, sangat sesuai 16 orang
atau 22,2%, ragu-ragu 7 orang atau 9,7%, dan tidak sesuai 2 orang atau 2,8%.
5. Keterampilan sosial
a. Komunikasi
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
51 orang atau 70,8% sangat sesuai 20 orang atau 27,8%, dan tidak sesuai 1
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
42
yang menjawab sesuai sebanyak 53 orang atau 73,6% sangat sesuai 17 orang
atau 23,6%, ragu-ragu 1 orang atau 1,4%, dan tidak sesuai 1 orang atau 1,4%.
b. Kepemimpinan
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
35 orang atau 48,6% sangat sesuai 22 orang atau 30,6%, tidak sesuai 12 orang
c. Manajemen konflik
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
sesuai sebanyak 54 orang atau 75%, sangat sesuai 12 orang atau 16,7%, ragu-
ragu sebanyak 4 orang atau 6,6%, dan tidak sesuai 2 orang atau 2,8%.
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
43
sesuai sebanyak 42 orang atau 58,3%, sangat sesuai 21 orang atau 29,2%, dan
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
orang atau 36,1%, sesuai 7 orang atau 9,7%, sangat tidak sesuai 6 orang atau
e. Kemampuan tim
ditinjau dari indikator kemampuan tim pada sub indikator kemampuan bekerja
secara tim termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana
auditor yang menjawab sesuai sebanyak 38 orang atau 52,8%, sangat sesuai 16
orang atau 22,2%, tidak sesuai 12 orang atau 16,7%, dan ragu-ragu sebanyak 6
6. Kinerja auditor
a. Kualitas kerja
indikator kualitas kerja pada sub indikator pendapat yang independen dan
45
dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 49 orang atau 68,1%, sangat
sesuai 17 orang atau 23,6%, ragu-ragu sebanyak 4 orang atau 5,6%, dan tidak
b. Kuantitas kerja
tepat waktu termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian
dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 48 orang atau 66,7%, sangat
sesuai 16 orang atau 22,2%, dan ragu-ragu sebanyak 8 orang atau 11,1%.
dengan keahlian termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian
dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 48 orang atau 66,7%, sangat
sesuai 13 orang atau 18,1%, dan ragu-ragu sebanyak 11 orang atau 15,3%.
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
yang menjawab sesuai sebanyak 50 orang atau 69,5%, sangat sesuai 14 orang
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
yang menjawab sesuai sebanyak 54 orang atau 75%, sangat sesuai 12 orang
termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor
yang menjawab sesuai sebanyak 39 orang atau 54,2%, sangat sesuai 15 orang
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak
52 orang atau 72,2%, sangat sesuai 12 orang atau 16,7 %, dan ragu-ragu
tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai
sebanyak 54 orang atau 75%, sangat sesuai 13 orang atau 18,1% dan ragu-
kategori tinggi, terbukti dari data penelitian dimana auditor yang menjawab
20,8%, sangat sesuai 14 orang atau 19,4%, dan tidak sesuai 1 orang atau 1,4%.
f. Perencanaan kerja
program audit termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian
dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 38 orang atau 52,8% sangat
sesuai 13 orang atau 18,1%, ragu-ragu sebanyak 13 orang atau 18,1%, tidak
sesuai 6 orang atau 8,3%, dan sangat tidak sesuai 2 orang atau 2,8.
prosedur audit termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data penelitian
dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 55 orang atau 76,4% sangat
sesuai 11 orang atau 15,3%, ragu-ragu sebanyak 4 orang atau 5,6%, dan tidak
data penelitian dimana auditor yang menjawab sesuai sebanyak 51 orang atau
48
70,9% sangat sesuai 15 orang atau 20,8%, dan ragu-ragu sebanyak 6 orang
atau 8,3%.
kegiatan dalam proses audit termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dari data
77,2% sangat sesuai 13 orang atau 18,1%, dan ragu-ragu sebanyak 3 orang
atau 4,2%.
berikut :
+ 0,347X5 + e
tersebut memiliki hubungan yang searah. Yang berarti kinerja auditor akan
distribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
normalitas.
normalitas.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan Histogram,
Variabel Dependent Kinerja Auditor
Histogram
Dependent Variable: Y
12
10
4
Frequency
0 N = 72.00
-2
-2 0
- 2 25
-1 0
-1 5
- 1 50
-1 5
-.7 0
-.5
-.20
0.
.2 0
.5
.7
1.
1. 0
1. 5
1. 0
2.
