You are on page 1of 16

BAB II

STUDI ILMU HUKUM

1. Pengertian Ilmu Hukum


Ilmu hukum dan garis besarnya sebagai berikut:
a. Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang
manusiawi, pengetahuan tentang yang benar dan yang tidak
benar menurut harkat manusia.
b. Ilmu yang formal tentang hukum fositif
c. Sistesa ilmiah yang tentang asas-asas yang pokok dari hukum
d. Penyelidikan oleh para ahli hukum tentang norma-norma, cita-
cita dan teknik hukum dengan menggunakan pengetahuan yang
di peroleh dari berbagai di siplin di luar hukum yang mutahkir
e. Ilmu hukum ialah nama yang diberikan oleh suatu cara untuk
mempelajari hukum, suatu penyelidikan yang bersifat abstrak,
umu dan teoritis, yang berusaha mengungkapkan asas-asas
yang pokok dari hukum
f. Ilmu hukum adalah ilmu tentang hukum dalam seginya yang
paling umum.
g. Teori ilmu hukum yang menyangkut pemikiran mengenai
hukum atas dasar yan paling luas.
h. Ia meliputi pencarian ke arah kinsep-konsep yang tuntas yang
mampu untuk memberikan expresi yang penuh arti bagi semua
cabang ilmu hukum
i. Suatu diskusi teoritis yang umum mengenai hukum dan asas-
asas sebagai lawan dari setudi mengenai peraturan-peraturan
hukum yang konkrit
j. Ilmu hukum adalah pengetahuan tentang hukum dalam segala
bentuk dan manisfestasinya
k. Pembahasan ilmu hukum adalah luas sekali melipuiti yang
filsafati, sosiologi, historis, maupin komponen-komponen
anlistis dari teori hukum
l. Ilmu hukum berarti setiap pemikiran yang teliti dan berbobot
mengenai semua tingkat kehidupan hukum, asal pemikiran ini
menjangkau ke luar batas pemecahan terhadap suatu problem
yang konkrit, jadi ilmu hukum meliputi semua macam
generelisasi yang jujur dan dipikirkan masak-masak di bidang
hukum.
2. Pengertian Hukum dan Unsur-Unsur Hukum
Hampir semua ahli hukum yang memberikan defenisi tentang
hukum, memberikannya berlainan. Ini, setidak-tidaknya untuk
sebagian, dapat diterangkan oleh banyaknya segi dan bentuk, serta
lkebesaran hukum. Hukum banyak seginya dan demikian luasnya,
sehingga tidak mungkin orang menyatukan dalam suatu rumus
secara memuaskan. Orang hanya membayangkan ketika ia
mendengar hukum, seketika itu juga teringatlah ia akan gedung
pengadilan, hakim, pengacara, jurusita,polisi. Ia tidak pernah

pengantar ilmu hukum 3


melihat undang-undang. Kita memahami hukum lebih baik
daripada yang tercantum dalam undang-undang jika kita melihat
apa yang terjadi dalam pengadilan. Menurut pendapat
“ontwikkelde leek” hukum adalah sama dengan undang-undang.
Baginya hukum adalah deretan pasal undang-undang yang tiada
kesudahan, sehingga dengan adanya pandangan ini ia berkata
bahwa ilmu pengetahuan hukum membosankan.
Perlu kita ingat bahwa hukum tidak hanya menjelma di
pengadilan, tetapi selalu menjelma pergaulan hidup, dalam
tindakan-tindakan manusia. Pergaulan hidup sebagai masyarakat
yang teratur adalah penjelmaan hukum, adalah sesuatu dari hukum
yang terlihat dari luar. Jadi hukum adalah masyarakat itu juga,
hidup m,anusia itu sendiri, di lihat dari sudut yang tertentu. Yakni
sebagai pergaulan hidup yang teratur. Bila kita memandang hukum
sebagai peraturan perhubungan hidup manusia, maka pasal undang-
undang yang mati mempunyai arti yang lain untuk kita. Ia bukan
rumus yang dihapalkan luar kepala oleh ahli hukum untuk, jika
perlu, dipakai dalam acara, melainkan ia adalah peraturan-
peraturan hidup, yang oleh tiap-tiap orang diwujudkan dalam hidup
sehari hari, acapkali dengan tidak disadari.
Dalam buku yang berjudul “Het Adatrecht Van Ned.” Indie Van
Vollenhoven menulis hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan
hidup yang bergejolak terus menerus dalm keadaan bentur
membentur tanpa henti-hentinya dengan gejala lain.
Prof. Sudiman dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Tata
Hukum Di Indonesia” mengatakan hukum adalah pikiran anggapan
orang tentang adil dan tidak adilnya mengenai bubungan antar
manusia.
Apabila kita tinjau secara formal, Kita dapat memakai
beberapa methode, yaitu methode monoisme dan methode
dualisme, menurut merodhe menoisme hukum adalah himpunan
kaidah-kaidah atau das sollen ( methode deduktif) juga hukum
adalah gejala masyarakat atau das sein (induktif). Metode dualisme
merupakan gabungan antara metode deduktif dengan metode
induktif, maka menurut methode dualisme hukim adalah himpunan
kidah-kaidah yang dianut dan di terima oleh masyarakat atau
sebagai gejala masarakat yang memang adanya diharuskan.
Dalam ilmu hukum terdapat dua pengertian yang pernting,
yaitu kekuaasaan atau outhority dan kekuatan atau power.
Kekuatan adalah paksaan dari badan yang lebih tinggi kepada
seseorang. Kekuatan akan jadi kekuasaan jika tersebut di terima
karena sesuai dengan dengan perasaab hukum orang yang
bersangkutan atau badan yang lebih tinggi itu diakui sebagai
penguasa negara yang sah.
Supaya tujuan hukum tercapai, maka hukum harus di taati dan di
patuhi. Pada gilirannya supaya harus dipatuhi secara sukarela,

