You are on page 1of 10

ANTARA IDEALITA DAN REALITA

(Studi tentang Pendidikan Pesantren “Kampung Damai”


Kelurahan Perbutulan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon)
Oleh : Suteja (IAIN CIREBON)
I. KONDISI DI LAPANGAN
Balai Pendidikan dan Dakwah Pondok Pesantren Kampung Damai berada di bawah naun
gan Yayasan Kampung Damai Perbutulan Sumber Cirebon. Yayasan ini didirikan denga
n berpegang pada prinsip “Diatas untuk Semua Golongan”. Pesantren ini berbentuk
dan berjiwa pondok pesantren, mempertahankan dan memperjuangkan ruh semangat ke
pesantrenan dalam kebersamaan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana ya
ng telah dimanatkan oleh Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
A. VISI DAN MISI
Visi
Pembentukan Kader-daer Muslim yang Mandiri, Kreatif, Produktif, dan Berkualitas
menuju ridha Ilahi.
Misi
1. mempersiapkan kader-kader yang berkualitas (bertaqwa, berakhlak mulia, b
erilmu dan beramal saleh)
2. mempersiapkan kader-kader yang dapat hidup pada zamannya
3. membentuk santri-santri yang berbudi tinggi (moral being), berbasan seha
t (phsycal being), berpengetahuan luas (intellectual being), berfikiran bebas (s
ocial being), berjiwa ikhlas (religious being), serta tetap berpegang teguh kepa
da al-Quran dan al-Hadits.

B. Tujuan Pondok Pesantren Kampung Damai


“ Mempersiapkan kader-kader umat yang bertaqwa, berakhlak mulai, berilmu dan ber
amal agar dapat hidup berguna pada zamannya”.
Meskipun redaksi yang dirumuskan dalam tujuan umum pendidikan di Pondok Pesantre
n Kampung Damai berbeda dengan tujuan pesantren-pesantren tardisional, akan tet
api tetap masih memiliki kesamaan dalam mencita-citakan lahirnya pribadi-pribad
i yang saleh. Namun demikian, kekhusunan Tujuan dan orientasi keilmuan Pesantren
Kampung Damai adalah identik dengan tujuan dan orientasi keilmuan Pondok Mode
rn Darussalam Gontor.
C. Pendidik Pesantren Kampung Damai
Pendidik atau guru-guru Pondok Pesantren Kampung Damai seluruhny aberjumlah 20
orang. Sebagian besar mereka adalah lulusan guru atau pendidik Kulliyat al-Mu
’allimin (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Mereka terdiri dari :
1. Lulusan Kulliyat al-Mu’allimin (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor Pon
orogo (sembilan orang)
2. Sarjana S1 IAIN SGD Bandung (satu orang)
3. Sarjana S1 UPI Bandung (dua orang)
4. Sarjana S2 UNJ Jakarta (satu orang)
5. Sarjana S1 UNPAD Bandung (satu orang)
6. Sarjana S1 UNISBA Bandung (dua orang)
7. Sarjana S1 STAIN Cirebon (tiga orang)
8. Sarjana S1 UMC Cirebon (satu orang).
Usia mereka antara 19 tahun (usia termuda) sampai dengan 51 tahun (usia tertua
). Para guru lulusan KMI Gontor statusnya adalah guru Bantu dari Pondok Modern D
arussalam Gontor Ponorogo. Usia mereka antara 19 tahun (usia termuda) sampai den
gan 28 tahun (usia tertua). Sedangkan guru yang juga pengasuh pondok pesantren,
Abah Noor Zen (51 tahun) adalah lulusan KMI Gontor tahun 1975.
D. Santri Pondok Pesantren Kampung Damai
Pada tahun Ajaran 1425/1426 H jumlah pesantren Kampung Damai adalah : 40
orang (22 santri perempuan dan 13 santri laki-laki). Jumlah tersebut pada semes
ter awal bekurang menjadi 35 orang oleh beberapa sebab seperti pindah sekolah, a
lasan ekonomi dan masalah rumah tangga orang tua/wali santri. Semua santri pesan
tren ini berdomisili di pondok pesantren (santri muqim). Mereka berasal dari dae
rah Kabupaten Cirebon (25 orang), Kota Cirebon (delapan orang), Karawang (satu o
rang), dan Jakarta (satu orang).
