You are on page 1of 22

PRAKTIKUM V.

3
Topik : Pengenalan Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
Tujuan : Untuk mengenal ciri-ciri pokok tumbuhan lumut (Bryophyta)
dan tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta).
Hari /tanggal : Rabu , 9 Desember 2009
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Loupe dan pinset
2. Cutter/silet
3. Mikroskop cahaya binokuler
4. Kaca arloji
Bahan : 1. Lumut daun (Pogonatum sp.)
2. Lumut hati (Marchantia sp.)
3. Neprolepis sp.
4. Suplir (Adiantum cueneatum)
5. Gametofit tumbuhan paku

II. CARA KERJA


1. Menuliskan nama dan klasifikasi masing-masing spesies yang
digunakan.
2. Menggambar bentuk umum dan memberi keterangannya:
a. Untuk lumut:
- Thallus dan percabangannya (gametofit)
- Sporofit
- Rhizoid
- Kapsul spora (bentuknya apa)
- Letak anteridium dan arkhegonium
- Badan eram (gemma cup)
b. Untuk paku-pakuan:
- Akar

113
- Batang (berupa apakah batangnya)
- Daun (letak, bentuk dan lainnya dari trofofil dan sporofilnya)
- Sorus (bagaimana letaknya dan bentuknya)
- Inducium
3. Mendiskusikan masalah berikut:
a. Apa perbedaan antara lumut hati dan lumut daun?
b. Apa persamaan dan perbedaaan dari lumut dan paku-
pakuan?

III. TEORI DASAR


Makhluk hidup di dunia sangat beranekaragam disebabkan:
pertama, spesies berevolusi melalui proses adaptasi terhadap lingkungannya
yang dikenal dengan seleksi alam dan kedua, bahwa perbedaan organisme
dikendalikan oleh faktor genetik yang diturunkan dari tetuanya.
Proses evolusi berlangsung secara gradual, sehingga dapat terjadi
pembentukan spesies-spesies baru (proses spesiasi) yang paling cocok
dengan kondisi lingkungan dimana mereka hidup. Proses spesiasi ini dapat
terjadi secara alopatrik (alopatric= berbeda tempat), yaitu suatu spesies
yang sama kemudian dipisahkan tempat hidupnya. Atau secara simpatrik
(sympatric= sama tempat), yaitu suatu spesies yang sama di daerah yang
sama karena sesuatu hal terjadi reproduksi yang terpisah, misalnya
terjadinya poliploidi pada tanaman yang menghasilkan individu dengan
jumlah kromosom lebih besar dari 24 (diploid).
Oleh karena proses evolusi berlangsung secara granual dan dalam
jangka waktu yang lama, maka perbedaan antara kesamaan morfologi dapat
dijadikan dasar untuk mengelompokkan organisme. Hubungan kekerabatan
antara satu spesies dengan spesies yang lain (filogeni) dinyatakan oleh
banyak sedikitnya kesamaan morfologinya. Pengelompokan yang disusun
secara bertahap (takson) disebut hirarki katagori, prinsip hirarki katagori
yang umum dipakai adalah : Kingdom → Phylum/Divisio → Class → Ordo
→ Famili → Genus → Species.

114
Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati)
dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal, Bryophyta (bahasa
Yunani brion, “lumut”). Gamet Bryophta berkembang di dalam gametangia.
Gametangium jantan dikenal dengan anteredium, menghasilkan sperma
berflagella. Gametangium betina disebut dengan arkogenium yang
menghasilkan sel telur. Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkogenium.
Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak sepenuhnya
terbebas dari habitat perairan. Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk
bereproduksi.
Bryophta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang
diperlukan untuk menyokong tumbuhan tinggi di daratan. Meskipun
Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,
Bryophta selalu memiliki profil yang rendah. Sebagian besar tingginya
hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna yang benar-benar
hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil
a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dibedakan
antara sporofit dan gametofitnya. Bryophyta adalah lumut yang termasuk
tumbuhan berklorofil yang tumbuh di darat dan di tempat-tempat seperti:
tanah, bebatuan, gambut, kulit pohon, dan lain-lain. Lumut yang berhabitat
seperti tumbuhan tingkat tinggi dalam batang terdapat berkas pengangkut.
Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara
sporofit dan gametofit yang haploid, di mana bentuk gametofitnya, sporofit
akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.
Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan
pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumbuhan lumutnya.
Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada
gametofit dan sporofit yang belum terpisah. Dari spora tidak lalu terjadi
tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi
lumut. Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi dua kelas :
1. Kelas Musci (lumut daun)
2. Kelas Hepatica (lumut hati)