pengantar ilmu hukum 4


hukum harus sesuai dengan rasa keadilan manusia dalam pergaulan
hidup.

Pengertian atau defenisi hukum menurut para ahli sebagai berikut:


1. Plato/ defenisi hukum adalah sisitem peraturan-peraturan yang
teratur dan tersusun baik yag mengikat masarakat.
2. Aristoteles, hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang
hanya tidak mengikat masarakat tetapi juga hakim.
3. Austin, hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk
memberi bimbingan kepada mahluk yang berakal oleh mahluk
yang berakal yang berkuasa atasnya ( friedmann, 1993: 149)
4. Bellfroid, hukum yang berlaku di masarakat mengatur tata tertib
masarakat itu didasarkan atas kekuasaan yang ada pada
masarakat.
5. Mr.E.M Mayers, hukum adalah semua aturan yang mengandung
pertimangan kesusilaan ditujukan kepada tingkah laku manusia
dalam masarakat dan menjadi pedoman penguasa-penguasa
negara dalam melakukan tugasnya.
6. Duguit, hukuimadalah aturan tingkah laku para snggota
masarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu
dindahkan oleh suatu masarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan
itu.
7. Imanuel kant, hukum adalah keseluruhan sarat-sarat yang
demham ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain
memenuhu peraturan hukumt tentang kenerdekaan.
8. Vant kant, hukum adalah serumpun peraturan-peraturan yang
bersifat yang bersifat memaksa yang diadakan untuk mengatur
melindungi kepentingan orang dalam masarakat.
9. Van Apeldooren, hukum adalah suatu gejala sosial tidak ada
masarakat yang tidak mengenal hukum maka hukum itu
menjadi suatu aspek dari kebudayaan sperti agama, kesusilaan,
adat istiadat, dan kebiasaan.
10.S.M Amin, S.H, hukum adalah peraturen,kumpulan-kumpulan
peraturan yang terdiri dari norma dan sanki-sanksi
11.E.Utrecht, menyebutkan, hukum adalah himpunan petunjuk
hidup – perintah dan larangan- yang mengatur tata tertib dalam
suatu masarakat, dan seharusnya ditaati oleh seluruh anggota
masarakat yang bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran
petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh
pemerintah atau oleh penguasa itu.
12. M.H tirtamidjata, S.H. bahwa hukum adalah semua aturan yang
harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman mengganti rugi jika
melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri

pengantar ilmu hukum 5


atau harta, umpamanya orang akan kehilangan
kemerdekaannya, didenda dan sebagainya
13. J.T.C Simorangkir, S.H dan Woerjo Sastropranoto, S.H bahwa
hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masarakat,
yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran
mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman.
14. Soerojo Wignjodiporo, S.H hukum adalah himpunan peraturan-
peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan sutu perintah,
larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau
dengan bermaksud untuk mengatur tatatertib dalam kehidupan
masarakat.
15. Dr. Soejono Dirdjosisworo, S.h menyebutkan aneka arti hukum
yamg meliputi: (1) hukum dalam arti ketentuan penguasa
( undang-undang, keputusan hakim dan sebagainya ),(2) hukum
dalam arti petugas-petugasnya (penegak hukum) (3) hukum
adalah arti sikap tindak, (4) hukum dalam arti kaidah, (5) hukim
dalam arti jalinan nilai ( tujuan hukum ), (6) hukuim dalam arti
tata hukum, (7) hukum dalam arti ilmu hukum, (8) hukum
dalam arti di siplin hukum.
16. Dr. Soerjono Soekanto, S.H, M.A dan purnadi purbacaraka S.H
menyebutkan arti yanmg disebutkan arti yang diberikan
masarakat pada hukum sebagai berikut:
a. hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan
yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan
pemikiran.
b. Hukum sebagai di siplin yakni suatu sistem ajaran
tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
c. Hkum sebagai kaidah,yakni pedoman tau patokan sikap
tindak atau prilaku yang pantas atau diharapkan.
d. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur atau proses
perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu
waktu.
e. Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang
merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan
menegakan hukum.
f. Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses
diskrasi yang menyangkut keputusan penguasa.
g. Hukum sebagai proses pemerintahan, yakni prosese
hubungan timbal balik antara sisitem poko kenegaraan.
h. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau prikelakuan yang
teratur, yaitu prikelakuan yang di ulang-ulang dengan
cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian.