E. Peralatan Pesantren Kampung Damai
Sebagaimana lazimnya pondok pesantren, pesantren Kampung Damai memiliki peralat
an yang relatif memadai bagi terselenggaranya program pembelajaran dan pendidika
n pesantren yang didalamnnya terdapat sistem pendidikan pesantren tradisional (s
alafi) dan sistem pendidikan pesantren modern (khalafi). Sarana utama yang dimil
iki pesantren adalah :
1. sebuah masjid
2. Pondok atau Asrama
3. Ruang Belajar
4. Dapur Umum
5. Perumahan Ustadz/Guru
6. Kantor Guru dan Pengurus
7. Rumah Kyai
8. Lapangan Olah raga
Selain hal-hal tersebut peralatan yang dipergunakan dalam proses pembelajaran da
n pendidikan di pesantren Kampung Damai adalah sejumlah kitab yang berhubungan l
angsung dengan pembinaan dan orientasi keiulmuan pesantren tersebut. Adapun kita
b-kitab dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Bidang Studi Utama, meliputi :
a. al-Quran
b. al-Tawjid
c. al-Tafsir
d. al-Tarjamah
e. al-Hadits dan Mushthalah al-Hadits
f. al-Fiqh dan Ushul al-Fiqh
g. al-Faraidh
h. al-Tawhid/Ilmu Kalam
i. Tarikh al-Islam
j. Muqaranah al-Adyan
k. Din al-Islam
2. Kelompok Bidang Studi Bahasa Arab meliputi :
a. al-Imla’
b. Tamrin al-Lughah
c. al-Isnya’
d. al-Muthala’ah
e. al-Nahwu
f. al-Sharf
g. al-Balaghah
h. Tarikh Adab al-Lughah
i. al-Mahfudzat
j. al-Manthiq
3. Kelompok Bidang Studi Bahasa Inggris meliputi :
a. Reading
b. Grammar
c. Dictiation
d. Composition
4. Kelompok Studi Pengetahuan Umum meliputi :
a. Berhitung
b. Matematika
c. Fisika
d. Kimia
e. Biologi
f. Sejarah Nasional Indonesia
g. Geografi
h. Sosiologi
5. Kelompok Bidang Studi Pendidikan meliputi :
a. al-Tarbiyah
b. Psikologi Umum
F. Program Pesantren Kampung Damai
Program pendidikan yang dipilih dan dikelola Pondok Pesantren Kampung Damai adal
ah sebagai berikut :
1. Program pengajaran Kuliiyyatul Mua’llimin al-Islamiyah (KMI), setingkat
SLTP/SMU dengan masa belajar enam tahun.
2. Program Kelas Intensif bagi lulusan SLTP/MTs, dengan masa belajar empat
tahun.
3. Program Diniyah Wustho 3 tahun, waktu belajar siang hari.
4. Program Aplikasi Bahasa Arab dan Inggris dalam penyajian pelajaran dan p
ergaulan serta komunikasi sehari-hari di lingkungan pondok pesantren.
5. Program pengembangan dan penyaluran bakat dan minat santri berupa kegiat
an ekstra kurikuler pesantren.
G. Proses Pembelajaran dan Pendidikan
Proses Pembelajaran dan Pendidikan Pondok Pesantren Kampung Damai adalah sebaga
i berikut :
1. Kegiatan Harian
a. gerakan takbir (masuk ruang belajar tepat waktu)
b. taftisy al-I’dad, yakni pemeriksaan persiapan guru pada materi atau baha
n pengajaran yang akan diberikan kepada murid
c. naqd al-Tadris (evaluasi mengajar)
d. kontrol kelas dan asrama
e. al-Ta’lim al-Muwajjahah (belajar terbimbibing)

2. Kegiatan Mingguan
a. Pekan Perkenalan Santri
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan suasana dan situasi Pondok Pesantren
Kampung Damai kepada para santri baru dan santri lama, serta memberikan wawasan
dan pengetahuan tentangh arah dan tujuan Pondok Pesantren.
b. Pertemuan Malam Selasa
Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi para guru tentang pondok pesa
ntren Kampung Damai. Isi pertmuan adalah informasi pentong mengenai kegiatan pon
dok pesantren, perkembangan pendidikan di luar Kampung Damai, serta evaluasi pro
ses belajar mengajar selama satu minggu sudah berlangsung.
c. Pertemuan Ketua-ketua Kelas
Pertemuan antara ketua-ketua kelas dengan staff Pesantren ini bertujuan untuk m
endengarkan laporan masing-masing ketua kelas dan informasi program pesantren.
