You are on page 1of 8

TEKANAN DARAH

( Laporan Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia )

KELOMPOK 4:

Cahya Chandra ( 3415076935)

Fitriyani (3415076910)

Pratiwi (3415076919)

Stefani Smitha H. (3415076918)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2009
TEKANAN DARAH

Tujuan:

Mengetahui tempat pengukuran tekanan darah

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

Dasar Teori:

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan yang menjadi
penyusun darah adalah plasma beserrta sel darah sebagai unsur padatnya. Plasma
darah terdiri atas:

Air : 91,0 %

Protein: 8,0 % (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

Mineral: 0,9 % (Natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium dan besi)

Volume darah dalam pada orang yang sehat adalah konstan dan mencapai batas
tertentu diatur oleh tekanan osmotik pembuluh darah.

Pada sistem sirkulasi, penyebaran dari darah diatur oleh suatu organ yang
memiliki peran khusus sebagai pemompa darah, yaitu jantung. Jantung merupakan
organ berotot dan berongga dengan ukuran sebesar kepalan tangan yang berfungsi
sebagai pompa yang mampu menimbulkan tekanan terhadap darah yang menimbulkan
gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.

Terdapat istilah untuk jantung dalam mekanisme siklus jantung, yaitu jantung
berkontraksi untuk mengosongkan isi dan berelaksasi untuk mengisi. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah periode yang terjadi pada saat siklus jantung. Ada dua
periode dalam siklus jantung yaitu, sistol (kontarksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian). Pada saat diatol, darah dari vena yang masuk ke dalam
atrium membuat tekanan pada atrium sedikit lebih besar daripada tekanan yang ada
pada ventrikel. Akibat dari perbedaan tekanan tersebut maka katup yang berada
diantara atrium dan ventrikel mulai membuka dan darah sedikit demi sedikit mulai
mengalir dari atrium ke ventrikel. Hal tersebut mengakibatkan volume ventrikel
perlahan-lahan meningkat. Terjadi pula depolarisasi atrium, yaitu kontraksi atrim yang
memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Pada saat tekanan ventrikel melibihi
tekanan aorta katup aorta dipaksa untuk membuka kemudian darah mulai menyemprot.
Tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa untuk berpindah dari ventrikel ke aorta.

Sebagian besar pengisian ventrikel harus terjadi pada awal diastol pada saat
pengisian cepat. Ketika kecepatan denyut jantung meningkat maka durasi diastol
berkurang jauh lebih besar daripada penurunan lama sistol.

Menurut L. Sherwood, tekanan darah adalah gaya yag ditimbulkan terhadap


dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan daya regang. Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa
tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding
pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung. Laju
aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu, volume darah yang lewat per satuan
waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi
vaskuler. Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan dan akhir suatu
pembuluh. Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh darah
adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran darah. Apabila resistensi
meningkat maka gradien tekanan harus meningkat dengan setara agar laju aliran tidak
berubah.

Adapula faktor-faktor yang mempertahankan tekanan darah, adalah:

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 dan


nutrisi. Aliran darah yang dipompa oleh jantung memberi tekanan pada didnding
pembuluh darah. Tekanan ini disebut dengan tekanan darah. Tekanan darah terdiri dari
tekanan sistolik, diastolik dan nadi. Tekanan darah sistolik adalah tekanan maksimum
yang dikeluarkan pada aorta, yang terjadi saat ventrikel kiri jantung mengalami
kontraksi. Tekanan darah diastolik adalah tekanan minimal yang dikeluarkan pada
aorta, yang terjadi pada saat ventrikel kiri mengalami relaksasi. Tekanan nadi adalah
perbedaan tekanan antara tekanan sistolik dengan tekanan diastolik. Tekanan sistolik
normal pada orang dewasa adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolik
normal adalah 60-90 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah
120/80 mmHg.

Tekanan darah menggambarkan hubungan antara curah jantung, tahanan


pembuluh darah perifer, volume darah dan viskositas darah. Tekanan darah seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan,
keadaan emosional ( stress ), obesitas, obat-obatan, aktivitas, dll. Apabila terjadi
peningkatan aktivitas maka yang akan terjadi adalah terjadi peningkatan curah jantung,
tetapi karena vasodilatasi yang berada di otot rangka dan jantung maka persentase
darah yang dialirkan ke organ-organ ini meningkat untuk menunjang aktivitas metabolik
keduanya. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka dan
vasokontriksi arteriol pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke
saluran pencernaan dan ginjal berkurang.

