You are on page 1of 16

TATA CARA BETERNAK KAMBING

I. PENDAHULUAN

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dikenal di kalangan


bangsa-bangsa di dunia dan termasuk jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha
tani di Indonesia. Ternak kambing cukup populer di kalangan masyarakat sebagai
usaha sampingan untuk menambah sumber penghasilan keluarga.

Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok dibudidayakan di daerah


pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan rendah.
Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta
pengelolaannya lebih sederhana dibandingkan dengan ternak ruminansia besar.

I.1 Latar Belakang

Alasan utama yang mengapa di Kabupaten Malang perlu dikembangkan


peternakan kambing adalah kondisi sosial demografisnya. Kabupaten Malang secara
Administratif memiliki 33 kecamatan dan menurut sensus penduduk Tahun 2000,
jumlah penduduknya sebesar 2.244.415 jiwa (dua juta dua ratus empat puluh empat
ribu empat ratus lima belas jiwa), dengan jumlah keluarga fakir miskin sebesar
82.890 keluarga. Secara geografis Kabupaten Malang berada pada wilayah dataran
tinggi bagian tengah selatan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur, mempunyai luas wilayah
351.456,99 ha. Karakteristik yang demikianlah yang membuat Kabupaten Malang
mempunyai potensi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial terbesar setelah Kota
Surabaya.

Untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya ketergantungan dan hilangnya


mekanisme Selp-Help, yang tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan sosial
penyandang masalah kesejahteraan sosial, maka perlu dikembangkan penanganan
yang lebih berorientasi pada pemberdayaan baik kepada wanita rawan sosial
ekonomi, masyarakat fakir miskin, anak terlantar, keluarga muda mandiri, lanjut usia
dan kelompok penyandang sosial lainnya. Demikian juga Karang Taruna sebagai salah
satu potensi dan sumber kesejahteraan sosial perlu diberdayakan kinerjanya. Salah
satu program pemberdayaan yang akan dikembangkan adalah bantuan stimulan untuk
usaha ekonomi produktif berupa ternak kambing.

Karena itu ditinjau dari aspek pengembangannya, ternak kambing sangat


potensial bila diusahakan secara komersial, antara lain: umur kedewasaan dan umur
kebuntingan ternak kambing lebih pendek dibandingkan dengan ternak sapi dan
kerbau sebagai ternak rumansia besar.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
1.1 Arti Penting Ternak Kambing

Kambing mempunyai potensi cepat menyesuaikan diri dengan baik pada


lingkungan dan kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan yang dapat
diperoleh dari ternak kambing, antara lain:

• Reproduksinya efisien dengan umur kedewasaan dan umur kebuntingan yang


lebih pendek dari sapi dan kerbau.

• Daya adaptasi ternak kambing terhadap lingkungan yang keras cukup tinggi,
sehingga dapat mengkonsumsi lebih banyak jenis pakan hijauan.

• Kambing mempunyai daya seleksi yang lebih efektif dalam kondisi


penggembalaan dibandingkan dengan jenis ternak lain.

• Kambing lebih tahan terhadap beberapa penyakit jika dibandingkan dengan


ternak lain.

• Kambing lebih tahan panas, karena membutuhkan air relatif lebih kecil
dibandingkan dengan ternak lain.

• Kambing mudah dirawat karena hampir semua jenis tanaman dapat


digunakan sebagai sumber pakan.

1.2 Potensi Ekonomis Kambing

Secara ekonomis ternak kambing mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan


ternak ruminansia lainnya, yaitu:

• Modal usaha untuk ternak kambing lebih cepat berputar karena lebih cepat
dewasa dan lebih cepat dipotong.

• Kambing memiliki sifat suka bergerombol sehingga memudahkan


pemeliharaan.