3. Kegiatan Kurikuler Santri
a. Fath al-Kutub (Bedah Buku)
b. Ujian Fath al-Mu’jam (Kajian kamus)
c. Ujian Praktek Mengajar
d. Latihan Praktek Manasik Haji
4. Kegiatan Ektra Kurikuler Santri
a. Kepramukaan
b. Latihan Pidato Tiga Bahasa ( Arab, Inggris, dan Indonesia).
c. Pangajian Kitab Kuning
d. Ketrampilan dan Kesenian
e. Kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
H. Evaluasi Pondok Pesantren Kampung Damai
1. Evaluasi Umum
Evaluasi bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif pencapaian target
pengajaran bagi guru, dan meningkatkan motivasi belajar murid.
2. Evaluasi Tengah Tahun
Evaluasi dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan :
a. Ujian Lisan tentang al-Quran, Tajwidil Quran, ‘Ibadah dan hafalan doa-doa.
b. Materi Bahasa Arab : Muhadatsah, Muthala’ah, Mahwu, Sharaf, Mufrodat, dan Tar
jamah.
c. Materi Bahasa Inggris : Conversation, Reading, Translation, Vocabulary,
dan Dictation.
d. Ujian Tertulis (tahrir) .
3. Avaluasi Akhir Tahun
Evaluasi Akhir tahun ini meliputi ujian materi secara lisan dan tulis.
I. Output Pondok Pesantren Kampung Damai
Lulusan Pondok Pesantren Kampung Damai :
1. Mengabdi sebagai Tenaga Pengajar di Pesantren yang sama.
2. Melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Umum dan IAIN/UIN/STAIN.

J. Outcome Pondok Pesantren Kampung Damai


Para lulusan dan alumni Pesantren Kampung Damai sebagian besar menjadi pengajar
di almamaternya tempat mnereka dahulu menjadi santri. Meskipun ada juga yang me
njadi aktivis seni drama, pemain sinetron dan pemain teater di tingkat kabupaten
dan kota. Mereka juga ada yang menjadi pekerja di bidang mesin dan perbengkelan
. Selain, tentunya, masih banyak yang menjadi pemuka agama di lingkungan masyara
katnya masing-masing.
II. ANALISIS
A. Analisis tentang Tujuan Pondok Pesantren Kampung Damai
Tujuan pesantren seperti dikemukakan Mastuhu, adalah menciptakan dan mengemban
gkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuha
n, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat
dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi rasul (pelayan masyarak
at sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad), mampu berdiri sendiri, bebas dan tegu
h dala kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Is
lam di tengah-tengah masyarakat, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan k
epribadian Indonesia.
Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk mengerjakan kepentingan kekuasan (powerf
ull), uang, dan keagungan duniawi. Tetapi, kepada para santri ditanamkan bahwa b
elajar atau menuntut ilmu adalah semata-mata karena melaksanakan perintah Allah
dan rasul-Nya, mencari keridoan Allah, serta menghilangkan kebodohan, sebagai sa
rana memasyaraktkan ajaran Islam di muka bumi dalam wujud amar ma’ruf nahyu munk
ar. Menurut Abdurrahman Wahid, diantara cita-cita pesantren adalah latihan untu
k dapat berdiri sendiri dan membina diri agar tidak menggantungkan sesuatu kec
uali kepada Tuhan.
Zamakhsyari berpendapat bahwa, tujuan pesantren adalah mendidik calon-calon ulam
a. Zamkhsyari juga merumuskan tujuan pendidikan pesantren sebagai usaha meninggi
kan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual d
an kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bersih hati.
Meskipun redaksi yang dirumuskan dalam tujuan umum pendidikan di Pondok Pesantre
n Kampung Damai berbeda dengan tujuan pesantren-pesantren tardisional, akan tet
api tetap masih memiliki kesamaan dalam mencita-citakan lahirnya pribadi-pribad
i yang saleh. Namun demikian, kekhusunan Tujuan dan orientasi keilmuan Pesantren
Kampung Damai adalah identik dengan tujuan dan orientasi keilmuan Pondok Mode
rn Darussalam Gontor.
