Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang usianya lebih dari 65 tahun keatas. Disini muncul istilah
Lansia Resiko Tinggi (High Risk Elderly) dengan kriteria :
b. hidup sendiri
c. depresi
d. gangguan intelectual
e. inkontinensia urine
banyak perubahan fisik yang terjadi pada lansia. Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot
rangka berkurang. Pergerakan dan kestabilan terganggu, dementia (intelectual
terganggu), defesiensi imunologis, kemunduran pengelihatan, pendengaran, dan lain-lain.
Perubahan Saluran Pencernaan : rongga mulut yang terpengaruh adalah gigi, gusi dan
ludah yang bukan hanya disebabkan oleh penuaan tapi juga karena tidak bersihnya gigi
dan gusi yang sering menimbulkan infeksi. Penuaan esofagus, lapisan lambung menipis,
berat usus halus yang menurun juga merupakan perubahan yang terjadi.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
- Untuk memahami kecukupan gizi pada Lansia
- Untuk memahami masalah-masalah gizi pada lansia
- Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai pada Lansia yang
mengalami gangguan gizi
Tujuan khusus
- Untuk menyelesaikan Tugas dari mata kuliah Ilmu Gizi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alat Bantu
Gizi seimbang untuk lansia perlu diterapkan dengan melihat
kondisinya, apakah masih dapat mengunyah dengan baik atau tidak.
Jika tidak, upayakan makanan lunak yang tetap memenuhi kebutuhan
gizinya. Sebaiknya ada yang mengatur menu supaya mereka tidak
mengalami masalah akibat makanan yang salah. Jika menderita
penyakit, sebaiknya awasi dan atur menu agar kesehatannya tetap
dapat dipertahankan.
2
Dengan mengatur makanan sesuai dengan dunianya, kehidupan lansia
yang membahagiakan akan dapat dipertahankan. Mereka pun tidak
akan terlalu merasakan kehidupan yang berbeda dari saat masih
muda.
Selain mengatur makanan, sangat penting untuk mempertahankan
aktivitas agar tetap sehat, seperti berjalan kaki, berenang, dan senam
ringan. Berkebun juga bisa menjadi pilihan hobi yang sehat dan
menyenangkan.
Bahan:
5 bh roti bun dikerok bagian tengahnya
Cara membuat:
1. Buat sup kental. Lumerkan margarin lalu masukkan tepung terigu,
aduk. Tuangi kaldu dan susu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
habis dan mengental. Masukkan wortel dan sosis, beri garam, merica,
dan pala, aduk rata. Dimasak sampai mendidih, angkat, masukkan
parutan keju, aduk rata.
2. Ambil roti bun yang telah dikerok bagian tengahnya hingga
menyerupai mangkuk, kemudian isi dengan sup kental.
3. Hidangkan segera.
3
Bahan:
4 lembar roti tawar dipanggang (toast)
Cara membuat:
1. Buat orak arik. Tumis dengan margarin bawang bombai dan bawang
putih sampai keluar aroma, beri garam dan merica, aduk, masukkan
wortel, aduk rata. Sementara itu, kocok telur ayam dengan garpu, lalu
tuang ke dalam tumisan sayuran sambil diorak arik sampai matang
dan agak kering, angkat.
2. Hidangkan orak arik telur wortel dengan roti panggang.
Pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit berisiko tinggi untuk mengalami
malnutrisi (kekurangan gizi) karena para perawat tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menyuapi para pasien lansia, demikian disampaikan Age Concern, kelompok sosial
Sabtu.
Selanjutnya dikatakan kondisi kekurangan gizi menelan biaya sebesar 7,3 milyar pound
setiap tahunnya karena pasien kekurangan gizi dirawat dirumah sakit lebih lama dan tiga
kali kemungkinannya lebih besar untuk mengalami komplikasi selama operasi dan
memiliki rata-rata angka kematian yang jauh lebih tinggi.
"Rumah sakit menjadi tempat yang berbahaya bagi kesehatan para lanjut usia ," kata
presiden direktur Age Concern, Gordon Lishman.
"Sebagian besar para lanjut usia ditolak untuk permintaan pelayanan perawatan dasar
kesehatan, dan menyebabkan ribuan pasien lanjut usia mengalami kekurangan gizi."
4
Sungguh sangat mengejutkan karena harga diri seseorang diremehkan begitu saja dan
Age Concern kini melakukan kampanye untuk menentang praktek-praktek semacam
itu ."
