You are on page 1of 6

Tenis Meja

TENIS MEJA:

A. Ukuran Meja Tenis Meja


- Panjang = 274 cm- Lebar = 152,5 cm
- Tebal garis sisi = 2 cm
- Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
- Luas = 4,1785 meter persegi

B. Tiang Net dan Jaring Net


- Panjang Net = 183 cm
- Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
- Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
- Luas Net = 0,279075 meter persegi
Di pinggir dan di tengah meja diberi garis. Umumnya warna dasar meja tenis meja adalah warna hijau
dan untuk garis adalah putih. Tenis Meja = Table Tennis (internasional).
Pingpong: Bom Asap dan Efek Magnus

Tulisan kali ini tentang kegiatan olahraga saya yang tak teratur, tidak rutin dan tidak kontinu.
Permainan olahraga yang satu ini kerap saya mainkan dulu yaitu Pingpong, Tenis Meja atau Table
Tennis. Permainan ini mulai saya gemari sejak SMP hingga kuliah tingkat satu, meskipun tak terjadwal
seperti jika ikut klub olahraga, sebab saya bermain hanya di tempat yang ada meja pingpongnya,
kadang di rumah teman yang punya, di sekolah walau tak ada ekstrakurikuler tapi mejanya tersedia, di
halaman masjid (selain bermain badminton atau permainan Galah Asin selepas tarawih di bulan puasa),
bahkan di ruang tunggu Puskesmas (hari Minggu tentunya, saat tutup atau di malam hari). Oh iya,
komplek Puskesmas dekat rumah saya terdapat rumah dinas dokter, bidan dan mantre, yang berbaik
hati sebagai warga Rukun Tetangga memperbolehkan anak-anak bermain Pingpong di saat libur.

Pingpong memang cukup merakyat, selain Bola Voli atau Badminton, apalagi di wilayah Jawa Barat;
gudangnya atlet-atlet terkenal di cabang olahraga tersebut. Meja pingpong pun mudah ditemui,
terutama di kantor-kantor (SOHO maupun kantor korporasi besar) disediakan sebagai sarana rekreasi
sekaligus olahraga. Bahkan dulu di jaman SD sering juga bermain pingpong di atas meja sekolah,
kadang cukup satu meja atau empat meja didempetkan dengan net penggaris kayu panjang dua buah
dan pemukul dari tripleks dengan bentuk tak beraturan, yang penting ada gagangnya. Di waktu lain
dibuat juga pemukulnya yang lebih rapi, biasanya menggunakan kayu lapis tripleks dengan ketebalan
5mm, ini juga susah dicari sebab kebanyakan rongsokan tripleks yang ditemukan punya ketebalan
3mm, dipotong oval dan diberi gagang kayu yang diserut supaya enak dipegang, kadang-kadang
tripleksnya dilapis karet ban dalam mobil –untung saat itu belum ada ban tubeless– supaya mirip
dengan bat pingpong resmi dan bisa membuat efek spin, memukul bola hingga menyintir ke arah
tertentu.

Yang lebih mengasyikkan adalah saat bola pingpong penyok (belum sampai pecah), dicelupkan ke air
panas supaya tidak penyok lagi. Kalau tidak salah saat itu harga bola pingpong sekitar Rp150, saat
makanan ringan Chiki mulai muncul dengan harga yang sama, terasa mahal karena dengan uang
sejumlah tersebut bisa membeli Cilok beberapa tusuk (biasanya satu tusuk 3 butir, dapat bonus jika
menemukan céngék atau cabe rawit di dalamnya). Kreativitas terhadap bola pingpong tidak hanya
sampai sebatas itu, kadang dilempar ke lantai supaya memantul balik masuk ke rok perempuan –
bwahahaha, ini mah bukan kreativitas– bahkan jika bola pingpong pecah masih menjadi mainan yang
terdengar membahayakan, yaitu dijadikan bom asap.

