Professional Documents
Culture Documents
PROSES MENUA
Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
Batasan-batasan Lansia
Batasan seseorang dikatakan lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli
karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi
sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses penuaan berdasarkan
teori psikologis ditekankan pada perkembangan. World Health Organization
(WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna (1991), usia biologis dapat diberi
batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan
potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna (1993)
mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu,
tetapi terlepas dari stress, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara
biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti
jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan,
belajar, intelegensi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini
masih baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di
masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan :
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stress
C.
D.
makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur
atau sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting
dipertahankan pada lansia dengan melihat. Kemampuan yang ada, karena adanya
potensi kelemahan atropi otot dan penurunan fungsi.
-
lahan dan bertahap serta mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi
sehingga seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban tetapi justru
tetap memberikan rasa puas dan bahagia.
E.
Perubahan fisik
Sel jumlahnya menurun.
Sel lebih besar ukurannya.
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan tubuh.
Sistem persyarafan
Cepat menurunnya hubungan persyarafan.
Lambat dalam respon dan waktu beraksi.
Mengecilnya syaraf panca indera.
Sistem pendengaran
Prebiakus = hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam.
Membran timpani atropi = otosklerosis.
Pengumpulan serumen.
Sistem penglihatan
Sklerosis spingter pupil = respon terhadap sinar hilang.
Kornea lebih berbentuk sferis.
Lensa suram.
Ambang pengamatan sinar meningkat.
Daya akomodasi menurun.
Sistem kardiovaskuler
Katup jantung tebal dan kaku.
Kemampuan pompa jantung menurun.
Elastisitas pembuluh darah menurun.
Tekanan darah meningkat.
Sistem respirasi
Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku.
Aktivitas silia menurun.
Elastisitas paru menurun.
Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya menurun.
Gerontik kelompok B Ners FK UNLAM
6
waktu
pengosongan menurun.
Peristaltik lemah dan konstipasi.
Liver mengecil.
-
Sistem endrokin
Produksi hormon menurun.
Fungsi paratikoid dan sekresinya menurun.
Sistem kulit
Kulit menkerut / keriput.
Kulit kepala dan rambut tipis.
Rambut hidung dan telinga menebal.
Elstisitas menurun.
Kuku keras dan rapuh.
Kelenjar keringat menurun.
Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density.
Rifosis.
Punggung, lutut dan jari gerakan terbatas.
Persendian membesar dan menjadi kaku.
Gerontik kelompok B Ners FK UNLAM
7
Perubahan psikososial
Pensiun.
Merasakan / sadar akan kematian.
Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan.
Ekonomi penghasilan sulit.
Penyakit kronis dan ketidak mampuan.
Kesepian akibat pengasingan dari ligkungan sosial.
Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan famili.
F.
POHON PERMASALAHAN
LANSIA
Perubahan
biologis / fisik
Perubahan
kejiwaan
Perubahan
sosial
Penurunan
masukan nutrisi
Penurunan daya
ingat, tingkat
pendidikan rendah
Sumber keuangan
menurun
Penurunan
aktivitas
Fungsi
intelektual
Demensia
Perasaan
sedih
Mudah
marah /
tersinggung
Depresi
Perubahan cara hidup
(masuk PSTW)
Merasa kurang
diperhatikan
Perasaan
tak tenang
Takut
(ansietas)
Perubahan
psikososial
Membahayakan
diri sendiri
Gangguan
istirahat / tidur
Menarik
dari sosial
Pemeriksaan fisik
-
a) Head to toe
b) Sistem tubuh
b. Psikologis
-
Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah
c.
Sosial ekonomi
Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada
d. Spiritual
-
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
Gerontik kelompok B Ners FK UNLAM
10
Hipotermi 35C
3. Respirasi (pernapasan)
-
4. Tekanan darah
-
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasukan diet
3. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
Sistem Genitourinarius
1. Warna dan bau urin
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
3. Frekuensi, tekanan, desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
-
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
-
Atrofi otot
Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
-
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
1.
2.
3.
4.
I.
No
1.
Intervensi
1.
yang
kemampuan
mengganggu
lansia
untuk
dan
memakan makanan
2.
Kaji lansia terhadap kurang
3
4
mempersiapkan
makanan
memperoleh
5.
Kaji
samping
kemungkinan
obat
menyebabkan
yang
efek
mungkin
kehilangan
selera
makan
No
2.
No
3.
Diagnosa
Keperawatan
Risiko cidera (jatuh)
berhubungan dengan
penyesuaian
penurunan
fungsi
tubuh tidak adekuat
Intervensi
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan
Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Tunjukkan rasa percaya diri
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 24 jam,
terhadap kemampuan klien untuk
perasaan ditolak
diharapkan klien dapat percaya
diri
mengatasi situasi
2. Dorong klien mengidentifikasi
Kriteria hasil:
kekuatan dirinya
1. Menunjukkan
penilaian
3.
Buat statement positif terhadap
pribadi tentang harga diri
2. Komunikasi terbuka
klien
4. Kolaborasi
dengan
sumber-
spesialis
klinis,
keagamaan)
No
4.
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas
berhubungan dengan
sumber
keuangan
yang terbatas
Intervensi
3
4
mengungkapkan
gejala
mengungkapkan perasaan takut
cemas
5. Lakukan back/neck rub
2. Mengungkapkan
dan
menunjukkan
teknik
mengontrol cemas
3. Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
No
5.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan
Duka
cita Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan pada tahap berduka
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 24 jam,
mana pasian terfiksasi
ditinggal pasangan
diharapkan rasa berduka klien
2. Kembangkan hubungan saling
berkurang
percaya dengan klien
Kriteria hasil:
3. Perlihatkan sikap menerima dan
1. Mampu menyatakan secara
membolehkan
klien
untuk
verbal
perilaku-perilaku
yang berhubungan dengan
mengekspresikan
perasaannya
tahap-tahap berduka
secara terbuka
2. Klien akan mampu mengakui
klien
untuk
posisinya sendiri dalam 4. Dorong
proses berduka sehingga ia
mengekspresikan rasa marah
mampu dengan langkahnya 5. Bantu klien untuk mengeluarkan
sendiri terhadap pemecahan
kemarahan
yang
terpendam
masalah
dengan
berpartisipasi
dalam
aktivitas-aktivitas motorik kasar
(mis, joging, bola voli,dll)
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Depkes: Jawa Timur
2. Boedhi, R., dan Darmojo. 2009. Demografi dan Epidemiologi Populasi
LanjutUsia. Dalam: Martono, dkk. Buku Ajar Boedhi-Darmojo: Geriatri
(IlmuKesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-4 (halaman 47-50). Balai Penerbit
FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
3. Constantinides. 1994. General Pathobiology. Appleton & Lange,
Connecticut.
4. NANDA International. 2012. Nanda International: Nursing Diagnoses
2012-2014. USA: Willey Blackwell Publication
5. Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
6. Nurarif, AH dan Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatn
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 1. Mediaction:
Yogyakarta.