Professional Documents
Culture Documents
(ndak usah ngaku klo uangnya juga dibuat utk beli novel, komik atau DVD PS2 )
3. Seberapa jauh rumah Anda dari sini (kantor)?
Jika Anda pas tinggal di tempat yg emang juauh dari kantor, ada baiknya Anda katakan bahwa
Anda bersedia mencari tempat yg lebih dekat dengan kantor. Terutama bila Anda melamar pada
kerjaan yg membutuhkan kehadiran sewaktu2 (misal surveyor).
“Jarak dari rumah ke sini 8 kilometer tepat, terhitung dari pintu rumah ke gerbang kantor. Dan
pagi ini sudah saya catat: jarak tersebut saya tempuh selama 47 menit”
atau
“Berkendara dengan motor dari rumah butuh waktu sekitar 1 jam 50 menit, untuk jarak 18
kilometer dari rumah saya ke sini. Itu dengan pertimbangan kemacetan tidaklah terlalu parah.
Saya tidak keberatan berkendara jauh dua kali sehari – toh saya sedari dulu suka memulai
aktivitas lebih awal. Namun jika saya diterima di sini, bisa jadi saya akan mempertimbangkan
untuk pindah di daerah sekitar sini”.
4. Berapa banyak waktu yg Anda habiskan bersama keluarga?
Perlu hati-hati juga untuk menjawab pertanyaan ini. Anda bisa jadi sedang diwawancara oleh
interviewer yang work-oriented dan punya prinsip bahwa pekerjaan adalah segala-galanya, atau
bisa jadi Anda diwawancara oleh mereka yang amat mementingkan keluarga. Sebelum Anda
menjawab, coba Anda lihat-lihat dulu ruangan sekitar Anda (sebaiknya segera setelah Anda
masuk ke ruangan). Apakah di sana ada foto keluarga, aksesoris meja yang itu terkesan dibuat
oleh anak-anak, atau yg lain. Yang berikut ini adalah jawaban umum. Silahkan Anda modifikasi
sendiri.
“Saya rasa saya biasa menghabiskan waktu yg cukup dengan keluarga saya. Bagi saya, keluarga
itu penting. Adalah keterikatan yang kuat dengan keluarga yang membuat saya amat temotivasi
untuk sukses dalam karir. Keluarga saya adalah inpsirasi saya dalam bekerja keras.
Saya juga miliki tanggung jawab yg besar pada pekerjaan saya, seperti halnya tanggung jawab
saya pada keluarga. Dan hal ini telah dimengerti dengan baik oleh keluarga saya. Keluarga saya
memahami bahwa saya memiliki komitmen profesional yg harus dijaga terkait dengan karir dan
pekerjaan.”
5. Menurut pendapat Anda, pernikahan yg sukses itu seperti apa?
Meskipun Anda belum menikah misal, mestinya Anda sudah punya gambaran tentang hal ini.
“Saya pikir pernikahan yang sukses itu adalah pernikahan yang didasarkan atas rasa saling
menghormati dan percaya satu sama lain, dengan cukup waktu untuk saling berbagi,
berkomunikasi satu sama lain, dan juga memberi. Klo salah satu anggota keluarga tidak bisa
mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka, pernikahan itu akan jadi menyengsarakan.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif untuk saling memahami kebutuhan satu sama
lain dalam hubungan keluarga sesungguhnya mengajari kita untuk bisa sukses dalam pekerjaan.
Lebih dari itu, pernikahan yang sukses akan mendorong kita untuk bisa lebih melesat di karir dan
pekerjaan. Seluruh orang sukses yang saya tahu mengawali sukses karir mereka dari keluarga.
Sehingga saya pikir pernikahan yg sukses patut untuk dicapai.”
Wadoh, ini Semoga saja Anda ndak punya hutang, sehingga njawabnya jadi gampang Jika
semisal Anda punya hutang, tunjukkan bahwa Anda tidak sedang berada dalam lilitan hutang yg
sedemikian pelik, dan bahwa Anda sedemikian perhitungannya sehingga tidak sembarangan
dalam berhutang.
“Saya saat ini sedang memiliki tanggungan untuk kontrakan rumah dan motor, tapi yang jelas
neraca keuangan keluarga saya masih sehat. Itu karena saya tidak pernah membuat hutang yang
itu melebihi kemampuan saya untuk membayarnya”
9. Apakah Anda punya penyakit kronis yang perlu kami ketahui?
Semoga saja Anda sedemikian sehatnya sehingga bisa menjawab pertanyaan ini dengan “Tidak”
yang lancar. Namun jika Anda memang ada penyakit kronis, cukup katakan saja penyakit yg
sekiranya memang akan berpengaruh pada produktivitas kerja Anda, dan juga penyakit2 yang
dengan jelas akan terdiagnosa pasca -semisal- Anda nanti diterima.
“Tidak, Pak. Saya tidak memiliki penyakit yang sekiranya akan mengganggu produktivitas saya.
Saya memang sempat terkena diabetes selama kurang lebih 2 tahun. Namun Alhamdulillah saya
mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri sehingga terbukti sampai sekarang saya tak
pernah mengalami masalah serius dengan kesehatan dan produktivitas saya.”
Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya anda memperhatikan
beberapa saran di bawah ini.
• Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara. Disarankan beberapa hari sebelum
wawancara, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya.
• Jika tidak diberitahu terlebih dulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan
pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
• Baca kembali surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara tersebut. Jangan
lupa untuk membawa surat-surat atau dokumen-dokumen tersebut serta peralatan tulis
saat wawancara.
• Mempersiapkan diri menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan
pewawancara. Sebaiknya anda berlatih bersama rekan untuk mengantisipasi semua
kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara, sehingga pertanyaan
apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan.
Anda dapat menggunakan "daftar/contoh pertanyaan umum" (silakan klik) pada situs ini
untuk berlatih menjawabnya bersama rekan anda.
• Sebelum berangkat ke tempat wawancara, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda.
• Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada
gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara). Namun usahakan
jangan terlambat, karena banyak perusahaan yang langsung menganggap anda gagal
bila terlambat.
• Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
• Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
• Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore) kepada para pewawancara dan jika harus
berjabat-tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
• Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak
dan seimbang.
• Persiapkan surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara.
• Ingat dengan baik nama pewawancara.
• Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
• Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
• Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada
perusahaan.
• Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai
untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
• Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
• Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi, namun jangan berkesan sombong
atau takabur. Banyak yang gagal hanya lantaran berkesan sombong, takabur, atau
sok tahu.
• Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan
oleh perusahaan kepada anda.
• Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
• Ajukan beberapa pertanyaan bermutu di seputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan
secara umum.
• Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
• Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
• Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang
diberikan kepada anda.
Sumber : gilland-ganesha.com, hanyawanita.com
Persiapan Menghadapi Wawancara
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan mempunyai berbagai tujuan. Ada
yang dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar,
mengetahui kepribadian pelamar, atau mengetahui kemampuan pelamar menangani berbagai hal.
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak mungkin
diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal ini, anda dituntut
untuk berusaha menguasai diri anda sendiri (khususnya kelebihan dan kelemahan anda).
Juga berusaha menguasai bidang pekerjaan yang anda lamar.