115
Berdasarkan struktur tubuhnya, ada ahli yang menganggap telah
berkormus. Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan
bertalus dengan tumbuhan berkormus. Ada ahli Botani yang menganggap
lumut merupakan perkembangan dari ganggang hijau berbentuk filamen.
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di
tanah yaitu, pertama tumbuhnya diselubungi oleh kutikula lilin yang
menolong tubuhnya menyimpan air. Kedua, gamet-gametnya berkembang
dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil vertilisasinya berkembang
didalam jaket pelindung. Oleh karena lumut belum memiliki jaringan
pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi. Setelah air
masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian
tumbuhan secara difusi dengan gaya kapilaritas maupun aliran sitoplasma.
Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup
di rawa dan tempat-tempat teduh. Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan
besar, kebanyakan hanya 1-2 cm, dan seringkali besarnya kurang dari 20
cm.
Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar
telah berkormus (mempunyai akar, batang dan daun). Paku-pakuan
merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana.
Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa
mendominasi permukaan bumi.
Semua anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting
yang tidak terdapat pada ganggang tingkat tinggi dan terkompleks sekalipun,
yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ
reproduksi, embrio multiseluler. Yang terdapat dalam arkegonia, kutikula
pada bagian arial, dan yang penting adalah sistem transfor internal yang
mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah, sistem ini sama baiknya
seperti pengorganisasian transfor air dan zat makanan pada tumbuhan
tingkat tinggi.

116
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Lumut Daun (Pogonatum sp.)

Keterangan :
1. Gametofit
2. Daun
3. Rhizoid
4. Sporofit
5. Kapsul

Berdasarakan Literatur :

Sumber : http://www.free.vism.org.com

117
2. Lumut Hati (Marchantia sp.)
Keterangan :
1. Daun
2. Rhizoid
3. Sporofit

Berdasarkan Literatur :
Keterangan :
Daun
Rhizoid
Sporofit

118
Sumber : http://www.pingularia.org.com
3. Neprolepis sp.
Keterangan :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Sorus

Berdasarakan Literatur :

Keterangan :
Akar
Batang
Daun
sorus

119
Sumber : http://www.anbg.gov.au.com
a. Akar Tanaman Neprolepis sp.
Keterangan :
1. Ujung akar
2. Rambut akar
3. Pangkal akar

Sumber : http://www.nybg.org.com
b. Batang Tanaman Neprolepis sp.
Keterangan :
1. Batang
2. Cabang

Sumber : http://www.anbg.gov.au.com
c. Daun Tanaman Neprolepis sp.
Keterangan :
1. Tangkai Daun
2. Tulang Daun
3. Ibu Tulang
Daun
4. Tepi Daun
5. Sorus

120
Sumber : http://www.anbg.gov.au.com
4. Suplir (Adiantum cuneatum)
Keterangan :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Percabangan
5. Sorus

Berdasarakan Literatur :

Keterangan :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Percabangan
5. Sorus

Sumber : http://www.hardyfemilibraly.com

121
a. Akar Tanaman Adiantum cuneatum
Keterangan :
1. Rambut akar
2. Cabang akar
3. Ujung akar

Sumber : http://www.femilibrarly.com
b. Batang Tanaman Adiantum cuneatum
Keterangan :
1. Batang
2. Cabang

Sumber : http://www.femilibrarly.com
c. Daun Tanaman Adiantum cuneatum
Keterangan :
1. Tangkai Daun
2. Tepi Daun
3. Pangkal Daun
4. Sorus

122
Sumber : http://www.upload.wikipedia.org.com
5. Gametofit Tumbuhan Paku
Keterangan :
6. Tangkai Daun
7. Tulang Daun
8. Ibu Tulang Daun
9. Tepi Daun
Sorus

Berdasarakan Literatur :

Keterangan :
1. Tangkai Daun
2. Tulang Daun
3. Ibu Tulang Daun
4. Tepi Daun
5. Sorus

