Professional Documents
Culture Documents
Kemahiran untuk membuat suatu alinea yang kompak (lengkap, koheren dan
terpadu) merupakan dasar untuk menulis esei. Sebuah esei adalah suatu
karangan yang terdiri dari sekumpulan alinea yang membahas sebuah subyek
(topik). Suatu esei terdiri dari tiga bagian, yakni pendahuluan, isi, dan
penutup. Alinea yang digunakan untuk mengungkapkan bagian pendahuluan
disebut alinea pengantar. Seluruh alinea yang menjelaskan, mengklarifikasi,
mendiskusikan, membuktikan subyek disebut alinea isi. Sedangkan bagian
akhir, yang biasanya berisikan kesimpulan dan saran, disebut alinea penutup.
☑ Krisis Energi
☑ Analisis Penokohan Dalam Tiga Novel Karya William Golding
☑ Masalah-Masalah Sosial di Lima Kota Besar di Indonesia
☑ Manfaat Program Keluarga Berencana di Indonesia
☑ Dampak Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat di Vietnam
☑ KRISIS ENERGI
☑ ANALISIS PENOKOHAN DALAM TIGA NOVEL KARYA WILLIAM GOLDING
☑ MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LIMA KOTA BESAR DI INDONESIA
☑ MANFAAT PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA
☑ DAMPAK KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI VIETNAM
Bagan 2: Pembatasan
Gaya
Melatih
Binatang
Ikan
Pelestarian
Situasi
Peranan
Pembelajaran
Mahasiswa
Perbedaan
Bahasa
lumba-lumba:
hidup
pembelajaran
anjing
bahasa
mahasiswa
harimau
di
mahasiswa
bahasa
Amerika
sebagai
inggris
mamalia
Sumatera
bahasa
inggris
tradisional
penuntun
sebagai
dalam
di Amerika
yang
Inggris
sebagai
pergaulan
agen
kaum
dan
bersahabat
di
perubahan
sebuah
kontemporer
Indonesia
tunanetra
internasional
bahasadiasing
Amerika
diInggris
Amerika
Latihan 1
Pilih empat dari suyek-subyek yang tersedia di bawah ini. Tentukan judul,
pembatasan topik, dan metode pengembangan yang sesuai.
B. Kalimat Tesis
20
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
Setelah topik yang akan dibahas ditentukan, tahap selanjutnya yang harus
dilakukan adalah merumuskan kalimat tesis. Setiap essei yang akan ditulis
harus mengandung sebuah tesis, atau kalimat yang merumuskan tema dasar
esei tersebut. Tesis biasanya berbentuk sebuah kalimat yang berfungsi untuk
mengungkapkan gagasan sentral (topik yang akan dibahas) beserta tujuan
yang akan dicapai melalui gagasan sentral tersebut. Jadi, sebuah tesis harus
mengandung dua hal, yakni: topik dan tujuan penulisan. Kedua kandungan
inilah yang membentuk gagasan sentral. Sehubungan dengan itu, tesis dapat
didefinisikan sebagai tema yang berbentuk sebuah kalimat dengan topik dan
tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi dan bertindak sebagai gagasan
sentral dalam suatu esei.
Berikut adalah dua contoh kalimat tesis yang dirumuskan berdasarkan dua
contoh topik yang diambil dari bagan 1.
Kalimat Tesis: Bahasa Inggris berperan semakin penting dalam pergaulan internasional
karena penggunaannya yang terus meningkat di bidang diplomasi dan
perdagangan antar negara.
C. Mengorganisasikan Esei
Jika kalimat tesis yang menjadi landasan penulisan sudah dirumuskan,
aktivitas selanjutnya adalah merinci topik-topik yang dikandung kalimat tesis
tersebut dan mengorganisasikannya ke dalam sebuah kerangka karangan
yang sistematis. Dalam tahap penulisan, setiap topik akan dikembangkan atau
dijelaskan dalam alinea masing-masing. Seluruh alinea itulah yang akan
menjadi bagian tubuh esei. Disamping itu, perlu juga disiapkan sebuah alinea
pengantar, yang membentuk bagian pendahuluan, sebuah alinea kesimpulan,
yang akan menutup esei. (Lihat profil berikut).
