Professional Documents
Culture Documents
BELAJAR
A. Pengertian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan
proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran
sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai
pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu
penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-
tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan
produk.
Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk
mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian
dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR,
proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai
tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua.
3. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya
prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan
keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
7. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah
dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat
ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik,
dan orangtua serta masyarakat
8. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku.
9. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
http://www.bpgdisdik-jabar.net/materi/4_SD_1.pdf
Penilaian
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia
bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi, cari
Other Lain
Appraisal theory - a psychological theory of emotion and cognition Penilaian teori
- teori psikologis emosi dan kognisi
Archival appraisal - process for determining which records need to be kept, and
for how long. Arsip penilaian - proses untuk menentukan catatan yang perlu
disimpan, dan untuk berapa lama.
Performance appraisal Penilaian kinerja
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Appraisal&ei=3iuTS72mOYa8rAfMi_2M
Cw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CAgQ7gEwAA&prev=/search
%3Fq%3Dapraisal%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DrMT%26rls
%3Dorg.mozilla:en-US:official
Apraisal atau taksasi atau penaksiran nilai pasar suatu objek jaminan itu biasanya
dilakukan oleh bank atau pihak ketiga yang ditunjuk sehingga resiko kredit yang
ditanggung oleh bank/lembaga pemberi kredit dapat diukur secara lebih akurat.
Perlakuannya bisa berbeda2, ada bank yang sudah memasukkan biaya tsb ke dalam biaya
administrasi, ada juga yang menagihkannya kepada nasabah. Concernnya adalah utk
memastikan bahwa ketika objek jaminan sudah ditaksasi (yang tentunya memerlukan
effort dan biaya yang tidak sedikit), nasabah tidak membatalkan pengajuan kreditnya atau
mengalihkannya ke bank lain. Bisa dibayangkan kalo lokasi objek jaminan tsb berada di
luar kota, jauh dari Cabang bank tsb, berapa biaya bbm dan ongkos personil yang
melakukan taksasi tsb. Beberapa bank memutuskan utk meng-outsource pelaksanaan
taksasi tsb kepada pihak ketiga yang ditunjuk, tapi masih ada beberapa bank yang
memiliki unit kerja khusus taksasi ini.
Semoga membantu. Thanks.