You are on page 1of 8

Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk


memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto,
1997:25).
Menurut Nitisemito (1989;107) Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi
likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada
saat jatuh
tempo. Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana
lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
(kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia
tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut
PP
N0. 9 tahun 1995 adalah:
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi
kewajiban jangka
pendek.
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah
dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam
jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam
menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-
hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau
akan jatuh
tempo.
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan
membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto, 2001:332).
Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar
dengan
hutang lancar.
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar.
Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan
kewajiban yang
benar-benar dibayar.
Rumus:
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100 %
Contoh:
Rp. 1.500.000,00
Rp 3.000.000,00 X 100 % = 200%
Menurut Riyanto (2001: 26) Current ratio kurang dari 2:1 dianggap
kurang
baik, sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50%, maka
jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya. Standar
normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175%-200%
(Depkop&PPKM:
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio)
Riyanto (2001: 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancar
yang lebih likuid.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki
koperasi.
Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya membandingkan
aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika Current ratio tinggi tapi
Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Rumus:
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100%
Contoh:
Rp. 1.000.000,00
Rp1.850.000,00 X 100% = 185%
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175%-200%
(DepKop&PPKM: 2002)
2.3 Analisa Rasio
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:37). Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu
jumlah
tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa
berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada
penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.
Dari definisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi
perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan
operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar
pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya.
2.3.2 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas.
Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang
keuangan.
Dari informasi tersebut, manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang.
Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu
perusahaan.
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli,
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut. Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik, maka investor akan lebih berhati-hati.
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain
adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek
keuangan
tertentu berada diatas rata-rata, pada rata-rata atau dibawah rata-
rata.
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan
rasio
keuangan.
2.3.3 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (2002:68) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa.
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir, 2002:68)
a. Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas, (2) rasio-rasio solvabilitas, (3)
rasiorasio
rentabilitas, (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir, 2002:69)
Menurut Robert Anggoro (1997:18-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau
tujuan
yang ingin dicapai, yaitu:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b. Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan.
d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratio
e. Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
2.4 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto,
1997:25).
Menurut Nitisemito (1989;107) Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi
likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada
saat jatuh
tempo. Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana
lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
(kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia
tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut
PP
N0. 9 tahun 1995 adalah:
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi
kewajiban jangka
pendek.
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah
dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam
jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam
menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-
hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau
akan jatuh
tempo.
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan
membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto, 2001:332).
Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar
dengan
hutang lancar.
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar.
Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan
kewajiban yang
benar-benar dibayar.
Rumus:
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100 %
Contoh:
Rp. 1.500.000,00
Rp 3.000.000,00 X 100 % = 200%
19
Menurut Riyanto (2001: 26) Current ratio kurang dari 2:1 dianggap
kurang
baik, sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50%, maka
jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya. Standar
normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175%-200%
(Depkop&PPKM:
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio)
Riyanto (2001: 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancar
yang lebih likuid.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki
koperasi.
Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya membandingkan
aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika Current ratio tinggi tapi
Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Rumus:
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100%
Contoh:
Rp. 1.000.000,00
Rp1.850.000,00 X 100% = 185%