Cari Informasi Sebanyak Mungkin dan Berlatihlah
Jika anda telah sampai pada tahap wawancara, sebenarnya secara kualitas, anda telah memenuhi
persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Namun anda dapat gagal hanya karena kurang
mengetahui tentang perusahaan tempat anda melamar. Untuk itu, sebaiknya anda juga berusaha
mengetahuinya, dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di
perusahaan tersebut. Tidak ada salahnya anda bertanya kepada resepsionis, satpam, atau tukang
parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.
Pewawancara mana pun kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan
informasi sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Jangan pasif,
sebaiknya usahakan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan anda menyembunyikan
sesuatu, namun anda juga jangan terlalu berlebihan dan menyampaikan hal-hal yang tidak
relevan. Tetaplah tenang dan mengatakan yang sebenarnya.
Uahakan jawaban anda selalu mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat,
karena perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.
Berbagai Kondisi
Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anda menghadapi dan
menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini, anda mungkin menghadapi pewawancara yang
akan mendiamkan anda begitu saja selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin
juga ia akan berpura-pura tidak peduli dan membaca koran ketika anda masuk, atau ia akan
mengajukan bantahan-bantahan yang tidak masuk akal terhadap setiap jawaban anda, atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang keluarga anda, dan banyak trik lain.
Menghadapi kondisi begini, prinsip utama yang harus anda pegang adalah anda benar-benar
menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang terjadi anda akan menghadapinya
dengan baik. Jika anda dicuekin, tetaplah bersikap sopan. Katakan "Saya tertarik dengan
pekerjaan ini dan bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa anda harus
mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh. Usahakan
tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak anda bahwa hal ini hanyalah bagian
dari proses yang wajar sehingga anda tidak perlu merasa sakit hati atau kecewa.
Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap
perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada
beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:
Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai
anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi
ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat
sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria
disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas.
Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai
wawancara ini.
Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (misalkan mengkilap, ngejreng).
Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini bukan acara
pesta).
Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan.
Sumber : Kompas Cyber Media
Pengaruh Kontak Mata dan Suara dalam Wawancara
Dalam wawancara, faktor diluar "isi" seringkali dapat mempengaruhi keberhasilan suatu
wawancara. Mulai dari penampilan, sampai cara berbicara.
Intonasi akan memperlihatkan apakah anda seorang yang percaya diri atau tidak. Tidak perlu
dengan cara mengatur suara seperti seorang pemain sinetron, tetapi cukuplah bahwa anda dapat
menggunakan intonasi yang menarik minat lawan bicara untuk terus berkomunikasi.
Usahakan tidak memberi nada agresif, atau nada "menutup" diri. Gunakanlah intonasi yang
mewakili dengan isi pesan anda. Volume, warna, dan irama memang harus diatur dengan baik,
tetapi bukan harus menjadi orang yang tampil bukan sebagai dirinya sendiri.
Sumber : gilland-ganesha.com, Kompas Cyber Media
Sopankah Menanyakan Hasil Wawancara ?
Panggilan wawancara kerja merupakan saat yang paling menyenangkan bagi pencari kerja.
Karena panggilan tersebut merupakan langkah awal untuk meniti pekerjaan yang diidamkan. Tak
heran jika test wawancara atau test interview menimbulkan banyak harapan di dalam diri pencari
kerja. Bayangan mendapatkan pekerjaan yang bagus, gaji yang cukup dan teman-teman kerja
yang menyenangkan seakan sudah di pelupuk mata.
Tetapi seringkali terjadi harapan tinggallah harapan, panggilan selanjutnya ternyata hanya
tinggal penantian dan impian. Dering telepon atau surat panggilan selanjutnya, tak kunjung tiba.
Anda pun jadi penasaran dan diliputi berbagai pertanyaan, apakah akan ada panggilan lagi atau
memang hasil wawancara Anda tidak diproses. Tak jarang harapan yang tadinya berkobar
mendadak padam.
Memang, pada beberapa perusahaan memerlukan waktu yang agak lama bahkan ada yang
membutuhkan waktu sampai satu bulan untuk memproses kelanjutan test wawancara. Nah, kalau
Anda menghadapi situasi demikian, agar tidak penasaran, Anda dapat menanyakan kepastian
kepada perusahaan tersebut melalui telepon. Anda dapat bertanya setelah melewati waktu dua
minggu dari waktu wawancara. Tanyakan langsung pada divisi HRD atau orang yang
mewawancarai Anda.
Jangan merasa ragu dan takut untuk menanyakan hal ini, karena bertanya merupakan hak Anda.
Lagi pula, menanyakan kepastian kabar dan kelanjutan proses lamaran Anda dalam waktu dua
minggu atau lebih setelah wawancara adalah hal yang etis dan cukup sopan. Perusahaan pun
pasti maklum atas pertanyaan Anda. Untuk itu usai wawancara, ada baiknya Anda menanyakan
siapa dan nomor telepon yang dapat dihubungi untuk menanyakan hasil wawancara Anda.
Jika pihak perusahaan menjawab bahwa hasil test Anda tersimpan dalam database dan sewaktu-
waktu diperlukan Anda akan dipanggil lagi, berarti jawaban sesungguhnya lamaran Anda tidak
diproses lebih lanjut. Jawaban seperti itu biasanya merupakan penolakan secara halus setidaknya
untuk saat itu. Bisa jadi, suatu saat jika ada kualifikasi yang cocok, Anda akan dipanggil lagi.
Namun dengan jawaban seperti itu Anda jangan lantas terus menanti tanpa berusaha lagi.
Buatlah lamaran lain sebanyak-banyaknya.
Hidup ini memang penuh dengan kemungkinan. Untuk itu Anda jangan berhenti berusaha untuk
mendapatkan kemungkinan yang terbaik. Sehingga kemungkinan itu akan menjelma menjadi
suatu 'kepastian' yang menggembirakan.
TES Wawancara yang sering di ajukan ( bagi yang lagi cari kerja)
Pertanyaan yang paling lazim ditanyakan dalam wawancara. Tak ada jaminan bahwa pertanyaan-
pertanyaan sejenis inilah yang akan diajukan oleh sang pewawancara, tetapi jika Anda mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar ini, Anda akan mampu menjawab sebagian besar
pertanyaan lain dengan mudah.
Inilah pertanyaan untuk “mengenal diri Anda” di mana sang pewawancara mengetahui
kemampuan, keunggulan, kelemahan, motivasi, dan gaya Anda. Pertanyaan-pertanyaan ini juga
melibatkan informasi tentang hal apa saja yang memotivasi Anda. Dengan kata lain, mereka
bertanya, “Siapa Anda?”, “Apa yang Anda cari?”, dan “Bagaimana Anda nantinya cocok di
sini?”
PERTANYAAN PEWAWANCARA
(A) Saya lahir di Bandung. Ibu saya usaha katering dan ayah saya seorang dosen. Selepas SMA
saya kuliah di UGM jurusan akuntansi. Saya sudah bekerja selama 5 tahun di perusahaan asing
sebagai asisten auditor. Kemudian saya pindah ke bank swasta nasional dan bekerja 2 tahun
sebagai auditor internal. Dan di perusahaan terakhir ini saya baru bekerja selama setahun sebagai
manajer keuangan.
(B) Saya pernah bekerja di bidang pelayanan pelanggan selama 7 tahun. Dalam pekerjaan
terakhir, saya memimpin sebuah tim beranggotakan 8 orang. Saya memiliki kemampuan
komunikasi dan hubungan antarpersonal yang luar biasa, dan itulah yang memungkinkan saya
bekerja dengan orang banyak pada beragam tingkatan. Saya punya latar belakang bekerja di
perusahaan besar maupun kecil. Keunggulan saya adalah kemampuan dalam mengorganisasi dan
mengoordinasikan proyek untuk memastikan agar tenggat waktu terpenuhi.