Sumber : http://www.anbg.gov.au.com

123
V. ANALISIS DATA
1. Lumut daun (Pogonatum sp.)
Lumut daun merupakan bentuk thallus seperti tumbuhan kecil
yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun tersusun
spiral. Hidupnya berkelompok, menempel pada tembok, batu dan
tanah atau banyak ditemukan pada tempat yang lembab atau basah.
Lumut daun generasi gametofitnya terbentuk dari protonema yang
tumbuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, yang dapat dibedakan
bentuk daun, batang dan akarnya. Organ pada tumbuhan lumut terdiri
atas daun semu, batang semu, dan akar semu (rhizoid).
Lumut ini mempunyai bagian yang menyerupai batang dan
daun berklorofil. Baik batang maupun daun belum mempunyai
jaringan pengangkut. Daunnya berwarna hijau, karena mengandung
klorofil yang berguna untuk berfotosintesis, bentuknya kecil dan
tersusun selapis sel yang kecil, sempit dan panjang seperti jala. Daun
pada lumut hanya mempunyai satu sel saja, kecuali dibagian tengah
ibu tulang daun yang terdiri atas lebih dari selapis sel. Diantaranya
terdapat sel-sel mati yang berbentuk spiral berfungsi sebagai tempat
persediaan air.
Batang pada lumut daun berbentuk silindris, belum terdapat
jaringan pembuluh, sel-sel batang tersusun memanjang, Pada bagian
dasar batang terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan berfungsi
sebagai akar yang merupakan tempat untuk melekatkan diri.
Pada ujung/pucuk tumbuhan terdapat alat perkembangbiakan
seksual berupa kotak spora (spora) yang terdiri dari anteridium dan
arkogenium. Pada ujung batang terlihat adanya sporangium, yaitu
kapsul yang mencuat ke atas pada arkogenium, sebagai tempat
pembelahan meosis terjadi dan spora haploid berkembang. Alat
kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabangnya,

124
dan dikelilingi daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun ini
memiliki susunan yang khusus, biasanya disebut periantum.
Perkembangbiakan bisa terjadi secara vegetatif maupun
generatif. Perkembangbiakan vegetatif berlangsung dengan
pembebasan spora dari kapsula sebagai hasil dari pembelahan sel
induk spora secara meosis yang menghasilkan tempat spora atau
tetraspora. Jika sporangium (sporofit) telah masak, kaliptra dan
opeculum lepas dan jatuh. Ketika penutup sporangium membuka,
spora akan menyebar. Jika udara disekitarnya kering, gigi-gigi
peristom akan menggulung keluar sehingga spora dapat keluar. Spora
tersebut akan diterbangkan oleh angin. Jika spora jatuh di tempat yang
sesuai atau jatuh pada tempat lembab akan membentuk lumut baru
melalui pembelahan mitosis.
Perkembangbiakan generatif atau secara kawin dengan
menghasilkan sel telur dan sel spermatozoid yang diproduksi oleh
antheridium dan arkhigenium, yakni dengan pembuahan sel telur oleh
sel jantan dengan medium air karena gaya tarik kimia (kemotaksis),
pembuahan ini menghasilkan zigot. Zigot akan membelah beberapa
kali sehingga terbentuk embrio yang tumbuh menjadi sporongium
(badan penghasil spora) atau tumbuhan penghasil spora (sporofit).
Jadi, sporofit merupakan tumbuhan generatif.
Berikut adalah klasifikasi pada lumut daun:
Kingdom : Plantae Familia : Brayalececie
Divisio : Bryophyta Genus : Pogonatum
Classis : Musci Spesies : Pogonatum sp.
Ordo : Bryales
(Sumber : Cronquist, 1981)
2. Lumut hati (Marchantia sp.)
Lumut ini disebut lumut hati karena lembaran daun (lobus)
yang menyerupai hati pada hewan. Tumbuhan ini berklorofil, hidup di
tempat yang lembab dan tumbuh pada permukaan yang terlindung dari