20
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
(JUDUL)
I. (Pendahuluan): Terdidi dari sebuah alinea pengantar yang diawali oleh satu atau lebih
kalimat pengantar dan diakhiri dengan kalimat tesis.
II. (Tubuh Karangan): Terdidi dari beberapa alinea isi yang jumlahnya disesuaikan dengan
jumlah ide pokok yang dikandung kalimat tesis.
III. (Penutup) Terdidi dari sebuah alinea kesimpulan yang diawali oleh ringkasan dari ide
pokok yang telah didiskusikan dan diakhiri dengan solusi, ramalan / prediksi, atau
kesimpulan yang ditarik dari pembahasan yang dilakukan pada bagian tubuh karangan.
21
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
I. Pendahuluan
Tesis: Mahasiswa tradisional dan mahasiswa kontemporer di Amerika
berbeda dalam hal usia, tempat tinggal, dan aktivitas non-
akademik; gaya belajar; pengimplementasian sikap sebagai
kekuatan moral; dan kebangsaan.
20
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
untuk mengikuti pembahasan pada bagian tubuh karangan. Hal ini dilakukan
dengan memaparkan latar belakang topik yang akan dibahas, atau dengan
memicu rasa ingin tahu pembaca melalui pernyataan/pertanyaan yang di luar
dugaan. Sedangkan alinea kesimpulan berfungsi untuk mengakhiri esei
dengan cara menghadirkan rangkuman ringkas (bila diperlukan), membuat
prediksi sehubungan dengan hal-hal yang telah didiskusikan, dan/atau
mengungkapkan sebuah pernyataan kulminatif untuk diingat (kalau mungkin).
Disamping perbedaan fungsi seperti terungkap dalam alinea di atas, alinea
pengantar dan alinea kesimpulan memiliki dua perbedaan lainnya dengan
alinea isi. Perbedaan pertama terletak pada panjang/pendeknya alinea. Alinea
pengantar dan alinea kesimpulan pada umumnya hanya terdiri dari tiga
sampai kalimat, sehingga relatif lebih pendek daripada alinea isi (berkisar
antara delapan hingga dua belas kalimat). Alinea pengantar biasanya terdiri
dari satu hingga empat kalimat pengantar dan satu kalimat tesis, dan alinea
kesimpulan terdiri dari satu hingga empat kalimat rangkuman dan satu kalimat
kesimpulan. Perbedaan kedua terletak pada sifat umum atau spesifiknya
informasi yang disajikan. Alinea pengantar dan alinea kesimpulan bersifat lebih
umum. Alinea pengantar hanya mengungkapkan, tanpa membahas, ide-ide
pokok. Sedangkan alinea kesimpulan hanya merangkum dan menyimpulkan
tentang apa yang telah didiskusikan.
Bagian ini diarahkan untuk memberikan gambaran yang lebih konkrit
tentang alinea pengantar dan alinea kesimpulan.
1. Alinea Pengantar
Sebagai bagian pembuka, alinea pengantar merupakan salah satu bagian
penentu dalam suatu karangan. Oleh karena itu, alinea ini perlu dirancang dan
dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat pembaca. Berikut ini adalah
tiga pedoman yang perlu diingat dalam membuat alinea pengantar: (a) Satu
atau dua kalimat pengantar yang bertujuan menarik dan memfokuskan
perhatian pembaca terhadap subyek atau ide-ide pokok yang disajikan. (b)
Satu atau dua kalimat yang menghadirkan latar belakang, membatasi subyek
yang dibahas, dan/atau menyajikan makna kata-kata kunci yang akan
digunakan. (c) Tuliskan kalimat tesis.