(C) Senang sekali. Apakah Anda ingin mengetahui kehidupan pribadi saya atau pengalaman
kerja saya? Mana yang Anda inginkan?
EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat
(B) Jawaban ini paling kuat karena ia menampilkan ringkasan yang bagus tentang apa yang harus
Anda tawarkan. Sang pewawancara mengetahui berapa tahun pengalaman Anda, jenis-jenis
perusahaan di mana Anda pernah bekerja, dan apa yang menjadi keunggulan Anda berkaitan
dengan pekerjaan itu. Di dalam jawaban itu juga terdapat kombinasi antara kemampuan berbasis
pengetahuan, kemampuan yang dapat ditransfer (transferable skills) dan watak pribadi Anda. Di
sini tampak bahwa Anda sedang berupaya menampilkan kesan yang bagus tentang diri Anda.
Jawaban Pertengahan
(A) Jawaban ini benar adanya, namun tidak sekuat jawaban (B). Ini adalah model jawaban yang
mengacu pada resume atau CV: “Saya lahir, masuk universitas, dan bekerja.” Akan lebih bagus
jika Anda memberikan informasi yang lebih detail dan spesifik, seperti jenis perusahaan tempat
Anda pernah bekerja. Jawaban yang ideal berisi gambaran yang ringkas dan padat tentang diri
Anda sekarang ini.
Jawaban Terlemah
(C) Ini jawaban paling umum namun lemah. Jawaban ini tidak menunjukkan persiapan atau
perencanaan sesuai yang ingin diketahui pewawancara.
Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 3 poin.
Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 0 poin. _____
PERTANYAAN PEWAWANCARA
(A) Perusahaan melakukan reorganisasi, dan departemen saya dihapus. Pekerjaan mulai
membingungkan, dan itu tidaklah mengejutkan. Saya menyukai pekerjaan saya dan orang-orang
yang bekerja dengan saya, sehingga saya berharap hal itu tidak mempengaruhi kami, tetapi
sayangnya kami semua harus pergi. Saya akan mencari pekerjaan yang sama dengan pekerjaan
itu.
(B) Saya sedang mencari tantangan baru. Saya telah bekerja di perusahaan itu selama 2 tahun
dan tidak mendapati pekerjaan itu semenarik yang pernah saya lakukan. Saya mencari sebuah
perusahaan di mana saya dapat menghadapi tantangan-tantangan baru dan berkembang.
Pekerjaan saya yang sekarang ini benar-benar sudah buntu bagi saya.
(C) Karena tidak ada peluang lagi di perusahaan itu, saya akhirnya memutuskan bahwa inilah
waktunya untuk mencari pekerjaan baru. Saya telah menetapkan beberapa jenjang karir untuk
diri saya dan itu tidak dapat saya capai di perusahaan itu. Yang saya cari adalah sebuah
pekerjaan di perusahaan besar di mana saya dapat memberikan kontribusi, namun juga dapat
menjajaki jalan karir yang memiliki lebih banyak tanggung jawab.
EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat
(A) Inilah jawaban terkuat, bukan karena perampingan itu, melainkan adanya kesan kemantapan.
Anda menyukai apa yang Anda lakukan dan berharap perampingan itu tidak terjadi. Dengan kata
lain, jika masalah itu tidak berada di luar kendali Anda, Anda masih berada di sana. Jawaban ini
mengisyaratkan adanya sikap yang bagus terhadap kejadian yang tidak menguntungkan.
Jawaban Pertengahan
(C) Ini jawaban yang dapat diterima. Memang alamiah mencari tanggung jawab yang lebih,
sebagaimana halnya dapat diterima untuk meninggalkan sebuah pekerjaan. Seorang
pewawancara yang ahli akan melanjutkannya dengan pertanyaan tentang tujuan-tujuan karir
Anda dan mengapa Anda beranggapan hal itu dapat Anda peroleh di perusahaan yang baru.
Sudah siapkah Anda untuk menjawab pertanyaan itu?
Jawaban Terlemah
(B) Inilah jawaban terlemah karena terdengar klise. Salah satu jawaban paling umum untuk
pertanyaan ini adalah bahwa Anda “sedang mencari tantangan.” Seorang pewawancara mungkin
akan beranggapan bahwa jika Anda bosan pada pekerjaan terakhir, Anda akan menganggap
pekerjaan ini juga membosankan, atau setidaknya tidak cukup “menantang” lagi.
Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 5 poin.
Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 3 poin.
Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 0 poin. _____
[size=medium]
PERTANYAAN PEWAWANCARA[/size]
3. “Mengapa Anda ingin bekerja di sini?”
(A) Saya melakukan riset dan memilih perusahaan-perusahaan yang paling membuat saya
tertarik, dan perusahaan Anda berada di puncak daftar saya. Saya melakukan riset itu
berdasarkan reputasi perusahaan, tingkat kehandalan produknya, dan stabilitas industri.
Demikian juga bagaimana karyawan-karyawannya memandang pekerjaan di perusahaan itu.Saya
melakukan pekerjaan yang terbaik ketika tujuan dan nilai-nilai saya selaras dengan tujuan dan
nilai-nilai perusahaan. Saya tahu bahwa saya dapat menyesuaikan diri dengan kultur perusahaan
dan memiliki banyak kontribusi.
(B) Saya melihat lowongan kerja itu di internet. Pekerjaan ini sangat tepat untuk keahlian dan
kemampuan saya. Saya melihat ini sebagai kesempatan nyata untuk menemukan tantangan. Saya
ingin bekerja untuk perusahaan di mana saya dapat tumbuh, berkembang, dan tertantang. Saya
mencari perusahaan dengan catatan finansial yang solid dan prestasi industri—seperti perusahaan
Anda. Saya tahu saya akan cocok di sini dan mampu “menyatu sampai ke dasar.”
(C) Ketika saya melihat lowongan itu di koran, saya sadar itulah pekerjaan yang tepat untuk
saya. Saya adalah penggemar produk kain Anda dan selalu membelinya di toko. Saya akan
senang sekali dapat bekerja di sini. Sangat penting bagi saya bahwa perusahaan tempat saya
bekerja mempunyai reputasi dan produk yang bagus. Saya melihat ini sebagai kesempatan besar
bagi saya untuk bekerja di perusahaan besar yang benar-benar saya kagumi.
EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat
(A) Inilah jawaban paling kuat, karena menggambarkan perencanaan dan kontrol di pihak Anda.
Bukan sekadar sikap “ada lowongan dan saya akan melamar.” Anda menunjukkan bahwa Anda
mengetahui apa yang Anda inginkan dan bagaimana Anda mendapatkannya. Anda memilih
perusahaan ini dengan melakukan riset dan mengecek bagaimana karyawan menilai perusahaan
itu. Jawaban ini menunjukkan keyakinan pada keahlian dan kemampuan Anda untuk
menyesuaikan diri dengan kultur perusahaan tersebut. Namun harus diperhatikan, terlalu percaya
diri (over confidence) bisa menimbulkan masalahbesar sebagaimana kekurangan kepercayaan
diri.