B. Analisis tentang Pendidik Pesantren Kampung Damai
Kyai adalah faktor terpenting, dalam sistem pendidikan peantren. Dia mem
punyai kelebihan di bidang keilmuan agama Islam dan kepribadian yang terpercaya
serta layak diteladani. Disamping kyai juga lazimnya adalah pemilik atau pemberi
wakaf pesantren. Bagi Zamakhsyari, kebanyakan kyai di Jawa beranggapan bahwa su
atu pesantren dapat diibaratkan sebagai sebuah kerajaan kecil dimana kyai merupa
kan sumber mutlak kekausaan dan kewenangan dalam kehidupan dan lingkungan pesant
ren. Tidak seorang pun santri atau orang lain yang dapat melawan kekuasaan kyai
di dalam lingkungan pesantrennya kecuali kyai lain yang lebih besar.
Di samping itu dengan keutamaan pengetahuannya dalam agama Islam kyai se
ring dipandang sebagai orang yang senantiasa dapat memahami kebesaran Tuhan dan
rahasia alam sehingga dengan demikian mereka dianggap memiliki kedudukan yang t
idak dapat dijangkau oleh manusia pada umumnya. Bahkan kyai merupakan perantara
kalau salah seorang santri atau orang awam ingin memasuki wilayah Ilahi. Kyai j
uga dikenal karena kesederhanaan dalam hidup dan keikhlasan dalam mengabdi kepad
a kepentingan orang banyak yang kesemuanya itu memberikan pengaruh tidak kecil b
agi pembentukan dan pengembangan kepribadian para santrinya.
Pesantren Kampung Damai didirikan oleh seorang alumni Kulliyat al-Ma’allimin P
ondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bernama Noor Zen. Latar belakang pendidi
kannya kemudian memberikan warna dan pengaruh serta bahkan jiwa terhadap pendidi
kan di pondok pesantrennya itu. Kelahiran, eksistensi serta kehidupan pesantren
itu, dengan demikian, tidak bisa dipisahkan dari sosok pribadi seorang kyai atau
pengasuhnya yang mewarisi dan melestarikan doktrin kepesantrenan yang diperoleh
nya selama menjadi santri kepada seorang ulama besar bernama K.H. Ahmad Zarkasyi
. Meskipun dia juga tercatat sebagai salah seorang santri ulama pesantren tradis
ional dan ahli hadits kenamaan di Jawa Barat (KH. Ali Kamali, wafat tahun 1985 M
.), tetapi nampaknya hasil didikabn KH Ahmad Zarkasyi yang lebih dominan terhada
p dirinya dan juga pendidikan pesantren yang dikelolanya.
Materi pengajaran yang lazim dipergunakan di pesantren tradisional berup
a kitab kuning, tidak sama sekali diberikan kepada para santrinya. Seluruh mater
i pengajaran yang diasjikan untuk dikonsumsi oleh santri-santrinya adalah materi
pengajaran yang memiliki jenis dan orientasi keilmuan yang identik dengan pendi
dikan Pondok Modern Darussalam Gontor. Juga kitab-kitab muqarrar yang dipergunak
an sebagai rujukan utama para santri dan guru. Tujuan dan orientasi keilmuan Pe
santren Kampung Damai adalah tujuan dan orientasi keilmuan Pondok Modern Darus
salam Gontor. Dan, untuk menunjang tujuan itu maka, sebagian besar guru atau pen
didik di pesantren itu adalah guru diutamakan mereka yang memiliki ikatan psikol
ogis dan latar belakang pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor.
C. Analisis tentang Santri Pondok Pesantren Kampung Damai
Santri adalah murid yang mengikuti pendidikan pesantren, biasanya mereka
tinggal di pondok atau asrama yang disediakan oleh pesantren. Namun ada kalanya
mereka tinggal di rumah masing-masing. Dengan demikian ada dua kategori santri
dalam ssistem pendidikan pesantren.