125
sinar matahari secara langsung. Hidup dan menempelkan tubuhnya
pada tanah dengan menggunakan rhizoidnya sebagai akar. Tumbuhan
ini mempunyai batang yang bercabang dengan bagian-bagian berupa
daun yang mempunyai ibu tulang tetapi belum mempunyai berkas
pengangkut. Pada sisi rusuk tengah terdapat badan-badan dengan tepi
bergigi. Lumut hati berwarna hijau, dengan tubuh terbagi menjadi
beberapa lobus dan pada bagian ujung terbelah dua. Siklus hidup
lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun. Di dalam
sporongia beberapa lumut hati sel-selnya terbentuk kumparan yang
muncul dari kapsul ketika kapsul tersebut membuka, yang membantu
menyebarkan spora.
Lumut hati mempunyai bentuk yang sederhana dan thallus
bersifat radial, bentuk seperti pita atau hati, agak tebal, berdaging,
bercabang-cabang menggarpu dan mempunyai satu rusuk tengah yang
tidak begitu jelas menonjol. Selain itu, pada bawah thallus terdapat
rhizoid yang bersifat fototrop dan dinding selnya mempunyai
penebalan ke dalam membentuk seperti sekat yang tidak sempurna.
Pada sisi bawah terdapat selapis sel yang menyerupai sisik perut.
Permukaan atas thallus mempunyai lapisan kutikula, oleh
sebab itu tidak mungkin dilalui oleh air. Sisa jaringan thallus berupa
sel-sel yang tidak mengandung klorofil atau sangat miskin klorofil dan
berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan. Pada sisa
atas rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi bergerigi
yang merupakan piala eram atau keranjang eram. Badan-badan
tersebut berguna sebagai alat pembiakan vegetatif bagi gametofit.
Kemudian gametangium tersebut menggulung dan mengadakan
percabangan hingga akhirnya membentuk satu badan seperti bintang.
Lumut hati berkembang biak secara kawin dan tak kawin atau
secara seksual maupun aseksual. Secara kawin/seksual dengan
arkhogenium atau alat kelamin betina dan antheridium atau alat
kelamin jantan yaitu dengan membentuk gamet jantan (anteridium)

126
dan gamet betina (arkogenium), kedua gamet ini terbentuk pada
gametofit. Dalam siklus fase gametofit lebih dominan daripada fase
sporofit. Secara aseksual, dengan cara membentuk spora dan pada
sporofit membentuk gemma, yaitu titik tumbuh berbentuk cawan yang
terletak pada bagian dorsal tumbuhan.
Berikut adalah klasifikasi pada lumut hati:
Kingdom : Plantae Familia :Marchanticeae
Divisio : Bryophyta Genus : Marchantia
Classis : Hepaticeae Spesies : Marchantia
Ordo : Marchantiales polymorpha
(Sumber : Gembong Tjirosoepomo, 1991)
3. Neprolepis sp. dan Gametofit Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang tubuhnya telah
berupa kormus, yang artinya sudah jelas akar, batang, dan daunnya.
Tumbuhan paku digolongkan sebagai tumbuhan tingkat tinggi yang
mempunyai ciri susunan daunnya seperti bulu ayam dan tumbuh mulai
menggulung pada ujung daun yang masih muda serta tidak berbuah
dan berbunga. Tumbuhan paku memiliki klorofil dan jaringan
pembuluh, berkembang biak dengan spora dan memiliki sporofit yang
dominan.
Organ tubuh tumbuhan paku-pakuan terdiri dari:
a. Akar, berupa akar serabut. Pada ujung terdapat kaliptra yang
melindungi permukaannya, kaliptra terdiri atas sel-sel yang dapat
dibedakan dari sel akarnya sendiri.
b. Batang, umumnya berupa akar tongkat (rhizome). Dalam
penampang melintang batang tampak bagian-bagian:
• Epidermis; terdapat jaringan penguat yang terdiri atas
sklerenkim.
• Korteks; banyak mengandung ruang antar sel.
• Silinder pusat; terdiri atas xilem dan floem yang
membentuk berkas pengangkut yang konsetris.