• Tempat pemeliharaan ternak kambing tidak memerlakan lahan/ tanah yang


luas.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Investasi usaha ternak kambing membutuhkan modal yang relatif kecil
sehingga setiap investasi lebih banyak unit produksi yang dapat tercapai.

• Kotoran kambing yang terkumpul merupakan pupuk kandang yang paling


baik sehingga dapat menyuburkan tanaman dan memperbaiki mutu tanah
pertanian.

• Kambing dapat berkembang biak dengan cepat. Waktu buntingnya singkat,


yaitu 150 hari dan anak yang dilahirkan sering lebih dari satu ekor per
kelahiran.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
II. TATA LAKSANA KANDANG

Sebelum memulai beternak kambing, pertama yang perlu disiapkan adalah


membuat kandang. Kandang yang baik berfungsi memudahkan dalam pemeliharaan
ternak sehari-hari seperti pemberian pakan, pengendalian penyakit dan vaksinasi.
Untuk menjadikan ternak kambing menjadi usaha yang produktif, tentu harus
memerlukan pengelolaan yang baik, termasuk sistem kandang kambing yang memiliki
persyaratan teknis. Kandang kambing bisa dibuat dari bahan bangunan yang murah
seperti bambu dan kayu sementara untuk atap kandang menggunakan daun kelapa,
welit (jerami kering), atau genting.

2.1. Fungsi Kandang

Kandang kambing yang baik harus memenuhi fungsi seperti:

• Melindungi ternak kambing dari matahari, angin, hujan dan penyakit.

• Menghemat pemakaian tempat untuk pemeliharaan, memudahkan


pengumpulan dan pembersihan kotoran sehingga selalu terjaga kebersihannya.

• Mampu menolong petani-peternak untuk dapat mencapai produksi optimal dari


ternaknya, menjalankan usaha dengan ekonomis, menurunkan biaya
pemborosan tersamar tiap unit.

• Menghemat tenaga, waktu, menunjang kesehatan dengan pengaturan yang


luwes dan efisien.

• Menarik dan rapi, sehingga menyenangkan sebagai tempat tinggal ternak.

2.2. Teknis Kandang

Perencanaan pembuatan kandang kambing memerlukan persyaratan teknis yang


baik, yakni:

• Konstruksi harus diusahakan cukup kuat, terutama tiang-tiangnya.

• Atap diusahakan menggunakan bahan yang ringan dan memiliki daya serap
panas yang relatif kecil. Untuk lokasi kandang daerah yang panas bisa
menggunakan atap daun kelapa, welit (jerami kering) atau genting. Sedangkan
didaerah dingin dapat menggunakan seng.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.3. Letak Kandang

Letak kandang ternak kambing harus memenuhi syarat agar tidak mengganggu
lingkungan, terutama masyarakat sekitar. Oleh karena itu kandang kambing harus
memenuhi syarat sebagai berikut:

• Kandang dibuat didaerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak
lembab, serta jauh dari kebisingan.

• Aliran udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang.

• Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai
masuk ke dalam kandang.

• Agak jauh dari lokasi pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu.

• Lokasi dianjurkan jauh dari lokasi air minum yang dipergunakan oleh
masyarakat sekitar, sehingga kotoran ternak tidak mencemari baik secara
langsung maupun secara rembesan.

• Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar
dan pabrik, agar ketenangan ternak terjaga.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.4. Model Kandang

Model kandang yang efektif umumnya berbentuk panggung yang dibangun di


atas permukaan tanah sehingga terdapat kolong di bawah kandang. Tinggi ruang dari
lantai sampai atap sekitar 2 m, sedangkan tinggi kolong dari permukaan tanah sekitar
0,5 – 0,75 cm, dan memiliki fungsi sebagai penampung kotoran. Kolong dibuat
berlubang atau digali lebih rendah dari permukaan tanah. Dengan demikian kotoran
dan air kencing kambing tidak berceceran.