pengantar ilmu hukum 6


i. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari
konsepsi abstark tentang apa yang dianggap baik dan
buruk.
17. Otje Salman, S.H dilihat pada kenyataan sehari-hari di
lingkungan masarakat mengartikan atau memberi arti pada hukum
terlepas dari apakah itu benar atau keliru, sebagai berikut:
a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, diberikan oleh
kalangan ilmuan.
b. Hukum sebagai disiplin, diberikan oleh filosof, teoirtis,
dan politis.
c. Hukum sebagai kaidah, diberikan oleh filosof, orang yang
bijaksana
d. Hukum sebagai lembaga sosial, diberikan oleh filosof,
ahli sosiologi hukum.
e. Hukum sebagai tata hukum, diberikan oleh DPR. Dan
eksekutif.
f. Hukum sebagai petugas, diberika oleh tukang becak dan
kaki lima
g. Hukum sebagai keputusan penguasa, diberikan oleh para
atasan dan bawahan dalam suatu instansi dan lembaga
negara.
h. Hukum sebagai proses pemerintahan, diberikan oleh
anggota dan pinpinan exsekutif.
i. Hukum sebagai tindak atau prikelakuan ajeg,diberikan
oleh anggota dan pemuka masarakat.
j. Hukum sebagai sarana sistem pengendalian sosial,
diberikan oleh para pembentuk dan pelaksana hukum
k. Hukum sebagai nilai-nilai diberikan oleh filosof, toeritis
l. Huku sebagai seni, diberikan oleh mereka yang peka
terhadap lingkungannya, ahli karikatur.
Pendafat para ahli hukum sangat bervariasi karena dapat lihat
dari beberapa segi mengenai hukum tersebut. Maka perlu kita
perhatikan beberapa peraturan yang sudah ada, baik di dalam kitab
undang-undang pidana maupun kitab undang-undang hukum
perdata sebagai berikut:
1. Kita perhatikan dalam rumusan yang ada dalam KUH pidana,
yaitu:
a. ketentuan dalam pasal 2 KUH pidana itu menimbulkan
hak bagi negara untuk menuntut setiap orang yang ada di
dalam negara indonesia, jika melakukan perbuatan yang
dapat di hukum.
b. Larangan mencuri dalam pasal 362 KUH pidana, itu
menimbulkan kewajiban bagi setiap orang untuk
menunggalkan pekerjaan tersebut.