Jawaban Pertengahan
(C) Inilah jawaban yang sangat umum. Jawaban ini memberi tekanan pada “Anda” dan apa yang
bisa Anda dapatkan dari peluang itu. Meskipun menjadi pengagum atau pelanggan sebuah
perusahaan adalah bagus dari kacamata konsumen, namun akan lebih kuat jika Anda
menambahkan hal-hal spesifik yang Anda kagumi, misalnya favorit yang mereka buat atau cara
mereka mengalahkan kompetitor—sesuatu yang mengindikasikan bagaimana peran Anda
sebagai konsumen memiliki kaitan dengan pekerjaan yang Anda cari. Menjadi pengagum atau
pelanggan tidak memberi nilai tambah dari kacamata pewawancara. Sedikit merayu tidak apalah,
namun ingat Anda sedang melihat sisi bisnis itu bukan dari sisi konsumen.
Jawaban Terlemah
(B) Inilah terlemah. Penekanan ada pada “Apa tujuan Anda—mencari tantangan, tumbuh, dan
berkembang.” Dasar dari proses wawancara adalah “Apa yang dapat Anda lakukan terhadap
perusahaan?” bukan “Apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk Anda?”
Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 5 poin.
Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 3 poin.
Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 0 poin
Re: TES Wawancara yang sering di ajukan ( bagi yang lagi cari kerja)
PERTANYAAN PEWAWANCARA
A). Tujuan saya adalah bekerja untuk perusahaan di mana saya dapat tumbuh dan akhirnya
menjadi seorang manajer marketing. Saya ingin memimpin sebuah tim yang terdiri dari orang-
orang terampil dan memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan. Saya tertarik pada perusahaan
yang berpikiran ke depan dan berorientasi pada pertumbuhan.
B). Saya ingin bekerja di sebuah departemen yang mempercayai pelatihan lintas fungsi. Saya
beranggapan bahwa itulah cara terbaik untuk belajar dan melihat gambaran yang lebih besar
dalam sebuah perusahaan. Pada akhirnya, saya berharap kembali ke sekolah untuk mendapatkan
gelar MBA. Saya pikir itu akan memperluas ilmu saya, sehingga suatu hari saya dapat memiliki
perusahaan konsultan sendiri, yang bekerja secara nasional maupun internasional.
C). Saya membagi tujuan ke dalam tujuan-tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang di
kepala. Saat ini saya mencari sebuah posisi dalam sebuah perusahaan dengan catatan prestasi
yang solid. Saya ingin memberikan kontribusi pengalaman-pengalaman saya di bidang ini.
Tujuan jangka panjang akan bergantung pada perjalanan karir yang ada di perusahaan ini.
Idealnya, saya ingin berkembang secara progresif dalam sebuah perusahaan.
EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat
C). Inilah jawaban terkuat di antara tiga pilihan. Karena ini adalah pertanyaan terbuka, tidak ada
jawaban benar atau salah. Jawaban ini adalah yang terbaik karena sifatnya yang terbuka atas
peluang pertumbuhan, namun tidak membuat tujuan Anda tampak tidak realistis, kaki atau
spesifik.
Jawaban Pertengahan
A). Masalah yang berkaitan dengan jawaban ini adalah terlalu spesifik dan dapat menjadi faktor
yang tidak menguntungkan jika perusahaan tidak memiliki jenjang karir yang memungkinkan
seorang karyawan mencapai tujuan ini. Lebih baik Anda menghindari jawaban-jawaban yang
sempit atau tidak fleksibel.
Jawaban Terlemah
B). Jawaban ini awalnya bagus, namun kemudian agak senonoh. Meski jujur, jawaban ini akan
mengecewakan sang pewawancara. Pihak perusahaan sedang mencari seseorang yang bersedia
bertahan dan memberikan kontribusi pada perusahaan. Bukanlah tujuan perusahaan itu untuk
menyewa seseorang dan melatihnya untuk menjadi pesaing di kemudian hari.
Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 5 poin.
Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 3 poin.
Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 0 poin. _____
PERTANYAAN PEWAWANCARA
A). Keunggulan saya adalah keahlian mengelola sumber daya manusia. Saya suka bekerja
dengan orang banyak dan membantu mereka menyelesaikan persoalan. Pelanggan sangat penting
bagi saya, dan saya pun mengatakan hal itu kepada mereka. Saya menerima banyak umpan balik
yang positif tentang keahlian saya dari para pelanggan.
B). Keunggulan saya adalah kombinasi antara keahlian teknis dan kemampuan untuk bekerja
dengan beragam pelanggan. Saya memandang diri saya sebagai ahli pengumpul data, tetapi apa
yang membuat daya saing saya adalah kemampuan untuk bekerja secara langsung dengan para
pelanggan dan mencari akar persoalan. Saya mampu mengolah permasalahan-permasalahan yang
rumit ke dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga pelanggan dapat
memahami apa yang saya katakan. Selama 2 tahun terakhir ini saya telah menerima penghargaan
di bidang pelayanan pelanggan.
C). Saya memiliki latar belakang yang kuat dalam pelayanan kepada konsumen. Baik konsumen
internal maupun eksternal. Saya dapat membanggakan kemampuan yang saya miliki dalam hal
bekerja dengan orang banyak dan menyelesaikan persoalan. Selama 2 tahun terakhir ini saya
telah terpilih sebagai tenaga pelayanan pelanggan terbaik setiap kwartal.
EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat
B). Ini adalah jawaban yang paling kuat karena ia memberi gambaran luas tentang apa yang
Anda bawa untuk posisi tersebut. Bukan hanya yang disyaratkan keahlian teknis—tetapi juga
nilai tambah dari kemampuan Anda untuk bekerja secara langsung dengan konsumen. Demikian
juga kemampuan yang kuat untuk menyampaikan informasi teknis dalam konteks makna
sederhana dalam ketatnya persaingan kerja. Sangatlah perlu bagi Anda untuk memikirkan
keunggulan Anda lebih dari sekadar memenuhi kualifikasi. Apa lagi yang dapat Anda tawarkan
yang tidak dapat ditawarkan kandidat lain. Semakin banyak keahlian yang Anda masukkan
dalam jawaban Anda, semakin banyak informasi yang akan dinilai sang pewawancara baik yang
menjadi prasyarat atau di luar itu.
Jawaban Pertengahan
C). Meskipun jawaban ini kuat, namun tidak sekuat jawaban (B). Jawaban ini bagus, karena
memberitahukan kepada sang pewawancara bahwa Anda memiliki kemampuan yang kuat untuk
bekerja dengan konsumen internal dan eksternal, serta menyelesaikan segala persoalan. Jawaban
ini akan lebih kuat jika Anda menggabungkannya dengan beberapa keahlian yang berasal dari
pengalaman atau pengetahuan Anda, seperti pengetahuan tentang industri atau produk.
Jawaban Terlemah
A). Ini adalah jawaban yang sangat umum, yang dapat digunakan dalam posisi apa pun. “Saya
suka berbagi dengan orang, telah terbiasa membantu orang lain menyelesaikan masalah,” juga
merupakan konsep yang terlalu umum untuk membuat kesan bagus pada sang pewawancara.
Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 5 poin.
Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 3 poin.
Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 0 poin.
Seberapa bagus performa seseorang pada interview akan sangat dipengaruhi oleh seberapa bagus
dia menyiapkan diri untuk itu. Dalam banyak kasus, kurangnya persiapan akan membuat rasa
PeDe jadi terkikis. Bahkan jika Anda sudah beruntung dengan menjadi kandidat favorit dan
hampir bisa dipastikan akan meraih posisi yg Anda kejar, tetap saja Anda perlu lakukan
persiapan untuk perbesar kemampuan Anda dalam menegosiasikan gaji.