Alas kandang kambing sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu yang sudah
diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah lantai panggung dibuat sekitar 1 –
1,5 cm, agar kotoran dapat jatuh kebawah tetapi kaki kambing tidak sampai
terperosok. Dengan demilkian kandang akan selalu terjaga kebersihannya sehingga
terhindar kambing dari penyakit. Agar tidak meimbulkan kecelakaan bagi ternak,
sebaiknya lantai dibuat rata, datar, tidak licin dan tajam.

Contoh model kandang panggung dapat dilihat di bawah ini :

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.5. Ukuran Kandang Dan Perlengkapannya

Kandang dapat disekat menjadi beberapa bagian, hal ini memudahkan


pemeliharaan, pengontrolan ternak yang sakit, pengaturan perkawinan induk, dan
pengontrolan induk yang sedang bunting atau menyusui.

Kambing jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah agar tidak
menggangu induk yang sedang bunting atau beranak. Begitu pula anak-anak kambing
setelah masa sapih, yaitu umur 2-4 bulan. Kandang jantan dibuat khusus dengan
ukuran 125 x 150 cm per ekor. Sedangkan kandang untuk betina yang belum beranak
dibuat dengan ukuran 100 x 150 cm per ekor. Jika kambing betina dipelihara secara
berkelompok misalnya 4 ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran 300 x 150
cm.

Tempat pakan biasanya terbuat dari bambu atau papan yang ditempelkan disisi
kandang dengan ukuran dasar selebar 25 cm, tinggi 50 cm, lebar bagian atas 50 cm
serta panjang disesuaikan dengan panjang kandang. Lebar celah untuk mengeluarkan
kepala kambing ketika makan sekitar 30 cm.

Contoh tempat pakan dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
III. PAKAN DAN PERKEMBANGBIAKAN KAMBING

3.1. Pakan Kambing

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memelihara kambing adalah
masalah pakan. Pada dasarnya kambing tidak rewel dalam memilih pakan. Segala
dedaunan ( daun lamtoro, daun dadap, daun kopi, daun sengon albasia, daun nangka,
daun turi, daun pisang, daun kaliandra ) dan rerumputan ( rumput gajah, rumput
raja, rumput lapangan ) disukai, tetapi hijauan dari dari dedaunan lebih disukai
daripada rerumputan. Selain itu kambing juga menyukai limbah dapur ( kulit pisang,
sisa-sisa sayuran, ampas kelapa ), limbah pertanian ( kulit kopi, batang dan daun ubi
jalar, jerami kacang tanah, jerami kedelai ), limbah industri ( dedak padi dan
jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, ampas tahu ).

Pakan sebaiknya diberikan dua kali sehari pagi dan sore hari. Pada waktu sore
hari sebaiknya kambing diberi minum air hangat yang sudah diberi sedikit garam.
Pakan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan dulu
sebelum diberikan agar kambing tidak mudah terkena flu dan kembung.

Ada beberapa jenis dedaunan yang harus diwaspadai dan jangan diberikan pada
kambing karena bisa berakibat kematian, diantaranya: daun dan kulit singkong, daun
koro, daun sengon tekik. Selain itu yang juga harus diwaspadai sebelum pakan
diberikan, perhatikan dulu apakah di dedaunan tersebut terdapat ulat bulu atau
wereng karena hewan tersebut apabila termakan oleh kambing dapat menyebabkan
kematian.

3.2. Masa Birahi dan Gejalanya

Ternak kambing dalam proses pemeliharaannya akan melakukan


perkembangbiakan. Dewasa kelamin pada kambing betina adalah pada usia 9 – 10
bulan, sedangkan kambing jantan adalah 8 – 9 bulan.

Masa birahi untuk kambing betina berlangsung selama 24-48 jam dan akan
timbul tiap berselang 18-21 hari. Tanda-tanda birahi pada kambing sebagai berikut:

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Tampak gelisah dan sering mengeluarkan suara megembik tanpa sebab.