127
c. Daun neprolepis atau gametofit tumbuhan paku membentuk
daun majemuk yang tunggal, pucuknya dapat tumbuh terus selama
beberapa waktu tanpa mengeluarkan daun. Urat daun dan anak
daunnya berbentuk sirip, sering membentuk 1-2 garpu, yang
pucuknya berpori. Rimpang tumbuhan tegak, berbentuk benang
tali, bersisik, membentuk organ seperti akar, dan akan berubah
menjadi akar bila diletakkan di tanah atau tempat lain.
Pada generasi gametofit tumbuhan paku adalah protalium
yang tidak mempunyai daun sejati, tidak memiliki organ-organ
lengkap pada tumbuhan paku generasi sporofit lebih dominan.
Gametofit hanya terdiri dari daun, rhizoid, dan tulang daun. Gametofit
merupakan bagian dari tumbuhan lumut.
Berikut adalah klasifikasi pada lumut hati:
Kingdom : Plantae Familia : Neprotalepiceae
Divisio : Pteridophyta Genus : Neprolepis
Classis : Filicinae Spesies : Neprolepis sp.
Ordo : Neprotales
(Sumber : Gembong Tjirosoepomo, 1991)
4. Suplir (Adiantum cuneatum)
Tumbuhan suplir merupakan tumbuh-tumbuhan yang
berkembang biak dengan spora dan dimasukkan dalam golongan
tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) yang sudah dapat dibedakan
antara batang, daun, dan akar. Pada umumnya hidup di atas tanah
dengan cara bergerombol dan mempunyai akar serabut yang ujung
akarnya dilindungi kaliptra. Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang
terlindung (sahdefern). Paku tanah atau suplir telah memiliki organ
tubuh yang sesungguhnya seperti akar, batang dan daun.
Daun pada tumbuhan paku beraneka ragam. Berdasarkan
fungsi daun pada tumbuhan paku ada dua macam jenis daun, yaitu
tropil (daun untuk fotosintesis saja), dan sporopil (daun untuk
fotosintesis dan penghasil spora). Daunnya majemuk, yang besar

128
menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas,
rapat, dan pendek dengan daun yang makrofil (berdaun besar) dengan
posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas. Bentuk
daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang,
dan belah ketupat. Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal,
bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar
sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor. Tekstur
daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku,
dan umumnya berwarna hijau mengkilap. Pada bagian daun terdapat
tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun). Tangkai
daun gundul sekitar 10-20 cm. Anak daun penempatannya bersaing
sepanjang poros sirip. Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan
bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.
Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar
sejatinya semakin menaik atau memanjat. Akar berupa rhizome beruas
pendek yang muncul akar-akar berupa serabut. Pada ujung akar
dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar. Di belakang kaliptra terdapat
titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang
kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah
dalam membentuk sel-sel akar.
Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau
semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak atau keras. Batang
bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak
daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m. Susunan anatomi batang
terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Pada ujung batang terdapat
jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.
Dalam penampang melintang batang tampak bagian-bagian:
 Epidermis : terdapat jaringan penguat.
 Korteks : banyak mengandung ruang antar
sel.

129
 Silinder pusat : terdiri atas xylem dan
floem yang membentuk berkas pengangkut yang konsentris.
Spora terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium
sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus. Sorus yang
bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut
insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan
mempunyai annulus sebagai mekanisme pengeluaran spora. Sorus
yang masih muda terlindung oleh selaput indusium. Suplir mempunyai
sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun
yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium.
Siklus hidup tanaman suplir dimulai dari tanaman yang sudah
dewasa yaitu ditandai dengan jatuhnya spora yang telah matang atau
melompat ke luar dari kotak spora. Apabila spora tersebut jatuh di
tempat yang cocok (tanah yang subur), maka spora itu akan tumbuh
menjadi suatu badan/lembaran hijau yang disebut prothallium
(prothallus). Prothallus ini biasanya berklorofil, sehingga bisa
berasimilasi. Sedang untuk mengambil makanannya dari dalam tanah
prothallus ini akan menggunakan rhizoidnya. Pada prothallus ini akan
terbentuk gametangium yakni berupa antheridia yang menghasilkan
spermatozoid dan archogenium menghasilkan sel telur. Selanjutnya
dengan perantaraan medium air yang ada disekitar prothallus,
spermatozoid akan bergerak menuju archogonium. Pertemuan dua sel
kelamin ini akan menghasilkan zigot. Kemudian zigot ini akan terus
berkembang membelah diri dan akhirnya terbentuklah sporophit muda.
Sporophit muda inilah yang akan tumbuh terus menjadi tumbuhan
paku yang kemudian akan menghasilkan spora kembali.
Berikut adalah klasifikasi pada lumut hati:
Kingdom : Plantae Familia : Polypodiceae
Divisio : Pterodophyta Genus : Adiantum
Classis : Filicinae Spesies : Adiantum cuneatum
Ordo : Polypodiales

130
(Sumber : Gembong Tjirosoepomo, 1991)