Anda mungkin pernah mendengar ada orang yang berkoar-koar bahwa mereka tak pernah kok
lakukan persiapan untuk hadapi tes wawancara kerja dan ternyata wawancaranya juga
berlangsung oke-oke saja. Jika kita lakukan penelusuran lebih dekat, maka biasanya yg terjadi
adalah beberapa hal ini:
• Dia memang beruntung – ada di tempat yg tepat pada saat yg tepat;
• Dia punya koneksi yg bagus;
• Dia bermain di pasar tenaga kerja di mana terdapat permintaan yg tinggi dengan suplai yg
rendah;
• Dia melamar pada pekerjaan yg tak berada jauh dari zona nyaman mereka; atau
• Dia melamar kerja secara internal (dalam perusahaan) dan pesaingnya adalah kandidat
dari luar.
Persiapan untuk interview ini menjadi lebih terasa pentingnya ketika kita melihat sifat dasar dari
tes wawancara kerja. Dalam interview, tidak hanya Anda diminta untuk menjual (kompetensi)
diri dalam lingkungan yg kompetitif, namun juga dituntut untuk bisa mengkompres bongkahan
informasi yg panjang lebar serta beragam dalam bentuk yang: rapi, runtut, padat namun tetap
bisa dimengerti, tidak menimbulkan konotasi negatif, serta berisi informasi yg interviewer
memang ingin dengar. Ya wajar lah klo lantas tingkat stres seseorang bisa meningkat karenanya.
Tapi ternyata bukan hanya karena itu; interview secara mendasar adalah aktivitas yg jarang
dilakukan, sehingga kebanyakan orang tidak cukup familiar dan tentu akan canggung dalam
menghadapinya. Tidak hanya itu, kebanyakan orang Indonesia masih sungkan untuk mengatakan
perihal semisal,”Saya ahli dalam melakukan A, dalam menjual XYZ”. Bagi banyak orang, tes
wawancara kerja menjadikannya melakukan hal-hal/tindakan yg tidak biasa dilakukan dalam
keseharian. Oleh karenanya, persiapan menjadi prasyarat yg wajib.
So, persiapan yang baik untuk interview akan menguntungkan anda dalam:
• Meningkatkan rasa PeDe & kemantapan diri
• Membantu menjawab pertanyaan secara ringkas dan berisi, alih2 buang waktu untuk
sekedar sampaikan poin yg simple
• Membantu Anda dalam mengetahui apa yang perlu dikatakan dan bagaimana
menyampaikannya
• Membantu Anda dalam menghadapi pertanyaan2 susah
• Membantu Anda dalam menghindari ucapan2 yang akan menimbulkan kesan negatif
• Meningkatkan kemampuan rapport-building Anda.
Meskipun begitu, ada juga yang namanya persiapan yg salah. Salah satunya adalah berlatih dg
mengulang2 jawaban umum milik orang lain. Memang itu bisa sih ngasih semacam gambaran
tentang gimana bentuk jawaban yg bagus; tapi itu juga bisa malah merugikan. Perlu kita pahami
bahwa dalam banyak kasus, ndak ada yang namanya jawaban tunggal untuk setiap pertanyaan.
Apa yg dianggap jawaban mantab bagi seorang pewawancara bisa jadi malah dianggap cupu
oleh yg lain. Seseorang bisa saja menghafal luar kepala jawaban milik orang lain, persis sampe
kata per kata. Tapi dikhawatirkan hal ini malah membuat dia jadi terkesan kurang tulus atau
genuine, serta tampak rada ndak masuk akal ketika kemudian pertanyaan lanjutan -yg belum
pernah dihafal jawabannya- diajukan.
Lantas bagaimana sih persiapan interview yg benar?
Salah satu kunci terpentingnya adalah dg mengetahui perihal apa yang penting bagi
pewawancara dan apa2 yg mereka butuhkan. Kebanyakan pewawancara -entah mereka nyadar
apa nggak- biasanya ingin mendengar tiga hal dari Anda.
Can you do the job? Dengan kata lain, kamu punya nggak seluruh kompetensi, wawasan,
pengalaman atau potensi untuk perform bagus di kerjaan ini? Pewawancara ingin tahu apa2 yg
pernah Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya dan bagaimana hasilnya.
Kamu bakal cocok nggak dg orang2 (yg skr sudah kerja) dan budaya yg sudah
berkembang di sini? Ini adalah pertanyaan penting – ndak ada yang pengen kerja dg seseorang
yang ndak disukai, meskipun kompetensinya ada.
Seberapa termotivasinya Anda ini? Seberapa besar sih tekad dan keinginan Anda untuk
meraih posisi yang Anda incar?
Ndak ada jalan singkat untuk melatih kemampuan interview. Begitu Anda sudah menyiapkan
jawaban yg mantap, Anda perlu duduk, melatihnya hingga lancar, dan bukan sekedar hafal.
Penting sekali untuk melatih jawaban Anda keras-keras, alih2 sekedar dilamunin dalam pikiran.
Kebanyakan orang menemukan perbedaan antara apa yg mereka pikirkan dan apa yg bener2
terucap dari pikiran itu.
Sebenarnya cara yg paling ampuh ya dengan melakukan banyak tes wawancara, bahkan untuk
pekerjaan2 yg tidak Anda minati. Setelah interview berakhir, Anda hubungi pewawancara untuk
meminta umpan balik. Tapi rasa2nya males ya latihan dg cara begini
Ada baiknya Anda mensimulasikan tes wawancara kerja dengan bantuan teman yang kooperatif
(bisa diajak serius). Semakin nyata situasi yg bisa Anda simulasikan, semakin tinggi benefit yg
bisa Anda dapat. Klo bisa, jangan diktekan pertanyaan2nya ke teman Anda. Tapi klo dia memang
ndak ada gambaran, ya kasih aja daftar pertanyaan, dan suruh dia untuk memilih. Yang jelas,
pembelajaran penting yg perlu Anda dapat di simulasi ini adalah dalam menjawab pertanyaan2
tak terduga. Lalu jangan sungkan untuk minta umpan balik ke teman Anda. Kadang kan ada
teman yg sungkan klo ngasih kritikan. Pastikan Anda juga bisa bersikap baik dalam menerima
kritik, yg bahkan tidak disampaikan bersama dg masukan perbaikan.
OK, meskipun tips terkait cara menjawab pertanyaan interview belum usai, tapi saya rasa issue
terkait bagaimana menegosiasi gaji pada tes wawacara kerja juga tak kalah penting untuk
dibahas. Nah, aturan umum menegosiasi gaji seperti gini: Jangan bicarakan gaji sampai
kemudian Anda sudah mendapat kejelasan bahwa Anda-lah kandidat yg diharapkan (atau
merupakan salah satu dari sedikit yg terpilih). Namun, memang sih aturan kayak gitu susah juga
untuk dipatuhi. Upaya2 menghindar dari pertanyaan malah bisa-bisa berubah menjadi otot2an –
yg tentu tidak Anda inginkan.
Idealnya memang, pembicaraan terkait gaji baru bisa dilakukan jika pelamar kerja sudah tahu
betul dia mau ditempatkan di posisi mana, dan apa saja tanggungjawabnya. Tapi sialnya, tak
jarang employer merasa perlu menghemat waktu mereka dg melakukan penyaringan sejak dini.