• Sering mengibas-ngibaskan ekor dan jika ekor dipegang akan diangkat ke atas.

• Nafsu makan berkurang.

• Vulva nampak membengkak berwarna merah.

• Dari vagina keluar cairan putih agak pekat.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
3.3. Menentukan Masa Perkawinan

Perkawinan kambing jantan dan betina harus diatur agar tidak terlalu lelah.
Seekor pejantan dapat mengawini 20 – 25 ekor betina, dan dapat melakukan
perkawinan 4 – 5 kali sebanyak 2 – 3 hari per minggu. Saat perkawinan yang tepat
adalah pada waktu kambing betina mengalami birahi. Pada saat itu bila kambing
betina dewasa menunjukkan birahi pada pagi hari, maka sorenya adalah waktu yang
tepat untuk dikawinkan. Sedangkan bila tanda-tanda birahi itu terjadi di sore hari,
maka pagi hari harus segera dikawinkan.

Kambing betina yang sudah beranak sudah dapat dikawinkan lagi sesudah 90
hari atau sesudah menyapih anaknya. Sebenarnya 5-6 minggu sesudah melahirkan
kambing tersebut dapat dikawinkan lagi apabila memperlihatkan gejala birahi lagi.
Tetapi hal itu sangat tidak dianjurkan karena jaringan alat reproduksinya masih
belum pulih benar.

3.4. Lama Kebuntingan

Lama kebuntingan kambing berlangsung selama 150 - 154 hari atau rata-rata
152 hari. Gejala-gejala kebuntingan:

• Kambing menjadi lebih tenang dan tidak suka di dekati pejantan.

• Terlihat adanya pertambahan besar pada dinding perut.

• Bagi kambing yang bunting untuk yang pertama kali ad perkembangan


yang mencolok pada usia kebuntingan 2-3 bulan.

• Nafsu makan meningkat dan terjadi kenaikan berat tubuh.

• Sering menjilat–jilat pintu kandang atau lantai

• Induk kambing yang akan melahirkan menunjukkan gejala-gejala


tertentu seperti : nafsu makan yang menurun, gelisah, mengembik-embik
dan kakinya menggaruk-garuk lantai.

3.5. Cara Perkawinan

Sistem perkawinan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

a. Perkawinan alamiah
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
Perkawinan sebaiknya dilakukan pada tempat atau kandang khusus untuk
mengkawinkan ternak kambing. Kambing betina yang birahi dibawa ke kandang
kambing pemacak. Jika perkawinan telah terjadi, dianjurkan kambing betina
dibawa lari-lari untuk menghindari kambing betina yg berusaha megeluarkan
sperma di dalam vagina.

b. Perkawinan Buatan

Perkawinan buatan atau Artificial Insemination ( AI ) yaitu perkawinan dengan


bantuan manusia, atau sering disebut istilah kawin suntik.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
BAB IV. PENCEGAHAN, PERAWATAN DAN PENYAKIT

4.1. Pencegahan Penyakit

Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan.


Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak menjadi prioritas utama disamping
kualitas makanan yang memadai.

Secara umum tindakan pencegahan penyakit dalam usaha peternakan kambing


adalah sebagai berikut :

• Ternak harus sehat

Dianjurkan hanya ternak-ternak yang sehat dan bebas dari penyakit saja yang
dimasukkan dalam areal peternakan. Untuk menghindari penyebaran wabah
penyakit, ternak harus diisolasi terlebih dulu sebelum dimasukkan kelokasi
peternakan.Pengadaan kandang khusus untuk ternak yang sakit agar pengobatan
dapat dilakukan secara optimal dan penyakit tidak dapat menular pada ternak
yang sehat.

• Kandang yang bersih dan bebas dari genangan air

Dengan model kandang panggung maka kandang akan selalu bersih dan bebas
dari genangan air. Genangan air merupakan tempat hidup nyamuk dan dapat
membantu penyebaran penyakit, baik sebagai vektor biologis maupun mekanis.
Serangan nyamuk dalam populasi dan intensitas tinggi dapat menyebabkan
anemia dan mengganggu waktu istirahat ternak.