pengantar ilmu hukum 7


c. Ketentuan pasal 97 dan 98 KUH pidana, merupakan hukum
yang menimbulkan kewajiban bagi setiap orang yang
mengunakannya.
d. Ketentuan pasal 15 KUH Pidana, yaitu menimbulkan hak
dan kewajiban kepada seseorang yang di hukum penjara.
2. Kita perhatikan rumusanyang ada dalam KUH perdata, yaitu:
a. Ketentuan dalam pasal 1354 KUH Perdata, itu
menimbulkan kewajiban saja bagi orang yang dengan
sukarela mengerjakan sesuatu pekerjaan tanpa di suruh.
b. Ketentuan dalam pasal 1338 KUH Perdata, itu
menimbulkan hak dan kewajiban bagi mereka untuk
memenuhi isi perjanjian tersebut.
c. Ketentuan dalam pasal 1602 O-r, 1602 p ayat (2) sub 3
KUH Perdata, menumbulkan kewajiban bagi majikan untuk
membayar upah pada waktu yang telah ditentukan.
d. Ketentuan dalam pasal 1603 KUH Perdata, itu
menimbulkan kewajiban bagi buruh untuk melakukan
pekerjaan yang dijannikan dengan sebaik-baiknya.
3. Kita perhatikan dalam rumusan yang ada dalam undang-undang
No 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga
kerja. Dalam pasal 3,6,9,11,12,13, itu menimbulkan hak-hak
bagi setiap tenaga kerja.
Sehubungan dengan alasan-alasan di atas, dapat
dirumuskan mengenai pengertian hukum adalah peraturan-
peraturan yang merupakan ketentuan perintah dan larangan,
yang menimbulkan kewajiban atau hak. Kaitannya dengan
pengertian hukum itu, maka Zinsheimerdalam bukunya
rechtsociologis membedakan hukum normatif, hukum ideal dan
hukum wajar sebagai berikut:
a. Hukum normatif ialah hukum yang nampak dalam
peraturan peraturan perundang-undangan serta hukum 6ang
tidak tertulis dalam peraturan perundang-undangan tetapi
tetapi toh ditaati oleh masarakat karena keyakinan peraturan
hidup itu sudah sewajarnya untuk ditaati.
b. Hukum ideal ialah hukum yang dicita-citakan, yang mana
hukum ini pada hakekatnya berakar pada perasaan murni
manusia dari segala bangsa.
c. Hukum wajar ialah hukum seperti terjadi dan nampak
shari-hari.
Pengertian dan asas-asas itu penting dipelajari karena
masing-masing mempunyai makna yang berbeda sebagaimana
nampak dalam sekema Logemann tentang bahan-bahan hukum,
bahwa setiap peraturan hukum dipengaruhu oleh dua unsur, yaitu:
a. unsur rill, karena sifatnya yang konkrit, bersumber dari
lingkungan di mana ia hidup, seperti tradisi atau sifat-sifat yang
di bawa sejak lahir.

pengantar ilmu hukum 8


b. Unsur idill, karena sifatnya yang abstrak bersumber pada diri
manusia itu sendiri berupa akal/fikiran da perasaan.

4. Tujuan Hukum
Tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup secara damai.
Perdamaian di antara manusia dipertahankan oleh hukum dengan
melindungi kepentingan-kepentingan manusia yang tertentu,
kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta benda, dsb terjhadap yang
merugikan. Karena hukum hanya dapat mencapai tujuan jika
menuju peraturan yang adil, artinya aturan pada mana terdapat
keseiombangan antara kepentingan-kepentingan yang dilindungi.
Keadilan tidak boleh dipandang sama arti dengan persamarataan.
Keadilan bukan berarti bahwa tiap-tiap orang memperoleh bagian
yang sama. Aristoteles dua macam keadilan, keadilan distributief”
dan keadilan “commutatief”. Keadilan distributief ialah keadilan
yang memberikan kepada tiap-tiap orang jatah menurut jasanya.
Keadialan comutatief ialah keadilan keadilan yang memberikan
pada setiap orang sama banyaknya dengan tidak melihat jasa-jasa
perseorangan. Ada teori yang mengajarkan bahwa bahwa hukum
semata-mata menghedaki keadilan. Jika hukum semata-mata
menghendaki keadilan, jadi semata-mata mempenyuai tujuan
memberi tiap-tiap orang apa yang patut diterimanya, maka ia tak
dapat membentuk peraturan umum.Hukum ingin menjamin
kebahagian yang terbesar untuk jumlah manusia yang terbesar. Jadi
tujuan hukum adalah tata tertib masarakat yang damai dan adil.

pengantar ilmu hukum 9


BAB III
SUMBER-SUMBER HUKUM DAN
METODE PENAFSIRAN HUKUM

1. Arti Sumber Hukum


Sumber hukum dapat dibedakan dalam:
a. Sumber hukum yang historis yaitu stelsel-stelsel di masa lampau,
yang turut serta dalam membentuk hukum yang berlaku hukum
yang sekarang, seperti:
- Code Civil untuk pembuatan Kitab Undang-Undang
Hukum Sipil
- Dekumen-dekumen, surat-surat dan keterangan lain yang
memungkinkan untuk mengetahui hukumyang berlaku pada
masa tertentu, bukan sumberhukum dalam arti sesungguhnya,
tetapi bahan untuk mengetahi hukum.
b. Sumber hukum yang filosofis, yaitu asas atau dasar mengapa
hukum itu dipatuhi dan mempunyai kekuatan mengikat dan daya
manusia yang menghasilkan hukum itu. Menurut Hogu de groot,
terdiri dari:
- Akal manusia ( redo )
- Tuhan Yang Maha Esa
1. Sumber hukum materil yaitu faktor-faktor yang
mentukan isii hukum,dalam hal ini isi hukum ditentukan oleh “
faktor idill, dan Faktor kemasarakatan. Faktor idil adalah pedoman
yang tetap dan harus diikuti oleh pembentuk undang-undang atau
badan negara lainnya dalam melakukan tugasnya, yaitu keadilan
dan kesejahtraan masarakatan.
2. Sumber hukum formal yaitu bentuk nyata hukum
yang berlaku. Sumber-sumber hukum formil dari hukum fositif,
antara lain:
- Undang-undang, termasuk UUD
- Kebiasaan
- Perjanjian, perjanjian antar negara maupun perjanjian
antar warga masarakat
- Keputusan hakim (yurisprudensi)
- Pendapat ahli hukum yang terkemuka ( doktrin )