Anda tentunya menginginkan gaji yg lebih besar ketimbang yg sudah Anda terima sekarang, itu
udah jelas. Untuk itu, ketika ditanya tentang riwayat gaji, sebaiknya Anda benar-benar sudah
tahu berapakah yg sebetulnya Anda sudah dapatkan sekarang. Saya pertegas lagi: Pastikan Anda
tahu berapa banyak sih sebenarnya benefit yg Anda peroleh. Beneran, banyak orang yg ndak tau
lho. Meskipun semua orang bisa nyebutkan dia dapat berapa per bulannya, tapi banyak yg lupa
memperhitungkan penghasilan tahunan, termasuk juga kompensasi non-gaji seperti tunjangan
kesehatan, bonus, bagi hasil, dana pensiun, training pengembangan diri, dan yg lainnya. Padahal
hal2 seperti itu aja sudah bisa nambah sampe 25 persen atau lebih dari gaji pokok Anda.
Pertanyaan terkait gaji ini memang terkesan seperti sebuah perangkap. Anda tentu ndak berharap
permintaan gaji Anda dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah. Klo terlalu tinggi, kredibilitas
Anda bisa rusak, kerja keras Anda sampai dg wawancara bisa dimentahkan. Sementara klo
terlalu rendah, bukan cuma maksud untuk tingkatkan standar hidup terbatalkan, itu malah bisa
jadi cerminan kurangnya rasa percaya diri, rendahnya self esteem dan ketidakmampuan untuk
menilai harga kompetensi diri.
Nah, lantas gimana? Seperti yg saya sampaikan di awal, jangan berikan jawaban gamblang di
awal. Anda harus membuat pelamar kerja melihat dulu performa Anda melalui tes wawancara,
sehingga dia bisa melihat kelayakan “harga” Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengambil
waktu sebanyak mungkin untuk membuat kesan sebaik yg Anda bisa berikan sebelum
pembicaraan tentang gaji dimulai. Ini ndak ada beda dg salesperson yg sedang berusaha menjual
produknya. Harga baru biasanya akan disebut ketika seluruh fitur dan benefit dari produk telah
tuntas dibicarakan. Membicarakan harga sebelum fitur dan benefit diungkap bukanlah cara
menjual yg bagus. Sama, itu juga bukan cara menegosiasi gaji yg bagus. Anda harus
presentasikan dulu keahlian dan wawasan Anda, serta bagaimana Anda bisa menguntungkan
perusahaan sebelum bicarakan tentang gaji.
Setahu saya ndak ada kok kasus di mana pelamar kerja ditolak gara2 dia belum menyebutkan dg
jelas berapa gaji yg dia minta di surat lamaran. Yg biasanya ada tu kasus pelamar ditolak gara2
sejak awal dia udah nyebutin permintaan gaji yg ndak cocok buat pemberi kerja.
Meskipun begitu, memang bisa jadi Anda akan menemui skenario ndak ideal. Ini adl kondisi di
mana Anda sudah ditanya berapa gaji yg diminta sejak awal interview, sebelum Anda sempat
meyakinkan pewawancara bhw Anda lah kandidat terbaik, atau sebelum Anda punya gambaran
terkait tanggung jawab yg akan diemban di posisi yg Anda incar.
Nah, dalam skenario situasi semacam ini, hal terbaik yg bisa Anda lakukan adl memberikan
respon pengalih pembicaraan untuk mengulur waktu. Mengapa? Sekali lagi, supaya Anda bisa
mencari info terkait posisi yg Anda incar, dan supaya Anda miliki lebih banyak waktu utk
menjual terlebih dahulu pengalaman dan kapabilitas Anda.
Pesan non verbal dalam komunikasi ditampakkan dalam banyak hal, salah satunya adalah cara
berpakaian. Jika Anda pria, maka perhatikanlah panduan berpakaian yang baik.
Jika Anda menggunakan jaket, maka jangan ikut bawa masuk; tinggalkan saja di kendaraan
Anda.
Jangan celingukan. Jika Anda memang sedang mencari meja registrasi atau tempat duduk,
jangan tolehkan kepala Anda ke kanan dan ke kiri secara cepat bak kera kena tulup. Jika Anda
pernah melihat orang yang tak tahu jalan atau tersesat dan kemudian tolah toleh tak karuan, Anda
pasti paham betapa orang itu tampak bingung dan merasakan ketidakpastian yang besar. Dan
yang semacam itu tidaklah boleh ditampakkan di tempat wawancara kerja. Jikapun Anda
mencari-cari tempat duduk atau teman, yang Anda gerakkan cukup bola mata dengan tolehan
kepala yang pelan.
Semenjak Anda berada di ruang tunggu, aturlah postur tubuh Anda dengan baik dan jangan
menampakkan sikap-sikap tubuh yang tidak keren atau miskin wibawa. Ini artinya jangan
berjongkok seperti gaya orang mau berak di pinggiran tembok . Meskipun yang lain seperti itu,
Anda jangan menirunya. Paksa diri Anda untuk tetap berdiri jika memang tak ada tempat duduk
yang tersisa. Meskipun banyak peserta wawancara yang duduk secara berhimpitan sampai-
sampai hanya ujung pantat belakang saja yang menyentuh kursi, tidak berarti Anda perlu
melakukan hal yang sama.
Jika Anda duduk, entah di ruang tunggu ataupun di dalam ruang wawancara, duduklah dengan
punggung tegak, pinggang menempel di sandaran, bahu aga ditarik ke belakang, dengan dagu
agak diangkat. Sikap tubuh semacam ini tidak hanya akan membuat Anda tampak keren, tapi
juga membuat Anda bisa bernafas dengan lega sehingga gugup pun bisa terkendali.
Ketika Anda masih menunggu, maka jangan bengong; sebaiknya lakukan hal-hal keren seperti
membaca majalah bisnis, buku pengembangan diri, apalagi yang berbahasa inggris. Jangan
gunakan waktu ini untuk ngegame di handphone atau mengisi TTS. Itu sama sekali tidak keren.
Anda juga bisa gunakan waktu menunggu untuk ngobrol dengan orang di sebelah kanan kiri
Anda.
Tatkala bertemu dengan pewawancara, jabatlah tangannya dengan erat. Jabat tangan sering
digunakan untuk membaca tingkat energi seseorang. Jabatan tangan yang lemas akan
menimbulkan kesan yang buruk. Jadilah yang terakhir melepaskan jabatan tangan itu. Itu artinya
Anda baru lepaskan ketika jabatan tangannya mulai mengendor. Tak perlu gunakan tangan kiri
Anda untuk memegang lengan atau bahu sang pewawancara. Itu namanya SKSD; Sok Kenal Sok
Dekat, yang bisa berbahaya manakala sang pewawancara Anda adalah melankolis atau
phlegmatis.
Tak mengapa Anda sedikit mencondongkan tubuh ke depan untuk menunjukkan ketertarikan.
Jaga gerakan tangan seminimal mungkin….mm…atau lebih tepatnya, jaga sebisa mungkin agar
Anda tidak melakukan ekspresi gerakan tangan ke wajah, misal ke arah mulut, hidung, mata,
tengkuk atau telinga. Semua itu dapat mengirimkan pesan bahwa Anda ragu dengan yang Anda
sampaikan, atau bahkan Anda sedang berbohong atau mengarang-ngarang jawaban.