VII. KESIMPULAN
1. Ciri tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan
darat sejati, bentuknya kecil dan panjang, menyukai tempat-tempat
yang lembab atau basah seperti di bebatuan, tanah, dan dinding tua,
merupakan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan
berkormus, mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai
berkas pengangkut, reproduksi secara seksual dengan perpaduan antara
sel sperma dan sel telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan
tidak kawin (vegetatif).
2. Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya
tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki
bagian yang menyerupai akar yang disebut rhizoid.
3. Ciri khas tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang
dan daun, umumnya tumbuh di tempat lembab (higrofit), belum
menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang merupakan
kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan membentuk
sorus yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun, reproduksi
secara aseksual dengan sporofit, dan reproduksi seksual dengan
gametofit, dan pada batang sudah terdapat epidermis, korteks dan stele.
4. Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus,
artinya telah memiliki akar, batang, dan daun sejati serta
berkembangbiak dengan menggunakan spora.
5. Perbedaan antara lumut hati dan lumut daun, yaitu:
Lumut Daun Lumut Hati
Struktur tubuh terdiri atas daun, Struktur tubuh seperti thallus.
batang, dan rhizoid.
Batang berbentuk silindris, Tidak memiliki batang, ada yang

131
daunnya berbentuk bulat lonjong berdaun dan ada yang berthallus
yang tersusun spiral dan dan tidak memiliki tulang
memiliki tulang tengah serta tengah, ada yang mempunyai
memiliki klorofil. klorofil dan tidak.
Perkembangbiakan seksual. Perkembangbiakan seksual dan
aseksual.
Kapsul atau rhizoid berbentuk Kapsul/rhizoid berbentuk bulat
bulat panjang. menebal, pada dindingnya yang
berbentuk sekat-sekat yang tidak
sempurna.

Alat kelamin terletak pada satu Alat kelamin terletak pada dua
individu (berumah satu), individu (berumah dua),
anteridium dan arkogenium anteridium dan arkogenium
terletak di ujung batang. terletak di lembaran thallus.
Bentuknya seperti batang kecil Berbentuk seperti hati atau
yang berdiri tegak dengan daun- seperti pita yang pipih.
daun kecil.

6. Persamaan antara lumut dan tumbuhan paku, yaitu:


• Sama-sama melakukan fotosintesis.
• Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.
• Daur hidup mengalami pergiliran keturunan.
• Sporofit merupakan keturunan generatif.
• Berkembangbiak dengan spora.
• Sama-sama memiliki klorofil.
• Sama-sama menyukai habitat yang lembab.
• Kebanyakan tinggal di daerah tropis.

132
7. Perbedaan antara lumut dan tumbuhan paku, yaitu:
No. Pembeda Lumut Paku
1. Akar Bukan akar sejati, Akar sejati, berupa akar
berupa rhizoid. rozoid (serabut dengan
ujung akar dilindungi
kaliptra, sel-selnya
sudah terdiferensiasi
menjadi epidermis,
korteks, dan silender
pusat yang terdiri atas
xylem dan floem.
2. Batang Bukan batang sejati Batang sejati dan
dan tidak memiliki memiliki jaringan
jaringan serabut. pengangkut.
3. Daun Bukan daun sejati dan Daun sejati dan memiliki
tidak memiliki sorus. sorus.
4. Sporofit Tubuhnya sendiri- Bagian dari tubuhnya
sendiri. yaitu akar, batang, dan
daun.
5. Gametofit Protonema lumut Protalium spora
6. Generasi Gametofit Sporofit
dominan
7. Tropis Tempat yang lembab Tanah dan air
hidup

133
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 2000. Biologi Umum jilid II edisi lima. Jakarta:
Erlangga.

Nasir, Mohammad dkk. 1992. Penuntun Praktikum Biologi Umum.


Depdikbud : Yogyakarta.

Noorhidayati & Siti Wahidah Arsyad. 2006. Penuntun Praktikum Biologi


Umum Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. UGM Press.


Yogyakarta.

Prawiharjo, Slamet. 1990. Sains Biologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Anonim,http://www.femilibrarly.com

Anonim, http://www.pingularia.org.com

Anonim, http://www.anbg.gov.au.com

Anonim, http://www.nybg.org.com

Anonim, http://www.hardyfemilibraly.com

Anonim, http://www.upload.wikipedia.org.com

134

You might also like