Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan permukaan bumi, akan selalu
membutuhkan data permukaan bumi sebagai data referensi. Salah satu jenis data permukaan
bumi adalah data yang berkaitan dengan spasial dan atribut suatu wilayah. Salah satu cara
untuk mendapatkan data spasial dan data atribut suatu wilayah adalah dengan metode
penginderaan jauh.
Metode penginderaan jauh adalah suatu metode untuk mendapatkan data spasial dan
data atribut tanpa menyentuh langsung data spasial dan data atribut tersebut. Keuntungan dari
metode penginderaan jauh ini adalah waktu pengumpulan data yang relatif singkat dibanding
dengan metode terestris untuk cakupan area yang sama. Adapun wahana yang digunakan
dalam sistem penginderaan jauh adalah wahana udara ( pesawat) dan wahana luar angkasa
(satelit).
Hasil dari penginderaan jauh wahana satelit adalah citra. Dalam perkembangan
teknologi saat ini citra satelit berdasarkan resolusi spasialnya dapat di golongkan menjadi 3
bagian, yaitu : citra satelit resolusi tinggi, sedang, dan rendah. Dampak dari kemajuan
teknologi bidang penginderaan jauh tersebut antara lain sangat mudahnya untuk mengakses
citra satelit beresolusi spasial tinggi secara gratis.
Google Earth™ adalah salah satu dari Software yang dapat menyajikan citra satelit
resolusi tinggi secara gratis, namun untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
spasial maka citra yang dihasilkan oleh Google Earth™ harus dikoreksi geometrik terlebih
dahulu. Tulisan ini membahas mengenai pengolahan citra & langkah – langkah interpretasi
citra yang dihasilkan oleh Google Earth™ sehingga dapat dimanfaatkan pada bidang
pekerjaan lain seperti pembuatan rencana tata ruang kota.
Kegiatan “Interpretasi Visual dari Citra Google Earth™ dan Kegiatan Lapangan”
dimaksudkan supaya mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang didapat ketika di
perkuliahan. Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi citra satelit
secara visual (resolusi spasial tinggi) dan membuat peta penggunaan lahan dari citra yang
didapat dalam bentuk peta garis.
Citra satelit adalah gambaran dari permukaan bumi yang direkam oleh suatu sensor
tertentu (satelit). Berdasarkan resolusi spasial yang terekam oleh sensor, citra satelit dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu citra satelit resolusi tinggi, citra satelit resolusi sedang dan citra satelit
resolus rendah. Citra satelit resolusi tinggi adalah citra satelit dimana ukuran terkecil yang
terekam pada citra nampak suatu obyek (dapat diinterpretasi secara visual) sedangkan citra
resolusi sedang dan rendah tidak dapat di interpretasi secara visual, pada citra jenis ini obyek
yang terdapat pada citra dapat diketahui berdasarkan nilai pixelnya.
Google Earth tidak beroperasi pada konfigurasi peranti keras lama. Konfigurasinya sebagai
berikut:
AutoDesk Map adalah Software yang dikeluarkan oleh Autodesk Inc, merupakan
Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan grafis yang lebih cenderung digunakan
untuk pemetaan. Software ini memiliki keunggulan yang menyimpan berbagai informasi
tentang suatu objek yang ada di dalam pemetaan tersebut.
Spesifikasi produk
Dapat digunakan untuk Membuat peta peta dasar (base map) dengan input
equipment digitalizer dan mouse
Mengedit peta – peta dengan berbagai jenis bentuk obyek seperti point, polyline,
polygon
Melakukan query dengan peta tunggal dan peta berganda serta memanfaatkan
sistem structured query language (sql)
Citra yang dihasilkan secara langsung melalui proses perekaman sesaat tidak bebas
dari kesalahan. Kesalahan ini muncul karena adanya gerakan satelit, rotasi bumi, gerakan
cermin pada sensor scanner, dan juga kelengkungan bumi. Hasil perekaman ini juga
merupakan model dua dimensi yang menghasilkan kenyataan tiga dimensi pada bidang
spheroid permukaan bumi. Disini menimbulkan kesalahan geometri yang lain.