1.2 Undang-Undang
Undang-undang adalah suatu peraturan hukum yang di susun
dan ditetapkan oleh negara berlaku bagi masarakat hukum yang
bersangkutan.Undang undang dapat dibedakan kedalam dua macam
yaitu undang-undang dalam arti pormil dan undag-undang dalm arti
materil.Undang-undang dal;am arti materil di sebut juga undang-
undang dalam arti luas, sedangkan undang-undang dalam arti formil
di sebut juga undang-undang dalam arti sempit

pengantar ilmu hukum 10


Undang-undang dalam arti formil adalah setiap keputusan
pemerintah ang merupakan undang-undang karena cara
pembuatannya ( misalnya di buat oleh pemerintah bersama
parlementer)
Undang-undang dalam arti materil adalah setiap keputusan
pemerintah yang menurut isinya mengikat langsung setiap
penduduk.
Undang-undang dalam arti formil contohnya undang-undang
APBN (pasal 23 ayat (1) Undang-undang dasar 1945); Undang-
undang nomor 62 tahun 1958 tentang nutaralisasi, sebab meskipun
bentuknya di buat oleh pemerintah dengan peretujuan dewan
perwakilan rakyat, namun isinya mengikat pada orang yang
bersangkutan, yaitu orang yang dinutralisasikan saja.
Undang-undang dalam arti materil adalah peraturan tertulis yang
berlaku umum dan di buat oelh penguasa ( pusat maupun daerah )
yang sah, misalnya uindang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden,peraturan daerah, dan sebagainya. Undanmg
dalam arti materil dibagi kedalam dua golongan, yaitu:
a. Peraturan pusat, adalah peraturan pusat yang tertulis yang di
buat oleh pemerintah pusat yang berlaku umum di seluruh atau
di sebagian wilayah negara. Yang berlaku umum di seluruh
wilayah negara contohnya: undang-undang repulik Indonesia
no. 28 tahun 1997 tentang Kepolisian Negara republik
Indonesia; Lembaran negara republik Indonesia tahun 1997 No.
81. Sedangkan yang berlaku umum di sebagian wilayah negara
contohnya: Jachtordonantie Java in Madoera 1940.
b. Peraturan setempat adalah peraturan tertulis yang di buat oleh
penguasa setempat yang hanya berlaku di daerah itu saja.
Contoh Peraturan Daerah Husus Ibokota Jakarta no 12 tahun
1971 tentang Pencegahan Pengotoran Udara, Air dan Lepas
Pantai dalam daerah husus Ibokota Jakarta, Lembaran Daerah
1972 nomor 71; Keputusan Gubernur kepala Daerah Khusus
Ibokota Jakarta no. D. iv 3170/b.1975 tentang penetapan hkusus
Ibukota Jakarta, Lembaran Daerah 1975 nomor 20.

Selanjutnya Undang-undang dapat di bagi dalam :


Undang-undang tingkat lebih tinggi dan undang-undang
tingkat lebih rendah. Jadi ada hierarchie dalam undang-undang.
Susunan tingkat undang-undang adalah sebagai berikut:
- Undang-undang dalam arti formil
- Algemene Matregelen van Besturr
- Peraturan-peraturan Provinsi
- Peraturan-peraturan kota praja dan menurut tingkatannya
sederajat dengan itu ialah peraturan-peraturan daerah perairan
veenschappen dan veenpolders. Undang-undang tingkat lebih

pengantar ilmu hukum 11


rendah tidak boleh bertentangan dengan undang-undang tingkat
lebih tinggi

Suatu undang-undang mempunyai kekuatan mengikat har8us


memenuhi sarat yaitu diundangkan dalam lembaran Negara oleh
sekretariat negara. Untuk mengundang-ngundangkan per Undang-
undangan pusat dilakukan pusat menurut cara yang termaksud
dalam Undang-undang No.2 tahun 1950 yang antara lain:
a. Menetapkan tempat pengumuman undang-
Undang Federal dan Peraturan Pemerintah ( pasal 3 )
b. Penetapkan penyelenggaraan penerbitan
Lembaran negara, teristimewa pemuatan undang-undang federal
dan peraturan pemerintah dalam lembaran negara, yang
diserahkan pada mentri kehakiman (pasal 4). Hal-hal seperti ini
telah ada beberapa perubahan dengan keputusan pemerintah
(presiden) Republik Indonesia nomor 234 tahun 1960 tentang
pengembalian seksi pengundangan/Lembaran Negara dari
Departemen Kehakiman ke Sekretariat Negara.
Lembaran negara di sebut staatsblad dan berita Negara pada Zaman
Hindia Belanda di sebut De Javasche Courant, dan di aman Jepang
di sebut Kan po.
Lembaran Negara adalah tempat perundangan resmi Undang-undang
atau suatu lembaran tempat mengundangkan semua peraturan-
peraturan Negara dan Pemerintah agar sah dan berlaku.

