Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
• Daya adaptasi ternak kambing terhadap lingkungan yang keras cukup tinggi,
sehingga dapat mengkonsumsi lebih banyak jenis pakan hijauan.
• Kambing lebih tahan panas, karena membutuhkan air relatif lebih kecil
dibandingkan dengan ternak lain.
• Modal usaha untuk ternak kambing lebih cepat berputar karena lebih cepat
dewasa dan lebih cepat dipotong.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Investasi usaha ternak kambing membutuhkan modal yang relatif kecil
sehingga setiap investasi lebih banyak unit produksi yang dapat tercapai.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
II. TATA LAKSANA KANDANG
• Atap diusahakan menggunakan bahan yang ringan dan memiliki daya serap
panas yang relatif kecil. Untuk lokasi kandang daerah yang panas bisa
menggunakan atap daun kelapa, welit (jerami kering) atau genting. Sedangkan
didaerah dingin dapat menggunakan seng.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.3. Letak Kandang
Letak kandang ternak kambing harus memenuhi syarat agar tidak mengganggu
lingkungan, terutama masyarakat sekitar. Oleh karena itu kandang kambing harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
• Kandang dibuat didaerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak
lembab, serta jauh dari kebisingan.
• Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai
masuk ke dalam kandang.
• Agak jauh dari lokasi pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu.
• Lokasi dianjurkan jauh dari lokasi air minum yang dipergunakan oleh
masyarakat sekitar, sehingga kotoran ternak tidak mencemari baik secara
langsung maupun secara rembesan.
• Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar
dan pabrik, agar ketenangan ternak terjaga.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.4. Model Kandang
Alas kandang kambing sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu yang sudah
diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah lantai panggung dibuat sekitar 1 –
1,5 cm, agar kotoran dapat jatuh kebawah tetapi kaki kambing tidak sampai
terperosok. Dengan demilkian kandang akan selalu terjaga kebersihannya sehingga
terhindar kambing dari penyakit. Agar tidak meimbulkan kecelakaan bagi ternak,
sebaiknya lantai dibuat rata, datar, tidak licin dan tajam.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2.5. Ukuran Kandang Dan Perlengkapannya
Kambing jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah agar tidak
menggangu induk yang sedang bunting atau beranak. Begitu pula anak-anak kambing
setelah masa sapih, yaitu umur 2-4 bulan. Kandang jantan dibuat khusus dengan
ukuran 125 x 150 cm per ekor. Sedangkan kandang untuk betina yang belum beranak
dibuat dengan ukuran 100 x 150 cm per ekor. Jika kambing betina dipelihara secara
berkelompok misalnya 4 ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran 300 x 150
cm.
Tempat pakan biasanya terbuat dari bambu atau papan yang ditempelkan disisi
kandang dengan ukuran dasar selebar 25 cm, tinggi 50 cm, lebar bagian atas 50 cm
serta panjang disesuaikan dengan panjang kandang. Lebar celah untuk mengeluarkan
kepala kambing ketika makan sekitar 30 cm.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
III. PAKAN DAN PERKEMBANGBIAKAN KAMBING
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memelihara kambing adalah
masalah pakan. Pada dasarnya kambing tidak rewel dalam memilih pakan. Segala
dedaunan ( daun lamtoro, daun dadap, daun kopi, daun sengon albasia, daun nangka,
daun turi, daun pisang, daun kaliandra ) dan rerumputan ( rumput gajah, rumput
raja, rumput lapangan ) disukai, tetapi hijauan dari dari dedaunan lebih disukai
daripada rerumputan. Selain itu kambing juga menyukai limbah dapur ( kulit pisang,
sisa-sisa sayuran, ampas kelapa ), limbah pertanian ( kulit kopi, batang dan daun ubi
jalar, jerami kacang tanah, jerami kedelai ), limbah industri ( dedak padi dan
jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, ampas tahu ).
Pakan sebaiknya diberikan dua kali sehari pagi dan sore hari. Pada waktu sore
hari sebaiknya kambing diberi minum air hangat yang sudah diberi sedikit garam.
Pakan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan dulu
sebelum diberikan agar kambing tidak mudah terkena flu dan kembung.
Ada beberapa jenis dedaunan yang harus diwaspadai dan jangan diberikan pada
kambing karena bisa berakibat kematian, diantaranya: daun dan kulit singkong, daun
koro, daun sengon tekik. Selain itu yang juga harus diwaspadai sebelum pakan
diberikan, perhatikan dulu apakah di dedaunan tersebut terdapat ulat bulu atau
wereng karena hewan tersebut apabila termakan oleh kambing dapat menyebabkan
kematian.
Masa birahi untuk kambing betina berlangsung selama 24-48 jam dan akan
timbul tiap berselang 18-21 hari. Tanda-tanda birahi pada kambing sebagai berikut:
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Tampak gelisah dan sering mengeluarkan suara megembik tanpa sebab.