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh,


diantaranya lengan atas, lengan bawah, kaki dan paha dengan menggunakan dua
metode yaitu metode pengukuran langsung dan tidak langsung. Metode langsung
dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam arteri radialis, brankhialis atau
femoralis dan hasil pengukuran dapat terlihat pada monitor oscilloskop sebagai
gelombang. Sedeangkan metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau
dengan palpasi. Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan
spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase korotkoff, yaitu:

Fase 1: bunyi terdengar seperti ketukan yang kuat dan menghentak (tekanan sistolik)

Fase2: bunyi mulai melemah dan terdengar lembut

Fase 3: bunyi berubah menjadi seperti suara bisikan

Fase 4: bunyi melemah seperti tiupan angin dan hyampir tak terdengar

Fase 5: bunyi hilang (tekanan diastolik)

Alat:
Spigmomanometer

Stetoskop

Cara Kerja:

Meminta OP berbaring tenang dalam keadaan istirahat.

Meletakkan manset di bagian lengan OP.

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan stetoskop di
atasnya.

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah tidak teraba
lagi. Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop, melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3 mmHg per
detik.

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop. Kemudian menentukan tekanan


bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai dengan fase korotkoff.

Mencatat hasil pengukuran.

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa.

Meminta OP melakukan aktivitas (olahrahga) selama 10 menit.

Melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara yang sama seperti cara di atas dan
mencatat hasil pengukuran.

Hasil Pengamatan
Usia Jenis Tekanan Darah (mmHg)
No. Nama OP
(thn) Kelamin
Nadi
sistolik diastolik
aktivitas
istirahat aktivitas istirahat aktivitas istirahat
40
1. Chandra G. 20 L 110 120 80 80 30
39
2. Irni Y.Z 20 P 110 119 78 80 32
30
3. Hane C. S 20 P 110 120 80 90 30
50
4. Ervan N. 20 L 120 130 80 80 40
40
5. Jajang N. B 20 L 120 120 70 80 50
30
6. Laelatul R. 20 P 110 110 70 80 40
60
7. Joko S. 21 L 110 140 60 80 50
40
8. Santi F. 20 P 110 130 80 90 30
30
9. Arfi K. 19 L 110 120 80 90 30
40
10. Retno K. 20 P 120 130 70 90 50
60
11. Pratiwi 20 P 100 130 60 70 40
30
12. Fitriyani 20 P 110 110 60 80 40
40
13. Dina R. F 20 P 110 120 80 80 30
35
14. Noviani S. 20 P 100 100 70 65 30
48
15. Siti N. 20 P 118 138 90 90 28
50
16. Chafid N. A. 20 L 120 150 90 100 30

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan
pengukuran dilakukan di lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing OP
diukur dalam dua keadaan, yaitu pada saat beristirahat dan setelah beraktivitas. Dengan
menggunakan spigmomanometer, sebelum OP melakukan kegiatan (istirahat) OP diukur
tekanan darahnya. Kemudian OP melakukan sejumlah aktivitas olah raga dan kemudian
diukur tekanan darahnya. Pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini
memperoleh hasil yang sangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai dengan 120/90
mmHg. Mengacu pada referensi, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih
menunjukkan range tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap
normal untuk orang dewasa adalah adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik
yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yang ditunjukkan
dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karena selama sistol,
ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta dengan fase ejeksi
(penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara ventrikel
dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrium dengan aorta terbuka maka
terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang besar.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, usia, jenis
kelamin, aktivitas, obesitas, obat-obatan, kondisi kesehatan, stress, dll. Namun, pada
praktikum kali ini hanya akan dibahas faktor aktivitas dan jenis kelamin karena dari segi
umur tidak terdapat perbedaan umur yang cukup jauh, hanya sekitar 19-21 tahun.

Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran setelah beraktivitas, ternyata data


menunjukkan bahwa tekanan darah setelah melakukan aktivitas cenderung akan lebih
tinggi. Hal tersebut dikarenakan semkain tinggi aktivitas yang dilakukan maka akan
semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantung yang harus mengeluarkan tenaga yang
tinggi sesuai dengan tekanannya.

Dalam hal ini salah satu OP memiliki tekanan darah tertinggi di bandingkan dengan
OP yang lain, yaitu 120/90 mmHg pada saat istirahat dan 150/100 mm Hg selesai
beraktivitas. Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas.
Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah
pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh
memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin
cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh
darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat
adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang
menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah
sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun meningkat.
Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada
organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal
berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang
peningkatan aktivitas metabolik keduanya. Kerja jantung juga akan semakin cepat dalam
memompa darah. Namun demikian, denyut jantungnya tetap dalam keadaan normal.

Sedangkan terdapat OP lain yang memiliki tekanan darah yang hampir mendekati
ambang bawah tidak normal yaitu sebesar 100/60 mmHg pada saat istirahat.
Berdasarkan dua hal tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tinggi-rendahnya tekanan darah adalah besar/jenis aktivitas yang
dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan di lengan atas

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas, jenis kelamin,
usia, dll

Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metode tidak langsung dengan


auskultasi atau palpasi yang dilakukan pula dengan menggunakan
spigmomanometer dan stetoskop.

Semakin cepat aktivitas tubuh, semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi
di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ tersebut
dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang.

You might also like