Identifikasi dan personifikasi santri pesantren ini adalah merupakan personifika
si santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
D. Analisis tentang Program Pendidikan
Pesantren, sebagaimana dimaklumi, adalah lembaga pendidikan yang menguta
makan pengajaran kitab-kitab klasik. Kitab klasik yang dimaksud adalah kitab-ki
tab karya ulama Islam abad pertengahan yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Ar
ab. Bila ditunjau dari kandungannya, kitab dimaksud bersifat komprehensif dan
dapat dikatakan berbobot secara akademis. Namun dari segi sistematika penyajian
nya nampak sangat sederhana misalnya karena tidak mengenal tanda baca seperti ti
tik, koma, dan sebagainya.
Perkembangan zaman sekarang menunjukkan bahwa, banyak pesantren-pesantre
n yang memasukkan pengetahuan umum pada sistem pendidikannya. Namun demikian, p
ada beberapa pesantren, pengajian kitab klasik tetap dipertahankan. Karena, seb
agaimana tujuan semula pesantren mencetak kader-kader ulama. Dan, oleh karenanya
pengajaran kitab klasik menjadi salah satu unsur penting dalam sebuah pesantren
.
Dibandingkan dengan sistem pendidikan yang lain, pondok pesantren merupakan sebu
ah kultur yang unik. Keunikannya itu setidaknya ditunjukan oleh pola kepemimpina
n yang berdiri sendiri, kiteratur universal yang telah dipelihara selama berabad
-abad dan sitem nilai yang berbeda atau terpisah dari sistem nilai yang dianut o
leh masyarakat di luar pesantren. Meskipun perkembangan pesantren kampung damai
menunjukkan keterbukannya bukan berarti pola kepemimpinan melibatkan pihak luar
, literature yang juga berubah dalam rangka penyesuaian kurikulum yang berlaku,
dan juga penyerapan inspirasi nilai-nilai dari masyarakat guna memenuhi tuntutan
zaman, tetapi keunikan itu tetap menjadi cirri pokok pendidikan pesantren kamp
ung damai.
Keunikan lain yang ada di dalamnya adalah prinsip nilai yang melandasi pelaksana
an pendidikannya yaitu nilai-nilai Islam yang diajarkan dalam al-Quran dan al-Su
nnah. Maka, dengan demikian, prinsip nilai dalam pendidikan pesantren adalah the
osentris. Prinsip ini bisa dijabarkan menjadi nilai ibadah, kebijaksanaan, kese
derhanaan, kemandirian, hubungan kolektif dan kebebasan yang terpimpin.
Pendidikan agama yang diberikan di pesantren dapat menimbulkan semangat
dan etos kerja di kalangan santri. Kesediaan pesantren mengintrodusir jenis ketr
ampilan merupakan satu langkah lebih lanjut dari langkah laku untuk memberikan p
elajaran non agama. Dengan demikian, kegiatan pesantren ini telah berpartisipasi
dalam memberikan fasilitas belajar di kalngan rakyat. Sehingga pendidikan pesan
tren ini perlu dikembangkan, dibantu dan setidaknya dimengerti sebagai lembaga p
endidikan yang turut serta membangun negara dan bangsa dalam mencerdaskan kehidu
pan masyarakat. Hal ini bisa dimengerti bahwa setidak-tidaknya dengan lembaga p
endidikan pesantren ini kualitas warga negara mendapatkan perbaikan.
Hal lain yang pantas diketenegahkan adalah semangat belajar di kalangan
santri yang belajar atas dasar kesadaran untuk perbaikan dirinya. Tujuan mereka
belajar tidak semata-mata untuk menegejar keperluan hidup duniawi, namun lebih
daripada itu mereka ingin mengetahui dan bisa mkenerapkan nilai-nilai moral isla
mi sesuai ajarannya. Kenyataan ini perlu dikembangkan untuk menumbuhkan apresias
i masyarakat terhadap kesempatan belajar bagi kalangan rakyat luas yang berbeda
dengan lembaga pendidikan lain yang nampak lebih mengutamakan kelompok elit.
Secara umum program pendidikan di pesantren Kampung Damai meliputi ngaj
i (mempelajari kitab kuning), pengalaman (pendidikan moral), sekolah/madrasah (p
endidikan umum), serta kursus dan ketrampilan. Empat tipa kurikulum ini mengkomb
inasi dalam bentuk yang berbeda sehingga menghasilkan berbagai variasi. Dua tipe
pertama selalu menjadi bagian dari pendidikan pesantren dan membentuk inti iden
titas pesantren iotu. Sedangkan dua tipe yang terakhir merefleksikan aspek-aspek
baru dari identitas pesantren dan pertemuannya dengan kebutuhan masyarakat Indo
nesia yang dinamis.