II.1 Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan studi pustaka mengenai bagaimana cara mengolah
citra, serta menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang akan digunakan
dalam poject ini.
II.3 Pelaksanaan
Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam project ini dapat dilihat pada diagram
alir pelaksanaan berikut ini :
Analisis citra
Pembuatan Peta
Penggunaan Lahan
Penyajian Peta
2. Pada Tab Search, ketikan “Godean, Sleman” dan klik “begin search”.
3. Setelah tampak citra satelit Godean, pilih daerah yang akan dipetakan dengan syarat
ketinggian mata (eye alt) berkisar antara 800m sampai dengan 1000m.
Tujuan dari langkah ini adalah menandai citra supaya dapat diketahui koordinat UTM
nya, sehingga memudahkan dalam proses transformasi ketika dijadikan sebuah peta
garis.
5. Telah didapat citra Godean dengan 4 titik referensi yang diketahui koordinatnya,
seperti gambar berikut:
Untuk menyimpan citra, lakukan saving image dari Google Earth™ atau lakukan print
screen kemudian save.
2. Pada menu utama pilih Insert → Raster Image → kemudian pilih file citra yang sudah
disimpan
4. Base Point 1 : pilih titik 1 → Referensi 1 : pilih titik A dan seterusnya → enter
5. Pilih Object Rubber sheet → select object (pilih object yang akan dirubbersheet) → enter.
Hasilnya obyek yang dipilih akan ditransformasi berdasarkan titik – titik kontrolnya.
1. Pemilihan atau penentuan skema klasifikasi yang digunakan, dimana hal ini tergantung
pula pada kondisi citra/foto yang dipakai. Semakin detail resolusi spasial dan spektral
suatu citra, maka semakin detail obyek yang dapat dikenali.
2. Menentukan objek yang diinterpretasi misalnya saja pemukiman atau yang lainnya.
3. Melakukan Interpretasi sementara dengan melihat unsur – unsur interpretasi citra yang
ada dalam objek tersebut.
4. Membuat Tabel Data Hasil Klasifikasi sementara untuk memudahkan dalam analisis data.
Hasil interpretasi citra sementara perlu diuji kebenarannya untuk mengetahui apakah
hasil interpretasi sesuai dengan keadaan lapangan sebenarnya, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk uji hasil interpretasi visual adalah dengan cara mendatangi objek yang di
analisis langsung ke lapangan. Ada 2 kemungkinan yang diperoleh dari uji lapangan, yaitu :
Digitasi citra adalah kegiatan digitasi on – screen obyek yang terdapat pada citra
dengan mengelompokkan obyek – obyek tersebut dalam beberapa layer. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan untuk meghasilkan peta garis dari citra tersebut. Langkah – langkah
yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pada menu utama klik format → layer, kemudian Buat Layer sesuai dengan identifikasi
apa saja yang ada di lapangan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
2. Pada menu utama pilih file → open → buka citra hasil digitasi pada langkah
sebelumnya.
3. Turn off layer 0 yang merupakan layer citra, kemudian lakukan proses hatch pada
setiap layer dengan cara klik draw pada menu utama, kemudian pilih hatch
Pada bab ini menyajikan hasil langkah demi langkah pembuatan mini project beserta
sedikit pembahasannya.
Citra diatas adalah citra daerah sekitar Desa Sidoakur, Kecamatan Godean, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta yang diambil dengan ketinggian mata (eye alt) 1,15 km dan dengan
elevasi 126 m. titik a,b,c,d yang ditandai dengan symbol berwarna kuning adalah titik GCP
yang akan digunakan untuk melakukan koreksi geometri dengan koordinat sebagai berikut :
a 423261.88 m E 9141399.0 m S
b 423247.52 m E 9140818.73 m S
c 424025.67 m E 9141333.26 m S
d 424131.26 m E 9140809.40 m S
Citra sebelum dilakukan koreksi geometrik, koordinat pada citra tidak sesuai dengan
koordinat di bumi (koordinat sebenarnya)
Setelah dilakukan koreksi geometrik, koordinat pada citra sama dengan koordinat bumi
sebenarnya.