Age Concern melakukan survei terhadap 500 orang perawat dan menemukan sembilan
dari 10 orang perawat tidak memiliki waktu yang cukup bagi pasien yang membutuhkan
bantuan dalam urusan masalah makan makanan mereka dan mengatakan sebagai hasilnya
pasien diatas usia 80 tahun memiliki risiko lima kali lipat kekurangan gizi dari pada
mereka yang berusia dibawah 50 tahun.
Pauline Ford dari Akademi Ilmu Perawat di Inggris mengatakan hasil survei tersebut
memperlihatkan telah terjadi masalah yang cukup serius, kekurangan tenaga kerja
perawat di hampir setiap rumah sakit dan "waktu menjadi hal yang paling mewah" bagi
para perawat.
"Satu hal yang paling tak dapat diterima adalah para pasien tidak menerima bantuan yang
mereka butuhkan," kata Ford.
"Hal yang utama adalah mereka memerlukan waktu yang cukup untuk melakukannya."
kata Ford lagi.
Menteri Kesehatan kerajaan Inggris Caroline Flint mengatakan kepada Radio BBC ia
saddar betul akan adanya sejumlah masalah di sejumlah rumah sakit namun menekankan
usaha peningkatan disertai perbaikan dalam pelayanan kesehatan telah dilakukan.
"Sudah jelas bagi kita bahwa ada sejumlah orang tidak menerima pelayanan yang
sepatutnya mereka terima," kata Flint.
"Kami telah menargetkan hal ini jauh sebelum laporan mengenai pelayanan kesehatan ini
keluar, dan pada pertemuan mendatang akan dibahas bagaimana kebijakan ini akan
dilaksanakan."
"Salah satu tuntutan adalah agar pemerintah mengembalikan wewenang kepada para staf
medis, karena itu kami memiliki 3000 tenaga tambahan yang salah satu tugasnya adalah
menangani soal makan para lansia, yang dapat memastikan para pasien lanjut usia
kebutuhan gizinya terpenuhi, kebersihan makanannya terjaga, tetapi juga harga dirinya
tetap dijunjung tinggi.
5
sepantasnya mereka (pasien terutama para lansia) terima ."
Age Concern mengusung kampanye dengan tema "harapan untuk didengar" maka
organisasi sosial itu menyeru kepada pihak rumah sakit untuk memperkenalkan "program
makan yang terjamin" dimana para perawat memberikan perhatian penuh dalam hal
bantuan memberikan makanan pada pasien terutama mereka yang lanjut usia.
(Reuters/Ant/OL-01).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
Banyak penyakit yang diderita lansia berkaitan erat dengan faktor makanan
sehari-hari. Bisa jadi mereka menderita penyakit salah gizi (gizi kurang dan gizi
lebih), diabetes mellitus, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, anemia,
dan penyakit tulang. Untuk mencegah dan menunda terjadi penyakit pada anggota
keluarga 'senior' kita, makanan mereka perlu diperhatikan dan sedikit diatur.
Suatu langkah yang tidak merepotkan asal tahu caranya.
Ahli Gizi dari Instalasi Gizi RS Dr Sardjito Retno Pangastuti mengatakan, menu
untuk lansia sebetulnya tidak berbeda dengan menu untuk dewasa. Namun, karena
pada lansia mulai ada kemunduran-kemunduran, keterbatasan-keterbatasan, maka
biasanya kita harus memperhatikan cara pengolahan makanan. Misalnya, karena
ada gangguan di gigi geligi otomatis makanan harus empuk, renyah, jangan liat.
"Daging sapi sebaiknya dicincang, daging ayam disuwir," kata Retno.
Sementara itu makanan yang baik atau harus cukup bagi lansia adalah makanan
berserat seperti sayuran, buah-buahan. Sebetulnya lansia tidak perlu menambah
dari luar misalnya suplemen makanan, asal setiap kali makan ada sayur dan buah.
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.kompas.com/read/xml/2008/01/10/22494690/sajian.lengkap.gizi.u
ntuk.lansia
2. http://gdwgdw.wordpress.com/2008/05/14/gizi-postnatal/
3. http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/04/lansia-berisiko-
kekurangan-gizi.html
4. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1074584667,88693,
5. http://www.google.co.id/search?q=gizi+lansia&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
8
9