Professional Documents
Culture Documents
Dibandingkan dengan zat cair, zat padat lebih keras dan lebih berat. Sifat
zat padat yang seperti ini memiliki molekul-molekul yang tersusun rapat sehingga
ikatan diantara mereka relatif kuat. Inilah sebabnya mengapa zat padat relatif
sukar dipecah-pecah dengan tangan. sebagai contoh, untuk membelah kayu
diperlukan alat lain dan gaya yang besar. setiap usaha memisahkan molekul-
molekul zat padat, misalkan tarikan atau tekanan, akan selalu dilawan oleh gaya
tarik menarik antar moleku zat padat itu sendiri.
Sebuah pegas yang kita gantungi dengan sebuah beban pada salah satu
ujungnya, akan kembali ke panjangnya semula jika beban tersebut kita ambil
kembali. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke bentuk semula seperti itu
disebut elastisitas. Benda-benda yang memiliki elastisitas misalnya karet. baja,
dan kayu, di sebut benda elastis. Sebaliknya, benda-benda yang tidak memiliki
sifat elastis, misalnya pelastisin, lumpur dan tanah liat disebut benda plastis.
Teori elastisitas menyebutkan bahwa bila suatu benda pejal dibebani oleh
gaya luar, benda tersebut akan berubah bentuk (deformasi) sehingga menimbulkan
tegangan dan regangan. Geometri benda sangat berpengaruh pada distribusi
tegangan. Tegangan akan terkonsentrasi pada daerah-daerah dimana terjadi
perubahan bentuk yang tiba-tiba seperti lubang dan takikan.
Tegangan: Gaya persatuan luas, dimana gaya tersebut bekerja, P = F/A yang
dimana
Tanpa Dimensi
Tegang Regang
Penyebab Akibat
F /A = E ΔL/L0
dimana
Contoh soal:
Sebuah beban sebesar 6,0 kg digantungkan pada seutas kawat logam yang panjangnya 60 cm
dan diameternya 0,1 cm. akibatnya kawat memanjang sejauh 0,025 cm. Hitunglah tegangan,
regangan, dan modulus elstik kawat tersebut.
Penyelesaiannya: Dik : massa= 6 kg
g= 9,8
d=0,1 cm
ΔL= 0,025
L= 60 cm
Dit; Tegangan=?
Regangan=?
Elastisitas kawat logam=?
(6,0) (9,8)
1 (3,14) ( 0,1x10-2 )2
4
Tegangan = 7,49 x 107 N/m2
Regangan pada kawat
0,025
60
4,2 x 10
7,49 x 107 N/m
= 1,80 x 1011 N/m2
Kurva Tegangan-Regangan
c: permanen
d : batas patah
Modulus Geser
Didefinisikan sebagai perbandingan tegangan geser dan regangan geser.
F⁄ ⁄ /A’ h F⁄ ⁄ / F⁄ ⁄ /A
S= = =
x/h A x tg φ
Modulus geser disebut juga modulus puntir, dan hanya terjadi pada zat padat.
dp dp
B= - = - Vo
dV/Vo dV
k = 1/ B
Hukum Hooke
F=kx
Dimana
F = gaya yang dikerjakan (N), x = pertambahan panjang (m), k = konstanta gaya
(N/m)
Dan perlu suatu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastis atau benda-benda plastis. Untuk
menyalidiki berlakunya hukum Hooke ini, kita bida melakuakn percobaan dengan
melakukan sebuah pegas. Seperti ketika menyelidiki sifat elastisitas bahan, kali ini
kita juga akan mengukur pertambahan pajang pegas dan besarnya gaya yang
diberikan. Dalam hal ini, gaya yang diberikan sama dengan berat benda = massa x
percepatan gravitasi. Misalkan kita proleh hasil pengukuran sebagai berikut.
1,96 16
2,94 24
3,92 32
4,90 40
F=kx
11 N = (122,5) x
x = 0,0898 m = 8,98 cm
Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke.
Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum hooke dan mencapai
batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika gaya yang
diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum Hooke tidak berlaku pada
daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya
yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan
memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan
kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika
pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan
patah.
Konstanta Gaya
Atau, bila YA/lo diganti dengan satu konstanta k dan perpanjangan l kita sebut
x, maka:
Fn = kx
Saran
• Mudah mudahan apa yang disajikan dapat dipahami dan dimengerti untuk
pembelajaran.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatNya penulis dapat mengerjakan makalah fisika dasar ini. Dan
Alhamdulillah, makalah elastisitas ini dapat terselaikan guna memenuhi tugas
mata kuliah Fisika Dasar di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNPAD.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini mungkin ada kekurangan yang
masih jauh dari memuaskan dan sempurna dalam menyelesaikan makalah, namun
penulis berharap makalah mengenai elastisitas ini dapat bermanfaat dalam
memahami berbagai kajian ilmu yang berkenaan dengan ilmu fisika.
Penyusun,
DAFTAR PUSTAKA
Linus Pasasa Dr. MS, 2004. Fisika Dasar I bab 7 elastisitas. DEPARTMEN
FISIKA ITB
Makalah Elastisitas
Disusun untuk mememuhi mata kuliah fisika dasar
Disusun oleh :
BIMO SETIAWAN
150210070061
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010