1.3 Kebiasan
Kebiasaan adalah suatu tata cara hidup yang di anut oleh suatu
masarakat atau suatu negara pada waktu yang lama pada hakekatnya
memberikan pedoman bagi masarakat atau bangsa yang
bersangkutan untuk berfikir dan bersikaf tindak dalam menghadapi
berbagai hal dalam kehidupannya.
Kebiasan menurut para ahli hukum sebagai berikut:
a. Mr. J.H.Belleforid mengatakan hukum kebiasaan adalah juga
dinamakan kebiasan saja, meliputi semua peraturan-peraturan
yang walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah tetapi di taati
oleh seluruh rakyat, karene mereka yakin bahwa peraturan itu
berlaku sebagai hukum.
b. Utrech/Moh. Saleh djindang, S.H mengatakan bahwa hukum
kebiasaan adalah himpunan kaidah-kaidah yang biarpun tidak
ditentukan oleh badan perundang-undangan dalam suatu realitas
ditaati juga karena orang sanggup menerima kaidah itu sebagai
kaidah hukum dan telah nyata kaidah-kaidah tersebut
dipertahankan oleh kekuatan-kekuatan kemasarakatan yang tidak
termasuk lingkungan badan-badan pemerintahan.

pengantar ilmu hukum 12


c. Drs. Kansil, S.H. mengatakan bahwa kebiasaan ialah perbuatan
manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama.

Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan sarat-sarat sebgai


berikut:
1. harus ada perbuatan atau tindakan yang semacam dalam
keadaan yang sama dan harus selalu diikuti oleh umum, harus
diketahui tidak usah seluruh rakyat ikut menimbulkan
kebiasaan itu, tetapi hanyalah golongan-golongan orang yang
berkepentingan saja, bahwa dalam keadaan tertentu dan yang
mengikuti suatu hubungan yang tertentu
2. Harus ada keyakinan hukum dari golongan orang-orang yang
berkepentingan.
Hukum kebiasaan itu dapat dibedakan dalam hukum kebiasaan
masarakat, hukum kebiasaan golongan-golongan kemasarakatan,
hukuim kebiasaan hakim, hukum kebiasaan internasional yang
mendafatkan sumbernya dari kebiasaan-kebiasaan.

1.4 Perjanjian
Traktat adalah suatu perjanjian yang diadakan oleh dua negara
atau lebih yang isinya mengatur masalah-masalah tertentu yang
berkenaan dengan kepentingan-kepentingan masing-masing
negara, misalnya kepentingan batas wilayah, hubungan diflomatik,
kepentingan perekonomian, pertahanan keamanan bersama dan
sebagainya. Traktat ada beberapa macam, yaitu traktat bilateral
dan teraktat multilateral.
- Traktat bilateral adalah suatu perjanjian yang diadakan
antara dua negara tertentu dan hanya berlaku bagi kedua
negara yang bersangkutan, contohnya: Perjanjian antar
Pemerintah Republik Indonesia dengan Pmerintah Rakyat
Cina mengenai penyelesaian nasalah Dwi Kewarganegaraan.
- Traktat multilateral adalah suatu perjanjian yang
diadakan oleh lebih dari dua negara mengenai masalah-
masalah tertentu yang mereka hadapi bersama,
contohnya:perjanjian pertahanan bersama negara-negara eropa
(NATO) yang diadakan oleh beberapa negara Eropa.
- Traktat kolektif terbuka ialah perjanjian antar beberapa
negara, negara-negara yang bergabung itu memberikan
kesempatan kepada negara lain untuk ikut bergabung,
contohnya: Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
- Traktat kolektif tertutup ialahnegara yang bergabung itu
itu tidak memberi kesempatan kepada negara lain untuk ikut
bergabung menjadi anggota.

pengantar ilmu hukum 13


Terjadinya suatu perjanjian itu menurut pendapat klasik
Traktat kolektif tertutuf ialah perjanjuan antara beberapa negara,
negara- harus melalui prosedur tertentu, yaitu melalui empat fase
sebagai berikut:
a. Di buat penetapan ialah penetapan perjanjian oleh
utusan pihak-pihak yang bersangkutan. Hasil perjanjian di beri
nama traktat.
b. Perjanjian masing-masing parlemen pihak yang
bersangkutan, di Indonesia oleh Presiden diberikan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat untuk disetujui, setelah disetujui
DPR dimasukan dalam Undang-Undang persetujuan, maka
konsef perjanjian disahkan oleh kepala negara.
c. Ratifikasi
d. Tukar menukar piagam perjanjian.