Membuat sebuah alinea pengantar yang efektif bukanlah hal yang mudah.
Sama dengan penulisan alinea diskusi, pembuatan alinea pengantar
membutuhkan latihan-latihan agar dapat dikuasai dengan baik. Sebagai
masukan, berikut ini dijelaskan enam teknik pembuatan alinea pengantar yang
efektif. Setiap alinea pengantar membutuhkan teknik tersendiri, sesuai dengan
subyek yang dibahas dan metode pengembangan yang digunakan.
a) Awali dengan sebuah kutipan! Sebuah kutipan (yang diperoleh dari lagu,
novel, drama, film, surat kabar, atau majalah) yang bisa merangkum
subyek yang dibahas dalam sebuah esei dapat menjadi titik awal yang
sangat menarik dan efektif bagi sebuah karangan. Agar efek yang
diinginkan benar-benar tercapai, perlu diingat bahwa kutipan itu harus
merupakan pernyataan ringkas dan tidak menyimpang dari ide-ide pokok
yang akan dibahas.
b) Mulai dengan sebuah pertanyaan! Salah satu cara yang paling menarik
untuk mengawali sebuah esei adalah dengan mengajukan pertanyaan
retoris, yakni pertanyaan yang jawabannya belum diketahui pembaca, atau
pertanyaan yang jawabannya hanya ada dalam kalimat tesis. Menghadapi
21
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
e) Gunakan sebuah sudut pandang yang lain dari yang lain! Mengungkapkan
suatu hal yang ditinjau dari sebuah sudut pandang yang tidak lazim
biasanya akan membuat pembaca heran. Hal itu akan membuatnya
memaksa diri untuk menyelesaikan membaca esei atau karangan yang
dihadapinya.
2. Alinea Kesimpulan
Sebagai bagian penutup, alinea kesimpulan juga berperan sangat penting
dalam membentuk efektivitas sebuah esei. Oleh karena itu, alinea ini juga
perlu dirancang dan dibuat sedemikian rupa agar ketika tiba di bagian ini
pembaca merasa bahwa ide pokok yang dihadirkan pada kalimat tesis sudah
dibahas dengan tuntas. Berikut ini adalah ... pedoman yang perlu diingat
dalam membuat alinea kesimpulan: (a) Satu atau dua kalimat meringkas
materi yang sudah bibahas. (b) Sebuah kalimat yang menghadirkan solusi dan
atau rekomendasi bagi persoalan yang terungkap dalam pembahasan. (c)
Sebuah kalimat yang menghadirkan kesimpulan yang ditarik dari informasi
yang tersaji dalam alinea
E. Menulis Esei
Setelah membuat kerangka karangan, tahapan selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menulis draft berdasarkan kerangka yang ada. Ada
kemungkinan bahwa selama penulisan draf penulis merasa perlu menambah
atau mengurangi poin-poin tertentu agar hasil tulisan yang sedang digarap
jauh lebih baik. Oleh karena itu, proses penulisan draf perlu dilanjukan dengan
tahapan pengeditan—evaluasi—dan penulisan akhir. Langkah-langkah tersebut
mungkin saja terjadi secara berulang-ulang hingga penulis merasa bahwa
karangannya sudah benar-benar mengungkapkan maksudnya dan sudah
menggunakan konvensi penulisan yang benar.
21
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
Contoh 5: Esei
Sebagai sebuah negara paling maju di dunia, Amerika Serikat mengalami Klmt.Pengatar
perubahan yang sangat cepat dalam semua aspek kehidupannya. Salah satu (latar blkg)
perubahan di bidang pendidikan yang menarik untuk diamati adalah perubahan
profil mahasiswa selama empat puluh tahun terakhir. Mahasiswa tradisional dan
mahasiswa kontemporer di Amerika berbeda dalam hal usia, tempat tinggal, dan Klmt Tesis
aktivitas non-akademik; gaya belajar; pengimplementasian fungsi sebagai
kekuatan moral; dan kebangsaan.