Program pendidikan Pesantren Kampung Damai merupakan jawaban terhadap k
ebutuhan masyarakat Indonesia. Namun, apapun model yang dipilihnya tetap memilik
i kesamaan dalam melaksanakan pendidikannya dengan pesantren-pesantren lain. Kes
amaan prinsip itu ialah bahwa tujuan pendidikannya tidak semata-mata memperkaya
santri dengan ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, tetapi lebih dari itu un
tuk mempertinggi moral keagamaan (fadhilah).
Penekanan tujuan pesantren pada pencapaian akhlak yang mulia tidak berar
ti bahsa pendidikan jasmani, ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan prakti
s (shina’iyah – istilah Ibn Khaldun) lainnya tidak penting, akan tetapi maksudn
ya adalah menjadikan akhlak al-Karimah itu sebagai jiwa dari semua yang dicappai
melalui pendidikan. Hal ini bisa dilihat bahwa kenyataannya Pesantren Kampung D
amai telah membuka pendidikan formal dalam berbagai jenjangnya atau pesantren y
ang mengikut sertakan para santrinya mengikuti ujian persmaan di beberapa SD Neg
eri dan SLTP (SMP/MTs) Negeri. Disamping dipersiapkan untuk menjadi tenaga penga
jar di pesantren tersebut.
E. Analisis Output Pondok Pesantren Kampung Damai
Out put pesantren yang tidak menjadi ulama atau santri yang karena sesua
tu hal tidak bisa menyelesaikan pelajaran di pesantren, tidak tepat unuk dikatak
an sebagai drop out bahkan dia bisa dianggap telah berhasil menjadi santri yang
baik selama ia mampu berpegang pada tata nilai yang dipelajarinya di pesantren d
alam kehidupannya di masyarakat.
Santri-santri yang merasa dirinya cukup menimba ilmunya di pesantren ata
u karena ketiadaan biaya, pulang ke daerah asal mereka masing-masing. Diantarany
a ada yang mendirikan pesantren baru untuk menyebarkan ajaran agama Islam, dan a
da yang menjadi da’i yang giat berdakwah.
Ada juga santri yang melanjutkan belajarnya di pesantren lain. Menurut k
ebiasaan pesantren, berpindahnya santri dari satu pesantren ke pesantren lainnya
adalah menunjukkan adanya semangat yang tinggi dari santri untuk mencari ilmu p
engetahuan, walaupun demikian tidak lepas dari adanya berbagai alasan tertentu
seperti :
1. ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas ilmu-ilmu keislaman sec
ara lebih mendalam dari kyai pengasuh pesantren yang akan dituju.
2. ingin memperoleh pengalaman baru mengenai kehidupan pesantren baik dalam
bidang pengajaran, keorganisasian, ataupun sosial kemasyyarakatan dari pesantre
n-pesantren yang tergolong terkenal dan besar.
3. ingin memusatkan studi di pesantren tanpa disibukkan oleh kewajiban seha
ri-hari di dumah keluarganya dan keinginan untuk dapat mengatasi keinginan untuk
pulang yang relatif sering diatasi karena jarak antara rumah dan pesantren yang
jauh.
Penampilan dan personifikasi lulusan pesantren ini sudah dibentuk sejak mereka
masih menjadi santri, karena ia setiap saat bertemu dan bergasul dengan kyai, u
stad dan sesama santri yang mendapatkan kesempatan sama dalam menikmati program
pembelajaran serta mengikuti proses pembelajaran dan pendidikan selama menjadi s
antri. Bisa dipastikan lulusan pesantren ini memiliki identitas khusus dan berbe
da jauh dengan lulusan pesantren-pesantren selainnya.
F. Analisis tentang Outcome Pesantren Kampung Damai
Dorongan mendirikan pesantren demikian juga kyainya mengajar dan santrinya belaj
ar adalah semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Dan pada umunmya tidak dik
aitkan dengan tujuan atau kepentingan tertentu seperti lapangan pekerjaan dan ja
batan tertentu dalam hirarki sosial atau birokrasi pemerintahan. Oleh karena itu
kesempatan kerja hampir-hampir tidak pernah dipersoalkan oleh kalangan pesantre
n, termasuk santri atau alumni pesantren.