Rona : sedang
Bentuk : garis memanjang
Ukuran : kecil
7 Bayangan : tidak ada Jalan profinsi
Tekstur : halus
Pola : teratur
Asosiasi : terdapat perumahan di sepanjang garis tersebut
Rona : cerah
Bentuk : kotak memanjang, banyak
Ukuran : kecil
8 Bayangan : tidak ada Sawah
Tekstur : sedang
Pola : teratur
Asosiasi : ditumbuhi tanaman pendek
Dalam kegiatan interpretsai citra secara visual, pengamat menggunakan unsur interpretasi pada umumnya seperti rona, bentuk, ukuran,
tekstur, bayangan, asosiasi dalam menggolongkan obyek – obyek pada citra. dalam kegiatan ini terjadi sedikit kesulitan karena kurang terlatih
dalam melakukan interpretasi citra secara visual.
Sesuai dengan
1 Pertigaan jalan Pertigaan jalan
kondisi lapangan
Sesuai dengan
3 sekolahan Gedung SMA
kondisi lapangan
Sesuai dengan
5 Lapangan Lapangan
kondisi lapangan
Sesuai dengan
6 Sungai Sungai
kondisi lapangan
Sesuai dengan
9 Pabrik Pabrik
kondisi lapangan
10
Tidak Sesuai
Musholla Pos Satpam dengan kondisi
lapangan
Setelah dilakukan analisis citra hasil interpretasi ternyata ada hasil interpretasi citra yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk itu
dilakukan interpretasi ulang menggunakan kunci interpretasi (unsur interpretasi setelah dialkukan uji lapangan) pada obyek yang tidak sesuai.
1V.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan kegiatan interpretasi citra secara visual ini praktikan dapat
mengetahui tahapan- tahapan untuk melakukan interpretasi citra agar dapat dimanfaatkan
lebih lanjut. Adapun tahapan pengolahannya adalah mencari citra resolusi tinggi yang akan di
interpretasi secara visual, melakukan koreksi geometrik pada citra tersebut, melakukan
interpretasi citra menggunakan unsur – unsur interpretasi citra, kemudian melakukan analisis
terhadap hasil interpretasi citra dengan cara uji lapangan, lalu tahapan desain citra menjadi
peta.
Tahapan mengunduh citra dilakukan menggunakan perangkat lunak Google EarthTM
dengan koneksi internet untuk melakukan streaming daerah yang dicari. Koreksi Geometrik,
digitasi dan pembuatan layout peta dilakukan menggunakan perangkat lunak AutoDesk Map
2004. Tahapan interpretasi citra dilakukan on – screen, dapat dilakukan menggunakan
berbagai softwere dengan fasilitas dapat membaca data dalam format .jpg salah satunya yaitu
microsoft office picture manager. Dan untuk analisis citra, perlu dilakukan uji lapangan
sehingga dapat diketahui kondisi obyek pada bumi sebenarnya. Penggunaan beberapa jenis
perangkat lunak yang berbeda dikarenakan kemudahan dan fasilitas yang disediakan oleh
perangkat lunak itu untuk mendukung proses yang dikerjakan lebih memadai.
IV.2 Saran
Perlu dipersiapkan pengetahuan yang cukup dalam menggunakan unsur – unsur
interpretasi citra, karena dalam kegiatan interpretasi citra secara visual kemampuan dan
pengalaman praktikan dalam menggunakan unsur – unsur interpretasi sangat mempengaruhi
hasil akhir kegiatan ini. Selain itu sebaiknya perlu dipersiapkan juga koneksi internet dengan
kecepatan tinggi untuk efisiensi waktu dalam mengunduh citra dari Google EarthTM.
Djurdjani dan Christine Nugroho Kartini, 2004, RPKPS dan Bahan Ajar, Jurusan Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjahmada, Yogyakarta.
Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer, 2000, Remote Sensing and Image Interpretation,
John Willey & Sons, Inc, University of Wisconsin – Madison , USA
http://rimbawan.org/peh
http://www.geocities.com/yaslinus
iswara_adhi@walla.com