1.5 Keputusan Hakim


Yurispridensi berasal dari kata “Jurisprudentia”(bahasa
Latin) yang berarti pengetahuan hukum (Rachtsgeleerdheid)
Yurisfrudensi sebagai istilah teknis Indonesia sama artinya dengan
“Juresprudence”( dalam bahasa prancis ) dan
“jurisprudentie”( dalam bahasa Belanda).Istilah “Jurisprudence”
dalam bahasa Inggris berarti teori ilmu hukum (Algemene
rechtsleer, General theory of law) untuk pengertian yurisprudensi
disebut istilah case law atau judge-made law. Kata yurisfrudenz
(bahasa Jerman) berarti ilmu hukum dalam arti sempit, untuk
pengertian yurisfrudenci disebut kata Ueberlieferung. Jadi apa yang
di maksud yurisfrudensi?. Menurut ahli hukum sebagai berikut:
a. Menurut A. Ridwan Halim, S.H yurisfrudensi ialah suatu
putusan hakim atas suatu perkara yang belum ada
pengaturannya dalam undang-undang, yang selanjutnya
menjadi pedoman bagi hakim-hakim lainnya yang mengadili
kasus atau perkara-perkara yang serupa.
b. Menurut Drs. C.S.T Kansil,S.H yurisprudensi ialah keputusan
hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar
keputusan oleh hekim kemudian mengenai masalah yang
sama.
c. Menurut R. Otje Salman, S.H Hukum Yurisprudensi yaknu
hukum yang di bentuk dalam keputusan hakim pengadilan.
d. Menurut Hartono Hadisuprapto, S.H Yurisprudensu di sebut
juga keputusan hakim atau keputusan pengadilan.
e. E.Urtech/Moh soleh Djindang, S.H yurisprudensi ialah
keputusan-keputusan hakim. Ada dua macam yurisprudensi,
yurisprudensi yang tetap dan yang tidak tetap. Yang tetap itu
terjadi karena satu rangkaian atau runtutan keputusan-
keputusan yang sama atau karena beberapa keputusan yang
merupakan keputusan baku, yaitu keputusa yang menjadi

pengantar ilmu hukum 14


dasar peradilan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
yurisprudensi adalah sebagai keputusan hakim terdahulu yang
diikuti dan dijadikan dasar kep[utusan oleh hakim kemudian
mengenai masalah yang sama atau serupa.

1.6. Doktrin
Kata doktrin dalam bahasa Belanda adalah pendapat para
ahli hukum yang ternama kemudian di teroima sebagai dasar atau
asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya atau di sebut
ajaran kaum sarjana hukum. Dalam piagam Mahkamah
Internasional (Statute of International Court Of Justice) pasal 38
ayat 1 memberi dasar-dasar pegangan pada hakim-hakim
Mahkamah Intrnasional, bahwa dalam menimbang dan
memutuskan sesuatu perselisihan dapat mempergunakan pedoman
sebagai berikut:
a. Perjanjian-perjanjian Internasional
b. Kebiasan-kebiasan Internasional
c. Asas-asas hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab
d. Keputusan hakim (judical decisions) dan pendapat
sarjana-sarjana hukum.

Doktrin terkemuka contohnya


1. Doktri trias politica dari Montesquieu (orang Prancis) mengatakan:
a.Kekuasaan negara hendaknya di bagi tiga
- Lembaga Legislatif, yang bertugas pembuat undang-
undang
- Lembaga Exsekutif, yang bertugas sebagai pelaksana
undang-undang
- Lembaga yudikatif yang bertugas sebagai pelaksa
pengawas undang-undang
b. Diantara lembaga yang satu dengan yang lainnya harus terpisah
tidak boleh terdapat hubungan kerjasama.