• Vaksinasi secara teratur

Pengadaan vaksin jauh lebih murah dibandingkan dengan pengobatan. Penyakit


apa saja yang perlu dicegah dengan vaksinasi dapat menghubungi Dinas
Peternakan setempat.

• Sinar matahari yang cukup

Sinar matahari pagi mengandung ultra violet yang berperan sebagai energi dan
mencegah gangguan rakhitis, terutama bagi ternak yang dikandang terus-
menerus. Sinar ultra violet secara alami akan membunuh kuman-kuman
penyakit setiap saat. Masuknya sinar matahari kedalam kandang juga akan
membuat kandang lebih kering, tidak lembab dan selalu ber udara segar.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Pemberian makanan yang baik

Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi ternak.


Makanan yang baik akan meningkatkan daya tahan ternak terhadap serangan
penyakit maupun pengaruh lingkungan yang buruk. Defisiensi zat nutrisi akan
mengarah pada timbulnya penyakit-penyakit tertentu.

4.2. Penyakit Umum Kambing

Ada beberapa penyakit umum kambing :

a. Penyakit Mencret

Penyakit mencret adalah penyakit akut dan menular pada anak kambing tapi
kadang juga bisa menyerang kambing dewasa, dimana dia akan mengeluarkan
kotoran terus-menerus, dan jika tidak tertanggulangi dapat mengakibatkan
kematian karena anak kambing akan kehabisan cairan.

Penyebab penyakit : Bakteri Escherichia coli

Usia yang diserang : Cempe sampai usia 3 bulan

Gejala-gejalanya : Datangnya mendadak, kambing tampak lesu, tidak


mau menyusu pada induknya, suhu tubuh
meninggi, mengeluarkan kotoran cair dan berbau
busuk.

Pencegahan penyakit : Menjaga kebersihan kandang, sering mengganti


alas kandang, selalu membersihkan susu induk
kambing dengan air hangat yang dicampur
desinfektan.

Pengobatan penyakit : Obat-obatan antibiotika Sulfa dan dianjurkan agar


obat diberikan lewat mulut atau air minum. Bisa
juga diberi pakan daun jambu biji, daun nangka.

b. Penyakit Perut kembung

Penyakit ini disebabkan oleh gas didalam perut yang tidak dapat keluar,
sehingga mengganggu proses pencernaan dalam rumen kambing.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
Penyebab penyakit : Pemberian makanan yang tidak teratur atau
kambing terlalu lapar, sehingga rakus
mengkonsumsi makanan kasar, khususnya kacang-
kacangan. Dapat juga karena kambing makan
rumput yang masih berembun.

Usia yang diserang : Semua usia kambing

Gejala-gejalanya : Lambung kambing membesar, sehingga jika tidak


tertanggulangi dapat mengakibatkan kematian.

Pencegahan penyakit : Pemberian makanan yang teratur jadwal dan


jumlahnya. Keringkan sebentar pakan yang
diperoleh pada pagi hari atau pada musim
penghujan.

Pengobatan penyakit : Diberikan gula yang diseduh dengan asam,


kemudian kaki kambing bagian depan diangkat ke
atas sampai gas keluar.

c. Penyakit Parasit Cacing

Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan tubuh kambing terhambat. Akibat dari


penyakit ini adalah:

• Cacing menyerap sebagian zat makanan dalam tubuh.

• Cacing merusak jaringan-jaringan organ vital ternak kambing.

• Cacing menyebabkan kambing menjadi kurang nafsu makan.

1. Penyebab penyakit : Fasciola Gigantica (cacing hati), menyerang hati


kambing

Usia yang diserang : Semua usia kambing.