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175%-200%
(DepKop&PPKM: 2002)
Latar Belakang
Laporan keuangan terbukti memiliki manfaat bagi para pemakai laporan keuangan namun
laporan keuangan juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang akan mengurangi
kejujuran dan keandalan data akuntansi. Dalam akuntansi kejujuran adalah penyajian
laporan keuangan sedemikian rupa sehingga informasi dalam laporan keuangan tidak
menyesatkan pemakai laporan keuangan. Implikasinya kejujuran di atas tidak akan
pernah membuat garis batasyang tegas antara laporan keuangan yang jujur dan laporan
keuangan yang tidak jujur. Apakah laporan keuangan memang memiliki kandungan
informasi yang layak digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan suat keputusan di
masa mendatang. Praktek tersebut tidak melanggara standar akuntansiyang berlaku, oleh
karena itu bagi perusahaan yang melakukan praktek tersebut sangat mungkin laporan
keuangan hasil auditnya menunjukkan pendapat yang wajar.
Adapun manfaat laporan keuangan secara teoritis, tidak dapat dipisahkan dari tujuan
penyusunan laporan keuangan, karena berdasar tujuannya dapat diketahui manfaat
apayang diharapkan terhadap laporan keuangan tersebut.
Sedangkan manfaat laporan keuangn secara empiris dilakukan dengan cara melakukan
penelitian-penelitian dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber dasar
informasi untuk membuktikan apakah laporan keuangan “bermanfaat” bagi para pemakai
untuk pengambilan keputusan ekonomi.
2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah dapat mengetahui manfaat laporan
keuangan dan keterbatasan laporan keuangan, maka para pemakai laporan keuangan
dapat lebih obyektif dalam memahami makna laporan keuangan agar tidak salah dalam
mengambil keputusan
3.Rumusan Masalah
1.Pengertian laporan keuangan
2. Perbedaan cara pelaporan
3.Proses pengkomunikasian Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor, dan
pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan
keputusan yang rasional, pihak kreditur, investor dan manajemen seharusnya
menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan
keuangan perusahaan tersebut. Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak yang
berkepentingan yang ingin mengetahui perkembangan perusahaan dan kondisi
keuangannya saat itu, pengunaan analisis rasio akan membantu stakeholder, yaitu
dalam hal :
1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan
datang.
2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang
disajikan, dan
3. Memudahkan dalam mengintepretasikan laporan keuangan.
I. Analisis Rasio Keuangan
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio
keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio keuangan merupakan alat
yang digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan kondisi perusahaan. Rasiorasio
keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam
neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau pada neraca dan rugi laba. Setiap analis
keuangan dapat merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek
tertentu. Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan
analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang dinilai akan
berbeda dengan penilaian yang dilakukan oleh calon pemodal. Kreditur akan lebih
berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Secara
keseluruhan, aspek-aspek yang dinilai diklasifikasikan menjadi aspek likuiditas, aspek
leverage, aspek aktivitas, aspek profitabilitas.
II. Bagaimana Menggunakan Rasio-rasio Keuangan
Pada umumnya digunakan dua cara untuk menafsirkan rasio-rasio keuangan.
Dengan menggunakan asumsi bahwa metode akuntansi yang dipergunakan oleh
perusahaan konsisten dari waktu ke waktu, dan sama dengan yang dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan lain (kalau ternyata berbeda, maka analisis keuangan perlu
melakukan penyesuaian), maka rasio-rasio keuangan yang dihitung dapat ditafsirkan
dengan:
• Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan di masa yang lalu.
• Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan-perusahaan lain dalam satu
industri.
Cara kedua relatif baik karena dapat mengetahui kedudukan relatif perusahaan kita
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Cara lain adalah dengan
membandingkan rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil perusahaan.
III. Perbandingan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan, yaitu:
• Perbandingan Internal
Analis keuangan dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio
masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar (rasio
dari aktiva lancar dibagi utang lancar) untuk tahun sekarang dapat
dibandingkan dengan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika rasio keuangan
diurutkan dalam beberapa periode tahun, analis dapat mempelajari komposisi
perubahan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan dalam
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
• Perbandingan Eksternal
Perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan
sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik waktu yang sama.
Perbandingan ini memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan
dan kinerja relatif dari perusahaan. Rasio ini membantu dalam
mengidentifikasikan penyimpangan dari rata-rata atau standar industri.
IV. Macam-macam rasio keuangan
Apabila dilihat dari sumbernya darimana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio
dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu :
1. Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid-test ratio, current
assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio, dll.
2. Rasio-rasio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah rasio-rasio
yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross
profit margin, net operating margin, operating ratio, dll.
3. Rasio-rasio antar-laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari Neraca dan data lainnya berasal dari
income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables
turnover,dll.
Selain pengelompokkan diatas, rasio-rasio dapat pula dikelompokkan menjadi :
• Rasio Likuiditas ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
• Rasio Leverage ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang
• Rasio Aktivitas ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya.
• Rasio-rasio profitabilitas ???? rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Disini akan dikemukakan beberapa macam rasio, cara perhitungannya beserta
interpretasinya berdasarkan laporan finansial di bawah ini.

You might also like