2. Doktrin madzhab sejarah dipelopori Carl Von Savigny,


mengatakan bahwa hukum itu bukanlah di buat oleh manusia,
melainkan hukum itu ada dan tumbuh bersama-sama dengan ada
dan tumbuhnya perkembangan masarakat

3. Doktrin dasar berdirinya liga bangsa-bangsa yang diseponsori oleh


Woordow Wilsons FourtenPonts, pada dasarnya menggariskan
untuk memudahkan tercapainya perdamaian dunia diperlikan
adanya kerja sama dan perserikatan antar bangsa-bangsa dengan
hubungan diflomasi-diflomasi yang terbuka.

pengantar ilmu hukum 15


BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Fikiran anggapan tentang adil dan tidak adilnya mengenai hubungan
antar manusia. Apabila kita tinjau secara pormal, kita dapat memakai
beberapa metode , yaitu metode monoisme dan metode dualiesme.
Menurut metode monoisme, maka hukum adalah himpunan kaidah-
kaidah atau dassolen juga hukum adalah gejala masarakat atau dassein.
Metode dualisme adalah merupakan gabungan dari metodr deduktif dan
induktif. Hukum dalam arti materil mengimplikasikan beberapa
pendapat. Kaitannya dengan pengertian hukum, maka Zenseimer dalam
bukuknya rechtsociologis membedakan hukum normatif, ideal dan
hukum wajar.
Selanjutnya hukum mempunyai sumber yang mana sumber hukum
ini didefinisikan segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum
yaitu aturan-aturan yang mempunyai kekuasaan hukum yang bersifat
memaksa dan mempertahankan dengan sanksi. Sumber hukum dapat di
bedakan dalam
1. Sumber hukum historis seperti code civil untuk pembuatan kitab
undang-undang hukum sipil, dokumen-dokumen surat dan
keterangan lain yang memungkinkan untuk mengetahui hukum yang
berlaku pada masa tertentu.
2. Sumber hukum yang filosofis,yang terdiri dari, akal manusia, tuhan
yang maha esa.
Menurut D.r Juhaya s. Praja, sekurang-kurangnya ada lima teori
berlakunya hukum islam di Indonesia, yaitu:
1. Teori kredo/sahadat
2. Teori reception
3. Teori receptie
4. Teori receftie exit
5. Teori receftie a cotraio
Sumber hukum yang dipakai di Indonesia yaitu sumber hukum
pormal dari hukum fositif yang mencakup:
1. undang-undang, termasuk undang-undag dasar
2. Kebiasan
3. Traktat
4. Yurisfrudensi

pengantar ilmu hukum 16


5. Doktrin
Di dunia ada dua kelompok besar yang menjadi sistem hukum
yaitu sistem hukum kontinental dan sumber hukum anglosaxon.
Menurut. Otje Selman, S.H pokok-pokok persoalan yang ada, dalam
sistem hukum adalah:
1. Unsur sistem hukum yang meliputi: hukum undang-undang, hukum
kebiasaan, huku yurisprudensi, hukum traktat,hukum ilmiah.
2. Pembidangan sistem hukum yaitu ius constitum, ius constituendum
3. Pengertian dasar dalam sistem hukum: masarakat hukum, subyek
hukum, hak dan kewajuban pristiwa hukum.
Lembaga-lembaga hukum yang di Indonesia
1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. Kehakiman
4. Rumah Tahanan Negara
5. Lembaga Pemasarakatan
6. Lembaga Bantuan Hukum

2.Saran saran
Kita sebagai manusia yang normal dan berakal, hendaknya patuh
dan tunduk pada hukum. Kita jangan merasa terhimpit dengan adanya
hukum. Hukum tidak bakalan mencekik terhadap orang yang sadar akan
ketentraman dan kedamaian walaupun hukum itu bagaikan penguasa
yang bersifat memaksa.
Kita banyak menyaksikan orang yang tidak sadar akan hukum dia
seolah-olah terkekang kebebasannya, bahkan dia benci terhadap
penegak hukum walaupun dia sendiri yang bersalah. Kita ambil contoh,
ketika soerang pengendara kendaraan melanggar lalu lintas, lalu pak
polisi menilang karena kesalahannya, apa yang terjadi? Kebanyakan si
pengendara bukanlah sadar akan kesalahannya dan berterima kasih pada
pak polisi eh malah dia mengutuk dan membenci sipenegak hukum.
Tetapi di samping itu saya agak menyesalkan kepada para
penegak hukum yang toloheor yang mana mereka memilih dan memilah
antara si pelanggar yang kecil (miskin red) dan si pelanggar yang gede
(kaya red). Mereka hanya menindas yang kecil. Dan saya juga
menyesalkan oknum-oknum yang dapat di suap, walaupun dengan
sebatang rokok. Padahal tegaknya hukum bermodal dari kesadaran
antara si penegak dan si terdakwa

pengantar ilmu hukum 17


DAFTAR PUSTAKA

1. Pipin Aripin, S.H, Pengantar Ilmu Hukum, 1999, Penerbit CV pustaka


Bandung
2. L.J. Van Apeldoorn Mr, Prof, D.R, Pengantar Ilmu Hukum, PT Pradnya
Paramita 1986, Jakarta.
3. Moh. Kusnadi, S.H, Pengantar Hukum Tata Negara, 1976, Pusat Study
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI.

pengantar ilmu hukum 18

You might also like