Motivasi hampir sebagaian besar para orang tua santri yang menitipkan pendidikan
anak-anaknya di pesantren, adalah agar putra putri merek amenjadi anak yang sa
leh dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tujuan khusus untuk jabatan tertent
u di kemudian hari pada umumnya tidak pernah disebut-sebut. Kalau toh ada tokoh
yangdisebut untuk personifikasi bagi tujuan pendidikan anaknya, umumnya ialah to
koh ulama atau pemimpin Islam.
Gambaran yang lebih jelas tentang hal ini, seperti dilaporkan LP3ES misalnya, a
dalah tentang motivasi orang tua santri menitipkan putra putri mereka ke sebuah
pesantren di daerah Bogor. Adapun tujuan para orang tua santri adalah sebagai b
erikut :
a. menginginkan anak-anak mereka menjadi ulama dan ahli agama
b. agar setamat mereka dari pesantren dapat berdiri sendiri
c. agar mereka kelak menjadi guru agama
d. agar mereka kelak menjadi orang yang beragama dan ahli agama
e. agar kelak mereka menjadi orang yang beragama dan ahli agama, serta memi
liki ketrampilan tertentu yang berguna bagi hidupnya.
Sejarah Idonesia mencatat, bahwa sebagai salah satu lembaga pendidikan yang meme
gang peranan penting dalam penyebaran ajaran agama (Islam) prinsip dasar pendidi
kan dan pengajaran pesantren adalah pendidikan rakyat. Dan, karena tujuannya mem
berikan pengetahuan tentang agama, ia tidak memberikan pengetahuan umum. Di si
si lain, perkembangan pendidikan pesantren pada masa-masa setalah Indonesia mer
edeka sebagai lembaga pendidikan agama (Islam) telah mampu melahirkan suatu la
pisan masyarakat dengan tingkat kesadaran dan pemahaman keagamaan (Islam) yan
g relatif utuh dan lurus.
Dalam kenyataan masyarakat Indonesia pendidikan pesantren dinyatakan telah melah
irkan banyak ulama atau juga anggota masyarakat yang menempati kedudukan-kedudu
kan penting dalam pemerintahan seperti DPR, MPR, DPA, Kabinet dan bahkan mendudu
ki jabatan eksekutif seperti bupati, wali kota, gubernur dan presiden. Banyak pu
la yang menjadi pimpinan dalam berbagai ormas dan organisasi politik maupun LSM.
Demikian juga banyak alumni pondok pesantren yang menjadi pedagang besar atau pe
ngusaha. Disamping, tentu saja, banyak alumni pondok pesantren yang menjadi guru
agama, dosen, dan pegawai negeri sipil dan tentara nansional. Di daerah-daerah
pedesaan kebanyakan alumni pesantren kebanyakan menjadi nelayan, petani dan peda
gang. Banyak pula dari kalangan pesantren yang menjadi penguasaha sukses. Hanya
saja mereka tumbuh dan mencari-cari jalan secara sendiri. Mereka umumnya tumbuh
dan berkembang secara otodidak. Karena ketrampilan enterpreneurship tidak dikoo
rdinir di dalam pendidikan pesantren.
Tradisi keilmuan pesantren sampai sekarang nampaknya tidak pernah bergeser dari
aspek essensinya. Dawam Rahardjo, dalam hal ini, menaruh kepercayaan besar terha
dap alumni-alumni pesantren yang memperoleh pendidikan di dunia Barat dan bekerj
a di beberapa sektor dan kantor swasta dan negara di Indonesia.
Pesantren Kampung Damai, berdasarkan program pendidikan yang dipilih dan dikelol
anya serta proses pembelajarannya, sebenarnya sangat potensial untuk dapat meng
hasilkan para lulusan dan alumni yang sanggup menjadi pemimpoin, ilmuwan, teknok
rat dan tenaga professional dalam bidang-bidang tertentu yangdijiawi oleh semang
at moral keagamaan sebagaimana dicita-citakan pendidikan nasional.

III. KESIMPULAN
Keharmonisan antara visi, misi dan tujuan pendidikan sebuah pesantren d
apat diukur ketercapainnya dari sejauh mana lembaga itu merumuskan materi pembel
ajaran dalam bentuk satuan belajar atau kurikulum. Secara substansial kurikulum
memuat tiga muatan pokok yang harus dijabarkan dalam proses pembelajaran. Tiga m
uatan pokok itu ialah : nilai, wawasan, dan ketrampilan.