Sebaiknya Anda tidak menyilangkan kaki di depan, entah dengan menumpangkan atau
menyilangkan kaki di depan. Termasuk juga, sebaiknya Anda tidak menyilangkan tangan di
depan dada. Itu semua menunjukkan sikap defensif.
Lakukan tatapan mata, lakukan secara wajar , tak usah dipaksakan. Di Indonesia, menundukkan
atau mengalihkan pandangan masih dianggap sebagai suatu hal yang diperlukan untuk
menunjukkan kesopanan atau ketundukan. Ingat bahwa tidak semua pewawancara Anda adalah
spesialis pewawancara. Bisa jadi dia adalah bos atau siappun dari jajaran atas perusahaan, yang
mana mereka punya kebutuhan untuk dihormati. Memaksakan diri mempertahankan tatapan
mata bisa jadi malah dianggap sikap kurang sopan. Dan jika Anda mengalihkan pandangan,
jangan ke arah samping atau atas, melainkan ke bawah.
Dengan tatapan mata, apa mengkomunikasikan bahwa Anda adalah pribadi yang percaya diri,
dan bahwa Anda mendengarkan dengan seksama apa sang pewawancara sampaikan. Jika Anda
adalah orang auditori, sebaiknya tatapan mata ini Anda latihkan secara sadar.
Saat berbicara, perhatikan kecepatan bicara dan volume suara Anda; jaga keduanya agar tetap
berada dalam rentang yang nyaman untuk didengar.
Jangan lupa untuk tersenyum, meskipun ini tentu saja harus disesuaikan dengan apa yang sedang
dibicarakan. Saat pertanyaan diajukan, tunjukkan muka serius yang tak menyeramkan. Pokoknya
gaya mendengarkan yang khusuk deh. Jika di saat ini Anda senyam senyum tanpa alasan jangan-
jangan malah diceletuk, “Anda pikir pertanyaan saya lucu apa?” (lebay :-p). Senyumlah sejak
akan mulai menjawab pertanyaan. Tapi jika Anda memang excited atau menyukai pertanyaan
yang diajukan, maka tersenyum pun tak mengapa.
1. Motivasi
Pertanyaan yang dapat menggali aspek ketahanan terhadap tekanan/stres antara lain :
1. Apakah anda dapat bekerja di bawah tekanan ?
2. Pernahkan anda bekerja di bawah tekanan ? Ceritakan bagaimana anda menyikapinya?
3. Dalam lingkungan kerja seperti apa anda merasa nyaman ? (Terstruktur atau tidak ?)
4. Seandainya ada konsumen yang marah karena hal yang bukan dilakukan anda, bagaimana
anda menyikapinya ?
5. Bagaimana anda menyikapi kritik yang diberikan kepada anda ?
6. Seandainya anda mendapatkan pekerjaan yang tidak anda harapkan, apa yang akan anda
lakukan ?
7. Apa yang anda anggap sebagai hal yang berat untuk dilakukan dalam pekerjaan ?
8. Seandainya anda dihadapkan dengan dua tugas yang harus diselesaikan pada saat yang
bersamaan, apa yang akan anda lakukan ?
9. Masalah terbesar apa yang pernah anda hadapi ? Bagaimana anda mengatasinya ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti,
S.Psi.
3. Inisiatif
Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan berpikir analitis antara lain :
1. Masalah tersulit apa yang pernah anda alami ? Apa yang anda lakukan ? Bagaimana
penyelesaiannya ?
2. Hambatan atau kendala apa yang ditemukan selama kuliah atau belajar ? Bagaimana cara
mengatasinya ?
3. Ceritakan mengenai persoalan yang pernah anda pecahkan.
4. Ceritakan situasi dimana anda pernah memiliki masalah dengan pengambilan keputusan.
5. Ceritakan dimana anda harus membuat suatu keputusan.
6. Ceritakan bagaimana anda pernah memecahkan masalah yang sulit.
7. Ceritakan mengenai permasalahan yang paling sering anda hadapi dalam pekerjaan.
8. Apakah anda pernah menyelesaikan suatu permasalahan bersama-sama rekan ? Apa
peran anda dalam menyelesaikan masalah tersebut ?
9. Apakah anda pernah diminta untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam suatu waktu ?
Apa yang anda lakukan ?
10. Bagaimana anda menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul tiba-tiba ?
11. Bagaimana anda mengidentifikasikan kedatangan suatu masalah ?
12. Bagaimana anda membuat suatu keputusan penting ?
13. Bagaimana anda memecahkan masalah ?
14. Dalam situasi atau kondisi seperti apa, anda memiliki kemungkinan paling besar untuk
berbuat kesalahan ?
15. Keputusan apa yang terasa sulit bagi anda ? Berikan Contohnya !
16. Menurut anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya seseorang ?
17. Apa yang anda lakukan saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang penting ?
18. Apa yang anda lakukan saat kesulitan atau tidak dapat memecahkan persoalan yang anda
hadapi ?
19. Keputusan tersulit apa yang telah anda buat selama tiga tahun terakhir ?
20. Kapan anda memutuskan untuk berhenti berusaha memecahkan suatu persoalan yang
sulit ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti,
S.Psi.
7. Kemampuan Pencapaian Keberhasilan (Achievement)
Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan pencapaian keberhasilan antara lain :
1. Apakah anda senang mengerjakan pekerjaan/proyek yang sulit ?
2. Apakah anda mempunyai prestasi yang dibanggakan ? Ceritakan !
3. Apakah anda memiliki inisiatif ? Bagaimana anda menunjukkan hal tersebut ? Ceritakan
satu contoh inisiatif yang telah anda ambil.
4. Apakah anda pernah menyelesaikan persoalan yang sulit ? Atau yang sebelumnya anda
pikir tidak dapat anda selesaikan ?
5. Bagaimana anda menunjukkan keinginan (willingness) untuk bekerja ?
6. Sebutkan prestasi yang pernah anda capai dalam pekerjaan atau masa kuliah/sekolah !
7. Sebutkan lima pencapaian terbesar dalam hidup anda !
8. Apa kegagalan terbesar yang pernah anda alami ? Kekecewaan apa yang anda alami ?
9. Bagaimana anda mengatasi perasaan tersebut ? Dan mengatasi kegagalan tersebut ?
10. Hal atau lingkungan seperti apa yang paling mendorong anda dalam bekerja ?
11. Menurut anda, apa tantangan terbesar dalam pekerjaan ?
12. Sebutkan bagian dari pekerjaan yang paling menantang dan yang paling tidak menantang.
13. Apakah anda termasuk orang yang berani dalam mengambil risiko ?
14. Berdasarkan pengalaman anda, ceritakan secara rinci dalam hal apa anda mengambil
risiko untuk menyelesaikan suatu tugas ?
15. Mengapa anda mengambil risiko tersebut ?
16. Risiko apa yang anda hadapi saat mengajukan suatu usulan ?
17. Prestasi apa yang pernah anda dapatkan di sekolah yang tidak dapat anda lupakan ?
18. Prestasi apa yang pernah anda capai dalam bekerja yang mendapatkan penghargaan dari
pimpinan atau perusahaan ? (baik penghargaan lisan ataupun penghargaan tertulis atau
materi).
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti,
S.Psi.
8. Aspirasi Diri
Bidang Marketing
1. Apakah yang anda ketahui tentang marketing secara umum ? Dan marketing khusus
untuk perbankan ?