Pencegahan penyakit : Hindari pemberian makanan kasar atau hijauan


pakan yang terkontaminasi siput.

Pengobatan penyakit : Dapat digunakan zanil atau valbazen yang


diberikan lewat air minum atau suntikan dengan
dovanik.

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2. Penyebab penyakit : Neoascaris vitulorum (cacing gelang), menyerang dan
menetap pada usus kecil kambing, dan menyebar kedalam jaringan otot,
serta mampu mengikuti aliran darah.

Usia yang diserang : Semua usia kambing.

Pencegahan penyakit : 2 bulan sekali diberikan obat cacing, misalnya


piperazin lewat air minum.

Pengobatan penyakit : Diberi piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat


tubuh ternak lewat air minum.

3. Penyebab penyakit : Haemonchus Contortus (cacing lambung), berdiam di


lambung dan menghisab darah.

Usia yang diserang : Semua usia kambing.

Pencegahan penyakit : Tidak memberikan hijauan pakan yang masih


diselimuti embun. Makanan sebaiknya dipanaskan
dulu atau diangin-anginkan.

Pengobatan penyakit : Obat valzaben lewat air minum.

4. Penyebab penyakit : Thelazia Rhodesii (cacing mata), menyerang bagian


mata, seperti pada kantong konjungtiva, kamar mata, dan saluran air mata.

Usia yang diserang : Semua usia kambing.

Pencegahan penyakit : Jangan sampai banyak lalat, karena lalat media


yang menularakan. Dan sanitasi yang baik.

Pengobatan penyakit : Cacing diambil langsung dari mata menggunakan


pinset. Setelah itu peradangan diobati dengan obat
mata yang mengandung antibiotika.

d. Penyakit Kudis

Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit kambing. Akibatnya


produksi ternak kambing merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai
jual ternak kambing.

Penyebab penyakit : Kutu Psoroptes ovis, Psoroptes cuniculi, dan


Chorioptes bovis.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
Usia yang diserang : Semua usia kambing.

Gejala-gejalanya : Kondisi ternak semakin memburuk, sering menggaruk


atau menggosokkan badannya.

Pencegahan penyakit : Sanitasi yang baik, sering memandikan kambing dan


membersihkan bulunya. Jika ada yang terkena segera
dikarantina agar tidak menular.

Pengobatan penyakit :

- Mengoleskan Benzoas bensilikus 10 persen pada luka kudis.

- Menyemprot atau merendam kambing dengan Choumaphos 0,05-0,1


persen.

- Campuran Creolin dengan spirtus, rasio 1 : 10, campuran ini digosokkan


pada luka kudis, tapi sebelumnya bulu kambing dicukur.

- Campuran 1 tutup dasinon dengan 3 liter ditambah deterjen 1 sendok


makan kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Pemberaian obat pada
pagi hari sekitar jam 8 saat ada sinar matahari.

Makalah dan penjelasan singkat tentang tata cara memelihara dan beternak
kambing ini saya susun, semoga bisa menjadikan manfaat dan sedikit menambah
wawasan serta pengetahuan tentang budidaya kambing. Besar harapan saya semoga
niat baik pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Malang ini mendapat sambutan
yang baik dan positif dari masyarakat, khususnya masyarakat penerima bantuan.

Masyarakat penerima bantuan nanti hendaknya dengan penuh kesadaran dan


tanggung jawab dapat merawat dan mengkembangbiakkan hewan tersebut sehingga
tujuan mulia pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak sia-sia.

Selain itu dengan berhasilnya kita sebagai masyarakat mengemban amanah yang
diberikan pemerintah ini, maka nanti kita akan bisa menjadikan Kabupaten Malang
dengan potensi alamnya yang sedemikian rupa sebagai salah satu sentra utama
peternakan kambing di Indonesia.

Wassalamuallaikum wr. wb., Selamat Berjuang, Semoga Sukses!

H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan

You might also like