Sebagai salah satu institusi yang berkewajiban memasyarakatkan ajaran Is
lam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin, maka idealisasi pondok pesantren Kampu
ng Damai Kelurahan Perbutulan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, dihadapkan kep
ada kondisi riil pesantren apakah mampu merealisasikan misi Islam yang rahmatan
lil ‘alamin.
Tiga pilar pokok ajaran Islam adalah ajaran dan nilai tentang ketuhanan (tawhidu
llah), kemanusiaan (insaniyah), dan kealaman (kawniyah). Dalam wujud praktis, ke
tiga nilai ajaran pokok dari Islam itu berupa satuan materi pembelajaran atau ku
riukulum.
Kurikulum pendidikan pesantren Kampung Damai dapat dikelompokkan menjadi :
1. Kelompok Materi Ketuhanan
Kelompok ini diwakili oleh dua kategori bidang studi yaitu : Bidang Studi
Utama (al-Quran, al-Tawhid/Ilmu Kalam) dan Kelompok Bidang Studi Bahasa Arab : R
eading, Grammar, Dictiation, Composition).
2. Kelompok Materi Kemanusiaan
Kelompok ini diwakili oleh tiga kategori bidang studi yaitu : Bidang S
tudi Utama (al-Quran, al-Tawhid/Ilmu Kalam), Kelompok Bidang Studi Bahasa (Arab
dan Inggris), dan Kelompok Bidang Studi Pendidikan (al-Tarbiyah dan Psikologi Um
um).
3. Kelompok Materi Kealamaan
Kelompok ini diwakili oleh Kelompok Bidang Studi Bahasa (Arab dan Inggris) dan
Kelompok Bidang Studi Pengetahuan Umum.
Secara sederhana dapat dikemukakan, meskipun masih harus ditindak lanjut
i lebih jauh, pendidikan pondok pesantren Kampung Damai dilihat dari represent
asi muatan kurikulumnya sudah layak dipercaya sebagai institusi pengemban misi a
jaran Islam yang bersifat rahmatn lil ‘alamin karena kurikulkumnya telah mengin
tegrasikan antara nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman. Akan tetapi,
mengingat kadar dan kualitasnya yang masih memihak kepada pembelajaran tentang
nilai-nilai ketuhanan maka dengan sendirinya dua nilai yang lainnya yakni keman
usiaan dan kealaman, masih belum diperlakukan secara adil.
Padahal, untuk dapat memahami nilai-nilai ketuhanan peserta didik musti dikenalk
an terlebih dahulu tentang jati dirinya dan alam ciptaan Allah. Peserta didik da
pat diajak melakukan penjelajahan, pengamatan dan pemahaman yang mendalam tenta
ng hakikat manusia di hadapan Tuhan Maha Pencipta dan di tengah-tengah alam cipt
aan-Nya. Pengenalan (ma’rifat) terhadap diri sendiri merupakan metode yang tepat
untuk dapat mengenali siapakah Tuhan Allah (ma’rifatullah) yang telah mengangk
at manusia sebagai khalifah atau wakil-Nya di bumi ini. Nabi SAW menegaskan “ba
rangsiapa dapat mengenali dirinya sendiri, maka ia dapat mengenali Tuhannya”.
Sedangkan pengenalan terhadap alam ciptaan Tuhan (metode ikhtiro’at) mer
upakan manhaj (paradigma) utama para ahli kalam atau teoloog, failosof muslim, p
endidik/ahli didik muslim, serta para ulama salaf al-Shalih dalam menanamkan k
eimanan tentang keesaan Allah. Mengingat perkembangan berfikir manusia dimulai d
ari tahapan berfikir konkrit, maka sebelum kemampuan berfikirnya mencapai kemata
ngan dapat berfikir secara abstrak maka mau tidak mau pemahaman tentang nilai-
nilai ketuhanan harus didekati dengan pendekatan kealaman.
Kurikulum pendidikan Pesantren Kampung Damai yang dicita-citakan belum
mencerminkan kurikulum pendidikan Islam yang integral, kurikulum yang dapat
memberikan keseimbangan antara nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman k
arena salah satu dari ketiganya masih ada yang diabaikan.

You might also like