You are on page 1of 9

4L 3.

BUNYI SEBAGAI GELOMBANG

Pada Bab ini, Anda diharapkan dapat :


 Mendeskripsikan sifat dasar gelombang bunyi
 Mengidentifikasi karakteristik gelombang bunyi pada pipa organa dan dawai
 Mengidentifikasi karakteristik efek Doppler dan gejala pelayangan bunyi
 Mengidentifikasi karakteristik intensitas dan taraf intensitas gelombang bunyi
 Menganalisis pemanfaatan gelombang bunyi dalam teknologi

A. Sifat Dasar Gelombang Bunyi

Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium pada saat
merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang longitudinal, yaitu gelombang
yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan
sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi),
dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan.

Seperti telah disinggung di atas, bunyi memerlukan medium pada saat merambat. Medium
tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat merambat pada ruang
hampa.

1. Cepat rambat bunyi pada zat padat

Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan
kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis
zat padat tersebut. Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat
didefinisikan sebagai :

Keterangan :
v
E

v
E

: Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)


: Modulus Young medium (N/m2)
: Massa jenis medium (kg/m3)

2. Cepat rambat bunyi pada zat cair

Bunyi sebagai Gelombang


(3.1)

15
L4L
16
Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua
batu tersebut satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar
suara batu tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat cair.
Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis
zat cair tersebut. Secara matematis hampir analogi dengan persamaan 3.1, yaitu :

Keterangan :
v
B

T
Mr
:
:
v

3. Cepat rambat bunyi pada zat gas (udara)


B

: Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)


: Modulus Bulk medium (N/m2)
: Massa jenis medium (kg/m3)

Tetapan umum gas (8,31 J/molK)


Suhu mutlak gas (K)
Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)

B. Gelombang Bunyi pada Dawai atau Senar


(3.2)

Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda bisa mendengar
suara radio, televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat
bunyi pada zat gas tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Secara matematis :

Keterangan :

v

R
:
:
:
v 
RT
Mr

Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)


Konstanta Laplace
(3.3)

Anda tentu pernah melihat orang memainkan gitar. Biasanya senar atau dawai pada gitar kedua
S P

ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

(b)

(c)
S

S P
P

S
S

L
S
P
S
ujungnya terikat dan jika digetarkan akan membentuk suatu gelombang stasioner. Getaran ini
akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, tergantung pada jumlah gelombang yang
terbentuk pada
(a) dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik
pertama), nada atas pertama (harmonik kedua) dan nada atas kedua (harmonik ketiga)

P
S

Gelombang Bunyi
Gambar 3.1. Pola Panjang Gelombang pada Dawai.

Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang terbentuk. Secara umum,
ketiga panjang gelombang di atas dapat dinyatakan dengan persamaan :
2L
n  (3.4)
n 1

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan :


v v
fn    n  1 (3.5)
n 2L

Keterangan :
v : Cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)
fn : Frekuensi nada ke-n (Hz)
n : Panjang gelombang ke-n
L : Panjang dawai
n : Bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas ke-1, dst. (0, 1, 2, ...)

C. Gelombang Bunyi pada Pipa Organa

Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup. Bisa kita contohkan sebagai seruling bambu.
Anda tentu pernah melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu. Demikian juga dengan
karakteristik pipa organa. Ada pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan pipa organa
tertutup (salah satu ujungnya tertutup).

1. Pipa Organa Terbuka

Bunyi sebagai Gelombang 17


53 18
Pipa organa terbuka menghasilkan bunyi dengan nada tertentu ketika ditiup. Pola gelombang
stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua dapat
ditunjukkan pada gambar berikut :

(a)

(b)

(c)
P

2. Pipa Organa Tertutup


S
S

fn 
S

n
S

L
P

n 1
S

S
P

Gambar.3.2. Pola Gelombang pada Pipa Organa Terbuka

Jika Anda perhatikan, kondisi pada pipa organa terbuka ini mirip seperti kondisi pada dawai,
sehingga persamaan panjang gelombangnya dinyatakan :
n 
2L

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan pipa organa terbuka :


v
  n  1
v
2L

(a)

(b)

(c)
P

Berbeda dengan pipa organa terbuka maupun pada dawai, pola gelombang pada pipa organa
tertutup ditunjukkan seperti pada gambar berikut.