2. 0
0
5
0
5
0
2
5
75
0
25
.5
.
.0
.7
.
.2
.0
5
Gambar 4.2
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P Plot,
Variabel Dependen Kinerja Auditor
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
1.00
.75
.50
Expected Cum Prob
.25
0.00
0.00 .25 .50 .75 1.00
2. Uji Multikolinieritas
bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Teknik yang digunakan
(2003:80) disebutkan bahwa jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka tidak
ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. Dari hasil
penelitian ( tabel 4.4) ditunjukkan bahwa nilai VIF untuk setiap variabel
independen yang digunakan dalam model tidak lebih dari 10. Dengan
variabel independen.
52
3. Uji Heteroskedastis
Gambar 4.3
Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas dengan Scetterplot,
Variabel Dependent Kinerja Auditor
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Standardized Predicted Value
-1
-2
-3
-3 -2 -1 0 1 2 3
Apabila Fhitung > FTabel maka semua variabel bebas berpengaruh secara
kebebasan 5 dan 66 diperoleh FTabel sebesar 2,354. Dalam hal ini Fhitung >
FTabel, berarti dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran diri, pengaturan diri,
yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel bebas, maka dicari nilai
terjadi pada kinerja auditor dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran diri,
bebas terhadap variabel terikat yaitu antara kesadaran diri terhadap variabel
adalah 2,108
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,108) >
adalah 2,074
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,074) >
adalah 2,216
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,216) >
adalah 2,026
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,026) >
adalah 2,158
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,158) >
auditor.
4.5 Pembahasan
0,345 yang berarti bahwa jika kesadaran diri auditor bertambah 1 satuan, maka
penelitian variabel kesadaran diri memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r2)
57
sebesar 6,3%, artinya variabel kesadaran diri memberikan kontribusi sebesar 6,3%
terhadap kinerja auditor. Hasil ini sejalan dengan teori Goleman, yang
menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai keasadaran diri yang baik akan
menimbulkan perasaan keyakinan dalam diri untuk berbuat tegas dan membuat
kinerja auditor, dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0,363, yang berarti bahwa
kinerja sebesar 0.363 satuan. Berdasarkan hasil penelitian variabel pengaturan diri
memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 6,1%, artinya variabel
kinerja auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Goleman. Menurut
Goleman seseorang dengan pengaturan diri yang baik akan mudah dalam
menerima gagasan atau ide-ide, sehingga berdampak pada pemikiran yang positif
dan jernih.
siknifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0.355,
yang berarti jika motivasi auditor bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan
memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 6,9%, artinya variabel
auditor. Hasil ini mendukung teori dari Goleman yang menyatakan seseorang
terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan rasa optimisme yang tinggi.
siknifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0.346,
yang berarti jika empati bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan kinerjanya
sebesar 0.346 satuan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel empati memiliki nilai
Hasil ini sejalan dengan teori Daniel Goleman yang menyatakan seseorang yang
sebesar 0,347, yang berarti jika keterampilan sosial auditor bertambah 1 satuan
menyampaikan sesuatu hsil yang berkaitan dengan proses audit serta dapat
Yaitu dengan nilai koeffisien regresi parsial (r2) sebesar 6,9%. Hal ini
menunjukkan dengan motivasi diri yang baik, auditor akan memiliki dorongan
optimisme yang tinggi. Selain itu auditor yang memiliki motivasi yang baik akan
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi
serta tidak takut gagal dan memandang kegagalan sebagai situasi yang dapat
siknifikan terhadap kinerja auditor. Hal tersebut sejalan dengan penelitian dari
dapat dicapai jika seorang auditor tersebut memiliki kecerdasan emosional yag
5.1. Kesimpulan
pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial terhadap kinerja auditor
pada kantor kakuntan publik di kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 0,775. Koefisien ini mempunyai arti bahwa tiga variabel bebas
80
61
62
5.2 Saran
tersebut.
Can, Edi dan Yulianti. 2005. Kasus Suap Dana Abadi Umat Jangan Berhenti
Pada Semut. Tersedia : hppt // WWW. Tempointeraktif.com / artikel
:1_htm. (24 Nopember 2005)
Mulyadi. 2002 : Auditing. Cetakan pertama Maret 2002. Jakarta : Salemba Empat
63
64
Trisnawati Eka II, dan Suryaningsum, Sri. 2003: Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya :Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Pendidik
LAMPIRAN A
DAFTAR KUESIONER
66
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
LAMPIRAN F
LAMPIRAN G