2. Seandainya anda menjadi seorang petugas marketing, bagaimana cara anda mencari
nasabah ?
3. Syarat-syarat apa saja yang ditetapkan oleh bank untuk mendapatkan pinjaman ?
4. Untuk memperkecil resiko kredit, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank.
Jelaskan yang dimaksud dengan 5 C ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan f.e.o., dan gadai ?
Salah seorang di antara pencari kerja itu Agung Priatmaja, 27 tahun. Ia bukan penganggur.
Agung sudah tiga bulan bekerja sebagai staf administrasi sebuah perusahaan gula terkenal
di Lampung dengan gaji Rp 500 ribu per bulan. "Status saya masih pekerja lepas. Saya
ingin menjadi karyawan tetap, sehingga statusnya pun jelas," kata dia.
Di perusahaan itu, Agung merasa peluang menggapai impiannya terbilang sulit. Pasalnya,
ada rekan kerjanya yang sudah lebih dari satu tahun tetap berstatus pekerja lepas. "Sulit
sekali menjadi karyawan," tuturnya. Dengan mengikuti tes calon pegawai negeri sipil (PNS),
dia berharap bisa menyandang status karyawan tetap sebagai pegawai pemerintah.
Alumnus sebuah universitas swasta di Yogyakarta itu memilih formasi untuk tingkat sekolah
menengah atas. Ia berharap di level itu persaingan tidak terlalu berat. Yang penting masuk
dulu. Toh, nanti bisa disetarakan.
Impiannya menjadi PNS disokong penuh orangtuanya. Apalagi kakak sulungnya sudah lama
jadi pegawai negeri. "Saya lihat kakak saya hidupnya cukup mapan. Dia juga bisa pinjam
uang di bank tanpa ada kesulitan," kata Agung. Bila tahun ini tak lolos, ia bertekad terus
ikut tes sampai jebol.
Lain lagi cerita Yanti, 20 tahun, yang juga berdomisili di Bandar Lampung. Ibu dua anak ini
merasa penghasilan suaminya, PNS golongan II, tidak cukup menghidupi keluarga. "Saya
sudah tiga kali ikut test PNS. Kalau tidak lulus lagi tahun ini, ya saya ikut lagi tahun depan.
Pokoknya sampai dapat," kata dia.
Memang macam-macam alasan menjadi PNS. Ada pula yang menjadi PNS karena tidak ada
pilihan lain. Tengok saja Herman, mantan aktivis di Universitas Lampung. Sebetulnya ia
mengaku sama sekali tidak pernah tertarik terlibat dalam pemerintahan dengan menjadi
PNS.
"Sekarang ini apa boleh buat. Kerja swasta tidak ada lowongan yang pas buat saya. Bikin
usaha sendiri tidak punya modal. Terpaksa mengharapkan PNS saja," katanya. Ternyata
menjadi PNS pun tidak mudah. Dua kali ikut tes, ia selalu gagal. Tak jelas apakah pada tes
yang ketiga ini ia bisa lolos.
Ada juga yang ingin jadi PNS meskipun sudah bekerja dan punya usaha sendiri. Sebut saja
Agung Pratomo, 32 tahun, warga Pajang, Makamhaji, Solo. Selama ini, ia bekerja sebagai
salesman lepas sebuah perusahaan asuransi. Di samping itu, ia punya sebuah kios pakaian
di Pasar Klewer, Solo, yang selama ini dikelola istrinya. Agung sendiri hanya sesekali datang
membantu.
Agung yang baru pertama kali ikut tes ini tertarik menjadi PNS karena mengaku belum
punya pekerjaan tetap dan dia tertarik dengan iming-iming masa depan dan penghasilan
tetap, termasuk saat pensiun. "Gajinya memang tidak besar, tapi ada pensiunnya,"
ucapnya.
Begitu pula Triyani, 31 tahun. Warga Baki, Kabupaten Sukoharjo, ini sebenarnya juga sudah
punya pekerjaan di bidang bisnis pakaian jadi wanita. Meski begitu, ia sudah lima kali ikut
tes menjadi pegawai negeri dan tak pernah berhasil. Tahun ini, ia berharap bisa lolos.
Kalaupun tak lolos, ia akan terus mencoba. "Selama belum ada pekerjaan tetap, saya akan
melamar lagi," ujar alumnus Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo, ini.
Dengan menjadi PNS, Yani berharap tetap bisa menekuni bisnis pakaiannya. Ia meyakini,
bila kelak jadi PNS, waktunya akan cukup tersisa untuk dipakai menekuni bisnis lain. "Jadi
PNS itu kan tidak terancam PHK (pemutusan hubungan kerja) selama tidak berbuat
kesalahan," katanya, "berbeda dengan bekerja di perusahaan swasta yang sewaktu-waktu
terancam PHK kalau perusahaan bangkrut." Selain itu, PNS punya jaminan hari tua.
Kendati sudah punya pekerjaan tetap di sebuah perusahaan penerbitan, minat Satyawati,
31 tahun, untuk menjadi PNS tetap menggebu. Ibu dua anak ini sudah dua kali melamar
menjadi abdi negara. Tahun lalu, ia melamar untuk lowongan tenaga strategis di
Pemerintah Kota Solo. Sayang, ia gagal di tes terakhir. "Mungkin saya tidak pakai sogok-
menyogok sehingga kalah," ujarnya menghibur diri sembari tertawa.
Pada 2004 ini ia mencoba dengan melamar sebagai dosen di Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Surakarta. "Sejak dulu saya memang punya keinginan jadi tenaga pendidik, entah
itu guru atau dosen," ujar Satyawati. Ia sangat berhasrat menjadi PNS. Sebab, bekerja di
perusahaan swasta membuat ia tidak bisa mencurahkan waktu penuh untuk keluarga.
Banyak pekerjaan harus diselesaikan hingga malam hari.
Ada lagi Bahtiar Wael. Lelaki berusia 21 tahun yang tinggal di Namlea, Kabupaten Buru,
Maluku, ini sejak masuk SMA sudah bercita-cita jadi abdi negara. Itu karena beberapa
tetangganya pegawai negeri, di samping karena dorongan orangtua.
Menurut Bahtiar, ia baru pertama kali mengikuti tes lantaran penerimaan pegawai negeri di
kabupatennya baru dilakukan pada tahun ini. Selama ini, setelah lulus SMA pada 2002,
anak sulung dari lima bersaudara itu membantu orangtuanya mengurus kebun cokelat
keluarga.
Tidak hanya di daerah, di kota besar semacam Jakarta, semangat orang menjadi PNS tetap
tinggi. Sebut saja Aldi. Sebelumnya, ia pernah bekerja beberapa tahun di Pelabuhan
Bongkar-Muat Tanjung Priok dan berhenti dua bulan lalu karena gajinya kecil. Beberapa
waktu lalu, ia pun pernah bekerja di perusahaan swasta lainnya. Dan Rabu kemarin, ia juga
mencoba mengadu nasib untuk menjadi PNS di sebuah departemen.
Ia bersemangat mengikuti tes karena belum ada anggota keluarganya yang menjadi
pegawai negeri. "Keluarga sangat ingin saya menjadi PNS karena citra PNS sudah terjamin
masa depannya," ujar Aldi. Namun, itu bukan berarti ia menutup diri bekerja di sektor
swasta. "Saya sih sebenarnya di mana saja. Yang penting ada peluang."
mus/fadilasari/anas syahirul/mochtar touwe//flamboyan