P S
S

P
(3.6)

(3.7)

Gelombang Bunyi
L
P

P
S

S
Gambar.3.3. Pola Gelombang pada Pipa Organa Tertutup

Secara umum, panjang gelombang pada pipa organa tertutup adalah :


4L
n  (3.8)
2n  1

Frekuensi nada yang dihasilkan :


v v
fn    2n  1 (3.9)
n 4L

D. Percobaan Melde

Anda ketahui, pada umumnya gitar memiliki enam buah senar yang berbeda massa tetapi sama
panjangnya. Massa per panjang senar kita definisikan sebagai massa jenis linear (). Kita bisa
simpulkan bahwa massa jenis linear senar gitar bagian atas lebih besar daripada massa jenis
senar gitar bagian bawahnya. Cobalah Anda petik dua senar gitar yang berbeda pada posisi yang
sama. Manakah yang bunyinya lebih nyaring (frekuensinya lebih besar)?

Dari peristiwa tersebut kita bisa nyatakan bahwa semakin ke atas, massa jenis linear semakin
besar dan frekuensi senar semakin kecil. Dengan kata lain, frekuensi senar berbanding terbalik
dengan massa jenis linearnya.

Perhatikan persamaan (3.5) di atas. Frekuensi berbanding lurus dengan cepat rambat
gelombang. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa massa jenis linear berbanding terbalik dengan
cepat rambatnya. Percobaan ini dilakukan oleh Melde dan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :

“Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai adalah sebanding dengan akar kuadrat gaya
tegangan dawai dan berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa per satuan panjang dawai.”
Secara matematis dinyatakan :

Bunyi sebagai Gelombang 19


F
v (3.10)

Persamaan 3.10 tersebut bisa juga dinyatakan :


F L
v (3.11)
m

E. Resonansi Bunyi

Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar. Resonansi
terjadi ketika frekuensi suatu benda yang bergetar sama dengan frekuensi alamiah benda di
dekatnya.

F. Efek Doppler

Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar
karena adanya perubahan jarak (gerak relatif) antara sumber bunyi dengan pendengar. Jika jarak
antara pendengar dan sumber bunyi semakin dekat (kecil), maka frekuensi bunyi yang didengar
akan semakin besar. Dan sebaliknya, jika jarak antara sumber bunyi dan pendengar semakin
jauh (besar), maka frekuensi bunyi yang didengar akan semakin kecil. Secara matematis :
v  vP
fP  fS (3.12)
v  vS

Keterangan :
fP : Frekuensi yang didengar/diterima oleh pendengar (Hz)
fS : Frekuensi yang dipancarkan sumber bunyi (Hz)
vS : Kecepatan sumber bunyi (m/s)
vP : Kecepatan pendengar (m/s)
v : Cepat rambat bunyi di udara (m/s)
Dari peristiwa tersebut :
 vP bernilai positif jika pendengar menuju sumber
 vS bernilai positif jika sumber menjauhi pendengar

G. Pelayangan Bunyi

Jika dua buah bunyi yang bertemu di suatu titik mempunyai amplitudo yang sama, namun
frekuensinya sedikit berbeda, maka akan menghasilkan bunyi yang kuat dan lemah secara
berulang dengan frekuensi tertentu. Hal ini dikenal sebagai pelayangan bunyi.

Besar frekuensi layangan :


f1  f 2
fL  (3.13)
2
Jumlah bunyi layangannya :
n  f 2  f1 (3.14)
Frekuensi sumber bunyi 1 dan 2 dinyatakan sebagai f1 dan f2.

20 Gelombang Bunyi
H. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi

Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan waktu.
Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa
dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis :
P
I (3.15)
A

Keterangan :

I : Intensitas bunyi (W/m2)


P : Energi tiap waktu atau daya (W)
A : Luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud
sama dengan luas permukaan bola, yaitu :
A  4R 2 (3.16)

Sehingga, persamaan (3.15) dapat kita modifikasi menjadi :


P
I (3.17)
4R 2

Persamaan 3.17 tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu titik
(tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10 -12 W/m2. Biasanya
disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan
dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan intensitasnya.
Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell dengan
mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi.

Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas
ambang. Secara matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai :
I
TI  10 log (3.18)
I0

Keterangan :
TI : Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB)
I : Intensitas bunyi (W/m2)
I0 : Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2)

Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-sama, maka
besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai :
TI n  TI 1  10 log n (3.19)

TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.

Bunyi sebagai Gelombang 21


Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa
dinyatakan sebagai :
r 
TI 2  TI 1  20 log 1  (3.20)
 r2 

I. Aplikasi Gelombang Bunyi

Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :


 Infrasonik (di bawah 20 Hz), biasanya dimiliki oleh binatang seperti belalang.
 Audiosonik (20 – 20.000 Hz), biasanya dimiliki oleh pendengaran manusia.
 Ultrasonik (di atas 20.000 Hz), biasanya dimiliki oleh binatang seperti kelelawar, anjing,
kucing, lumba-lumba.

Gelombang bunyi dapat dimanfaatkan dalam bidang industri maupun dalam bidang kedokteran.
Di antaranya untuk :
 Mengukur kedalaman laut
 Mendeteksi keretakkan dalam struktur logam
 Kamera dan perlengkapan mobil
 Mengukur laju aliran darah

J. Tugas

1. Sebutkan salah satu bukti bahwa bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa!

2. Sepotong dawai panjangnya 80 cm dengan massa 16 gr dijepit kedua ujungnya dengan


tegangan sebesar 800 N. Hitunglah frekuensi nada atas ke-2 yang dihasilkan dawai tersebut!

3. Sebuah pipa organa terbuka dengan panjang 60 cm menghasilkan nada dasar tertentu. Cepat
rambat bunyi di udara saat itu 300 m/s. Tentukan frekuensi pipa organa tersebut jika
menghasilkan nada atas kedua!

4. Sebuah pipa organa tertutup menghasilkan frekuensi nada atas pertama sebesar 660 Hz saat
cepat rambat bunyi di udara 330 m/s. Berapakah panjang pipa?

5. Apa yang dimaksud dengan resonansi?


6. Kereta A bergerak dengan kelajuan 20 m/s dan kereta B bergerak dengan kelajuan 46 m/s
saling mendekati. Jika masinis kereta A membunyikan peluit dengan frekuensi 200 Hz dan
cepat rambat bunyi di udara 350 m/s, berapa frekuensi bunyi yang didengar oleh masinis
kereta B?

7. Mobil A mendekati pengamat P yang diam di tepi jalan dengan kelajuan 30 m/s sambil
membunyikan klakson berfrekuensi 504 Hz. Saat itu juga, mobil B mendekati P dengan
kecepatan 20 m/s dari arah yang berlawanan dengan mobil A sambil membunyikan klakson
berfrekuensi 518 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara 300 m/s, berapakah frekuensi
layangan yang didengar oleh P?

22 Gelombang Bunyi
8. Sebuah alat ukur intensitas diletakkan pada jarak 2 m dari suatu sumber bunyi. Intensitas
yang diterima sebesar x w/m2. Supaya intensitas bunyi yang diterima 0,25 x w/m2, di
manakah alat tersebut diletakkan?

9. Suatu bom meledak di P. Taraf intensitas bunyi di O yang berjarak 2 m dari P adalah sebesar
100 dB. Berapakah taraf intensitas bom di titik yang Q berjarak 20 m dari P?

10. Suatu mesin jika dinyalakan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 70 dB. Supaya taraf
intensitas bunyi menjadi 120 dB, berapakah jumlah mesin yang dinyalakan secara
bersamaan?

K. Peta Konsep

SENAR/DAWAI PIPA ORGANA TERBUKA PIPA ORGANA TERTUTUP

sumber bunyi

GELOMBANG LONGITUDINAL GELOMBANG BUNYI GELOMBANG MEKANIK

fenomena

RESONANSI BUNYI EFEK DOPPLER

PERCOBAAN MELDE INTENSITAS BUNYI TARAF INTENSITAS BUNYI

Bunyi sebagai Gelombang 23

You might also like