Usia, tempat tinggal, dan aktivitas non-akademik mahasiswa Amerika lima Klmt Topik 1
dekade yang lalu sangat berbeda dengan usia mahasiswa sekarang. Hingga
akhir tahun 1960-an, kebanyakan mahasiswa Amerika yang kuliah di program
‘undergraduate’ berusia antara delapan belas hingga dua puluh dua tahun. Pada
umumnya mereka kuliah penuh waktu, tinggal di asrama, dan aktif mengikuti
berbagai aktivitas tambahan, disamping menghadiri kelas. Kebanyakan dari
mereka berpartisipasi aktif dalam tim olah raga, kelompok pencinta alam,
paguyuban keagamaan, kelompok teater, dan organisasi kemahasiswaan lain,
yang menjadi bagian dari kehidupan kebanyakan universitas di Amerika. Namun
profil tersebut mulai berubah sejak tahun 1970-an dan sekarang keadaan sudah
sangat berbeda. Saat ini jumlah mahasiswa ‘tradisional’ tersebut tinggal sekitar
seperempat dari seluruh komunitas mahasiswa. Moyoritas mahasiswa saat ini
merupakan mahasiswa non-tradisional, yang usianya bervariasi antara 22
hingga 40 tahun. Banyak dari mereka yang kuliah secara paruh-waktu karena
mereka sudah berkeluarga dan bekerja. Kebanyakan dari mereka tinggal di luar
kampus. Mereka tidak mengikuti aktivitas-aktivitas non-akademik, seperti
kelompok-kelompok kegiatan mahasiswa yang ditawarkan kampus. Yang
mereka inginkan hanya kelas-kelas berkualitas, siang atau malam, dengan biaya
kuliah yang terjangkau. Mereka juga menginginkan kemudahan memarkir
kendaraan, jalur registrasi yang tidak bertele-tele, dan pelayanan yang ramah.
Waktu dan uang begitu berharga bagi mereka.
Mahasiswa tradisional dan mahasiswa non-tradisional juga berbeda dalam Klmt Topik 2
gaya belajar. Mahasiswa tradisional pada umumnya terbiasa dengan gaya
belajar ‘intuitif.’ Mereka menyenangi ide-ide, belajar dengan metode teori-ke-
praktek dan menyenangi proses berpikir yang independent dan kreatif. Oleh
karena itu, Mereka menuntut ilmu dengan harapan dapat menciptakan hal-hal
yang unik. Berbeda dengan mereka, berbagai hasil tes psikologi
mengungkapkan bahwa disamping perbedaan yang terdapat dalam diri setiap
individu, 60 persen mahasiswa non-tradisional lebih menyukai cara belajar
‘praktis’ (berdasarkan pengalaman). Metode belajar yang mereka senangi
adalah metode praktek-ke-teori—pengalaman mendahului ide. Mereka sering
menemui kesulitan dalam membaca dan menulis serta merasa ragu akan
kemampuan diri sendiri. Motivasi yang mendorong mereka kembali kuliah adalah
untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik. Sebagian kecil
mahasiswa non-tradisional ada yang lebih menyukai gaya belajar ‘intuitif’, namun
jumlahnya semakin menurun. Kelompok mahasiswa intuitif ini tidak begitu suka
terhadap hal-hal yang praktis. Mereka kuliah untuk menciptakan hal-hal yang
unik. Oleh karena itu, mereka cenderung berkonsentrasi pada jurusan-jurusan
21
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah
Bab 5: Menulis Esei
Latihan 2
Tulis sebuah esei yang baik dengan panjang sekitar 600 kata untuk masing-
masing topik berikut. Awali dengan pembatasan topik, perumusan kalimat
tesis, pembuatan kerangka karangan, dan akhiri dengan penulisan esei.
22
Parlin Pardede: Menulis Karya Ilmiah