• Sering mengibas-ngibaskan ekor dan jika ekor dipegang akan diangkat ke atas.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
3.3. Menentukan Masa Perkawinan
Perkawinan kambing jantan dan betina harus diatur agar tidak terlalu lelah.
Seekor pejantan dapat mengawini 20 – 25 ekor betina, dan dapat melakukan
perkawinan 4 – 5 kali sebanyak 2 – 3 hari per minggu. Saat perkawinan yang tepat
adalah pada waktu kambing betina mengalami birahi. Pada saat itu bila kambing
betina dewasa menunjukkan birahi pada pagi hari, maka sorenya adalah waktu yang
tepat untuk dikawinkan. Sedangkan bila tanda-tanda birahi itu terjadi di sore hari,
maka pagi hari harus segera dikawinkan.
Kambing betina yang sudah beranak sudah dapat dikawinkan lagi sesudah 90
hari atau sesudah menyapih anaknya. Sebenarnya 5-6 minggu sesudah melahirkan
kambing tersebut dapat dikawinkan lagi apabila memperlihatkan gejala birahi lagi.
Tetapi hal itu sangat tidak dianjurkan karena jaringan alat reproduksinya masih
belum pulih benar.
Lama kebuntingan kambing berlangsung selama 150 - 154 hari atau rata-rata
152 hari. Gejala-gejala kebuntingan:
a. Perkawinan alamiah
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
Perkawinan sebaiknya dilakukan pada tempat atau kandang khusus untuk
mengkawinkan ternak kambing. Kambing betina yang birahi dibawa ke kandang
kambing pemacak. Jika perkawinan telah terjadi, dianjurkan kambing betina
dibawa lari-lari untuk menghindari kambing betina yg berusaha megeluarkan
sperma di dalam vagina.
b. Perkawinan Buatan
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
BAB IV. PENCEGAHAN, PERAWATAN DAN PENYAKIT
Dianjurkan hanya ternak-ternak yang sehat dan bebas dari penyakit saja yang
dimasukkan dalam areal peternakan. Untuk menghindari penyebaran wabah
penyakit, ternak harus diisolasi terlebih dulu sebelum dimasukkan kelokasi
peternakan.Pengadaan kandang khusus untuk ternak yang sakit agar pengobatan
dapat dilakukan secara optimal dan penyakit tidak dapat menular pada ternak
yang sehat.
Dengan model kandang panggung maka kandang akan selalu bersih dan bebas
dari genangan air. Genangan air merupakan tempat hidup nyamuk dan dapat
membantu penyebaran penyakit, baik sebagai vektor biologis maupun mekanis.
Serangan nyamuk dalam populasi dan intensitas tinggi dapat menyebabkan
anemia dan mengganggu waktu istirahat ternak.
Sinar matahari pagi mengandung ultra violet yang berperan sebagai energi dan
mencegah gangguan rakhitis, terutama bagi ternak yang dikandang terus-
menerus. Sinar ultra violet secara alami akan membunuh kuman-kuman
penyakit setiap saat. Masuknya sinar matahari kedalam kandang juga akan
membuat kandang lebih kering, tidak lembab dan selalu ber udara segar.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
• Pemberian makanan yang baik
a. Penyakit Mencret
Penyakit mencret adalah penyakit akut dan menular pada anak kambing tapi
kadang juga bisa menyerang kambing dewasa, dimana dia akan mengeluarkan
kotoran terus-menerus, dan jika tidak tertanggulangi dapat mengakibatkan
kematian karena anak kambing akan kehabisan cairan.
Penyakit ini disebabkan oleh gas didalam perut yang tidak dapat keluar,
sehingga mengganggu proses pencernaan dalam rumen kambing.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
Penyebab penyakit : Pemberian makanan yang tidak teratur atau
kambing terlalu lapar, sehingga rakus
mengkonsumsi makanan kasar, khususnya kacang-
kacangan. Dapat juga karena kambing makan
rumput yang masih berembun.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan
2. Penyebab penyakit : Neoascaris vitulorum (cacing gelang), menyerang dan
menetap pada usus kecil kambing, dan menyebar kedalam jaringan otot,
serta mampu mengikuti aliran darah.
d. Penyakit Kudis
Pengobatan penyakit :
Makalah dan penjelasan singkat tentang tata cara memelihara dan beternak
kambing ini saya susun, semoga bisa menjadikan manfaat dan sedikit menambah
wawasan serta pengetahuan tentang budidaya kambing. Besar harapan saya semoga
niat baik pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Malang ini mendapat sambutan
yang baik dan positif dari masyarakat, khususnya masyarakat penerima bantuan.
Selain itu dengan berhasilnya kita sebagai masyarakat mengemban amanah yang
diberikan pemerintah ini, maka nanti kita akan bisa menjadikan Kabupaten Malang
dengan potensi alamnya yang sedemikian rupa sebagai salah satu sentra utama
peternakan kambing di Indonesia.
H. Dawang Andriwulan, SE
Makalah Perkambingan