Bola pingpong digunting kecil-kecil lalu dibungkus –tepatnya digulung– kertas pelapis rokok (berlapis
aluminium), kedua ujungnya dipilin seperti bungkus permen sampai tertutup rapat kecuali salah satu
diganjal sebatang korek api. Satu bola pingpong cukup untuk satu kertas rokok tersebut asalkan
mengguntingnya tidak terlalu runcing-runcing karena malah bisa menusuk kertas rokok. Ujung satu
dipegang tangan kiri kemudian tangan kanan menyulut sebatang korek api dan membakar bagian
tengah gulungan kertas rokok. Kertas dan guntingan bola pingpong akan memanas hingga dirasa cukup
–lupa parameternya, sesaat setelah api mulai muncul– ganjalan batang korek api di ujung satu lagi
segera dicabut dan menghembuslah asap putih tebal dan banyak yang bisa mengisi sebuah ruangan
kelas dan kadang sampai tidak terlihat apa-apa (kelas ukuran SD Inpres tentunya). Asap tersebut cukup
berbau menyengat, dulu saya tak tahu apakah asap itu berbahaya atau tidak –sekarang pun belum tahu–
tapi tentunya setelah asap keluar dari mainan-bom tersebut segera dilempar dan saya pun lari ke luar
ruangan kelas. Bodohnya, kenapa tidak disulut di luar kelas lalu dilempar ke dalam kelas, ya?
Permainan Tenis Meja memiliki keunikan yang harus dipelajari dan dilatih sebagai sebuah tantangan
dan trik dalam bermain. Bola Pingpong seperti juga lemparan bola Bisbol dan Sofbol, pukulan bola
Golf dan tendangan pada sepakbola mengenal sebuah efek yang disebut efek Magnus, yaitu efek yang
terjadi pada sebuah benda yang berputar dalam sebuah medium udara (atau cairan). Tentunya anda
mengenal tendangan pisang dalam sepakbola, itu terjadi karena efek Magnus tersebut. Tidak termasuk
lengkungan yang terjadi pada saat bola bowling menggelinding, itu terjadi karena efek gaya gesek bola
(yang berputar) dengan lantai, disebut sebagai swing bowling.

Efek Magnus yang terlihat pada bola pingpong saat melakukan pukulan drive sehingga bola pingpong
berputar ke depan, efek yang dihasilkan adalah bola naik melambung namun setelah melewati net tiba-
tiba menukik dan lawan harus mengembalikan bola (menahan tanpa dipukul) dengan posisi bat miring
ke depan (namun pantulan bola akan menjadi polos tidak menyintir), memukul drive balik sehingga
bola berputar sebaliknya (jika tidak tepat bola malah akan melambung jauh) atau memukul searah
sintiran bola (jika tidak tepat bola tidak akan bisa terangkat ke atas net). Efek tersebut baru satu arah,
akan lebih susah lagi jika sintiran bola miring sehingga pantulan bola bisa ke kiri atau ke kanan ke luar
arena meja pingpong.

Tentunya jika anda sudah sering bermain pingpong hal-hal di atas sudah tidak dipikirkan lagi, sudah
menjadi gerakan reflek dan perasaan dalam memukul bola, bahkan bola pingpong yang meluncur cepat
hanya dilihat sesaat (mengira-ngira arah dan sintiran), melihat posisi lawan dan sesaat kemudian
langsung memukul. Kecepatan proses otak, reflek perasaan (serta ingatan) dan reaksi fisik ini belum
mampu ditandingi oleh sistem komputer saat ini.

Ada dua catatan menarik dari isian Wikipedia tentang Pingpong di atas, yaitu pada tahun 1936 dalam
Kejuaraan Dunia Prague, dua pemain bertahan selama satu jam dalam merebut satu point, serta Tenis
Meja ternyata sempat dilarang di Uni Sovyet dari tahun 1930 hingga 1950 karena dianggap
membahayakan mata, saya tidak tahu apakah membahayakan karena kemungkinan sebuah smash bisa
tersasar mengenai bola mata ataukah mata rusak karena melihat bola kecil putih bergerak sangat cepat.
Ada-ada saja!
Lapangan Bulutangkis, IBF Standar Badminton
Court
Berikut adalah gambar lapangan bulutangkis berdasarkan ukuran IBF standar badminton court.
Lapangan bulutangkis mempunyai panjang 13.40 meter dan lebar 6.10 meter. masing-masing dibatasi
garis servis panjang, garis pinggir ganda, garis tengah, garis servis pendek, dan net yang berukuran
tinggi 1.55 meter.
Lapangan badminton untuk permainan tunggal berbeda dengan permainan ganda. Untuk permainan
tunggal garis pinggir luar tidak dihitung, jika shuttlecock jatuh diluar garis pinggir dalam maka
dianggap keluar. pada saat servis garis servis panjang dianggap masih di dalam lapangan bulutangkis.
Sebaliknya lapangan badminton untuk permainan ganda, garis pinggir dihitung, jika pada saat servis
shuttlecock jatuh di luar garis servis panjang maka dianggap keluar atau long.
Jadi jika Anda mau membuat lapangan bulutangkis di halaman rumah, taman di kompleks, atau gedung
ukuran badminton court di gambar dapat dijadikan acuan.
Untuk lebih jelas silakan download gambar lapangan bulutangkis di bawah ini.

You might also like